Anda di halaman 1dari 4

PENGGUNAAN OBAT RASIONAL

Penggunaan obat secara rasional (POR) atau rational use of medicine (RUM)
merupakan suatu penting yang perlu disebarkan ke seluruh dunia, termasuk di
Indonesia. POR merupakan upaya intervensi untuk mencapai pengobatan yang
efektif. Konferensi para ahli tentang penggunaan obat yang rasional yang
diadakan oleh World Health Organization (WHO) di Nairobi tahun 1985, telah
mendefinisikan penggunaan obat sebagai berikut.
“pasien yang menggunakan obat harus didasari pada hasil diagnosa klinik, dengan
dosis yang sesuai untuk suatu periode waktu yang memadai dengan harga yang
terjangkau”. Dengan empat kata kunci yaitu “Kebutuhan klinik, dosis, waktu, dan
biaya yang sesuai”.

Istilah penggunaan obat yang rasional dalam konteks biomedis mencakup kriteria
berikut :
1. Indikasi yang tepat, yaitu alasan menulis resep didasarkan pada pertimbangan
medis yang tepat.
2. Obat yang tepat, mempertimbangkan kemanjuran, keamanan, kecocokan bagi
pasien dan harga.
3. Dosis, pemberian dan durasi pengobatan yang tepat.
4. Pasien yang tepat, yaitu tidak ada kontra indikasi dan kemungkinan reaksi
merugikan minimal.
5. Dispensing yang benar, termasuk informasi yang tepat bagi pasien tentang obat
yang diresepkan.
6. Kepatuhan pasien terhadap pengobatan.
Menurut WHO (1987), pemakaian obat dikatakan rasional jika memenuhi kriteria:

1. Sesuai dengan indikasi penyakit.


2. Tersedia setiap saat dengan harga terjangkau.
3. Diberikan dengan dosis yang tepat.
4. Cara pemberian dengan interval waktu pemberian obat yang tepat.

5. Lama pemberian yang tepat.

6. Obat yang diberikan harus efektif, dengan mutu terjamin dan aman.

Dari beberapa kriteria di atas dapat dirumuskan identifikasi rasionalitas


penggunaan
obat yaitu dengan indikator 8T + 1 W adalah Tepat diagnosis, Tepat pemilihan
obat, Tepat indikasi, Tepat pasien, Tepat dosis, Tepat cara dan lama pemberian,
Tepat harga, Tepat Informasi dan Waspada efek samping.

Gambar indicator penggunaan obar rasional


PENGGUNAAN OBAT YANG TIDAK RASIONAL

Penggunaan suatu obat dikatakan tidak rasional jika kemungkinan dampak


negatif yang diterima oleh pasien lebih besar dibanding manfaatnya. Dampak
negatif di sini dapat berupa:

1. Dampak klinik (misalnya terjadinya efek samping dan resistensi kuman).


2. Dampak ekonomi (biaya tidak terjangkau).

Ciri-ciri Penggunaan Obat yang Tidak Rasional, Penggunaan obat yang tidak
rasional dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Peresepan berlebih (overprescribing)


Yaitu jika memberikan obat yang sebenarnya tidak diperlukan untuk penyakit
yang bersangkutan.
Contoh :
- Pemberian obat dengan dosis yang lebih besar daripada yang dianjurkan.
- Jumlah obat yang diberikan lebih dari yang diperlukan untuk pengobatan
penyakit tersebut.
2. Peresepan kurang (underprescribing)
Yaitu jika pemberian obat kurang dari yang seharusnya diperlukan, baik dalam hal
dosis, jumlah maupun lama pemberian.
Contoh :
- Tidak memberikan oralit pada anak yang jelas menderita diare.
3. Peresepan majemuk (multiple prescribing)
Yaitu jika memberikan beberapa obat untuk satu indikasi penyakit yang sama.
Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari satu obat untuk penyakit
yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis obat.
Contoh: Pemberian puyer pada anak dengan batuk pilek berisi:
a. Amoksisilin.
b. Parasetamol.
c. Gliseril guaiakolat.
d. Deksametason.
e. CTM, dan
f. Luminal.

4. Peresepan salah (incorrect prescribing)


Mencakup pemberian obat untuk indikasi yang keliru, untuk kondisi yang
sebenarnya merupakan kontraindikasi pemberian obat, memberikan kemungkinan
resiko efek samping yang lebih besar, pemberian informasi yang keliru mengenai
obat yang diberikan kepada pasien, dan sebagainya.

Upaya lain yang dapat dilakukan untuk memperbaiki praktek penggunaan obat
yang
tidak rasional di rumah sakit adalah:
1. Pengendalian kecukupan obat.
2. Perbaikan sistem suplai.
3. Pembatasan sistem peresepan dan dispensing obat.
4. Pembentukan dan pemberdayaan Komite Farmasi dan Terapi (KFT).
5. Informasi Harga.
6. Pengaturan pembiayaan.

Anda mungkin juga menyukai