Anda di halaman 1dari 14

Prosedur Tahapan Kerja

Restorasi Onlay Pada Gigi Premolar Pertama Kiri Maksila

Disusun oleh :

Rika Permatasari, S.KG (04114707023)

Dosen Pembimbing :
Drg. Billy Sujatmiko, Sp.KG

PROGRAM PROFESI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG

2014
BAB 1

PENDAHULUAN

Restorasi merupakan perawatan untuk mengembalikan struktur anatomi dan fungsi

pada gigi, yang disebabkan karies, fraktur, atrisi, abrasi dan erosi. Terkadang tidak

dapat direstorasi dengan hanya melakukan tumpatan secara biasa. Hal ini disebabkan

karena besarnya kavitas tersebut yang menyebabkan melemahnya kemapuan gigi

untuk bertahan terhadap tekanan kunyah. Untuk itu diperlukan suatu restorasi yang

tepat untuk mengganti struktur gigi yang hilang tersebut. Restorasi tersebut adalah

inlay ataupun onlay.

Restorasi dapat dibagi atas dua bagian yaitu plastis dan rigid. Restorasi plastis adalah

teknik restorasi dimana preparasi dan pengisian tumpatan dikerjakan pada satu kali

kunjungan, tidak memerlukan fasilitas laboratorium dan murah. Tumpatan plastis

cenderung digunakan ketika struktur gigi cukup banyak untuk mempertahankan

integritas dengan bahan tumpatan.

Restorasi rigid merupakan restorasi yang dibuat di laboratorium dental dengan

menggunakan model cetakan gigi yang dipreparasi kemudian disemenkan pada gigi.

Umumnya restorasi ini membutuhkan kunjungan berulang dan penempatan tumpatan

sementara sehingga lebih mahal untuk pasien. Restorasi rigid terdiri dari inlay,

onlay/overlay dan crown. Inlay adalah tumpatan rigid yang ditempatkan di kavitas
diantara tonjol gigi, sedangkan onlay/overlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih

luas meliputi satu atau lebih tonjol gigi.


BAB II

PEMBAHASAN

Dasar pertimbangan dalam menetapkan restorasi gigi setelah perawatan

endodontik.

Perencanaan pemilihan restorasi harus dilakukan dengan beberapa pertimbangan.

Ford menyatakan hal – hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan restorasi

adalah :

1. Banyaknya jaringan gigi yang tersisa

Banyaknya struktur jaringan gigi tersisa mempengaruhi retensi dan resistensi

dari gigi. Pemilihan restorasi untuk menggantikan struktur gigi yang hilang

sangat di pengaruhi oleh banyaknya struktur gigi yang tersisa.

2. Fungsi gigi

Fungsi gigi dalam lengkung rahang akan mempengaruhi beban kunyah yang

akan diterima gigi. Pemilihan restorasi dipengaruhi oleh fungsi dari gigi.

3. Posisi atau lokasi gigi

Gigi anterior membutuhkan pertimbangan estetik yang lebih dibandingkan

gigi posterior. Restorasi pada gigi anterior harus memiliki nilai estetika yang

baik.

4. Morfologi atau anatomi saluran akar


Morfologi saluran akar berpengaruh dalam pemilihan restorasi. Morfologi

akar yang bengkok dapat menjadi pertimbangan jika ingin direstorasi dengan

mahkota pasak.

Semakin sedikit sisa dari struktur gigi dan semakin besar fungsi gigi dalam lengkung

rahang, pemilihan restorasi harus dilakukan dengan hati – hati. Gigi dengan sisa

struktur gigi yang sedikit dan beban kunyah yang besar memilki resiko fraktur yang

lebih tinggi sehingga perencanaan harus dilakukan dengan baik.

Menetapkan Restorasi Gigi setelah Perawatan Endodontik

Kegagalan restorasi setelah perawatan endodontik yang sering terjadi

diantaranya adalah kebocoran tepi, lepasnya restorasi, fraktur restorasi, atau fraktur

dari gigi yang telah direstorasi. Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih

restorasi setelah perawatan endodontik agar restorasi dapat bertahan dalam jangka

waktu yang lama.

Jenis Restorasi setelah Perawatan Endodontik untuk Gigi Posterior

Gigi posterior menerima beban kunyah lebih besar dibandingkan gigi

anterior, karena itu pertimbangan dalam pemilihan restorasi juga berbeda. Faktor

yang paling utama dalam menentukan restorasi adalah banyaknya jaringan gigi sehat

yang tersisa.
Gigi yang tidak beresiko fraktur dan memiliki sisa jaringan cukup banyak

diindikasikan menggunakan restorasi sederhana. Kavitas yang tidak meliputi

proksimal dapat direstorasi dengan komposit high strength untuk gigi posterior.

Logam cor seperti alloy emas, mahkota emas, mahkota metal porselen, dan

restorasi all porselen, merupakan restorasi pilihan pada gigi posterior yang telah

dirawat endodontik. Restorasi ini melindungi gigi dengan baik, walau membutukan

pembuangan jaringan yang cukup besar.

Pada kasus ini restorasi yang akan digunakan adalah onlay. Onlay merupakan

rekonstruksi gigi untuk menutupi beberapa cups atau tonjol gigi posterior dan

didesain untuk memperkuat gigi yang menjadi lemah karena karies atau restorasi

seebelumnya.

Indikasi Onlay :

1. Kavitas yang besar yang telah mengenai 1 cups atau lebih

2. Pengganti restorasi amalgam yang rusak

3. Jika restorasi dibutuhkan sebagai penghubung cups bukal dan lingual


4. Restorasi karies interproksimal gigi posterior yang tidak bisa ditambal

dengan amalgam

5. Restorasi gigi posterior yang menerima tekanan oklusal yang kuat

6. Untuk mengurangi kerentanan gigi terhadap fraktur cups

Kontraindikasi onlay : restorasi dengan kavitas yang kecil


BAB III

PROSEDUR KERJA

Nama : Nurul Aini

Umur : 20 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Lintas timur Palembang-Kayu Agung KM.33,


Pemondokan mahasiswa citra

Diagnosa : Gigi 24 Pulpitis Irreversible, kavitas meliputi


permukaan oklusal dan distal, dan telah dilakukan
perawatan saluran akar.

Nama operator : Rika Permatasari, S.Kg

Pembimbing : drg. Billy Sujatmiko, Sp.KG

Pemerikasaan ekstraoral : Tidak ada kelainan

Pemerikasaan intraoral : - Gigi 24 dengan kavitas meliputi permukaan


oklusal dan distal.

- Lesi D6 = Sondasi (+), CE(+), perkusi (-),


palpasi (-) D/ Pulpitis Irreversible
- Telah dilakukan perawatan saluran akar.
Alat – alat dan bahan yang digunakan :

 Alat diagnostic : kaca mulut, sonde, escavator, pinset dan nierbeken

 Handpiece highspeed

 Bur highspeed : bur silindris, bulat, fissure

 Rubber bowl dan spatula

 Sendok cetak

 Instrument plastis dan glass pad

 Lecron

 Bunsen

 Kapas, alginate, hard stone, inlay wax dan GIC lutting

Syarat Ideal untuk Restorasi setelah Perawatan Endodontik

Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh restorasi setelah perawatan

endodotik :

1. Menutupi koronal secara keseluruhan

2. Melindungi struktur gigi yang tersisa. Gigi yang telah dirawat endodontik

seringkali kehilangan jaringan keras dalam jumlah yang besar sehingga

gigi menjadi rentan terhadap fraktur. Restorasi harus dapat melindungi

struktur gigi yang tersisa agar gigi terhindar dari resiko fraktur.
3. Memiliki retensi agar restorasi tidak lepas. Bentuk retensi adalah suatu

bentuk preparasi kavitas sedemikian restorasi tidak terlepas dari gigi.

Pemilihan restorasi dilakukan dengan mempertimbangkan bentuk retensi

dari gigi. Macam – macam retensi antara lain : undercut, dove tail, micro

pit, pin hole, paralelisme dinding – dinding kavitas dan internal box.

4. Memilki resistensi agar mampu menahan daya kunyah. Bentuk resistensi

sangat penting, karena bentuk resistensi yang kurang menyebabkan

restorasi atau gigi pecah. Masing – masing restorasi memilki bentuk

resistensi untuk mencegah pecahnya restorasi. Untuk mencapai keadaan

tersebut dinding pulpa dibuat rata dan tegak lurus pada bidang as gigi,

dinding lateral harus tegak lurus pada dinding pulpa, dinding ginggiva

juga harus rata dan tegak lurus pada bidang as gigi.

5. Mampu mengembalikan fungsi gigi, yaitu fungsi pengunyahan, estetik,

bicara dan menjaga gigi antagonis dan gigi sebelahnya.

Tahap – Tahap Preparasi Kavitas Pada Restorasi Onlay

Prosedur preparasi adalah sebagai berikut ;

 Pada kasus ini ada 2 bagian yang akan dipreparasi yaitu bagian

oklusal dan distal.


 Pengurangan oklusal untuk mendapatkan akses dan lapangan pandang

yang baik untuk kasus selanjutnya, menggunakan bur bulat kemudian

diperlebar dengan bur silindris.

 Permukaan proksimal dibuka dengan bur bulat dari arah oklusal.

 Dengan bur fisur dibuat bulat dengan bentuk box pada permukaan

proksimal dengan cara menggerakan bur fisur kearah bukal dan

palatal. Tepi dinding bukal dan palatal dibuat/dilebarkan sampai self

cleansing. Bentuk box dibuat divergen kearah oklusal.

 Axiopulpo line angel dibuat tumpul dan axioginggival line angel

diberi groove/alur.

 Carvosurface angel diberi diberi bevel lebih kurang 0,5mm. Retensi

berbentuk groove dibuat dengan bur bulat sebagai retensi pada gigi

yang pendek yang banyak mengambil cups dan resistensi diperoleh

dengan membentuk dinding – dinding kavitas yang sejajar satu

dengan yang lain, dinding – dinding yang lurus, dasar yang datar dan

sudut – sudut yang tidak tajam.

 Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih dalam karena akan

mengurangi retensi dari suatu restorasi. Bevel biasanya tidak dibuat di

dinding proksimal karena akan membuat undercut, mengingat

sebagaian besar tepi kavitas terletak dibawah gigi yang paling

cembung. Didinding ginggiva harus dibevel dengan bur fisur, bevel


diperlukan untuk membuang email yang tidak memilki dukungan

yang baik dan juga untuk mengurangi ketidaksesuaian ruangan atau

penyimpangan antara restorasi onlay dan gigi.

Pencetakan

Setelah preparasi selesai dan bentuk preparasi yang diinginkan telah didapat,

maka dilakukan pencetakan dengan bahan cetak elastomer dengan teknik pencetakan

putty-wash. Pada tahap ini teknik putty dan wash digunakan secara bersama – sama.

Pada teknik ini, sendok cetak diisi dengan bahan putty dan material wash di

injeksikan disekitar gigi yang telah dipreparasi dan gigi tetangganya. Bahan wash

kemudian ditempatkan diatas sendok cetak yang telah diisi dengan bahan putty dan

setelah itu pencetakan dapat dilakukan.

kemudian hasil cetakan dicor dengan menggunakan stone untuk

menghasilkan model kerja dengan gigi yang telah dipreparasi.

Memodel malam

Teknik yang digunakan adalah indirect yaitu memodel wax pada model kerja

yang telah didapat sebelumnya. Inlay wax dilunakan diatas bunsen, kemudian

ditekan – tekan pada kavitas sampai penuh dan dilakukan pengukiran baik cups

maupun bentuk pit dan fissure sesuai bentuk anatomis semua.


Setelah dilakukan pemodelan malam maka model kerja dan model malam

yang telah dibuat dikirim ke laboraturium untuk mendapatkan restorasi onlay jenis

porcelain fuse metal (PFM) dengan warna A3.

Insersi Onlay

Dilakukan pengepasan restorasi onlay pada kavitas kemudian diperiksa

apakah restorasi onlay yang telah masuk pas tanpa adanya hambatan dan bagian yang

terbuka. Setelah itu dilakuakn pengecekan kontak oklusal dengan menggunakan

articulating paper terhadap gigi antagonis dan titik kontak terhadap gigi – gigi

tetangga. Setelah semua dirasa pas maka dilakukan insersi sementara dengan

menggunakan semen fletcher selama satu minggu yang bertujuan menilai respon

tubuh terhadap bahan restotasi onlay. Setelah dirasa cocok maka dilakuakan insersi

tetap dengan menggunakan gic lutting

Instruksikan pasien untuk tidak menggigit makanan yang keras pada gigi

tersebut dan jaga kebersihan rongga mulut serta kontrol 1 minggu kemudian.
Daftar pustaka

Walton, richard E. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsi. EGC. Jakarta.

Baum, philips and Lund. 1997. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi Edisi III. EGC.

Jakarta.

Fejerskov, O. and Edwina. A. M. Kidd. 2003.Dental Caries. The Disease and Its

Clinical Management. Denmark. Narayana Press.

Buku Penuntun Praktikum Konservasi Gigi II.2007. Bagian ilmu konservasi gigi

PSGK UNSRI.

Sturdevant, C.M. 1995. The Art and Science of Operative Dentistry, 3th ed. Mosby

year book

Anda mungkin juga menyukai