Laporan Pendahuluan
“ INFEKSI TRAKTUS GENETALIA ’’
Di Susun Oleh :
Nur Aliah
( B2 002 18 007)
Radang atau infeksi pada alat-alat genetal dapat timbul secara akut
dengan akibat meninggalnya penderita atau penyakit bisa sembuh sama sekali
tanpa bekas atau dapat meninggalkan bekas seperti penutupan lumen tuba.
Penyakit ini bisa juga menahun atau dari permulaan sudah menahun. Salah
1) Pengertian BPH
2) Etiologi BPH
berlebihan.
Retensi urine
(nocturia)
pada prostat.
5) Komplikasi BPH
c) Hernia/hemoroid
d) Hematuria.
(BCR).
lumen rectum.
b) Laboratorium
hematuria.
ml/detik.
d) Pemeriksaan lain
penebalan bladder
7) Penatalaksanaan medis
a) Stadium I
pemakaian lama.
b) Stadium II
c) Stadium III
dan perineal.
d) Stadium IV
8) Pathway
Sel strem
berlebih
prostat membesar
obstruksi
pembedahan
cemas
B. Konsep keperawatan
1. Pengkajian
a. Data Subyektif
Sulit kencing
dengan baik, merasa letih, tidak nafsu makan, mual dan muntah
b. Data Obyektif
Terpasang kateter
a. Data Subyektif
setelah operasi
b. Data Obyektif
Ekspresi tampak menahan nyeri
Tampak lemah
3. Pengkajian fisik
mendesak, Nyeri pada saat miksi, pancaran urin melemah, rasa tidak
puas sehabis miksi, jumlah air kencing menurun dan harus mengedan
menetes setelah berkemih, ada darah dalam urin, kandung kemih terasa
b. Gejala umum seperti keletihan, tidak nafsu makan, mual muntah, dan
a. Pemeriksaan radiografi
b. Urinalisa
C. Diagnosa keperawatan
a. Pre operasi
NOC :
Pain level
Pain control
Comfort level
Kriteria hasil :
NIC :
pengalaman nyeri
Nyeri)
Anxiety self
Control
Anxiety level
Coping
Kiteria hasil :
NIC :
NOC :
Nutrisitional status
Kriteria hasil :
NIC :
kemih
NOC :
Urinary elimination
Urinary Contiunence
Kriteria hasil :
NIC :
b. Post operasi
NOC :
Pain level
Pain control
Comfort level
Kriteria hasil :
NIC :
pengalaman nyeri
pembedahan
NOC :
Immune Status
NIC :
Batasi pengunjung
dokter
NOC :
diet
NIC :
operasi
NOC :
Activity Tolerance
Fatigue level
Ambulation
Activity Intolerance
Kriteria hasil :
kemampuan berpindah
NIC :
Monitor Vital Sign
Ajarkan Ambulasi
Ajarkan ROM
mandiri
kebutuhan ADLs
2) Penyebab vaginitis
Penyebab dari vaginitis adalah Candida albicans,
Trichomonas vaginalis,Neisseria gonorrhoeae,Hemophilus
vaginalis.
Penyebab lain meliputi gabungan bedak tabur, cacing
kremi, benda asing, hygiene perineum yang buruk.
Menurut Universitas Padjadjaran (1981) penyebab vaginitis:
a) Vulvovaginitis pada anak
b) Sering disebabkan oleh gonorrhea atau corpus allienum
c) Kolpitis senilis
d) Disebabkan karena ovaria berhenti berfungsi
e) Kolpitis pada masa reprodukti
Masturbasi
Corpus allienum : pessaerium, obat atau alat
kontrasepsi kapas
Rangsang themis seperti berenang dalam air dingin
3) Klasifikasi vaginitis
a) Vaginitis candida disebabkan oleh candida albicans.
Penyebab :
Hygiene yang kurang
Pertumbuhan candida yang berlebihan, karena kadar
glukosa darah yang tinggi, dan pemberian antibiotik
berspektrum luas.
Tanda dan gejala :
Pruritus vulvae.
Nyeri vagina yang hebat
Disuria eksterna dan interna
Rash pada vulva
Eritematosa
Sekret khas seperti keju lembut
b) Vaginitis Trichomonas disebabkan oleh Trichomonas
vaginalis.
Penyebab : hubungan seksual.
Tanda dan gejala :
Secret banyak dan bau busuk
Disuria eksterna dan interna
Pruritus vulva
Edema vulva
c) Vaginitis non spesifik disebabkan oleh Gardnerella
vaginalis.
Penyebab :
Hygiene yang kurang
Hubungan seksual
Tanda dan gejala :
Vagina berbau busuk dan amis
Sekret encer, kuning sampai abu-abu
d) Vaginitis atrofican disebabkan oleh infeksi epitel vagina
yang defisiensi estrogen.
Penyebab : pasca menopause rentan terhadap infeksi.
Tanda dan gejala :
Pendarahan pervaginam
Disuria eksterna
Pruritus
Dispareunia
Permukaan vagina merah muda, pucat, halus tanpa
rugae.
4) Patofisiologi vaginitis
Bila keseimbangan mikroorganisme berubah, maka
organisme yang berpotensi patogen, yang merupakan bagian
flora normal, misalnya C.. albicans pada kasus infeksi monolia
serta G. vaginalis dan bakteri anaerob pada kasus vaginitis non
spesifik berproliferasi sampai suatu konsentrasi yang
berhubungan dengan gejala. Pada mekanisme lainnya,
organisme ditularkan melalui hubungan seksual dan bukan
merupakan bagian flora normal seperti Trichomonas vaginalis
dan Nisseria gonorrhoea dapat menimbulkan gejala . Gejala
yang timbul bila hospes meningkatkan respon peradangan
terhadap organisme yang menginfeksi dengan menarik leukosit
serta melepaskan prostaglandin dan komponen respon
peradangan lainnya.
Gejala ketidaknyamanan dan pruritus vagina berasal
dari respon peradangan vagina lokal terhadap infeksi T.
vaginalis atau C. albicans. Organisme tertentu yang menarik
leukosit, termasuk T. vaginalis, menghasilkan secret purulen.
Diantara wanita dengan vaginitis non spesifik. Baunya
disebabkan oleh terdapatnya amina dibentuk sebagai hasil
metabolisme bakteri anaerob. Histamin dapat menimbulkan
ketidaknyamanan oleh efek vasodilatasi local. Produk lainnya
dapat merusak sel-sel epitel dengan cara, sama dengan infeksi
lainnya
5) Pathway vaginitis
6) Manifestasi klinis
Menurut Universitas Padjadjaran (1981) :
Vaginitis :
leukorea yang kadang-kadang berbau (anyir)
Perasaan panas/pedih pada vagina
Perasaan gatal pada vulva
8) Komplikasi vaginitis
a) Endometritis
Peningkatan konsentrasi flora anaerob, yang
sebagian mungkin karena perubahan pH, bisa
menyebabkan peningkatan angka endometritis
b) Salpingitis
Radang pada saluran telur dapat terjadi bila infeksi
serviks menyebar ke tuba uterine
c) Servisitis
Peradangan ini dapat terjadi bila infeksi menyebar
ke serviks.
9) Pencegahan vaginitis
Kebersihan yang baik dapat mencegah beberapa jenis
vaginitis dari berulang dan dapat meredakan beberapa gejala :
a) Hindari bathtub dan pusaran air panas spa. Bilas sabun dari
luar daerah genital Anda setelah mandi, dan keringkan area
itu dengan baik untuk mencegah iritasi. Jangan gunakan
sabun wangi atau kasar, seperti yang dengan deodoran atau
antibakteri
b) Hindari iritasi. Ini termasuk tampon dan bantalan berparfum
c) Usap dari depan ke belakang setelah menggunakan toilet.
Hindari penyebaran bakteri dari tinja ke vagina
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan syaraf, suplay
vaskularisasi atau efek samping therapy/tindakan,
2. Gangguan gambaran diri (body image) berhubungan dengan tindakan
pembedahan
3. Perubahan pola eliminasi urine (retensio) berhubungan dengan
penekanan oleh massa jaringan neoplasma pada daerah sekitarnnya,
gangguan sensorik/motorik
4. Resiko tinggi gangguan integritas jaringan/kulit berhubungan dengan
efek treatment
Rencana keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan syaraf,, suplay
vaskularisasi atau e!ek samping therapy/tindakan
Tujuan : Nyeri berkurang/dapat teratasi dengan
kriteria :
a. Melaporkan rasa nyeri yang sudah teratasi (rasa nyeri
berkurang)
b. Dapat mongontrol ADLs seminimal mungkin.
c. Dapat mendemontrasikan keterampilan relaksasi dan aktivitas
diversional sesuai situasi individu.
Intervensi :
a. Kaji riwayat nyeri seperti lokasi; frekwensi; durasi dan
intensitas (skala 1-10) dan upaya untuk mengurangi nyeri
b. Beri kenyamanan dengan mengatur posisi klien dan aktivitas
diversional
c. Dorong penggunaan stress management seperti tehnik
relaksasi, visualisasi, komunikasi therapeutik melalui sentuhan
d. Evaluasi/Kontrol berkurangnya rasa nyeri. sesuaikan pemberian
medikasi sesuai kebutuhannyae
e. Kolaborasi : kembangkan rencana management penanganan
sakit dengan klien dan dokter. Beri analgetik sesuai indikasi
dan dosis yang tepat
Rasional
a. Informasi merupakan data dasar untuk evaluasi atau efektifitas
intervensi yang dilakukan. Pengalaman nyeri setiap individu
bervariasi karena mengganggu fisik dan psikologi
b. Menolong dan meningkatkan relaksasi dan refokus
c. Melibatkan dan memberikan partisipasi aktif untuk
meningkatkan kontrol
d. Tujuan umum/maksimal mengomtrol tingkat nyeri dan
minimum ada keterlibatan dalam ADLs
e. Rencana terorganisasi dan meningkatkan kesempatan dalam
mengontrol rasa sakit. Klien harus berpartisipasi aktif dalam
perawatan di rumah
f. Nyeri merupakan dampak/komplikasi suatu tindakan atau
keadaan penyakit serta perbedaan respon individu
2. Gangguan gambaran diri (body image) berhubungan dengan tindakan
pembedahan
Tujuan : Gambaran diri berkembang secara positif dengan
kriteria :
a. Mengerti tentang perubahan pada tubuh.
b. Menerima situasi yang terjadi pada dirinya.
c. Mulai mengembangkan mekanisme koping pemecahan masalah.
d. Menunjukkan penyesuaian terhadap perubahan.
e. Dapat menerima realita.
f. Hubungan interpersonal adekuat.
Intervensi :
a. Diskusi dengan klien tentang diagnosa dan tindakan guna
membantu klien agar dapat aktif kembali sesuai ADLs.
b. Review/antisipasi efek samping kaitan dengan tindakan yang
dilakukan termasuk efek yang mengganggu aktivitas seksual.
c. Dorong untuk melakukan diskusi dan menerima pemecahan
masalah dari efek yang terjadi.
d. Beri informasi/konseling sesering mungkin.
e. Beri dorongan/support psikologis.
f. Gunakan sentuhan perasaan selama melakukan interaksi
(pertahankan kontak mata).
g. Kolaborasi :
1) Refer klien pada kelompok program tertentu.
2) Refer pada sumber/ahli lain sesuai indikasi.
Rasional :
a. Menerima dam mengerti tentang hal-hal yang dilakukan
merupakan awal proses penyelesaian masalah.
b. Antisipasi dini dapat menolong klien untuk mengawali proses
adaptasi dalam mempersiapkan hal-hal yang dapat terjadi.
c. Dimungkinkan dapat menolong menurunkan masalah dengan
keterlibatan sehingga dapat menerima tindakan yang dilakukan.
d. Validasi tentang kenyataan perasaan klien dan berikan tehnik
koping sesuai kebutuhan.
e. Klien dengan gangguan neoplasma kanker membutuhkan support
tambahan selama periode tersebut.
f. Penghargaan dan perhatian merupakan hal penting yang
diharapkan klien guna menurunkan perasaan klien akan
keraguan/ketidaknyamanan.
g. Grup support biasanya sangat bermanfaat bagi klien dengan
meningkatkan kontak dengan klien lain dengan masalah sama.
h. Mungkin berguna untuk mempertahankan struktur psikososial.
Intervensi :
a. Catat pola miksi dan monitor pengeluaran urine.
b. Lakukan palpasi pada kandung kemih, observasi adanya
ketidaknyamanan dan rasa nyeri.
c. Anjurkan klien untuk merangsang miksi dengan pemberian air
hangat, mengatur posisi, mengalirkan air keran.
Rasional :
a. Melihat perubahan pola eliminasi klien
b. Menentukan tingkat nyeri yang dirasakan oleh klien.
c. Mencegah terjadinya retensi urine.
Implementasi
Evaluasi