MINERALOGI
Mineral sudah ada dan dipakai sejak manusia itu lahir. Pada jaman dahulu senjata
manusia biasanya dibuat dari “agat” yang cukup keras. Agat bahkan digunakan untuk
kampak penebang. Peninggalan peniggalan semacam ini sampai saat ini masih bisa
dilihat di musium seperti yang terdapat di P3G Bandung. Dengan kemajuan peradaban
manusia, mineral akhirnya menjadi bahan yang diperdagangkan sebagai barang
permata, seperti intan, zamrud, safir dan sebagainya. Mineral juga dipakai dalam
industri baik sebagai bahan baku pembuatan barang industri atau sebagai penunjang.
Sebagai contoh mineral kuarsa merupakan bahan baku pembuatan kaca. Intan dapat
digunakan untuk melapisi mata bor agar mampu digunakan pada batuan yang sangat
keras. Dengan keterlibatan banyak mineral dalam kehidupan manusia sehari hari
pengetahuan mineral dikembangkan sejak tahun 1546. Berbagai cara dipergunakan
orang untuk dapat mengidentifisir mineral. Mineral dipelajari sifat sifat fisiknya, sifat
kimia, sifat optik dan cara terjadinya. Berbagai mineral ditambang dan diolah untuk
diambil salah satu unsur pembentukannya, seperti bauxite, cassiterite, magnetik,
pirolusite dan sebagainya. Beberapa unsur sering dijumpai dalam keadaan murni
seperti emas, perak, intan dan sebagainya.
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat dialam terbentuk secara
alamiah (anorganik), mempunyai komposisi kimia pada batas batas tertentu dan
mempunyai atom atom yang tersusun secara teratur. Kumpulan satu jenis mineral atau
lebih yang membentuk atau menyusun kerak bumi disebut batuan. Mineral dialam
kadang mempunyai bangun geometri tertentu. Mineral yang demikian disebut mineral
kristalin. Suatu kristal akan tumbuh apabila mempunyai lingkungan yang cocok bagi
pertumbuhan mineral tersebut. faktor faktor yang mengontrol penurunan temperatur
secara pelan akan memberi kesempatan suatu subtance mengkristal. Di lain pihak
tekanan yang tinggi mengakibatkan subtance sukar mengkristal. Penurunan temperatur
yang tiba tiba dapat menyebabkan mineral tidak mempunyai bentuk atau struktur atom
yang tertentu yang disebut “amorph”
Untuk mendeterminasikan sebuah mineral dapat didasarkan pada hal hal sebagai
berikut :
- Sifat fisik ( meliputi warna, kilap, bentuk, kekerasan, belahan dll)
- Bentuk kristal atau sistem sumbu kristal
- Sifat optik (penelitian tanda tanda optik dibawah mikroskop) dll.
Geologi Dasar 1 - 95
Sistem Sumbu Kristal atau mineral :
Dengan kemajuan ilmu dalam bidang mineral ternyata bentuk mineral yang berbagai
ragam itu dapat dikelompokkan dalam 7 (tujuh) sistem sumbu. Sistem sumbu ini sangat
menolong untuk mempelajari bentuk bentuk dari mineral itu. Adapun sistem sumbu
kristalografi tersebut terdiri dari :
- Sistem sumbu reguler
- Sistem sumbu tetragonal
- Sistem sumbu orthorombis
- Sistem sumbu hexagonal
- Sistem sumbu trigonal
- Sistem sumbu monoklin dan
- Sistem sumbu triklin
Dasar penggolongan sistem kristal tersebut ada tiga hal, yaitu:
- Jumlah sumbu kristal,
- Letak sumbu kristal yang satu dengan yang lain dan
- Parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu kristal
Adapun ke tujuh sistem sumbu kristal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut dibawah
ini :
4.1 Sistem Reguler (isometrik)
Sistem ini juga disebut sistem reguler, bahkan sering dikenal sebagai sistem
kubus/kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3(tiga), semuanya sama panjang dan saling
tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu dapat dibolak balik karena masing
masing mempunyai panjang dan kedudukan yang sama satu dengan lainnya.
(a) (b)
Gambar 4. 1 Sistem kubik: (a) asli, (b) modifikasi
Bentuk kristal yang termasuk kedalam sistem sumbu ini dibagi dalam beberapa kelas
yaitu
- Kelas hexaoktahedron
Bentuk dasar yg paling sederhana adalah bentuk kubus. Seluruh bidangnya
memotong tegak lurus, satu sumbu dan sejajar dengan sumbu yang lain.
Geologi Dasar 1 - 97
4.2 Sistem Tetragonal
Sama dengan sistem isometrik, sistem ini mempunyai 3 sumbu kristal yang masing-
masing saling tegak lurus terhadap satu sama yang lain. Sumbu a dan b mempunyai
satuan panjang yang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau
lebih pendek akan tetapi pada umumnya lebih panjang (sumbu a = b ≠ c).
(a) (b)
Gambar 4. 3 Sistem tetragonal: (a)asli, (b) modifikasi
Pada sistem ini terdapat beberapa bentuk dasar yaitu pyramid, prisma, sphene,
pinakoid. Pyramid merupakan dua limas yang bertemu pada satu titik. Lima yang garis
potong bidang bidangnya memotong salah satu sumbu disebut sphene. Selanjutnya
dua bidang sejajar yang tegak lurus, salah satu sumbu disebut pinakoid. Kalau
beberapa bidang sejajar salah satu sumbu disebut prisma.
Bentuk yang termasuk dalam system sumbu ini dibagi menjadi beberapa kelas
diantaranya sebagai berikut :
- Kelas ditetragonal dipyramidal
Kelas ini meliputi bentuk ditetragonal dipyramid dan ditetragonal prisma.
- Kelas tetragonal scalenohedral
Kelas ini mempunyai dua bentuk dasar yaitu tetragonal disphenoid dan
tetragonal scalenohedron.
- Kelas tetragonal dipyramidal
Kelas ini dibangun oleh bentuk prisma, pyramid atau kombinasi antara prisma
dan pyramid.
Penamaan dalam sisem ini selalu dengan menyebut sistemnya. Bentuk bentuknya
banyak yang mirip dengan system reguler. Perbedaannya hanya terletak pada arah
memanjang sumbu c.
Dibawah ini salah satu contoh mineral yang mempunyai sumbu mineral tetragonal
(a) (b)
Gambar 4. 5 Sistem ortorombik: (a) asli, (b) modifikasi
Pada sistem ini dicirikan tidak mempunyai sumbu ganda 4. Bentukbentuk dasar yang
terdapat pada sistem ini adalah pyramid, prisma dan pinakoid. Dibawah ini salah satu
contoh mineral yang mempunyai sumbu mineral ortorombik adalah
Geologi Dasar 1 - 99
Gambar 4. 6 Mineral Belerang dengan sistem sumbu mineral ortorombik
(a) (b)
Gambar 4. 7 Sistem heksagonal: (a) asli, (b) modifikasi,
(a) (b)
Gambar 4. 9 Sistem trigonal: (a) asli, (b) modifikasi.
Dibawah ini salah satu contoh mineral yang mempunyai sistem sumbu mineral trigonal
adalah
(a) (b)
Gambar 4. 11 Sistem monoklin: (a) asli, (b) modifikasi
(a) (b)
Gambar 4. 13 Sistem triklin: (a) asli, (b) modifikasi,
Di bawah ini salah satu contoh mineral yang mempunyai sistem sumbu triklin adalah
Dari penjelasan penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan pada tabel berikut di bawah
ini :
Tabel 4. 1 Sistem Sumbu Kristalografi
└ a & b = 120°
Hexagonal /
4 4 a=b=d≠c └ b & d = 120°
Trigonal
c ┴ abd
a┴b
5 Monoklin 3 a≠b≠c
└ ac > 90°
└ ab > 90°
6 Triklin 3 a≠b≠c
└ ac > 90°
Pusat simetri
Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat garis bayangan
tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat kristal dan akan menjumpai titik yang
lain pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak yang sama terhadap pusat kristal pada
garis bayangan tersebut. Atau dengan kata lain, kristal mempunyai pusat simetri bila tiap
Sumbu simetri
Sumbu simetri adalah merupakan sumbu putar, dimana setelah melalui putaran tertentu
dijumpai figurasi atau bentuk yang sama. Sumbu simetri ada 4 buah masing masing sumbu
simetri ganda 2, ganda 3, ganda 4 dan ganda 6.
- Sumbu simetri ganda 2
Merupakan suatu sumbu putar yang setelah melalui putaran 180 0 dijumpai bentuk
yang sama. Sumbu putar ini terdapat pada seluruh sistem kecuali triklin.
- Sumbu simetri ganda 3
Merupakan sumbu putar dimana setelah melalui putaran 120 0 , akan didapat atau
dijumpai bentuk yang sama. Sumbu simetri ganda 3 dijumpai pasa system reguler
dan trigonal saja.
- Sumbu simetri ganda 4
Sumbu ini merupakan sumbu putar dimana setelah melalui putaran 90 0 , dijumpai
bentuk yang sama. Sumbu simetri ganda 4 dijumpai pada sistem reguler dan
tetragonal.
- Sumbu simetri ganda 6
Merupakan sumbu putar yang setelah melalui putaran 60 0 , dijumpai bentuk yang
sama. Sumbu simetri ganda 6 hanya dijumpai pada sistem hexagonal.
Bidang simetri
Bidang simetri adalah bidang bayangan yang dapat membelah kristal menjadi dua bagian
yang sama, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan dari yang lain. Bidang
simetri ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri aksial dan bidang simetri
menengah.
Bidang simetri aksial bila bidang tersebut membagi kristal melalui dua sumbu utama
(sumbu kristal). Bidang simetri aksial ini dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri
vertikal, yang melalui sumbu vertikal dan bidang simetri horisontal, yang berada tegak lurus
terhadap sumbu c. Bidang simetri menengah adalah bidang simetri yang hanya melalui
satu sumbu kristal. Bidang simetri ini sering pula dikatakan sebagai bidang simetri diagonal.
Berdasarkan klasifikasi kristal dari tujuh sistem kristal dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kelas kristal. Pengelompokkan ini berdasarkan pada jumlah unsur simetri yang
dimiliki oleh kristal tersebut. Sistem isometrik terdiri dari lima kelas, sistem tetragonal
LATIHAN :
4. Sistem sumbu kristalografi yang mempunyai jumlah sumbu 3 dimana sumbu a sama
dengan sumbu b dan c adalah
a) Orthorombis
b) Tetragonal
c) Reguler
d) Monoklin
5. Sistem sumbu kristalografi yang mempunyai jumlah sumbu 3 dimana sumbu a tidak
sama dengan sumbu b dan c dimana posisi sumbu a, b dan c tegak lurus adalah
a) Orthorombis
b) Tetragonal
c) Reguler
d) Monoklin
9. Dibawah ini adalah merupakan bentuk mineral dari system reguler kecuali
a) Hexaoktahedron
b) Hexatetrahedron
c) Pyritohedron
d) Dipyramidal
10. Dibawah ini adalah merupakan bentuk mineral dari system tetragonal adalah
a) Hexaoktahedron
b) Hexatetrahedron
c) Pyritohedron
d) Dipyramidal
11. Pinakoid adalah merupakan salah satu bentuk mineral yang termasuk didalam
system sumbu kristalografi
a) Orthorombis
b) Tetragonal
c) Reguler
d) Hexagonal
12. Dibawah ini adalah merupakan unsur unsur simetri daripada mineral kecuali
a) Pusat simetri
b) Bidang simetri
c) Sumbu simetri ganda 2
d) Sumbu simetri
14. Suatu bidang yang membagi suatu bentuk atas dua bagian yang sama dan
merupakan bidang cermin disebut
a) Pusat simetri
b) Bidang simetri
c) Sumbu simetri ganda 2
d) Sumbu simetri
15. Suatu titik pada suatu bentuk kristal dimana titik tersebut dapat ditarik garis
sedimikian, sehingga disebelah garis tersebut pada jarak yang sama ditemukan
suatu bentuk sudut atau bidang yang sama adalah
a) Pusat simetri
b) Bidang simetri
c) Sumbu simetri ganda 2
d) Sumbu simetri
16. Suatu sumbu putar apabila diputar melalui putaran 120 0, maka akan dijumpai bentuk
yang sama adalah
a) Sumbu simetri ganda 2
b) Sumbu simetri ganda 3
c) Sumbu simetri ganda 4
d) Sumbu simetri ganda 6
17. Pada pengamatan atau pencatatan unsur simetri dari pengamatan dilakukan
pencatatan 4/m apa maksudnya :
a) Merupakan sumbu putaran 4
b) Tegak lurus sumbu tersebut terdapat bidang simetri
c) Merupakan sumbu putaran 4 dan tegak lurus sumbu tersebut tidak terdapat
bidang simetri
d) Merupakan sumbu putaran 4 dan tegak lurus sumbu tersebut terdapat
bidang simetri
18. Pada pengamatan atau pencatatan unsur simetri dari pengamatan dilakukan
pencatatan 4 apa maksudnya :
a) Merupakan sumbu putaran 4
b) Tegak lurus sumbu tersebut terdapat bidang simetri
c) Merupakan sumbu putaran 4 dan tegak lurus sumbu tersebut tidak terdapat
bidang simetri
d) Merupakan sumbu putaran 4 dan tegak lurus sumbu tersebut terdapat
bidang simetri
20. Sifat sifat fisik mineral banyak sekali salah satunya adalah kilap apa maksudnya :
a) Kecenderungan mineral untuk menyerap cahaya
b) Kenampakan permukaan mineral terhadap pantulan sinar
c) Kenampakan mineral yang mempunyai permukaan kasar
d) Semua jawaban salah
21. Dibawah ini menurut skala mohs mineral flourit mempunyai kekerasan
a) 4
b) 5,5
c) 6
d) 5
22. Mineral pembentuk batuan beku menerut skala mohs yang mempunyai kekerasan 6
adalah
a) Mg Piroksin, Amphibol, Plagioklas dan Ortoklas
b) Mg Piroksin, Ampibhol, Kuarsa dan Ortoklas
c) Amphibol, Plagioklas, Ortoklas dan Kuarsa
d) Plagioklas, Ortoklas, Mg Piroksin dan Kuarsa
23. Dibawah ini adalah merupakan klasifikasi minaral golongan oksida adalah
a) Ilmenit, Magnetit, Hematit dan Corundum
b) Ilmenit, Magnetit, Hematit dan Pyrit
c) Ilmenit, Magnetit, Hematit dan Argentit
d) Ilmenit, Magnetit, Hematit dan Dolomit