LAPORAN PRAKTIKUM
GEOMORFOLOGI DASAR
Oleh :
LABORATORIUM GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
A. JUDUL
BENTUK LAHAN STRUKTURAL LIPATAN DAN PATAHAN
B. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis bentuk lahan struktural dan proses
pembentukan lahan.
2. Mahasiswa mampu memahami definisi bentuk lahan struktural
3. Mahasiswa mampu memahami proses tektonisme
4. Mahasiswa mampu memahami tipe-tipe pergerakan lempang
5. Mahasiswa mampu memahami dan mengartikan simbol yang terdapat dipeta
geologi
6. Mahasiswa mampu menganalisis bentuk simbol yang terdapat pada peta
2. Bahan
a. Mika plastik
b. Kertas HVS F4
c. Kertas Cover
d.
D. DASAR TEORI
1. Macam-macam bentuk lahan
Menurut Verstappen (1883), bentuklahan adalah kenampakan tertentu
di setiap muka bumi yang terjadi akibat hasil pengerjaan dan proses utama pada
lapisan utama kerak bumi. Perbedaan intensitas, kecepatan jenis, dan lamanya
salah satu atau kedua proses tersebut yang bekerja pada suatu daerah
menyebabkan kenampakan bentuk lahan di suatu daerah dengan daerah lain
umumnya berbeda. Dilihat dari genesisnya (kontrol utama pembentuknya),
bentuklahan dapat dibedakan menjadi 10 macam bentuklahan asal proses:
a. Bentuklahan asal proses vulkanik, merupakan satuan bentuklahan yang terjadi
akibat aktivitas gunung api. Contoh bentuklahan ini, yaitu: kerucut gunungapi,
madan lava, kawah, dan kaldera.
b. Bentuklahan asal proses struktural, merupakan satuan bentuklahan yang
terjadi akibat pengaruh struktur geologis. Contoh-contoh bentuklahan asal
struktural pegunungan lipatan, pegunungan patahan, perbukitan, dan kubah.
c. Bentuklahan asal fluvial, merupakan satuan bentuklahan yang terjadi akibat
aktivitas sungai. Contoh-contoh satuan bentuklahan ini dataran banjir, rawa
belakang, teras sungai, dan tanggul alam.
d. Bentuklahan asal proses solusional c, merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat proses pelarutan pada batuan yang mudah
larut, seperti batu gamping dan dolomite, karst menara, karst kerucut, doline,
uvala, polye, goa karst, dan logva, merupakan contoh-contoh bentuklahan ini.
e. Bentuklahan asal proses denudasional, merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat proses degradasi seperti longsor dan erosi.
Contoh satuan bentuklahan ini antara lain: bukit sisa, lembah sungai,
peneplain, dan lahan rusak.
f. Bentuklahan asal proses eolin, merupakan kelompok besar satuan bentuklahan
yang terjadi akibat proses angin. Contoh satuan bentuklahan ini antara lain:
gumuk pasir barchan, parallel, parabolik, bintang, lidah, dan transversal.
g. Bentuklahan asal proses marine, merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat proses laut oleh tenaga gelombang, arus, dan
pasang-surut. Contoh satuan bentuklahan ini adalah: gisik pantai (beach), bura
(spit), tombolo, laguna, dan beting gisik (beach ridge). Karena kebanyakan
sungai dapat dikatakan bermuara ke laut, maka seringkali terjadi bentuklahan
yang terjadi akibat kombinasi proses fluvial dan proses marine. Kombinasi ini
disebut proses fluvio-marine. Contoh-contoh satuan bentuklahan yang terjadi
akibat proses fluvio marine ini antara lain delta dan estuari.
h. Bentuklahan asal glasial, merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang
terjadi akibat proses gerakan es (gletser). Contoh satuan bentuklahan ini antara
lain lembah menggantung dan morine.
i. Bentuklahan asal organik, merupakan kelompok besar satuan bentuklahan
yang terjadi akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan fauna).
Contoh satuan bentuklahan ini adalah mangrove dan terumbu karang.
j. Bentuklahan asal antropogenik, merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas manusia. Waduk, kota, dan
pelabuhan, merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan hasil proses
antropogenik.
2. Analisis
Pada peta geologi Yogyakarta terdapat simbol-simbol seperti Patahan
normal, disebut dengan normal fault merupakan patahan yang dimana salah satu
bagiannya mengalami pergerakan ke bawah dari keadaan asalnya. Arah gerak blok
buatan dari patahan normal ini mengikuti arah gaya berat batuan yang menuju ke
bawah sepanjang bidang patahan tersebut. Sehingga dapat pula dikatakan bahwa
patahan dikatakan masuk ke dalam kategori normal fault apabila patahan tersebut
memungkinkan satu blok, misal bagian bawah foot wall memiliki lapisan yang
bergerak searah namun relatif naik terhadap blok lainnya, yakni hanging wall.
Patahan normal merupakan jenis patahan yang memiliki bidang posisi saling
sejajar satu sama lain. Patahan normal ini mempunyai ciri khusus yang mudah
ditemukan, yakni tingkat kemiringannya hampir 90°. Patahan yang ada di bawah
dikenal dengan graben. Kemudian apabila ada salah satu dari dua bidang tersebut
mengalami pergerakan tunggal maka dinamakan dengan half graben atau half horst.
Patahan normal mengakibatkan terbentuknya beberapa danau. Selain itu patahan
atau sesar normal ini juga dapat membantu menentukan adanya cadangan minyak
dan juga gas yang ada di daerah sekitar patahan tersebut atau tidak melalui celah
dari patahan yang terjadi.
Strike dan dip, mengacu kepada orientasi atau geometri fitur-fitur geologi.
Garis strike perlapisan, patahan, atau fitur planar lainnya, adalah garis yang
merepresentasikan perpotongan fitur tersebut di bidang horizontal. Dip
Direction adalah azimut dari arah dip yang diproyeksikan ke bidang horizontral
(seperti trend dari fitur linear dalam pengukuran trend dan plunge), yang dimana
arahnya tegak lurus ( 90°) dari arah strike. Seperti contoh, sebuah dipping 30° ke
selatan, akan memiliki strike timur- barat ( dan akan ditulis 90° / 30° S
menggunakan strike dan dip ), tetapi akan ditulis sebagai 30/180 menggunakan
metode dip dan dip direction. Apparent dip atau Dip semu adalah nama dari
setiap dip yang diukur di bidang vertikal yang tidak tegak lurus dengan garis
strike. True dip atau dip asli bisa diukur dari apparent dip menggunakan
trigonometri bila diketahui nilai strike. Penampang geologi menggunakan
apparent dip ketika mereka digambarkan dalam suatu sudut yang tidak tegak
lurus trike.
3. Struktur batuan
Bentuklahan adalah kenampakan tertentu di setiap muka bumi yang terjadi akibat
hasil pengerjaan dan proses utama pada lapisan utama kerak bumi. Ada beberpa jenis
bentuk lahan seperti bentuklahan asal proses vulkanik, bentuklahan asal proses
structural, bentuklahan asal fluvial, bentuklahan asal proses solusional, bentuklahan
asal proses denudasional, bentuklahan asal proses eolin, bentuklahan asal proses
marine, bentuklahan asal glacial, bentuklahan asal organic, bentuklahan asal
antropogenik.
Pada peta geologi yogyakarta terdapat patahan normal atau normal fault. Patahan
normal merupakan patahan yang salah satu bagiannya bergerak ke bawah dari
keadaan asalnya. Patahan normal ini mempunyai ciri khusus yang mudah ditemukan,
yakni tingkat kemiringannya hampir 90°. Selain itu terdapat juga siklin dan antisiklin,
Siklin merupakan lembah lipatan yang kemiringan kedua sayapnya menuju ke suatu
arah dan saling mendekat. Bagian tengah dari sinklin disebut inti
sinklin. Antiklin merupakan punggung lipatan yang kemiringan kedua sayapnya ke
arah saling berlawanan dan saling menjauh. Bagian tengah dari antiklin disebut inti
antiklin. Sungai yang terdapat di yogyakarta biasanya adalah paralel,
paralel merupakan pola alirann sungai yang terdapat pada suatu daerah yang luas dan
sangat miring. Akibat kemiringan ini, gradien sungai menjadi besar sehingga dapat
mengalirkan air ke tempat terendah dengan arah yang hampir lurus. Kita sering
melihat pola aliran sungai ini pada daerah disekitar pantai yang masih muda atau
pantai dengan kelerengan yang cukup curam. Selain itu, kita juga dapat melihat pola
aliran paralel pada daerah dengan kelurusan-kelurusan atau patahan tektonik.
Karakteristik dari pola aliran paralel adalah sungainya yang cenderung lurus-lurus
memanjang dan anak sungai yang bergabung dengan sungai utama pada sudut lancip.
Selain itu, umumnya sungai paralel juga memiliki sedikit anak sungai dan sungai
utama yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Pola Aliran Sungai: Penjelasan dan Contohnya - Insan Pelajar. (2020). Diakses
tanggal 17 October 2020, from https://insanpelajar.com/pola-aliran-sungai
Compton, Robert R. (1985). Geology in the Field. New York: J. Wiley and
Sons. ISBN 978-0-471-82902-7. OCLC 301031779.
Sulistyo, F., Assidhiqie, A. I., & Maulana, A. D. (2019). Integrasi Metode Pemetaan
Geologi Permukaan dan Data Geomagnetik pada Studi Analisa Zona Alterasi dan
Struktur Pengontrol Mineralisasi Endapan Emas Primer Tipe Sulfida Rendah di
Daerah Plampang, Kalirejo, Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.