Anda di halaman 1dari 24

KARBOHIDRAT

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biokimia I Struktur Fungsi
Yang diampu oleh Prof. Dr. Leny Yuanita, M.Kes.

Oleh:
M. Iqbal Al Ghifari
(19030234045)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
PROGRAM STUDI KIMIA
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Karbohidrat
ini tepat waktu.

Makalah Karbohidrat ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Biokimia I Struktur Fungsi yang diampu oleh Prof. Dr. Leny Yuanita, M.Kes..
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang karbohidrat.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Prof. Dr.


Leny Yuanita selaku dosen mata kuliah Biokimia I Struktur Fungsi. Tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Lamongan, 2 Oktober 2020

M. Iqbal Al Ghifari

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
I.1 Latar Belakang.................................................................................
I.2 Rumusan Masalah............................................................................
I.3 Tujuan..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
II.1 Definisi Karbohidrat........................................................................
II.2 Klasifikasi Karbohidrat....................................................................
II.2.1 Monosakarida........................................................................
II.2.2 Oligosakarida.........................................................................
II.2.3 Polisakarida...........................................................................
II.3 Manfaat Senyawa-senyawa Karbohidrat.........................................
II.3.1 Manfaat Senyawa Monosakarida..........................................
II.3.2 Manfaat Senyawa Oligosakarida...........................................
II.3.3 Manfaat Senyawa Polisakarida..............................................
BAB III PENUTUP..........................................................................................
III.1 Kesimpulan.....................................................................................
III.2 Saran...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.2.1 D-glukosa..................................................................................
Gambar II.2.2 D-fruktosa.................................................................................
Gambar II.2.3 Klasifikasi monosakarida berdasarkan jumlah atom C.............
Gambar II.2.4 Ilustrasi dari enantiomer............................................................
Gambar II.2.5 Contoh enantiomer dari gula triosa...........................................
Gambar II.2.6 Struktur triosa dan tetrosa.........................................................
Gambar II.2.7 D-glukosa dalam bentuk rantai lurus dan bentuk cincin...........
Gambar II.2.8 Struktur Heparin........................................................................
Gambar II.3.1 Struktur D-fruktosa...................................................................
Gambar II.3.2 Struktur D-galaktosa.................................................................
Gambar II.3.3 Struktur D-ribosa.......................................................................
Gambar II.3.4 Struktur β-maltosa.....................................................................
Gambar II.3.5 Struktur β-laktosa......................................................................
Gambar II.3.6 Struktur sukrosa........................................................................
Gambar II.3.7 Struktur amilosa dan amilopektin.............................................
Gambar II.3.8 Struktur glikogen.......................................................................
Gambar III.3.9 Struktur selulosa......................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton atau senyawa
yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisa. Senyawa
polihidroksi aldehida adalah suatu makromelokul yg strukturnya ditandai
dengan satu diantara atom karbon berikatan ganda dengan atom oksigen
(C=O), membentuk gugus karbonil yang berada di ujung rantai karbon.
Sedangkan, senyawa polihidroksi keton adalah suatu makromelokul yg
strukturnya ditandai dengan satu diantara atom karbon berikatan ganda
dengan atom oksigen (C=O), membentuk gugus karbonil yang berada di
tengah rantai karbon.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan
makhluk hidup. onosakarida, khususnya glukosa merupakan nutrienutama
sel. Misalnya, pada vertebrata, glukosa mengalir dalam aliran darah
sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut
menyerapglukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul
tersebut pada proses respirasi selular untuk menjalankan sel-sel tubuh.
Adapula polisakarida amilum dan glikogen pada tumbuhan dan hewa yang
digunakan untuk menyimpan energi. Oleh karena banyaknya manfaat dari
karbohidrat, maka penting bagi kita untuk mempelajarinya.
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari karbohidrat?
2. Bagaimana klasifikasi dari karbohidrat?
3. Bagaimana manfaat senyawa-senyawa karbohidrat?
I.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari karbohidrat
2. Mengetahui klasifikasi dari karbohidrat
3. Mengetahui manfaat senyawa-senyawa karbohidrat

1
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Definisi Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen. Contoh : glukosa C6H12O6, sukrosa
C12H22O11, sellulosa (C6H10O5)n. Karena komposisi yang demikian, senyawa
ini pernah disangka sebagai hidrat karbon, tetapi sejak 1880, senyawa tersebut
bukan hidrat dari karbon. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida,
berasal dari bahasa Arab "sakkar" artinya gula. Karbohidrat
sederhana mempunyai rasa manis sehingga dikaitkan dengan gula. Melihat
struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefinisikan sebagai suatu
polihidroksialdehid atau polihidroksiketon. Contoh: glukosa yang
merupakan polihidroksi aldehid karena mempunyai satu gugus
aldehida dan 5 gugus hidroksil (OH). Adapun rumus umum dari
karbohidrat adalah:
Cn(H2O)n atau CnH2nOn
[ CITATION Hal10 \l 1057 ]

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton atau senyawa


yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisa. Nama
karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa dari
golongan ini mempunyai rumus empiris yang menunjukkan bahwa
senyawa tersebut adalah karbon “hidrat”, dan memiliki perbandingan
karbon terhadap hidrogen dan oksigen sebagai 1:2:1. Sebagai contoh
rumus empiris D-glukosa adalah C6H12O6, yang juga dapat ditulis sebagai
(CH2O)6 atau C6(H2O)6. Walaupun banyak karbohidrat umum yang sesuai
dengan rumus empiris (CH2O)n, beberapa senyawa karbohidrat lain tidak
menunjukkan kesamaan ini dan beberapa yang lain juga mengandung
nitrogen, fosfor, atau sulfur [CITATION Leh05 \l 1057 ].
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh
manusia yang befungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia.
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik

2
yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat
persamaan-persamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat
terdiri atas unsur Carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) [ CITATION
Sir14 \l 1057 ].
Pada hewan dan manusia, karbohidrat disimpan dalam bentuk
glikogen, terutama dihati (2-8%) dan otot (0,5-1%). Glikogen hati
terutama berguna untuk mempertahankan agar kadar glukosa darah normal
(70-90 mg/100 mL darah), sedangkan glikogen otot bertindak sebagai
penyedia energi untuk keperluan kontraksi [ CITATION Arb94 \l 1057 ].

II.2 Klasifikasi Karbohidrat


Karbohidrat dapat dikelompokkan menurut jumlah unit monosakarida,
ukuran dari rantai karbon, lokasi gugus karbonil (- C=O), serta
stereokimia [ CITATION Hal10 \l 1057 ].
Terdapat tiga golongan utama karbohidrat: monosakarida,
oligosakrida, dan polisakrida [CITATION Leh05 \l 1057 ]
II.2.1 Monosakarida
Kata sakarida berasal dari bahasa Yunani yang berarti gula.
Monosakarida, atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit
polihidroksi aldehida dan keton. Monosakrida yang paling banyak
di alam adalah D-glukosa 6-karbon [CITATION Leh05 \l 1057 ].
Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat
dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana karena
molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom C. Monosakarida
dibedakan menjadi aldosa dan ketosa. Contoh dari aldosa yaitu
glukosa dan galaktosa, dan contoh ketosa yaitu fruktosa [ CITATION
Hal10 \l 1057 ].
Klasifikasi Monosakarida
Monosakarida yang mengandung gugus aldehida disebut sebagai
aldosa (aldehida + osa). Glukosa, galaktosa, ribosa, dan
deoksiribosa adalah contoh dari aldosa. Monosakarida, seperti

3
misalnya fruktosa, dengan gugus keton disebut ketosa (keton + osa)
[ CITATION Fes86 \l 1057 ].

H O
C CH2OH

H C OH C O

HO C H HO C H

H C OH H C OH

H C OH H C OH

CH2OH CH2OH

Gambar II.2.1 D-glukosa Gambar II.2.2 D-fruktosa

Berdasarkan jumlah atom C pada rantai, monosakarida


digolongkan menjadi:
1. Triosa (tersusun atas 3 atom C)
2. Tetrosa (tersusun atas 4 atom C)
3. Pentosa (tersusun atas 5 atom C)
4. Heksosa (tersusun atas 6 atom C)
5. Heptosa (tersusun atas 7 atom C)
6. Oksosa (tersusun atas 8 atom C)

Gambar II.2.3 Klasifikasi monosakarida berdasarkan jumlah atom C

4
Berdasarkan stereokimia, monosakarida terbagi menjadi
beberapa golongan.Stereokimia adalah studi mengenai susunan
spasial dari molekul. Salah satu bagian dari stereokimia adalah
stereoisomer. Stereoisomer mengandung pengertian:
1. memiliki kesamaan order dan jenis ikatan
2. memiliki perbedaan susunan spasial
3. memiliki perbedaan properti (sifat).
Enantiomer merupakan pasangan dari stereoisomer. Dalam hal ini
terdapat aturan yaitu:
1. Diberi awalan D dan L
2. Keduanya merupakan gambar cermin yang tak mungkin saling
tumpang tindih (Halimah, Syahalam, Okfrianti, Siregar, & Mailiza,
2010).
Gambar-gambar berikut memberikan penjelasan mengenai
perbedaan susunan spasial dalam enatiomer.

Gambar II.2.4 Ilustrasi dari enantiomer

5
Gambar II.2.5 Contoh enantiomer dari gula triosa

Monosakarida dapat berbentuk terbuka (linier) atau


berbentuk cincin (siklik)
Struktur berbagai aldosa dan ketosa di tulis dalam bentuk
rantai lurus, contohnya triosa dan treosa yang memiliki 3 atom dan
4 atom karbon pada kerangkanya [ CITATION Arb94 \l 1057 ].

Gambar II.2.6 Struktur triosa dan tetrosa


Sedangkan monosakarida yang memiliki 5 atom karbon
(pentosa) atau 6 atom karbon (heksosa) pada kerangkanya, maka
berbentuk siklik atau cincin [ CITATION Arb94 \l 1057 ].

6
Gambar II.2.7 D-glukosa dalam bentuk rantai lurus dan bentuk
cincin
Pembentukan cincin piranosa pada D-Glukosa akibat reaksi
antara aldehida dan alkohol membentuk senyawa turunan yang
disebut hemiasetal, yang mengandung suatu atom karbon asimetri,
C-1 atom karbon pada aldehid glukosa bentuk rantai terbuka
bereaksi dengan gugus hidroksil pada C-5 yang membentuk suatu
ikatan kovalen. Senyawa cincin yang beranggotakan 6 karbon ini
disebut piranosa karena senyawa ini menyerupai senyawa cincin
dengan 6 anggota yang disebut piran.

Monosakarida merupakan gula pereduksi


Monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa) termasuk
dalam gula pereduksi karena memiliki gugus OH yang bebas tidak
terikat dengan atom manapun, gugus OH ini terikat pada atom C
nomor 1.
Monosakarida (sebagai senyawa reduktor) mereduksi
senyawa-senyawa pengoksidasi (oksidator) seperti ferisianida,
hidrogen atau ion kupri (Cu2+). Pada reaksi ini, gula dioksidasi
pada gugus karbonil (C=O) dan senyawa pengoksidasi menjadi
tereduksi. Glukosa dan monosakarida lain yang mampu mereduksi
senyawa pengoksidasi disebut gula pereduksi.

7
II.2.2 Oligosakarida
Oligosakarida (bahasa Yunani, oligos berarti “sedikit”)
terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan
bersama-sama oleh ikatan kovalen. Diantaranya, yang paling
umum adalah disakarida, yang mempunyai dua unit monosakarida.
Salah satu contoh dari disakarida adalah sukrosa atau gula tebu,
yang terdiri dari gula D-glukosa 6-karbon dan D-fruktosa yang
digabungkan dengan ikatan kovalen. Kebanyakan oligosakarida
yang mempunyai tiga atau lebih unit monosakarida tidak terdapat
secara bebas, tetapi digunakan sebagai rantai samping polipeptida
pada glikoprotein dan proteoglikan [CITATION Leh05 \l 1057 ].
Suatu disakarida adalah suatu karbohidrat yang tersusun
dari dua satuan monosakarida yang disatukan oleh ikatan glikosida
dari satu karbon suatu satuan ke suatu OH satuan lain. Ikatan ini
menghubungkan glikosida α atau β dari satuan pertama ke gugus 4-
hidroksil satuan kedua. Hubungan ini disebut suatu ikatan 1-4 α
atau 1-4 β, bergantung pada stereokimia pada karbon glikosida
[ CITATION Fes86 \l 1057 ].
Ikatan antara dua molekul monosakarida disebut ikatan
glikosidik yang terbentuk dari gugus hidroksil dari atom C nomor 1
yang juga disebut karbon numerik dengan gugus hidroksil pada
molekul gula yang lain. Ada tidaknya molekul gula yang bersifat
reduktif tergantung dari ada tidaknya gugus hidroksil bebas yang
reaktif yang terletak pada atom C nomor 1 sedangkan pada fruktosa
terletak pada atom C nomor 2. Sukrosa tidak mempunyai gugus
hidroksil yang reaktif karena kedua gugus reaktifnya sudah saling
berikatan. Pada laktosa karena mempunyai gugus hidroksil bebas
pada molekul glukosanya maka laktosa bersifat reduktif [ CITATION
Win92 \l 1057 ].

8
II.2.3 Polisakarida
Polisakarida terdiri dari rantai panjang yang mempunyai
ratusan atau ribuan unit monosakarida. Beberapa polisakarida,
seperti selulosa, mempunyai rantai linear, sedangkan yang lain,
seperti glikogen, mempunyai rantai bercabang. Polisakarida yang
paling banyak dijumpai dalam dunia tanaman, yaitu pati dan
selulosa, yang terdiri dari unit berulang dari D-glukosa, tapi
senyawa-senyawa ini berbeda dalam hal cara unit D-glukosa
dikaitkan satu dengan yang lain [CITATION Leh05 \l 1057 ].
Polisakarida dapat memenuhi 3 sistem dalam kehidupan,
yaitu: sebagai bahan bangunan (architectural), bahan makanan dan
nutrisi (nutritional), dan sebagai zat spesifik. Polisakarida
arsitektural misalnya selulosa, yang memberikan kekuatan pada
batang dan dahan pada tumbuhan, dan kitin (chitin) yang
merupakan komponen struktural serangga. Polisakarida nutrisi
yang lazim adalah pati (starch, yang terdapat pada padi dan
kentang) dan glikogen, karbohidrat yang siap dipakai dalam tubuh
hewan. Heparin adalah contoh dari polisakarida sebagai zat
spesifik, heparin merupakan suatu polisakarida yang dapat
mencegah koagulasi darah [ CITATION Fes86 \l 1057 ].

Gambar II.2.8 Struktur Heparin

II.3 Manfaat Senyawa-senyawa Karbohidrat


II.3.1 Senyawa Monosakarida
Beberapa monosakarida penting bagi tubuh kita di
antaranya adalah D-gliseraldehid, D-glukosa, D-fruktosa, D-
galaktosa serta D-ribosa. Pada umumnya monosakarida dan

9
disakarida mempunyai rasa manis. Fruktosa dapat dibedakan dari
glukosa dengan pereaksi seliwanoff dalam asam (HCl).
1. D-glukosa (karbohidrat yang paling umum)
Glukosa merupakan aldoheksosa, yang sering kita sebut
sebagai dekstrosa, gula anggur atau pun gula darah. Gula ini
terbanyak ditemukan di alam. Glukosa disebut juga gula anggur
karena terdapat dalam buah anggur, gula darah karena terdapat
dalam darah atau dekstrosa karena memutarkan bidang
polarisasi kekanan. Glukosa merupakan monomer dari
polisakarida terpenting yaitu amilum, selulosa dan glikogen.
Glukosa merupakan senyawa organik terbanyak. terdapat pada
hidrolisis amilum, sukrosa, maltosa, dan laktosa [ CITATION Hal10
\l 1057 ].

2. D-fruktosa (termanis dari semua gula)


Fruktosa terdapat dalam buah-buahan, merupakan gula
yang paling manis. Bersama-sama dengan glukosa merupakan
komponen utama dari madu. Larutannya merupakan pemutar
kiri sehingga fruktosa disebut juga levulosa [ CITATION Hal10 \l
1057 ].

Gambar II.3.1 Struktur D-fruktosa


3. D-galaktosa (bagian dari susu)
Gula ini tidak ditemukan tersendiri pada sistem
biologis, namun merupakan bagian dari disakarida laktosa.
Galaktosa jarang terdapat bebas di alam dan biasanya
terdapat dalamnbentuk laktosa. Mempunyai rasa kurang

10
manis dan kurang larut dalam air dan galaktosa mempunyai
sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan
[ CITATION Hal10 \l 1057 ].

Gambar II.3.2 Struktur D-galaktosa


4. D-ribosa (digunakan dalam pembentukan RNA)
Karena merupakan penyusun kerangka RNA maka
ribosa penting artinya bagi genetika bukan merupakan
sumber energi. Jika atom C nomor 2 dari ribosa kehilangan
atom O, maka akan menjadi deoksiribosa yang merupakan
penyusun kerangka DNA [ CITATION Hal10 \l 1057 ].

Gambar II.3.3 Struktur D-ribosa


5. Ribosa dan 2-deoksiribosa
Ribosa dan 2-deoksiribosa adalah gula pentosa yang
membentuk RNA dan DNA. Gula ini berbeda dengan gula
yang lain karena merupakan ketoheksosa [ CITATION Hal10 \l
1057 ].

III.3.2 Senyawa Oligosakarida

11
Beberapa oligosakarida penting bagi makhluk hidup di
antaranya adalah β-maltosa, β-laktosa, sukrosa, serta glikoprotein.
1. β-maltosa
Disakarida ini tak ditemukan di alam kecuali pada
kecambah padi-padian. Maltosa merupakan gabungan dari 2
molekul glukosa. Maltosa larut dalam air dan mempunyai rasa
yang lebih manis dari pada laktosa, tetapi tetap kurang manis
dari pada sukrosa. Maltosa merupakan hasil antara dalam proses
hidrolisis amilum dengan asam maupun dengan enzim
[ CITATION Hal10 \l 1057 ].

Gambar II.3.4 Struktur β-maltosa


(ikatan antara kedua monosakarida merupakan ikatan C1-4;
atom C nomor 1 yang tak berikatan dengan glukosa lain dalam
posisi beta)
2. β-laktosa
Laktosa sering disebut sebagai gula susu. Disakarida ini
tersusun atas glukosa dan galaktosa. Kita tidak dapat
menggunakan galaktosa secara langsung, tetapi harus diubah
menjadi glukosa. Dalam susu terdapat laktosa yang sering
disebut gula susu. Dibandingkan terhadap glukosa, laktosa
mempunyai rasa yang kurang manis [ CITATION Hal10 \l 1057 ].

12
Gambar II.3.5 Struktur β-laktosa
(ikatan antara kedua monosakarida merupakan ikatan C 1-4)

3. Sukrosa
Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang
berasal dari tebu maupun dari bit. Sukrosa juga terdapat pada
tumbuhan lain, misalnya buah nanas dan wortel. Dengan
hidrolisis, sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa dan
fruktosa. Molekul sukrosa tidak mempunyai gugus aldehida atau
keton bebas, atau tidak mempunyai gugus –OH glikosidik.
Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan
[ CITATION Hal10 \l 1057 ].

Gambar II.3.5 Struktur sukrosa


4. Glikoprotein adalah molekul hibrida
Glikoprotein adalah protein yang mengandung
karbohidrat yang terikat secara kovalen, yang merupakan
monosakarida tunggal, atau oligosakarida yang relatif
pendek. Bagian karbohidrat dapat mencapai 1 persen

13
sampai 30 persen atau lebih. Beberapa glikoprotein hanya
memiliki satu atau beberapa golongan karbohidrat, yang
lain mempunyai sejumlah rantai samping oligosakarida
yang berbentuk linear atau bercabang. Hampir semua
protein pada permukaan luar hewan adalah glikoprotein,
kebanyakan protein yang disekresi menuju ke bagian luar
sel adalah glikoprotein, seperti kebanyakan protein pada
plasma darah [ CITATION Leh05 \l 1057 ].
Glikoprotein ekstraselular yang paling menonjol
adalah protein anti beku di dalam darah spesies ikan artika
dan antartika, protein anti beku agak bervariasi dalam
strukturnya pada spesies yang berbeda, tetapi yang paling
banyak diketahui terdiri dari suatu kerangka polipeptida.
Protein anti beku menurunkan titik beku air, nampaknya
karena protein ini menghambat pembentukan kristal es.
Gabungan dari protein anti beku dan konsentrasi NaCl yang
amat tinggi di dalam darah (yang juga dapat menurunkan
titik beku) menyebabkan spesies ikan tersebut di atas dapat
tahan suhu rendah air laut kutub, yang akan mengolongkan
golongan vertebrata [ CITATION Leh05 \l 1057 ].

5. Permukaan sel hewan mengandung glikoprotein


Sel jaringan hewan memiliki permukaan yang lunak
dan fleksibel, dan bukan dinding pembungkus sel yang
kaku. Permukaan luar ini kadang-kadang disebut dinding
sel, dan mengandung beberapa jenis oligosakarida. Pada sel
yang membatasi usus terdapat dinding amat tebal yang kaya
akan karbohidrat, yang disebut glikokaliks atau “dinding
berbulu”. Oligosakarida pada dinding tersebut terutam
merupakan glikoprotein spesifik yang tersdapat di dalam
membran plasma, yang juga mengandung golongan lain

14
dari molekul hibrida dengan gugus karbohidrat, yaitu
glikolipid [ CITATION Leh05 \l 1057 ].
Salah satu glikoprotein yang paling banyak
diketahui adalah glikorofin yang ada pada sel darah merah,
yang mengandung hampir 50 pesen karbohidrat dalam
bentuk rantai polisakarida panjang yang terikat secara
kovalen pada salah satu ujung polipeptida [ CITATION
Leh05 \l 1057 ].

II.3.3 Senyawa Polisakarida


Beberapa polisakarida penting bagi tubuh kita di antaranya
adalah amilum (pati), glikogen dan selulosa.
1. Amilum
Amilum atau pati merupakan polisakarida yang berfungsi
sebagai cadangan energi bagi tumbuhan. Pati merupakan
polimer α-D-glukosa dengan ikatan α (1-4). Kandungan glukosa
pada pati bisa mencapai 4000 unit. Ada 2 macam amilum yaitu
amilosa (pati berpolimer lurus) dan amilopektin (pati berpolimer
bercabang-cabang). Sebagian besar pati merupakan amilopektin[
CITATION Hal10 \l 1057 ].
Amilum merupakan salah satu jenis polisakarida yang
banyak terdapat di alam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan.
Amilum atau dalam bahasa sehari-hari sering disebut pati
terdapat pada umbi, daun, batang dan biji-bijian. Batang pohon
sagu mengandung pati yang setelah dikeluarkan dapat dijadikan
bahan makanan. Butir-butir pati apabila diamati dengan
menggunakan mikroskop, ternyata berbeda-beda bentuknya,
tergantung dari tumbuhan apa pati tersebut diperoleh. Bentuk
butir pati pada kentang berbeda dengan yang berasal dari terigu
atau beras. Banyak cara yang dapat digunakan untuk
menentukan banyaknya karbohidrat dalam suatu bahan yaitu
antara lain dengan cara kimiawi, cara fisik, cara enzimatik dan

15
cara kromatografi. Penentuan karbohidrat polisakarida maupun
oligosakarida memerlukan perlakuan pendahuluan yaitu
hidrolisa terlebih dahulu sehingga diperoleh monosakarida.
Untuk keperluan ini maka bahan dihidrolisis dengan asam atau
enzim pada suatu keadaan yang tertentu [ CITATION Hal10 \l
1057 ].

Gambar II.3.7 Struktur amilosa dan amilopektin

2. Glikogen
Glikogen merupakan sumber polisakarida utama
pada sel hewan, seperti halnya pati pada sel tumbuhan.
Seperti amilopektin, glikogen merupakan polisakarida
bercabang dari D-glukosa dalam ikatan α(1→4), tetapi pada
glikogen lebih banyak terdapat percabangan dan strukturnya
lebih kompak. Ikatan pada percabangan adalah α(1→6).
Glikogen terutama banyak terdapat di dalam hati, dapat
mencapai 7 persen dari berat basah pada hati, glikogen juga
terdapat pada otot kerangka. Di dalam sel hati, glikogen
ditemukan sebagai granula besar, yang merupakan
kumpulan dari granula yang lebih kecil [ CITATION Leh05 \l
1057 ]
Glikogen dan pati dihidrolisis dalam saluran
pencernaan oleh amilase yang disekresikan ke dalam
saluran pencernaan. Cairan air liur dan pankreas

16
mengandung α-amilase, yang menghidrolisis ikatan α(1→4)
pada cabang sebelah luar glikogen dan amilopektin,
menghasilkan D-glukosa, sejumlah kecil maltosa, dan suatu
inti yang tahan hidrolisis yang disebut dekstrin. Dekstrin
tidak dihidrolisis lebih jauh oleh α-amilase, yang tidak
dapat memecahkan ikatan α(1→6) pada titik-titik cabang.
Untuk menguraikan ikatan ini diperlukan suatu enzim
pemecah cabang, α(1→6)-glukosidase. Oleh karena itu,
aktivitas gabungan antara α-amilase dan α(1→6)-
glukosidase dapat menguraikan glikogen dan amilopektin
secara sempurna menjadi glukosa dan sejumlah kecil
maltosa. Pada sel hewan, glikogen terdegradasi oleh jenis
enzim lain, yakni glikogen fosforilase, yang memecah
glikogen menghasilkan glukosa 1-fosfat [ CITATION Leh05 \l
1057 ].

Gambar II.3.8 Struktur glikogen


3. Selulosa
Selulosa adalah senyawa seperti serabut, liat, tidak
larut dalam air, dan ditemukan dalam dinding sel pelindung
tumbuhan, terutama pada tangkai, batang, dahan, dan semua
bagian berkayu dari jaringan tumbuhan [ CITATION Leh05 \l
1057 ].
Selulosa adalah homopolisakarida dari D-glukosa
yang linear tak bercabang, yang dihubungkan oleh ikatan
1→4 glikosida. Senyawa ini terlihat seperti amilosa dan
rantai utama glikogen. Tetapi terdapat perbedaan dalam

17
konfigurasi ikatannya, ikatan 1→4 pada selulosa berada
pada konfigurasi β, sedangkan pada amilosan dan glikogen
ikatan 1→4 berada pada konfigurasi α. Karena ikatan β nya,
rantai D-glukosa pada selulosa membentuk konformase
melebar dan mengalami pengelompokan antar sisi menjadi
serat tak larut. Ikatan β(1→4) pada selulosa tidak dapat
terhidrolisis oleh α-amilase. Karena tidak ada enzim yang
dapat menghidrolisis selulosa yang dikeluarkan oleh saluran
usus vertebrata, selulosa tidak dapat dicerna, satu-satunya
vertebrata yang dapat mencerna selulosa adalah sapi dan
hewan ruminan lainya (kambing, domba, unta, jerapah)
[ CITATION Leh05 \l 1057 ].

Gambar III.3.10 Struktur selulosa

18
BAB III
Penutup

III.1 Kesimpulan
1. Karbohidrat merupakan biomolekul yang banyak ditemukan di alam
yang disebut polihidroksi (memiliki banyak gugus OH), sehingga
dapat larut dalam air. Secara umum karbohidrat dituliskan dengan
rumus empiris (CH2O)n.
2. Karbohidrat berdasarkan unit gula penyusunnya terdiri atas:
a. Monosakarida, terdiri atas satu jenis unit gula, contohnya glukosa,
fruktosa dan galaktosa.
b. Disakarida, terdiri atas dua jenis unit gula, contohnya sukrosa
(fruktosa dan glukosa), maltosa (glukosa dan glukosa), dan laktosa
(glukosa dan galaktosa).
c. Polisakarida, terdiri atas banyak unit jenis gula, contohnya pati
(amilum dan amilopektin), glikogen, selulosa, lignin, kitin,
peptidoglikan, dan pektin.
III.2 Saran
Studi lanjut tentang karbohidrat ini sanggat penting karena besarnya peran
dan manfaat karrbohidrat bagi makhluk hidup. Diharapkan kedepannya
makin banyak lagi studi tentang karbohidrat agar kita dapat mengetahui
lebih banyak tentang karbohidrat sehingga kita dapat memanfaatkannya
secara tepat.

19
Daftar Pustaka

Arbianto, P. (1994). Biokimia Konsep-Konsep Dasar. Jakarta: Proyek Penelitian


Tenaga Akademik.
Fessenden, R., & Fessenden, J. (1986). Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 2. (A. H.
Pudjaatmaka, Trans.) Jakarta: Erlangga.
Halimah, Syahalam, N., Okfrianti, Y., Siregar, S. S., & Mailiza, A. (2010). Buku
Ajar Biokimia. Bengkulu: Politeknik Kesehatan Bengkulu.
Lehninger, A. (1982). Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. (M. Thenawijaya, Trans.)
Jakarta: Erlangga.
Siregar, N. S. (2014). Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 38.
Winarno, F. G. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

20

Anda mungkin juga menyukai