Pengertian
Aset adalah manfaat ekonomik masa datangyang cukup pasti yang diperoleh atau
dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas sebagaiakibat transaksi atau kejadian masa lalu.
Banyak definisi aset lainnya. Akan tetapi, definisi FASB dan AASB cukup luasdibanding
definisi yang lain karena aset disifati sebagai manfaat ekonomik dan bukansebagai sumber
ekonomik karena manfaat ekonomik tidak membatasi bentuk atau jenis sumber ekonomik yang
dapat dimasukkan sebagai aset. Definisi tersebut tidak membedakan antara aset real dan aset
finansial dan antara sumber ekonomik dengansumber nonekonomik.
APB No. 4 mengenai aset yang digolongkan sebagai sumber ekonomik, yaitu :Sumber produktif
( productive resources).
Produk yang merupakan keluaran satuan usaha terdiri atas barang jadi yang menunggu penjualan
dan barang dalam proses.
Uang.
APB juga menggolongkan aset sebagai sumber nonekonomik, yaitu diantaranya goodwill,rugi
selisih kurs, kos organisasi, dan beberapa kos yang timbul akibat penyesuaian (pos-pos
transitoris).
Ada tiga karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu objek atau pos dapatdisebut aset,
yaitu: (a) manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti, (b) dikuasaiatau dikendalikan oleh
entitas, dan (c) timbul akibat transaksi masa lalu.
Karakteristik Pendukung
Konsep dasar penghargaan sepakatan menegaskan bahwa pengukur aset pada saat pemerolehan
yang paling objektif adalah jumlah rupiah yang terlibat dalam transaksi pertukaran antara dua
pihak independen yang sama-sama berkehendak. Jumlah rupiahtersebut akan menjadi pengukur
aset yang diperoleh kesatuan usaha dan akan menjadi bahan olah akuntansi yang disebut kos.
Jadi, kos dalam arti luas mempunyai maknasebagai agregat harga dalam pemerolehan suatu aset.
Transaksi pertukaran dapat dijadikan landasan untuk menentukan kos yangterandalkan karena
penghargaan sepakatannya didasarkan atas mekanisme pasar bebassehingga tia menjadi bukti
validitas pengukuran kos lebih-lebih dalam mekanisme pasar sempurna (perfect market).
Pengukuran Kos
Tiap kegiatan biasanya melibatkan pengorbanan sumber ekonomik. Oleh karena itu, besar
kecilnya kos yang harus dicatat pertama kali sebagai pengukur suatu aset padasaat pemerolehan
ditentukan oleh dua hal yaitu:
Jenis Penghargaan
Temuan
Kos yang terjadi segera diakui sebagai rugi yang dapat terjadi pada tahapan kegiatanusaha
manapun, semua kos yang terjadi merupakan aset atau bagian dari jumlahrupiah total aset
perusahaan paling tidak dalam beberapa saat. Berbagai kos tersebutdapat merepresentasikan
objek fisis maupun nonfisis.
Penilaian
Tujuan penilaian aset adalah merepresentasikan atribut pos-pos aset yang berpautdengan tujuan
pelaporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian yang sesuai.
Karena aset merupakan komponen penentu posisi keuangan pada saat tertentu, basis pengukuran
untuk menilai aset pada saat tersebut yang paling valid adalah harga ataunilai pertukaran
(Hendriksen dan Van Breda (1992).
Kos Historis;
Kos asli.
Kos Pengganti;
Nilai penaksiran,
Kos Harapan;
Secara teoritis, penilaian atas dasar kos atau pasar yang lebih rendah mempunyai banyak
kelemahan sehingga banyak mengundang kritik. Penilaian ini dianggap lemahsecara teoritis
karena alasan berikut :
Lebih rendahnya sediaan akhir pada suatu periode akan berakibat lebih rendahnya biaya (dalam
bentuk kos barang terjual) pada periode berikutnya sehingga labamenjadi lebih tinggi. Lebih
tingginya laba ini diakibatkan oleh untung (gain) yangterrealisasi bersamaan dengan terjualnya
sediaan barang.
Terjadi inkonsistensi penilaian baik dalam suatu tahun atau anatrperiode.Salah satu argumen
digunakannya metode KAPYLR adalah bila terjadi penurunanmanfaat akibat kerusakan,
keusangan, perubahan harga, atau kemampuanmendatangkan laba maka selayaknyalah bahwa
kos juga harus diturunkan.
Bila dikaitkan dengan aset, dasar penilaian menurut dapat disarikan berikut ini :
Historical cost
Pengakuan
Menurut Sterling, Belkaoui (1993) menunjukkan kondisi perlu dan kondisi cukupyang
merupakan penguji (tests) yang cukup rinci untuk mengakui aset, yaitu :
Mengandung nilai.
Verifikasi.
Beban Tangguhan
Sewaguna
Kos organisasi
Sewaguna
FASB mewajibkan untuk mengakui dan melaporkan kewajiban yang timbul darisewaguna dan
mengakui (mengkapitalisasi) fasilitas yang disewaguna sebagai aset perusahaan kalau secara
substantif perjanjian sewaguna tersebut sebenarnyamerupakan pembelian angsuran.
Kos Bunga
Bila kesatuan usaha membangun sendiri fasilitas fisis dengan dana pinjaman dan
pembangunannya memakan waktu yang cukup lama, masalahnya adalah apakah kos bunga
selama masa pembangunan/konstruksi dapat dikapitalisasi.Dalam kapitalisasi kos bunga ini ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, yaituantara lain :
Argumen pendukung
Argumen penolak
Aset memenuhi syarat
Periode kapitalisasi
Pengungkapan
Penyajian
KEWAJIBAN
Pengertian
kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yangtimbul dari
keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk mentransfer aset ataumenyediakan/menyerahkan
jasa kepada kesatuan lain di masa datang sebagai akibattransaksi atau kejadian masa lalu.
Definisi FASB ini cukup lengkap secara semantik.Secara umum dapat dikatakan bahwa
kewajiban mempunyai tiga karakteristik utamayaitu :
Keharusan kontraktual
Keharusan konstruktif
Konsep ini menyatakan bahwa walaupun kontrak telah ditandatangani, salah satu pihak tidak
mempunyai kewajiban apapun sebelum pihak lain memenuhi apa yangmenjadi hak pihak lain.
Suatu pihak tidak mempunyai kewajiban kalau tia tidak mendapatkan hak atas sesuatu yang
nyata dari pihak lain (misalnya penguasaan aset).Jadi, konsep hak-kewajiban tak bersyarat
menyatakan “tidak ada hak tanpa kewajibandan sebaliknya tidak kewajiban tanpa hak”.
Karakteristik Pendukung
Dasar pengukuran aset yang paling objektif adalah kos tunai (cash cost) atau kos tunaiimplisit.
Karena kewajiban merupakan bayangan cermin aset, pengukurannya jugamengikuti pengukuran
aset.
Utang suatu kontrak utang dengan ketentuan pembayaran bunga preodik dan pokok pinjaman
pada akhir jangka kontrak, pengukuran jumlah rupiah (kos) utang dan asetuntuk dasar pencatatan
pertama kali yang tepat adalah kos tunai implisit.
Jumlah rupiah utang obligasi tiap saat (keharusan saat itu) sebelum jatuh tempo akanterlalu besar
apabila dinyatakan sebesar nominalnya.
Diskun Obligasi
Diskun obligasi adalah bunga yang belum dibayar, yaitu bagian bunga efektif totalyang baru
akan dibayar pada saat utang obligasi jatuh tempo.
Premium Obligasi
Premium yang dibayarkan investor untuk obligasi merupakan unsur dari jumlah rupiah utang
perusahaan. Bersamaan dengan berjalannya waktu mendekati jatuh tempo, jumlah rupiah bagian
utang yang merupakan premium harus diamortisasi secarasistematik dengan cara memisahkan
dari penghargaan sepakatan bagian yangdiperhitungkan sebagai pembayaran “bunga” periodik.
Kewajiban nonmoneter adalah keharusan untuk menyediakan barang dan jasa dengan jumlah dan
saat yang cukup pasti yang biasanya timbul karena penerimaan pembayaran di muka untuk
barang dan jasa tersebut.
Pelunasan
Pelunasan adalah tindakan atau upaya yang sengaja dilakukan oleh kesatuan usahauntuk
memenuhi kewajiban pada saatnya dan dalam kondisi normal usaha sehingga tia bebas dari
kewajiban tersebut. Pelunasan biasanya merupakan pemenuhan secaralangsung kepada pihak
yang berpiutang.
Untuk melunasi kewajiban, suatu entitas dapat mentransfer aset finansial (termasuk kas), barang
atau jasa,. Pada umumnya, bila kewajiban telah dilunasi denganmentransfer secara penuh kas,
barang atau jasa ke debitor, maka pada saat itu pelunasan dianggap tuntas. Debitor tidak lagi
terlibat dengan aset atau kreditor secarafinansial.
Bila utang dilunasi sebelum jatuh tempo,debitor harus menebus utang tersebut dengan harga
pasarnyasehingga dapat terjadi selisih antara nilai bawaan dan nilai penebusan.
Utang Trekonversi
Utang terkonversi atau konvertibel merupakan salah satu instrumen finansial.Sekuiritas utang
semacam ini biasanya mempunyai status sebagai kewajiban danekuitas sekaligus.
Salah satu karakteristik dari obligasi terkonversi menurut Hendriksen dan Van Bredaadalah
tingkat bunga nominal jauh di bawah tingkat bunga pasar untuk obligasi biasayang setara.
Pembebasan Substantif
Bila telah dicapai saat sehingga debitor tidak perlu lagi melakukan pembayaran dimasa datang
yang berkaitan dengan pinjaman tersebut, maka pada saat itu secarasubstantif debitor sudah
bebas dari kewajiban sehingga dapat mengakui kewajiban danaset dalam perwalian meskipun
utang belum jatuh tempo. Demikian juga, bila debitor membentuk dana pelunasan utang obligasi,
pada saat debitor sudah tidak perlu lagimembayar atau menyetor kas ke dana tersebut karena kas
yang telah disetor dan pendapatan (aliran kas) dari dana tersebut sudah pasti akan cukup untuk
menutuputang pada saat jatuh tempo, maka pada saat itu kewajiban debitor secra substantif
dianggap lenyap meskipun kewajiban belum jatuh tempo. Jadi, pada saat tidak ada lagikeharusan
membayar, telah terjadi pembebasan substantif.
Penyajian
Secara umum, kewajiban disajikan dalam neraca atas dasar urutan kelancarannyasejalan dengan
penyajian aset. PSAK No. 1 (pasal 39) menggariskan bahwa aset lancar disajikan menurut urutan
likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutanurutan jatuh tempo. Ini berarti
kewajiban jangka pendek disajikan terlebih dahuludaripada kewajiban jangka panjang. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan pembaca untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan. Dari segi
urutan perlindungan dan jaminan, utang yang dijamin pada umumnya disajikan lebih dahulu
untuk menunjukkan bahwa dalam hal terjadi likuidasi utang ini harus dibayar lebih dahulu.Juga,
dari segi urutan perlindungan, kewajiban disajikan lebih dahulu daripada ekuitas.
Hak Mengkompensasi
Secara umum pengkompensasian aset dan kewajiban dalam neraca adalah tidak layak kecuali
terdapat hak mengontra