Anda di halaman 1dari 2

MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI TENTANG KEIMANAN DAN KETAQWAAN KITA.

Pada setiap agama, keimanan merupakan unsur pokok yang harus dimiliki oleh setiap
penganutnya. Jika kita ibaratkan dengan sebuah bangunan, keimanan adalah pondasi yang
menopang segala sesuatu yang berada diatasnya, kokoh tidaknya bangunan itu sangat
tergantung pada kuat tidaknya pondasi tersebut. Meskipun demikian, keimanan saja tidak
cukup. Keimanan harus diwujudkan dengan amal perbuatan yang baik, yang sesuai dengan
ajaran agama yang kita anut. Keimanan baru sempurna, jika diyakini oleh hati, diikrarkan oleh
lisan, dan dibuktikan dalam segala perilaku kehidupan sehari -- hari. Iman adalah percaya atau
yakin, keimanan berarti kepercayaan atau keyakinan.

Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti, atau pokok -- pokok kepercayaan yang
harus diyakini oleh setiap pemeluk agama Islam yakni percaya ALLAH Swt, percaya pada para
Rasul, percaya pada malaikat dan kitab ALLAH, percaya pada risalah hari bangkit , pokok
agama serta rela pada ketentuan ALLAH. Sedangkan Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi ,
wiqayah, yang berarti takut, menjaga, memelihara dan melindungi.

Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka taqwa dapat diartikan sikap
memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam secara utuh
dan konsisten ( istiqomah ). Keimanan dan Ketakwaan sangat berperan dan berpengaruh
penting buat manusia dalam menjalani kehidupan hal ini dikarenakan keimanan dan
ketakwaan sebenarnya telah melekat pada manusia serta keimanan dan ketakwaan jugalah
yang membentuk kerakteristik dan sifat kebaikan manusia.

Di dalam kehidupan sehari-hari, kita belum maksimal dalam mengelola keimanan dan
ketakwaan kita kepada ALLAH Swt. Maka yang perlu kita lakukan adalah Muhasabah yaitu
evaluasi diri dan meningkatkan kualitas diri dengan selalu mengambil hikmah dari setiap
sesuatu yang terjadi dalam diri kita. Inilah hal yang paling pertama yang harus kita lakukan
untuk memulai diri untuk mencapai ketakwaan tersebut. Selalu mengambil pelajaran dan
hikmah-hikmah yang terkandung setelah melakukan perbuatan. Dengan adanya muhasabah
akan tampaklah sisi yang akan tercermin dalam hidup kita esoknya.

Selanjutnya, sebagai manusia tempatnya salah dan lupa kita perlu melakukan Mu’ahadah
adalah mengingat-ingat kembali janji yang telah kita ucapkan kepada Allah SWT. Awal-awal
sebelum kita lahir ke dunia yang fana ini, kita sudah berjanji kepada Allah SWT. Janji untuk
beriman kepada Allah dan mengesakan-Nya dengan menjalankan segala macam perintah-Nya
dan meninggalkan segala macam yang dilarang-Nya.

Lebih lanjut, setelah selesai mengevaluasi diri, dan mengingat janji kita sebagai hamba,
maka hal penting selanjutnya melakukan Mujahadah adalah bersungguh-sungguh kepada
Allah SWT. Maksudnya kita harus bersungguh-sungguh dalam menjalankan perintah Allah
SWT yang telah kita janjikan. Menjalankan ibadah tidak dibarengi dengan kesungguhan hati,
hanya sekedar menggugurkan kewajiban saja. Misalnya dalam melaksanakan sholat fardhu.
Terkadang kita melakukannya karena itu merupakan kewajiban saja bukan sebagai kebutuhan
kita dalam mencapai Ridho Allah.
Iman seorang manusia biasa bersifat turun dan naik, maka hal perlu kita lakukan
muraqabah yaitu senantiasa merasa diawasi Allah SWT. Muraqabah merupakan salah satu
sifat yang harus dimiliki setiap muslim yang beriman untuk mencapai ketakwaan kepada Allah
SWT. Jika sifat ini tertanam di hati kita pasti kita tidak akan pernah melakukan salah dan dosa.
Inilah urgensi sikap muraqabah dalam kehidupan muslim.

Anda mungkin juga menyukai