Anda di halaman 1dari 20

BAB 4

MINERALOGI
Mineral sudah ada dan dipakai sejak manusia itu lahir. Pada jaman dahulu senjata
manusia biasanya dibuat dari “agat” yang cukup keras. Agat bahkan digunakan untuk
kampak penebang. Peninggalan peniggalan semacam ini sampai saat ini masih bisa
dilihat di musium seperti yang terdapat di P3G Bandung. Dengan kemajuan peradaban
manusia, mineral akhirnya menjadi bahan yang diperdagangkan sebagai barang
permata, seperti intan, zamrud, safir dan sebagainya. Mineral juga dipakai dalam
industri baik sebagai bahan baku pembuatan barang industri atau sebagai penunjang.
Sebagai contoh mineral kuarsa merupakan bahan baku pembuatan kaca. Intan dapat
digunakan untuk melapisi mata bor agar mampu digunakan pada batuan yang sangat
keras. Dengan keterlibatan banyak mineral dalam kehidupan manusia sehari hari
pengetahuan mineral dikembangkan sejak tahun 1546. Berbagai cara dipergunakan
orang untuk dapat mengidentifisir mineral. Mineral dipelajari sifat sifat fisiknya, sifat
kimia, sifat optik dan cara terjadinya. Berbagai mineral ditambang dan diolah untuk
diambil salah satu unsur pembentukannya, seperti bauxite, cassiterite, magnetik,
pirolusite dan sebagainya. Beberapa unsur sering dijumpai dalam keadaan murni
seperti emas, perak, intan dan sebagainya.
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat dialam terbentuk secara
alamiah (anorganik), mempunyai komposisi kimia pada batas batas tertentu dan
mempunyai atom atom yang tersusun secara teratur. Kumpulan satu jenis mineral atau
lebih yang membentuk atau menyusun kerak bumi disebut batuan. Mineral dialam
kadang mempunyai bangun geometri tertentu. Mineral yang demikian disebut mineral
kristalin. Suatu kristal akan tumbuh apabila mempunyai lingkungan yang cocok bagi
pertumbuhan mineral tersebut. faktor faktor yang mengontrol penurunan temperatur
secara pelan akan memberi kesempatan suatu subtance mengkristal. Di lain pihak
tekanan yang tinggi mengakibatkan subtance sukar mengkristal. Penurunan temperatur
yang tiba tiba dapat menyebabkan mineral tidak mempunyai bentuk atau struktur atom
yang tertentu yang disebut “amorph”
Untuk mendeterminasikan sebuah mineral dapat didasarkan pada hal hal sebagai
berikut :
- Sifat fisik ( meliputi warna, kilap, bentuk, kekerasan, belahan dll)
- Bentuk kristal atau sistem sumbu kristal
- Sifat optik (penelitian tanda tanda optik dibawah mikroskop) dll.

Geologi Dasar 1 - 95
Sistem Sumbu Kristal atau mineral :
Dengan kemajuan ilmu dalam bidang mineral ternyata bentuk mineral yang berbagai
ragam itu dapat dikelompokkan dalam 7 (tujuh) sistem sumbu. Sistem sumbu ini sangat
menolong untuk mempelajari bentuk bentuk dari mineral itu. Adapun sistem sumbu
kristalografi tersebut terdiri dari :
- Sistem sumbu reguler
- Sistem sumbu tetragonal
- Sistem sumbu orthorombis
- Sistem sumbu hexagonal
- Sistem sumbu trigonal
- Sistem sumbu monoklin dan
- Sistem sumbu triklin
Dasar penggolongan sistem kristal tersebut ada tiga hal, yaitu:
- Jumlah sumbu kristal,
- Letak sumbu kristal yang satu dengan yang lain dan
- Parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu kristal
Adapun ke tujuh sistem sumbu kristal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut dibawah
ini :
4.1 Sistem Reguler (isometrik)
Sistem ini juga disebut sistem reguler, bahkan sering dikenal sebagai sistem
kubus/kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3(tiga), semuanya sama panjang dan saling
tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu dapat dibolak balik karena masing
masing mempunyai panjang dan kedudukan yang sama satu dengan lainnya.

(a) (b)
Gambar 4. 1 Sistem kubik: (a) asli, (b) modifikasi
Bentuk kristal yang termasuk kedalam sistem sumbu ini dibagi dalam beberapa kelas
yaitu
- Kelas hexaoktahedron
Bentuk dasar yg paling sederhana adalah bentuk kubus. Seluruh bidangnya
memotong tegak lurus, satu sumbu dan sejajar dengan sumbu yang lain.

96 – SMK Kelas X Semester 1


Bentuk dasar yang kedua adalah oktahedron yang merupakan dua piramid yang
simetris. Bidang bidang dari oktahedron dapat memotong ketiga sumbu sama
panjang atau memotong dua sumbu sama panjang dan sejajar dengan sumbu
yang lain dan sebagainya.
- Kelas hexatetrahedron
Pada kelas ini yang menjadi bentuk dasar adalah bidang 4, suatu bangun yang
dibatasi oleh 4 bidang yang sama dan sebangun, masing masing merupakan
segitiga sama sisi. Tetrahedron dikenal ada dua macam yaitu tetrahedron positif
dan negatif.
- Kelas pyritohedron.
Pyritohedron merupakan suatu bentuk yang sering dijumpai khas untuk mineral
pyrite. Bentuk ini dibatasi oleh 12 bidang segi lima yang sama dan sebangun.
Posisi masing masing bidang merupakan bangun limas yang sejajar dengan
salah satu sumbu.
Dibawah ini salah satu contoh mineral halit yang mempunyai sistem sumbu kubik atau
isometrik

Gambar 4. 2 Mineral Halit dengan sumbu mineral isometrik

Geologi Dasar 1 - 97
4.2 Sistem Tetragonal
Sama dengan sistem isometrik, sistem ini mempunyai 3 sumbu kristal yang masing-
masing saling tegak lurus terhadap satu sama yang lain. Sumbu a dan b mempunyai
satuan panjang yang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau
lebih pendek akan tetapi pada umumnya lebih panjang (sumbu a = b ≠ c).

(a) (b)
Gambar 4. 3 Sistem tetragonal: (a)asli, (b) modifikasi
Pada sistem ini terdapat beberapa bentuk dasar yaitu pyramid, prisma, sphene,
pinakoid. Pyramid merupakan dua limas yang bertemu pada satu titik. Lima yang garis
potong bidang bidangnya memotong salah satu sumbu disebut sphene. Selanjutnya
dua bidang sejajar yang tegak lurus, salah satu sumbu disebut pinakoid. Kalau
beberapa bidang sejajar salah satu sumbu disebut prisma.
Bentuk yang termasuk dalam system sumbu ini dibagi menjadi beberapa kelas
diantaranya sebagai berikut :
- Kelas ditetragonal dipyramidal
Kelas ini meliputi bentuk ditetragonal dipyramid dan ditetragonal prisma.
- Kelas tetragonal scalenohedral
Kelas ini mempunyai dua bentuk dasar yaitu tetragonal disphenoid dan
tetragonal scalenohedron.
- Kelas tetragonal dipyramidal
Kelas ini dibangun oleh bentuk prisma, pyramid atau kombinasi antara prisma
dan pyramid.
Penamaan dalam sisem ini selalu dengan menyebut sistemnya. Bentuk bentuknya
banyak yang mirip dengan system reguler. Perbedaannya hanya terletak pada arah
memanjang sumbu c.
Dibawah ini salah satu contoh mineral yang mempunyai sumbu mineral tetragonal

98 – SMK Kelas X Semester 1


Gambar 4. 4 Mineral Scheelite dengan sumbu mineral tetragonal
4.3 Sistem rombis
Sistem ini disebut juga orthorombis dan mempunyai 3 sumbu kristal a, b, dan c yang
saling tegak lurus satu dengan yang lain. Ketiga sumbu kristal tersebut mempunyai
panjang yang berbeda.

(a) (b)
Gambar 4. 5 Sistem ortorombik: (a) asli, (b) modifikasi

Pada sistem ini dicirikan tidak mempunyai sumbu ganda 4. Bentukbentuk dasar yang
terdapat pada sistem ini adalah pyramid, prisma dan pinakoid. Dibawah ini salah satu
contoh mineral yang mempunyai sumbu mineral ortorombik adalah

Geologi Dasar 1 - 99
Gambar 4. 6 Mineral Belerang dengan sistem sumbu mineral ortorombik

4.4 Sistem heksagonal


Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap
ketiga sumbu yang lain. Sumbu a, b, dan d masing-masing saling membentuk sudut
1200 satu terhadap yang lain (Gambar 4.4). Sumbu a, b, dan d mempunyai panjang
yang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek
(umumnya lebih panjang). Sumbu ini dibedakan dengan sistem trigonal adalah pada
sumbu putaran (simetri) pada sumbu c. Sumbu c pada sistem hexagonal merupakan
sumbu putaran ganda 6 sedangkan pada sistem trigonal merupakan sumbu putaran
ganda 3. Bentuk dasar yang sering dijumpai adalah pyramid, prisma, pinakoid,
rombohedron dan sebagainya.

(a) (b)
Gambar 4. 7 Sistem heksagonal: (a) asli, (b) modifikasi,

100 – SMK Kelas X Semester 1


Di bawah ini salah satu contoh mineral yang mempunyai sistem sumbu heksagonal adalah

Gambar 4. 8 Mineral Apatite dengan sistem sumbu mineral heksagonal

4.5 Sistem trigonal


Beberapa ahli memasukkan sistem ini ke dalam sistem heksagonal. Demikian pula cara
penggambarannya juga sama. Perbedaannya bila pada trigonal setelah terbentuk bidang
dasar, yang berbentuk segienam kemudian dibuat segitiga dengan menghubungkan dua
titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.

(a) (b)
Gambar 4. 9 Sistem trigonal: (a) asli, (b) modifikasi.
Dibawah ini salah satu contoh mineral yang mempunyai sistem sumbu mineral trigonal
adalah

Geologi Dasar 1 - 101


Gambar 4. 10 Mineral Kalsit dengan sistem sumbu mineral trigonal

4.6 Sistem monoklin


Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang
dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b; b tegak lurus terhadap c, tetapi sumbu
c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang
tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b yang paling pendek.

(a) (b)
Gambar 4. 11 Sistem monoklin: (a) asli, (b) modifikasi

102 – SMK Kelas X Semester 1


Gambar 4. 12 Mineral Gypsum dengan sistem sumbu mineral monoklin

4.7 Sistem Triklin


Sistem ini mempunyai tiga sumbu yang satu dengan lainnya tidak saling tegak lurus.
Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.

(a) (b)
Gambar 4. 13 Sistem triklin: (a) asli, (b) modifikasi,
Di bawah ini salah satu contoh mineral yang mempunyai sistem sumbu triklin adalah

Geologi Dasar 1 - 103


Gambar 4. 14 Mineral Rodokrosit dengan sistem sumbu mineral triklin

Dari penjelasan penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan pada tabel berikut di bawah
ini :
Tabel 4. 1 Sistem Sumbu Kristalografi

No System Sumbu Jumlah Sumbu Panjang Sumbu Posisi Sumbu

1 Reguler 3 a=b=c a┴b┴c

2 Tetragonal 3 a=b≠c a┴b┴c

3 Orthorombis 3 a≠b≠c a┴b┴c

└ a & b = 120°
Hexagonal /
4 4 a=b=d≠c └ b & d = 120°
Trigonal
c ┴ abd
a┴b
5 Monoklin 3 a≠b≠c
└ ac > 90°

└ ab > 90°
6 Triklin 3 a≠b≠c
└ ac > 90°

104 – SMK Kelas X Semester 1


4.8 Sifat Fisik Mineral
Sifat fisik dari mineral banyak sekali, didalam hal ini hanya akan dikemukakan yang pokok
pokok saja yaitu : warna, bentuk, kilap (luster), goresan, kekerasan (hardness), belahan
(cleavage), pecahan (fracture), rasa dan bau. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini
:
a) Warna
Kesan warna dari suatu mineral ditentukan oleh kecenderungan dari mineral
tersebut untuk menyerap gelombang cahaya seperti diketahui bahwa cahaya putih
sebenarnya dapat diuraikan menjadi berbagai warna, mineral menyerap semua
cahaya akan memberikan warna hitam, sedang mineral yang memantulkan semua
cahaya akan terlihat putih atau transparant.
Beberapa mineral mempunyai warna yang tertentu dan karakteristik. Warna
demikian disebut “Idiochromatic” sebaliknya warna mineral sering sekali berubah
akibat adanya unsur unsur asing. Sebagai contoh mineral kuarsa yang murni
mempunyai warna putih bening. Dengan adanya unsur unsur tertentu mineral ini
dapat berwarna kecubung, warna demikian disebut “allochromatic”
b) Bentuk
Di alam jarang sekali dijumpai bentuk bentuk mineral yang ideal., sehingga
penamaan bentuk yang digunakan lebih bersifat praktis yaitu sebagai berikut :
- Prismatik adalah bentuk bentuk menyerupai prisma contoh kuarsa
- Tabular adalah bentuk bentuk yang berlapis lapis tebal contoh gypsum
- Lamellar adalah bentuk bentuk yang berlembar lembar contoh mika.
- Fibroas adalah bantuk mineral yang tumbuh seperti serabut
- Pellet adalah bentuk mineral yang bulat contoh glaukonit
- Asikular adalah bentuk meniral yang menyerupai jarum
- Granular adalah mempunyai bentuk butiran contoh garnet
- Kubus adalah bentuk mineral menyerupai kubus contoh pyrit dan sebagainya
Telah diutarakan bahwa bentuk meniral di alam jaran sekali dijumpai dalam bentuk
yang sebenarnya. Hal ini disebabkan karena gangguan gangguan lingkungan
tumbuhnya. Mungking ruang gerak yang terlalu sempit atau penurunan temperatur
yang sangat cepat. Mineral yang tumbuh dan memiliki bentuk yang sebenarnya
disebut berbentuk Euhedral. Kalau sebagian saja yang tumbuh normal disebut
berbentuk subhedral. Dalam kondisi tertentu mineral tidak memiliki bentuk yang
sebenarnya, tetapi lebih menyesuaikan dengan ruang tumbuhnya, disebut
berbentuk unhedral.

Geologi Dasar 1 - 105


c) Kilap
Adalah penampakan permukaan mineral terhadap pantulan sinar. Hal ini akan
dipengaruhi oleh sifat sifat tembus cahaya, indek bias dan struktur mineral. Kilap
mineral dibagi 2(dua) yaitu kilap logam dan non logam. Kilap non logam dibagi bagi
lagi menjadi kilap kaca, adamantin, resin, greas, mutiara, sutera dan yang tidak
memberikan kilap disebut “dull”
- Kilap kaca adalah sedikit mengkilap tembus cahaya atau sedikit tembus cahaya,
contoh mineral kuarsa, kalsit, feldspar, piroksin dan sebagainya.
- Kilap adamansin adalah kilapnya gemerlapan seperti intan.
- Resin adalah kilapnya seperti resin, contoh sphalerite
- Greas adalah kilapnya seperti berlemak, contoh nephelin
- Mutiara adalah memberi kilap seperti mutiara, contoh talk
- Kilap sutera adalah kilapnya menyerupai sutera, contoh asbes.
- Dull adalah tidak memberikan kilap seperti kaolin, kapur, dan lain lain.
d) Goresan
Goresan warna dari pada mineral dalam keadaan sebagai tepung warna ini dapat
diamati apabila mineral tersebut digoreskan pada benda putih yang permukaannya
kasar dan mempunyai kekerasan yang lebih besar. Dalam hal kekerasan mineral
lebih besar maka yang terlihat warna goresan dari benda putih itu sendiri.
Warna goresan kadang kadang berbeda dengan warna mineral itu sendiri. Mineral
pyrit mempunyai warna kuning emas, tetapi goresannya berwarna hitam kehijauan,
mineral piroksin berwarna hitam kehijauan, tetapi goresannya berwarna putih.
e) Kekerasan
adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Ini diukur berdasarkan suatu
skala yang dibuat oleh MOHS. Skala ini mempunyai harga dari 1 paling lunak
hingga skala 10 untuk mineral yang paling keras 10, sebagai parameter digunakan
mineral berikut:
- Kekerasan 1 adalah mineral talk,
- Kekerasan 2 adalah mineral gipsum,
- Kekerasan 3 adalah mineral kalsit,
- Kekerasan 4 adalah mineral fluorit,
- Kekerasan 5 adalah mineral apatit,
- Kekerasan 6 adalah mineral ortoklas/feldspar,
- Kekerasan 7 adalah mineral kuarsa,
- Kekerasan 8 adalah mineral topaz,
- Kekerasan 9 adalah mineral korundum, dan
- Kekerasan 10 adalah mineral intan.

106 – SMK Kelas X Semester 1


Dilaboratorium pengetesan kekerasan mineral dilakukan dengan menggunakan
skala Mohs. Mineral yang lebih lunak akan tergores dengan mineral yang lebih
keras. Sebagai contoh mineral dengan kekerasan 6 dapat digores dengan skala
kekerasan 7, tetapi tidak tergores oleh skala kekerasan 5. Pengukuran
kekerasan mineral dilapangan tidak dilakukan dengan menggunakan skala
mohs, tetapi dengan alat alat lain yang kekerasannya sudah diketahui. Alat alat
yang sering digunakan adalah :
- Kuku mempunyai kekersan kurang lebih 2,5
- Uang tembaga mempunyai kekerasan 3
- Pisau saku mempunyai kekerasan 5,5
- Kikir terbuat dari baja mempunyai kekerasan 6,5
Prosedur pengetesan kekerasan sama dengan cara dilaboratorium.
Pengukuran kekerasan dapat dilakukan dengan menggunakan “
hardnesspencil”. Satu zat hardnesspencil terdiri dari feldspar (6), kuarsa (7),
Zircon (7,5), Topas (8), chrysoberyel (8,5), Korundum (9), dan intan (10).
f) Belahan
Suatu mineral mudah dibelah melalui bidang tertentu yang disebut bidang belahan.
Bidang bidang sejajar dengan struktur mineral itu sendiri. Bidang belahan dapat
halus, licin mengkilat, dapat merupakan bidang rata saja atau kadang kadang
merupakan bidang yang sedikit bergelombang(bidang kasar). Selanjutnya bidang
belahan kadang kadang sangat sulit dikenal dan hanya diketahui setelah melihatnya
dengan seksama. Belahan dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu :
- Belahan sempurna adalah bidang belahan licin mengkilat. Sebagai contoh
belahan pada mineral mineral biotit, gypsum dan kalsit.
- Belahan baik adalah bidang belahan rata. Sebagai contoh belahan mineral
mineral ortoklas, hornblende, piroksin dan sebagainya.
- Belahan district adalah bidang belahan kasar, tidak merata. Sebagai contoh
pada mineral mineral sphene, apatit, rutil dan sebagainya
- Belahan indistinet adalah bidang belahan tak jelas, sulit dikenal, kecuali
dengan pengamatan seksama. Contohnya pada mineral mineral pyrit,
korundum, garnet dan sebagainya.
Pada diskripsi sifat belahan akan disebut kwalitasnya (sempurna sampai dengan
indistinet) dan selanjutnya arahnya (searah). Belahan dengan dua arah akan
disebutkan sudut yang diapit oleh kedua belahan sebagai contoh mineral piroksin
dengan belahan baik, mempunyai dua arah yang saling tegak lurus. Mineral
hornblende mempunyai belahan baik, dua arah dengan yang mengapit sudut 560.

Geologi Dasar 1 - 107


g) Pecahan
Pecahan merupakan karakter permukaan apabila mineral pecah kearah yang bukan
bidang belahan. Pecahan mineral cenderung membentuk pola yang tertentu
sebagai berikut :
- Konkoidal adalah pecahan melengkung menyerupai kulit kerang atau
pecahan botol.
- Even adalah pecahan yang membentuk bidang hampir rata.
- Uneven adalah pecahan membentuk permukaan teratur.
- Speintery adalah mineral pecah menjadi pecahan pecahan kecil kecil.
h) Rasa
Mineral tertentu mempunyai rasa kalau dijilat terutama mineral yang mau larut
kedalam air, rasa yang dijumpai pada beberapa mineral diantaranya adalah :
- Asam rasa dari mineral belerang.
- Dingin rasa dari mineral sodium nitrat
- Asin rasa dari mineral halit.
i) Bau
Beberapa mineral sering memiliki bau yang khas, bau tersebut muncul kalau dicium,
waktu dipanaskan atau digores. Diantara bau yang sering dijumpai adalah
- Bau lempung dapat tercium pada kaolin
- Bau bawang bau ini timbul pada saat mineral arsenopyrite dipanaskan.
- Bau belerang bau yang terjadi pada waktu mineral sulfida digores. Dan
sebagainya.

Unsur-unsur simetri kristal :


Pada suatu bentuk mineral banyak sekali dijumpai kesamaan sudut atau bidang, dimana
masing masing mempunyai hubungan tertentu, melalui suatu hukum yang disebut hukum
simetri. Menurut hukum simetri pada bentuk kristal terdapat tiga unsur simetri. Unsur-unsur
simetri tersebut meliputi:
- Pusa simetri
- Sumbu simetri
- Bidang simetri

Pusat simetri
Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat garis bayangan
tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat kristal dan akan menjumpai titik yang
lain pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak yang sama terhadap pusat kristal pada
garis bayangan tersebut. Atau dengan kata lain, kristal mempunyai pusat simetri bila tiap

108 – SMK Kelas X Semester 1


bidang muka kristal tersebut mempunyai pasangan dengan kriteria bahwa bidang yang
berpasangan tersebut berjarak sama dari pusat kristal, dan bidang yang satu merupakan
hasil inversi melalui pusat kristal dari bidang pasangannya.

Sumbu simetri
Sumbu simetri adalah merupakan sumbu putar, dimana setelah melalui putaran tertentu
dijumpai figurasi atau bentuk yang sama. Sumbu simetri ada 4 buah masing masing sumbu
simetri ganda 2, ganda 3, ganda 4 dan ganda 6.
- Sumbu simetri ganda 2
Merupakan suatu sumbu putar yang setelah melalui putaran 180 0 dijumpai bentuk
yang sama. Sumbu putar ini terdapat pada seluruh sistem kecuali triklin.
- Sumbu simetri ganda 3
Merupakan sumbu putar dimana setelah melalui putaran 120 0 , akan didapat atau
dijumpai bentuk yang sama. Sumbu simetri ganda 3 dijumpai pasa system reguler
dan trigonal saja.
- Sumbu simetri ganda 4
Sumbu ini merupakan sumbu putar dimana setelah melalui putaran 90 0 , dijumpai
bentuk yang sama. Sumbu simetri ganda 4 dijumpai pada sistem reguler dan
tetragonal.
- Sumbu simetri ganda 6
Merupakan sumbu putar yang setelah melalui putaran 60 0 , dijumpai bentuk yang
sama. Sumbu simetri ganda 6 hanya dijumpai pada sistem hexagonal.

Bidang simetri
Bidang simetri adalah bidang bayangan yang dapat membelah kristal menjadi dua bagian
yang sama, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan dari yang lain. Bidang
simetri ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri aksial dan bidang simetri
menengah.
Bidang simetri aksial bila bidang tersebut membagi kristal melalui dua sumbu utama
(sumbu kristal). Bidang simetri aksial ini dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri
vertikal, yang melalui sumbu vertikal dan bidang simetri horisontal, yang berada tegak lurus
terhadap sumbu c. Bidang simetri menengah adalah bidang simetri yang hanya melalui
satu sumbu kristal. Bidang simetri ini sering pula dikatakan sebagai bidang simetri diagonal.
Berdasarkan klasifikasi kristal dari tujuh sistem kristal dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kelas kristal. Pengelompokkan ini berdasarkan pada jumlah unsur simetri yang
dimiliki oleh kristal tersebut. Sistem isometrik terdiri dari lima kelas, sistem tetragonal

Geologi Dasar 1 - 109


mempunyai tujuh kelas, rombis memiliki tiga kelas, heksagonal mempunyai tujuh kelas dan
trigonal lima kelas. Selanjutnya sistem monoklin mempunyai tiga kelas.

Kerjakan dibuku tugasmu

Carilah disekitar lingkungan sekolah, rumah, maupun di majalah majalah ataupun


internet terkait dengan contoh mineral yang mempunyai sistem sumbu mineral
sesuai dengan sistem sumbu yang ada.

LATIHAN :

I. Pilihlah jawaban yang tepat pada soal soal dibawah ini

1. Salah satu manfaat dari mineral adalah kecuali :


a) Untuk ekonomi
b) Untuk industri
c) Dibutuhkan bagi tubuh kita
d) Semua jawaban salah

2. Yang dimaksud dengan bentuk mineral Amorf adalah


a) Suatu mineral yang mempunyai bentuk ideal
b) Suatu mineral yang mempunyai bentuk setengah ideal
c) Suatu mineral yang mempunyai bentuk tidak semestinya
d) Suatu mineral yang tidak mempunyai bentuk

3. Suatu subtance yang terbentuk secara alamiah disebut :


a) Batuan
b) Kristal
c) Mineral
d) Semua jawaban benar

4. Sistem sumbu kristalografi yang mempunyai jumlah sumbu 3 dimana sumbu a sama
dengan sumbu b dan c adalah
a) Orthorombis
b) Tetragonal
c) Reguler
d) Monoklin

5. Sistem sumbu kristalografi yang mempunyai jumlah sumbu 3 dimana sumbu a tidak
sama dengan sumbu b dan c dimana posisi sumbu a, b dan c tegak lurus adalah
a) Orthorombis
b) Tetragonal
c) Reguler
d) Monoklin

110 – SMK Kelas X Semester 1


6. Sistem sumbu kristalografi yang mempunyai jumlah sumbu 3 dimana sumbu a tidak
sama dengan sumbu b dan c dimana posisi sumbu a, b dan c tegak lurus adalah
a) Orthorombis
b) Tetragonal
c) Reguler
d) Monoklin
7. Sistem sumbu kristalografi yang mempunyai jumlah sumbu 3 dimana sumbu a sama
dengan sumbu b dan sumbu b tidak sama dengan sumbu c adalah
a) Orthorombis
b) Tetragonal
c) Reguler
d) Monoklin
8. Sistem sumbu kristalografi yang mempunyai jumlah sumbu 3 dimana posisi sumbu
a tegak lurus dengan sumbu b dan sumbu a dan c membentuk sudut 90 0 adalah
a) Orthorombis
b) Triklin
c) Reguler
d) Monoklin

9. Dibawah ini adalah merupakan bentuk mineral dari system reguler kecuali
a) Hexaoktahedron
b) Hexatetrahedron
c) Pyritohedron
d) Dipyramidal

10. Dibawah ini adalah merupakan bentuk mineral dari system tetragonal adalah
a) Hexaoktahedron
b) Hexatetrahedron
c) Pyritohedron
d) Dipyramidal

11. Pinakoid adalah merupakan salah satu bentuk mineral yang termasuk didalam
system sumbu kristalografi
a) Orthorombis
b) Tetragonal
c) Reguler
d) Hexagonal

12. Dibawah ini adalah merupakan unsur unsur simetri daripada mineral kecuali
a) Pusat simetri
b) Bidang simetri
c) Sumbu simetri ganda 2
d) Sumbu simetri

Geologi Dasar 1 - 111


13. Suatu sumbu putar dimana setelah melalui putaran tertentu dijumpai figurasi atau
bentuk yang sama disebut
a) Pusat simetri
b) Bidang simetri
c) Sumbu simetri ganda 2
d) Sumbu simetri

14. Suatu bidang yang membagi suatu bentuk atas dua bagian yang sama dan
merupakan bidang cermin disebut
a) Pusat simetri
b) Bidang simetri
c) Sumbu simetri ganda 2
d) Sumbu simetri

15. Suatu titik pada suatu bentuk kristal dimana titik tersebut dapat ditarik garis
sedimikian, sehingga disebelah garis tersebut pada jarak yang sama ditemukan
suatu bentuk sudut atau bidang yang sama adalah
a) Pusat simetri
b) Bidang simetri
c) Sumbu simetri ganda 2
d) Sumbu simetri

16. Suatu sumbu putar apabila diputar melalui putaran 120 0, maka akan dijumpai bentuk
yang sama adalah
a) Sumbu simetri ganda 2
b) Sumbu simetri ganda 3
c) Sumbu simetri ganda 4
d) Sumbu simetri ganda 6

17. Pada pengamatan atau pencatatan unsur simetri dari pengamatan dilakukan
pencatatan 4/m apa maksudnya :
a) Merupakan sumbu putaran 4
b) Tegak lurus sumbu tersebut terdapat bidang simetri
c) Merupakan sumbu putaran 4 dan tegak lurus sumbu tersebut tidak terdapat
bidang simetri
d) Merupakan sumbu putaran 4 dan tegak lurus sumbu tersebut terdapat
bidang simetri

18. Pada pengamatan atau pencatatan unsur simetri dari pengamatan dilakukan
pencatatan 4 apa maksudnya :
a) Merupakan sumbu putaran 4
b) Tegak lurus sumbu tersebut terdapat bidang simetri
c) Merupakan sumbu putaran 4 dan tegak lurus sumbu tersebut tidak terdapat
bidang simetri
d) Merupakan sumbu putaran 4 dan tegak lurus sumbu tersebut terdapat
bidang simetri

112 – SMK Kelas X Semester 1


19. Mineral dikatakan mempunyai bentuk tabular apabila
a) Mempunyai bentuk menyerupai jarum
b) Mempunyai bentuk berlapis lapis tebal
c) Mempunyai bentuk bulatan
d) Berbentuk berupa butiran

20. Sifat sifat fisik mineral banyak sekali salah satunya adalah kilap apa maksudnya :
a) Kecenderungan mineral untuk menyerap cahaya
b) Kenampakan permukaan mineral terhadap pantulan sinar
c) Kenampakan mineral yang mempunyai permukaan kasar
d) Semua jawaban salah

21. Dibawah ini menurut skala mohs mineral flourit mempunyai kekerasan
a) 4
b) 5,5
c) 6
d) 5
22. Mineral pembentuk batuan beku menerut skala mohs yang mempunyai kekerasan 6
adalah
a) Mg Piroksin, Amphibol, Plagioklas dan Ortoklas
b) Mg Piroksin, Ampibhol, Kuarsa dan Ortoklas
c) Amphibol, Plagioklas, Ortoklas dan Kuarsa
d) Plagioklas, Ortoklas, Mg Piroksin dan Kuarsa

23. Dibawah ini adalah merupakan klasifikasi minaral golongan oksida adalah
a) Ilmenit, Magnetit, Hematit dan Corundum
b) Ilmenit, Magnetit, Hematit dan Pyrit
c) Ilmenit, Magnetit, Hematit dan Argentit
d) Ilmenit, Magnetit, Hematit dan Dolomit

24. Dibawah ini adalah merupakan mineral golongan posphat adalah


a) Anhydrit
b) Siderit
c) Apatite
d) Casiterite

25. Dibawah ini adalah merupakan mineral golongan sulfida adalah


a. Argentit
a) Siderit
b) Cuprit
c) Casiterite

Geologi Dasar 1 - 113


II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas.
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan mineral!
2. Jelaskan kegunaan / arti penting dari pada mineral!
3. Sebutkan sistem sumbu mineral/kristal!
4. Jelaskan bentuk bentuk mineral!
5. Sebutkan kekerasan mineral berdasarkan skala mosh. !
6. Jelaskan perbedaan sistem sumbu triklin dan monoklin!
7. Sebutkan dan jelaskan unsur unsur simetri pada mineral!
8. Apa yang dimaksud dengan pecahan mineral even dan unven jelaskan ?

114 – SMK Kelas X Semester 1

Anda mungkin juga menyukai