Anda di halaman 1dari 18

NILAI TanggalPengumpulan

(..................................) (17 OKTOBER 2020)

LAPORAN PRAKTIKUM
GEOMORFOLOGI DASAR

ACARA :PENGENALAN ALAT ALAT PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI DASAR

Oleh :

Nama : NIMROD BAKTIAR SIANIPAR


NIM : 3211420067
NamaDosen :1. Dr. Erni Suharini, M. Si.
:2. Andi Irwan Benardi ,S.Pd.,M.Pd
NamaAsisten :1. Nisrina Qurrotuaini
:2. Adi Anggito

LABORATORIUM GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
A. JUDUL
BENTUK LAHAN STRUKTURAL LIPATAN DAN PATAHAN

B. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis bentuk lahan struktural dan proses
pembentukan lahan.
2. Mahasiswa mampu memahami definisi bentuk lahan struktural
3. Mahasiswa mampu memahami proses tektonisme
4. Mahasiswa mampu memahami tipe-tipe pergerakan lempang
5. Mahasiswa mampu memahami dan mengartikan simbol yang terdapat dipeta
geologi
6. Mahasiswa mampu menganalisis bentuk simbol yang terdapat pada peta

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Peta RBI skala 1: 1000 lembar........
b. Drawingpen 0,5 warna hitam
c. Penciltic orange dan biru muda
d. Bolpoint biru
e. Penggaris
f. Penghapus
g. Peta geologi pdf
h. Laptop
i. Handphone
j. Pensil biasa
k. Buku
l. Pensil warna
m. Pulpen

2. Bahan
a. Mika plastik
b. Kertas HVS F4
c. Kertas Cover
d.
D. DASAR TEORI
1. Macam-macam bentuk lahan
Menurut Verstappen (1883), bentuklahan adalah kenampakan tertentu
di setiap muka bumi yang terjadi akibat hasil pengerjaan dan proses utama pada
lapisan utama kerak bumi. Perbedaan intensitas, kecepatan jenis, dan lamanya
salah satu atau kedua proses tersebut yang bekerja pada suatu daerah
menyebabkan kenampakan bentuk lahan di suatu daerah dengan daerah lain
umumnya berbeda. Dilihat dari genesisnya (kontrol utama pembentuknya),
bentuklahan dapat dibedakan menjadi 10 macam bentuklahan asal proses:
a. Bentuklahan asal proses vulkanik, merupakan satuan bentuklahan yang terjadi
akibat aktivitas gunung api. Contoh bentuklahan ini, yaitu: kerucut gunungapi,
madan lava, kawah, dan kaldera.
b. Bentuklahan asal proses struktural, merupakan satuan bentuklahan yang
terjadi akibat pengaruh struktur geologis. Contoh-contoh bentuklahan asal
struktural pegunungan lipatan, pegunungan patahan, perbukitan, dan kubah.
c. Bentuklahan asal fluvial, merupakan satuan bentuklahan yang terjadi akibat
aktivitas sungai. Contoh-contoh satuan bentuklahan ini dataran banjir, rawa
belakang, teras sungai, dan tanggul alam.
d. Bentuklahan asal proses solusional c, merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat proses pelarutan pada batuan yang mudah
larut, seperti batu gamping dan dolomite, karst menara, karst kerucut, doline,
uvala, polye, goa karst, dan logva, merupakan contoh-contoh bentuklahan ini.
e. Bentuklahan asal proses denudasional, merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat proses degradasi seperti longsor dan erosi.
Contoh satuan bentuklahan ini antara lain: bukit sisa, lembah sungai,
peneplain, dan lahan rusak.
f. Bentuklahan asal proses eolin, merupakan kelompok besar satuan bentuklahan
yang terjadi akibat proses angin. Contoh satuan bentuklahan ini antara lain:
gumuk pasir barchan, parallel, parabolik, bintang, lidah, dan transversal.
g. Bentuklahan asal proses marine, merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat proses laut oleh tenaga gelombang, arus, dan
pasang-surut. Contoh satuan bentuklahan ini adalah: gisik pantai (beach), bura
(spit), tombolo, laguna, dan beting gisik (beach ridge). Karena kebanyakan
sungai dapat dikatakan bermuara ke laut, maka seringkali terjadi bentuklahan
yang terjadi akibat kombinasi proses fluvial dan proses marine. Kombinasi ini
disebut proses fluvio-marine. Contoh-contoh satuan bentuklahan yang terjadi
akibat proses fluvio marine ini antara lain delta dan estuari.
h. Bentuklahan asal glasial, merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang
terjadi akibat proses gerakan es (gletser). Contoh satuan bentuklahan ini antara
lain lembah menggantung dan morine.
i. Bentuklahan asal organik, merupakan kelompok besar satuan bentuklahan
yang terjadi akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan fauna).
Contoh satuan bentuklahan ini adalah mangrove dan terumbu karang.
j. Bentuklahan asal antropogenik, merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas manusia. Waduk, kota, dan
pelabuhan, merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan hasil proses
antropogenik.

2. Definisi bentuk lahan dan bentuk lahan struktural


A. Definisi bentuk lahan menurut para ahli
 Menurut Zuidam (1979), bentuk lahan adalah sebidang lahan yang
dicirikan oleh kompleksitas atribut fisik dari permukaan lahan atau dekat
dengan permukaan.
 Menurut Howard dan Spok (1940), bentuk lahan adalah setiap unsur
bentanglahan yang dicirikan oleh ekspresi permukaan yang jelas, struktur
internal atau kedua-duanya dan menjadi pembeda yang mencolok fisiografi
suatu daerah
 Menurut Way (1973), bentuk lahan adalah kenampakan medan yang
terbentuk oleh proses alami, memiliki komposisi tertentu, memiliki julat
karakteristik fisikal dan visula tertentu dimanapun medan tersebut terjadi.
 Menurut FAO (1976), bentuk lahan adalah suatu daerah di permukaan
bumi dengan semua atribut yang agak stabil atau diperkirakan siklik dari
geosfer, yang secara vertikal meliputi atmosfer, tanah, geologi,
geomorfologi, hidrologi, tumbuhan dan hewan dan hasil aktifitas manusia
dan sekarang.

B. Definisi bentuk lahan struktural


Bentuk lahan struktural terjadi oleh karena adanya proses endogen yang
disebut tektonisme atau diastrofisme. Proses ini meliputi pengangkatan,
penurunan, dan pelipatan kerak bumi sehingga terbentuk struktur geologi:
lipatan dan patahan. Selain itu terdapat pula struktur horizontal yang merupakan
struktur asli sebelum mengalami perubahan. Dari struktur pokok tersebut,
selanjutnya dapat di rinci menjadi berbagai bentuk berdasarkan sikap lapisan
batuan dan kemiringannya. Bentuk lahan structural di cirikan oleh adanya pola
aliran Trellis yang tersusun dari sungai-sungai konsekuen, subsekuen, resekuen,
dan obsekuen.
Bentuk lahan ini di tentukan oleh tenaga endogen yang menyebabkan
terjadinya deformasi perlapisan batuan dengan menghasilkan struktur lipatan,
dan patahan, serta perkembangannya. Bentuk lahan di cirikan oleh adanya
perlapisan batuan yang mempunyai perbedaan ketahanan terhadap erosi. Akibat
adanya tenaga endogen tersebut terjadi deformasi sikap (attitude) perlapisan
batuan yang semula horizontal menjadi miring atau bahkan tegak dan
membentuk lipatan. Penentuan nama suatu bentuk lahan structural pada
dasarnya di dasarkan pada sikap perlapisan batuan (dip dan strike).

3. Tipe-tipe pergerakan lempeng


Wilayah Indonesia sendiri terletak di perbatasan tiga lempeng tektonik.
Tiga lempeng tersebut yakni Lempeng Indo - Australia yang mendeesak ke arah
utara, Lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat, dan Lempeng Eurasia yang
bergerak ke arah selatan. Adanya pergolakan dari ketiga lempeng tektonik ini
menyebabkan munculnya rangkaian gunung api yang ada di Indonesia, fenomena
gunung meletus dan gempa yang lumayan sering melanda. Hal ini disebabkan oleh
pergeseran lempeng di dsar laut yang bahkan mampu menyebabkan gempa besar
yang memicu tsunami.
Gerakan lempeng tektonik ini ada tiga macam, yakni gerakan divergen,
gerakan konvergen, dan gerakan sesar. Berikut penjelasan dari tiga jenis gerakan
lempeng tektonik tersebut.
1. Gerakan Divergen
Gerakan divergen adalah bentuk gerakan lempeng -lempeng tetonik yang
saling menjauh. Karena gerakan yang menjauh inilah, timbul retakan -
retakan yang menjadi jalan keluar magma. Magma ini kemudian mengalir
sedikit demi sedikit sampai ke permukaan bumi. Dari magma inilah, dapat
muncul pulau -pulau vulkanik baru.
2. Gerakan Konvergen
Gerakan konvergen adalah gerakan lempeng -lempeng tektonik yang
saling mendekat sehinggga menimbulkan tumbukan antarlempeng. Apabila
lempeng samudra menabrak lempeng benua, maka sisi lempeng samudera
akan melengkung dan masuk ke bawah lempeng benua.
3. Gerakan Sesar Mendatar (transform)
Gerakan sesar mendatar (transform) merupakan gerakan lempeng -lempeng
tektonik yang saling bergesekan dengan berlawanan arah. Contohnya
seperti pada gesekan Lempeng Samudra Pasifik dengan lempeng daratan
Amerika Utara yang membentuk sesar atau patahan San Andreas (San
Andreas Fault).
4. Proses tektonisme
Tektonisme adalah proses yang terjadi akibat pergerakan, pengangkatan, lipatan,
dan patahan pada struktur tanah di suatu daerah. Ada dua jenis tektonisme, yaitu
Epirogenesa dan Orogenesa. Epirogenesa adalah proses perubahan bentuk daratan
yang disebabkan oleh tenaga lambat dari dalam bumi dengan arah vertikal, baik ke
atas maupun ke bawah melewati daerah yang sangat luas. Ada dua Epirogenesa:
 Epirogenesa positif, yaitu gerakan yang mengakibatkan turunnya lapisan kulit
bumi, sehingga permukaan air laut terlihat naik dan daratan menurun.Contoh :
Tenggelamnya Pulau-Pulau
 Epirogenesa negatif, yaitu gerakan yang mengakibatkan naiknya lapisan kulit
bumi, sehingga permukaan air laut terlihat turun dan daratan menaik. Contoh :
Munculnya Pulau-Pulau Baru
Orogenesa adalah pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat dan meliputi
wilayah yang sempit. Tektonik Orogenesa biasanya disertai proses pelengkungan
(warping) dan lipatan (folding) yang terjadi akibat adanya tekanan pada arah
mendatar pada lapisan batuan yang lentur. Lipatan terbentuk dari 2 bentuk dasar
yaitu sinklinal dan antiklinal.
Macam-macam lipatan: normal, asimetris, tumpang tindih,
Patahan (faulting) terjadi karena pengaruh tekanan horizontal dan vertikal yang
sangat kuat. Ada 2 jenis patahan yaitu horst dan graben (slenk), dan retakan
(jointing). Salah satu contoh hasil Orogenesa adalah deretan Lekukan Mediterania.

5. Pengertian Dip dan Strike


Strike atau jurus adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang planar
dengan bidang horizontal ditinjau dari arah utara. Dip adalah derajat yang dibentuk
antara bidang planar dan bidang horizontal yang arahnya tegak lurus dari garis
strike. Bidang planar ialah bidang yang relatif lurus, contohnya ialah bidang
perlapisan, bidang kekar, bidang sesar, dan sebagainya.
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk menganalisis
selama praktikum geomorfologi dasar.
2. Mahasiswa mendengar arahan dan bimbingan Asisten praktikum geomorfologi
dasar.
3. Mahasiswa memperhatikan materi yang disampaikan oleh Asisten praktikum
geomorfologi dasar.
4. Mahasiswa mencatat materi dan penjelasan setelah memperhatikan pemaparan
oleh Asisten praktikum geomorfologi dasar.
5. Mahasiswa menganalisis mengenai bentuk lahan struktural lipatan dan patahan
oleh Asisten Praktikum geomorfologi dasar.
6. Mahasiswa mengambil kesimpulan setelah menganalisis definisi, macam-
macam dan tipe-tipe bentuk lahan struktural lipatan dan patahan.
7. Mahasiswa menyusun laporan praktikum setelah menganalisis dan
menyimpulkan bentuk lahan struktural lipatan dan patahan.
8. Mahasiswa memahami materi mengenai bentuk lahan struktural lipatan dan
patahan.
9. Mahasiswa melampirkan foto bentuk lahan struktural lipatan dan patahan
dikertas mika dan hvs.
10. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum kepada Asisten praktikum tepat
waktu.
F. PEMBAHASAN
1. Hasil pengamatan
a) Tabel macam-macam bentuk lipatan (terlampir)
b) Tabel macam-macam bentuk patahan (terlampir)
c) Gambar jiplakan kontur (terlampir)
d) Gambar 10 simbol peta geologi (terlampir)

2. Analisis
Pada peta geologi Yogyakarta terdapat simbol-simbol seperti Patahan
normal, disebut dengan normal fault merupakan patahan yang dimana salah satu
bagiannya mengalami pergerakan ke bawah dari keadaan asalnya. Arah gerak blok
buatan dari patahan normal ini mengikuti arah gaya berat batuan yang menuju ke
bawah sepanjang bidang patahan tersebut. Sehingga dapat pula dikatakan bahwa
patahan dikatakan masuk ke dalam kategori normal fault apabila patahan tersebut
memungkinkan satu blok, misal bagian bawah foot wall memiliki lapisan yang
bergerak searah namun relatif naik terhadap blok lainnya, yakni hanging wall.

Ciri- ciri dan Hasil Patahan Normal

Patahan normal merupakan jenis patahan yang memiliki bidang posisi saling
sejajar satu sama lain. Patahan normal ini mempunyai ciri khusus yang mudah
ditemukan, yakni tingkat kemiringannya hampir 90°. Patahan yang ada di bawah
dikenal dengan graben. Kemudian apabila ada salah satu dari dua bidang tersebut
mengalami pergerakan tunggal maka dinamakan dengan half graben atau half horst.
Patahan normal mengakibatkan terbentuknya beberapa danau. Selain itu patahan
atau sesar normal ini juga dapat membantu menentukan adanya cadangan minyak
dan juga gas yang ada di daerah sekitar patahan tersebut atau tidak melalui celah
dari patahan yang terjadi.

Antiklin merupakan punggung lipatan yang kemiringan kedua sayapnya ke


arah saling berlawanan dan saling menjauh (bentuk concav dengan cembung ke
atas). Bagian tengah dari antiklin disebut inti antiklin.
Siklin merupakan lembah lipatan yang kemiringan kedua sayapnya menuju
ke suatu arah dan saling mendekat (bentuk concav dengan cekungnya mengarah
ke atas. Bagian tengah dari sinklin disebut inti sinklin.

Strike dan dip, mengacu kepada orientasi atau geometri fitur-fitur geologi.
Garis strike perlapisan, patahan, atau fitur planar lainnya, adalah garis yang
merepresentasikan perpotongan fitur tersebut di bidang horizontal. Dip
Direction adalah azimut dari arah dip yang diproyeksikan ke bidang horizontral
(seperti trend dari fitur linear dalam pengukuran trend dan plunge), yang dimana
arahnya tegak lurus ( 90°) dari arah strike. Seperti contoh, sebuah dipping 30° ke
selatan, akan memiliki strike timur- barat ( dan akan ditulis 90° / 30° S
menggunakan strike dan dip ), tetapi akan ditulis sebagai 30/180 menggunakan
metode dip dan dip direction. Apparent dip atau Dip semu adalah nama dari
setiap dip yang diukur di bidang vertikal yang tidak tegak lurus dengan garis
strike. True dip atau dip asli bisa diukur dari apparent dip menggunakan
trigonometri bila diketahui nilai strike. Penampang geologi menggunakan
apparent dip ketika mereka digambarkan dalam suatu sudut yang tidak tegak
lurus trike.

Kontak, dalam peta geologi kontak disimbolkan dengan garis putus-putus.


Garis putus-putus ini digunakan untuk menandai tempat yang tidak ada
ebatuannya dan melintasi kolam atau danau.

Kawah, adalah depresi melingkar di permukaan tanah yang disebabkan


oleh aktivitas vulkanis. Sebuah kepundan bisa memiliki dimensi juga kedalaman
yang besar. Dalam beberapa jenis letusan klimaks, Kantung magma bisa saja
kosong, mengakibatkan area di sekitar kepundan untuk runtuh ke bawah,
membentuk sebuah Kaldera.
Pada dasarnya, pola aliran setiap sungai berlainan, perbedaan itu
ditentukan atau dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:

1. Kemiringan semula dari aliran tersebut.

2. Perbedaan kekerasan batuan

3. Struktur batuan

4. Gaya-gaya tekntonik yang terjadi

5. Sejarah geologi dan morfologi daerah aliran.

Sungai didaerah Yogyakarta berpola paralel. Paralel merupakan pola aliran


sungai yang terdapat pada suatu daerah yang luas dan sangat miring. Akibat
kemiringan ini, gradien sungai menjadi besar sehingga dapat mengalirkan air ke
tempat terendah dengan arah yang hampir lurus. Pola ini biasanya terbentuk di
daratan pantai yang masih muda dengan lereng asli yang sangat miring ke arah
laut. Selain itu ada juga yang disebut antiklin, antiklin merupakan punggung
lipatan yang kemiringan kedua sayapnya ke arah saling berlawanan dan saling
menjauh (bentuk concav dengan cembung ke atas). Bagian tengah dari antiklin
disebut inti antiklin.
G. KESIMPULAN

Bentuklahan adalah kenampakan tertentu di setiap muka bumi yang terjadi akibat
hasil pengerjaan dan proses utama pada lapisan utama kerak bumi. Ada beberpa jenis
bentuk lahan seperti bentuklahan asal proses vulkanik, bentuklahan asal proses
structural, bentuklahan asal fluvial, bentuklahan asal proses solusional, bentuklahan
asal proses denudasional, bentuklahan asal proses eolin, bentuklahan asal proses
marine, bentuklahan asal glacial, bentuklahan asal organic, bentuklahan asal
antropogenik.

Pada peta geologi yogyakarta terdapat patahan normal atau normal fault. Patahan
normal merupakan patahan yang salah satu bagiannya bergerak ke bawah dari
keadaan asalnya. Patahan normal ini mempunyai ciri khusus yang mudah ditemukan,
yakni tingkat kemiringannya hampir 90°. Selain itu terdapat juga siklin dan antisiklin,
Siklin merupakan lembah lipatan yang kemiringan kedua sayapnya menuju ke suatu
arah dan saling mendekat. Bagian tengah dari sinklin disebut inti
sinklin. Antiklin merupakan punggung lipatan yang kemiringan kedua sayapnya ke
arah saling berlawanan dan saling menjauh. Bagian tengah dari antiklin disebut inti
antiklin. Sungai yang terdapat di yogyakarta biasanya adalah paralel,
paralel merupakan pola alirann sungai yang terdapat pada suatu daerah yang luas dan
sangat miring. Akibat kemiringan ini, gradien sungai menjadi besar sehingga dapat
mengalirkan air ke tempat terendah dengan arah yang hampir lurus. Kita sering
melihat pola aliran sungai ini pada daerah disekitar pantai yang masih muda atau
pantai dengan kelerengan yang cukup curam. Selain itu, kita juga dapat melihat pola
aliran paralel pada daerah dengan kelurusan-kelurusan atau patahan tektonik.
Karakteristik dari pola aliran paralel adalah sungainya yang cenderung lurus-lurus
memanjang dan anak sungai yang bergabung dengan sungai utama pada sudut lancip.
Selain itu, umumnya sungai paralel juga memiliki sedikit anak sungai dan sungai
utama yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Pola Aliran Sungai: Penjelasan dan Contohnya - Insan Pelajar. (2020). Diakses
tanggal 17 October 2020, from https://insanpelajar.com/pola-aliran-sungai

Compton, Robert R. (1985). Geology in the Field. New York: J. Wiley and
Sons. ISBN 978-0-471-82902-7. OCLC 301031779.

KRISTIANTO SANTOSO, A. L. V. I. A. N. (2017). GEOLOGI DAN KARAKTERISTIK


BATUAN PADA HEAVY SULFIDE ZONE BAGIAN TIMUR TAMBANG
GRASBERG BLOCK CAVE PT FREEPORT INDONESIA, MIMIKA,
PAPUA (Doctoral dissertation, UPN" Veteran" Yogyakarta).

Sulistyo, F., Assidhiqie, A. I., & Maulana, A. D. (2019). Integrasi Metode Pemetaan
Geologi Permukaan dan Data Geomagnetik pada Studi Analisa Zona Alterasi dan
Struktur Pengontrol Mineralisasi Endapan Emas Primer Tipe Sulfida Rendah di
Daerah Plampang, Kalirejo, Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.

Thornbury, W, 1954. Principles of geomorphology. New York, amerika serikat: Wiley.

Anda mungkin juga menyukai