LANDASAN TEORI
A. Post Partum
1. Pengertian
hamil. Lama masa ini adalah 6 minggu atau 42 hari (Bobak, 2005).
pra-hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu. Atau masa post partum
9
10
tidak ada pendarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu
dengan baik.
a. Perubahan Uterus
yang hampir padat. Dinding belakang dan depan uterus yang tebal
b. Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
persalinan.
d. Perubahan Serviks
biasanya akan pulih kembali dalam 5-7 hari setelah bayi lahir
(Sumiaty, 2011).
13
2011).
m. Perubahan Payudara
1) Anatomi Payudara
pada wanita hamil aterm 400-600 gram dan pada masa laktasi
Gambar 1.1
1. Korpus (badan)
2. Areola
kehamilan.
3. Papilla (puting)
Gambar 1.2
1. Kulit
dan alveolus.
Gambar 1.3
1. Laktogenesis I
2. Laktogenesis II
3. Laktogenesis III
masa kehamilan.
1. Refleks Prolaktin
n. Perubahan Hormon
a) Suhu tubuh
b) Denyut Nadi
c) Pernapasan
d) Tekanan Darah
q. Sistem Gastrointestinal
pada pasien mulai dari saat setelah bayi sampai dengan kembalinya tubuh
1. Pengkajian
a. Anamnesa
1) Riwayat Kesehatan
atau episiotomi.
kekhawatiran.
sehari-hari.
2) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
pernafasan.
3) Pengkajian Fokus
b) Sirkulasi
600-800 ml.
c) Integritas Ego
d) Eliminasi
e) Makanan/Cairan
f) Neurosensori
spinal Epidural.
g) Nyeri / Ketidaknyamanan
mungkin kering.
29
h) Pernafasan
i) Keamanan
j) Seksualitas
k) Pemerikssaan diagnostik
pembedahan.
l) Urinalisis
2. Diagnosa
caesarea adalah :
30
2001).
3. Intervensi
Kriteria hasil :
Intervensi :
kenyamanan.
penyembuhan.
Kriteria hasil :
keras.
Intervensi :
individu.
2001).
12 gr.
Intervensi :
33
menunjang intervensi
besar resiko untuk mual. Mual yang lebih dari 3 hari post op
obat lain.
hemoragi.
terjadi.
Kriteria hasil :
34
fungsio laesa)
Intervensi :
infeksi.
adanya pus.
organisme infeksius.
berlebihan.
disertai nyeri.
Intervensi :
aktifitas.
b. Catat tipe anestesi yang diberikan pada saat intra partus pada
C. Nyeri
1. Definisi Nyeri
hanya pada laporan pasien bahwa itu ada (Smeltzer & Bare, 2002).
timbul bila jaringan rusak dan hal ini akan menyebabkan individu
2. Klasifikasi Nyeri
a. Nyeri Akut
(Prasetyo, 2010).
b. Nyeri Kronik
2010).
garis yang terdiri dari 3-5 kata pendeskripsi yang tersusun dengan
tidak ada nyeri sampai nyeri yang tidak tertahankan. Alat ini
Gambar 3.1
Verbal Rating Scale / Skala deskriptif
Sumber : Andarmoyo (2013)
pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri
Gambar 3.2
Verbal Descriptor Scale / Skala Numerik
Sumber : Andarmoyo (2013)
level intensitas nyeri, ujung kiri diberi tanda tidak ada nyeri dan
40
ujung kanan diberi tanda nyeri hebat. Skala ini memberi klien
dipaksa memilih satu kata atau satu angka (Manurung & dkk,
2013).
Gambar 3.3
Visual Analog Scale / Skala Analog
Sumber : Andarmoyo (2013)
mekanisme yaitu :
41
b. Distrraksi
c. Imajinasi terbimbing
menjadi sesuatu yang nyata sehingga otak mengenali objek dan arti
d. Kompres Dingin
inflamasi.
(Tamsuri, 2007).
e. Kompres Hangat
stimulus nyeri.
D. Nyeri Payudara
permulaan masa post partum apabila bayi tidak menyusu dengan baik atau
(Prawirohardjo, 2005).
Sisa ASI terkumpul pada daerah duktus, hal ini dapat terjadi pada
hari ketiga atau keempat setelah melahirkan. Selain itu, penggunaan bra
yang ketat serta keadaan puting susu yang tidak bersih dapat menyebabkan
sumbatan pada duktus. Ketika air susu ibu (ASI) secara normal dihasilkan,
payudara menjadi sangat penuh, hal ini bersifat fisiologis dan dengan
46
pengisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi, rasa penuh
bendungan, sehingga payudara terisi sangat penuh dengan ASI dan cairan
sebagai berikut :
1. Infeksi Payudara
laktasi.
kelainan-kelainan.
47
3. Demam nifas
4. Mastitis
E. Kompres Hangat
1. Definisi
untuk mengurangi dan bahkan mengatasi rasa nyeri (Potter & Perry,
2006).
salah satu metode non farmakologi yang dianggap sangat efektif dalam
2013).
sensori A beta yang lebih besar dan lebih cepat. Proses ini juga
transmisi impuls nyeri (Potter & Perry, 2006). Kompres hangat juga
yang dirasa berkurang (Potter & Perry, 2006). Ketika panas diterima
Fase kerjanya :
A. Fase Orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
B. Fase Kerja
1. Cuci tangan
2. Pasang sampiran
52
3. Bantu klien pada posisi nyaman dan tepat (posisi fowler jika
mampu)
handuk.
10. Perhatikan respons klien, adakah rasa tidak nyaman dan dalam
yang dikompres.
lanjutkan prosedur
C. Fase Terminasi
kembali.