Anda di halaman 1dari 15

Available at http://jurnal.stie-aas.ac.id/index.

php/jap
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(01), 2018, 38-52
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, Serta
Komite Audit Pada Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan CSR sebagai
Variabel Moderating dan Firm Size sebagai Variabel Kontrol

Dewi Widyaningsih
STEKOM, Indonesia
Email korenpondensi: dewi@stekom.ac.id

Recieved: 20-04-2018 | Revised: 03-07-2018 | Accepted: 19-07-2018

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengungkapan CSR dalam memoderasi hubungan
antara kepemilikan manajerial, institusional, komisaris independen dan komite audit dengan nilai
perusahaan serta firm size sebagai variabel kontrol pada perusahaan pertambangan periode 2015-
2016 yang terdaftar di BEI. Sampel penelitian terdiri atas 56 perusahaan dan dipilih secara purposive
sampling (dengan kriteria tertentu). Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian dengan regresi linier berganda menunjukkan bahwa secara simultan, kepemilikan
manajerial (MOWN), kepemilikan institusional (INST), komisaris independen dan komite audit
berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV). Secara parsial, kepemilikan manajerial dan komite
audit yang berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan variabel bebas
lainnya (kepemilikan institusi dan komisaris independen) berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan. Pada analisis variabel moderating dengan metode uji interaksi Moderated
Regression Analysis (MRA) menunjukkan bahwa secara simultan pengungkapan CSR dapat
memoderasi pengaruh kepemilikan manajerial, institusi, komisaris independen serta komite audit
terhadap nilai perusahaan. Secara parsial, adanya variabel pengungkapan CSR dapat menguatkan
atau memoderasi secara signifikan hubungan antara kepemilikan manajerial, institusi serta komite
audit terhadap nilai perusahaan. Namun dapat memoderasi atau menguatkan tetapi tidak signifikan
hubungan antara komisaris independen terhadap nilai perusahaan. Firm size sebagai variabel kontrol
perlu dipertahankan karena berpengaruh positif signifikan pada kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusi, komisaris independen, serta komite audit terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci: MOWN, INST, Komisaris Independen, Komite Audit, Firm Size, Nilai Perusahaan.

Saran sitasi: Widianingsih, D. (2018). Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komisaris


Independen, serta Komite Audit pada Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan CSR sebagai Variabel
Moderating dan Firm Size sebagai Variabel Kontrol. Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(1), 38-52.
doi:http://dx.doi.org/10.29040/jap.v19i1.196

DOI: http://dx.doi.org/10.29040/jap.v19i1.171
1. Pendahuluan pasar saham merupakan salah satu aspek untuk
Keberlanjutan perusahaan (sustainability menentukan nilai perusahaan karena harga pasar
corporate) merupakan elemen penting yang saham perusahaan mencerminkan penilaian
harus dijaga oleh perusahaan, terutama menyang- investor atas keseluruhan ekuitas yang dimiliki.
/kut kesejahteraan pemegang saham yang sering Menurut Nurlela (2008) mendefinisikan nilai
digambarkan sebagai nilai perusahaan. Harga perusahaan sebagai nilai pasar, karena nilai

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(01), 2018, 39
perusahaan dapat memberikan kemakmuran bagi jerial berpengaruh negatif terhadap nilai
pemegang saham secara maksimum. Semakin perusahaan, seperti penelitian Rahma (2014),
tinggi harga saham maka makin tinggi keun- Rustan, Said dan Rura (2014). Demikian juga
tungan pemegang saham sehingga keadaan ini untuk kepemilikan institusional, masih banyak
akan diminati oleh investor, dengan permintaan inkonsisten penelitian, seperti penelitian dari
saham meningkat menyebabkan nilai perusahaan Rahma (2014) serta Sholekah (2014) menyim-
juga meningkat. Pernyataan ini juga dikuatkan pulkan kepemilikan institusional berpengaruh
oleh Fahmi (2012) bahwa saham merupakan negatif terhadap nilai. Namun menurut Rustan
salah satu instrument pasar modal yang banyak dkk. (2014) menyimpulkan kepemimpinan insti-
diminati investor, karena mampu memberikan tusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
tingkat pengembalian yang menarik. Untuk itu Dalam sistem pengawasan untuk memak-
para pemegang saham menyerahkan urusan simalkan nilai perusahaan diperlukan mekanisme
pengelolaan perusahaan kepada orang-orang pengawasan yang sering disebut dengan Good
yang berkompeten dalam bidangnya seperti ma- Corporate Governance (GCG). GCG merupakan
najer dan komisaris. suatu sistem pengendalian internal perusahaan,
Dalam rangka mencapai nilai perusahaan dalam penelitian ini menggunakan komponen
yang tinggi pastinya banyak kendala, diantaranya GCG yaitu komisaris independen dan komite
adanya konflik agensi antara manajer dan audit. Komisaris independen dapat melakukan
pemilik modal. Konflik tersebut disebabkan pengawasan dan memberi nasehat kepada direksi
adanya perbedaan kepentingan dan informasi secara obyektif. Dengan pengawasan tersebut
asimetri kedua belah pihak. Beberapa alternatif maka akan berpengaruh terhadap peningkatan
untuk mengendalikan konflik agensi tersebut kinerja direksi sehingga dapat meningkatkan
diantaranya yaitu peningkatan jumlah nilai perusahaan. Sedangkan komite audit juga
kepemimpinan manajerial (Jensen dan Meckling, melakukan pengawasan internal perusahaan,
1976), peningkatan jumlah kepemimpinan menjembatani antara pemegang saham dan
institusional, peningkatan pendapatan melalui dewan komisaris dengan kegiatan pengendalian
hutang dll. yang diselenggarakan oleh manajemen serta
Konsentrasi kepemilikan, baik manajerial auditor internal dan eksternal. Prinsipnya adalah
maupun institusional dapat memicu terjadinya mengoptimalkan fungsi pengawasan agar tidak
resiko ekspropriasi terhadap pemegang saham terjadi ketidaksesuaian informasi (asimetri
minoritas. Ekspropriasi merupakan proses peng- informasi) yang mengakibatkan kerugian peru-
gunaan kontrol untuk memaksimumkan kesejah- sahaan, sehingga menurunkan nilai dari perusa-
teraan sendiri dengan distribusi kekayaan dari haan. Beberapa penelitian tentang pengaruh
pihak lain (Claessens, et al, 2000). Beberapa komisaris independen dan komite audit terhadap
peneliti menyimpulkan bahwa struktur kepemili- nilai perusahaan, diantaranya adalah penelitian
kan itu dapat mempengaruhi jalannya perusahaan Dianawati & Fuadati (2016) menyimpulkan
yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja bahwa komisaris independen dan komite audit
perusahaan dalam rangka mencapai tujuan peru- dapat meningkatkan nilai perusahaan. Namun
sahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. ada juga penelitian yang menyebutkan bahwa
Misalnya penelitian dari Puspaningrum (2017) peningkatan komisaris independen dan komite
menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial audit berpengaruh negatif terhadap nilai peru-
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sahaan yaitu penelitian dari Prastuti & Budiasih
kemudian Sholekah (2014) juga menguatkan (2015), serta Muryati & Suardikha, (2014).
bahwa kepemilikan manajerial dapat meningkat- Dalam proses memaksimalkan nilai perusa-
kan nilai perusahaan. Namun beberapa penelitian haan, pastinya perusahaan akan menjadi berkem-
juga menyebutkan bahwa kepemilikan mana- bang, dan saat perusahaan berkembang akan
Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(01), 2018, 40
menimbulkan kesenjangan sosial dan kerusakan lanjutan perusahaan. Dan semuanya itu tidak
lingkungan. Untuk mengurangi dampak negatif terlepas dari struktur kepemilikan, pengawasan
terhadap lingkungan sekitar maka diharapkan dari komisaris dan komite audit. Sesuai teori
perusahaan menerapkan program Corporate agensi, dimana perusahaan besar yang memiliki
Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab biaya keagenan yang lebih besar akan mengung-
sosial perusahaan. CSR merupakan suatu upaya kapkan informasi yang lebih luas untuk mengu-
tanggung jawab perusahaan atau organisasi atas rangi agency cost tersebut. Disamping itu, peru-
dampak yang ditimbulkan dari keputusan dan sahaan besar merupakan emiten yang banyak
aktivitas yang telah diambil oleh perusahaan atau disoroti, pengungkapan yang lebih besar meru-
organisasi tersebut, dimana dampaknya akan pakan wujud tanggungjawab sosial perusahaan
dirasakan oleh pihak-pihak terkait, termasuk (Retno & Priantinah, 2012). Untuk itu ukuran
masyarakat dan lingkungan. CSR sering diang- perusahaan (firm size) dalam penelitan ini
gap inti dari etika bisnis, yang berarti perusahaan dijadikan variabel kontrol untuk mengetahui apa-
tidak hanya memiliki kewajiban ekonomi dan kah variabel firm size ini perlu dinetralisir,
legal, tetapi kewajiban terhadap pihak lain yang dikeluarkan, atau dipertahankan tetap.
berkepentingan yang jangkauannya melebihi Melihat dari beberapa penelitian sebelumnya
kewajiban ekonomi dan legal. yang tidak konsisten, maka perlu dilakukan
Perusahaan yang melakukan aktivitas CSR penelitian lagi dengan perusahaan selain manu-
secara berkala, tentunya akan membuat kesan faktur yaitu pertambangan periode 2015-2016
positif bagi perusahaan dalam jangka panjang. yang terdaftar di BEI. Tujuan penelitian ini
Dalam hal ini perusahaan dapat meningkatkan adalah untuk mengetahui pengaruh pengung-
kepercayaan masyarakat terhadap produk perusa- kapan CSR dalam memoderasi hubungan antara
haan sehingga reputasi perusahaan juga mening- kepemilikan manajerial, institusional, komisaris
kat di mata masyarakat, jadi masyarakat akan independen dan komite audit dengan nilai peru-
berkeinginan membeli produk perusahaan. sahaan serta firm size sebagai variabel kontrolnya.
Semakin meningkat tanggung jawab perusahaan 2. Tinjauan Pustaka
(CSR) terhadap lingkungan maka semakin Teori Agensi (Agency Theory)
meningkatkan nilai perusahaan di mata masya- Menurut Jensen dan Meckling (1976),
rakat, dan inipun akan menarik investor untuk menjelaskan bahwa teori agensi sebagai suatu
menanamkan modalnya ke perusahaan, sehingga kontrak dimana satu pihak prinsipal memperker-
tercipta keberlanjutan perusahaan. CSR dijadikan jakan pihak lain (agen) untuk melakukan bebe-
variabel moderating karena untuk mengetahui rapa pekerjaan atas nama prinsipal. Teori ini
apakah interaksi antara variabel CSR dengan menganalisa kepentingan dan perilaku dari pihak
variabel independen (kepemilikan menajerial, yang bertindak sebagai pembuat keputusan bagi
institusional, komisaris independen, serta komite pihak lain yang bertindak sebagai pemberi we-
audit) dapat menguatkan atau melemahkan vari- wenang kepada pihak pertama dengan maksud
abel dependen (nilai perusahaan). Dari penelitian agar pihak pertama bertindak dan membuat
Rahmatia & Andayani (2016) menunjukkan keputusan sesuai dengan kepentingannya.
bahwa CSR tidak dapat memoderasi pengaruh Manajemen merupakan pihak yang dikon-
kepemilikan manajerial pada nilai perusahaan trak oleh pemegang saham untuk bekerja demi
sehingga tidak mampu meningkatkan nilai kepentingan pemegang saham.Untuk itu mana-
perusahaan. jemen diberikan sebagian kekuasaan untuk
Perusahaan besar atau yang telah mencapai membuat keputusan bagi kepentingan terbaik
tahap kedewasaan, pastinya membutuhkan mana- pemegang saham. Oleh karena itu, manajemen
jemen dan pengawasan yang ekstra, penanganan wajib mempertanggungjawabkan semua upa-
tanggung jawab sosial sehingga tercipta keber- yanya kepada pemegang saham.
Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(01), 2018, 41
Teori Signal (Signaling Theory) berkurang dan nilai perusahaan juga semakin
Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu meningkat. Kepemilikan institusional diproksi-
pengumuman akan memberikan signal bagi kan dengan INST, yaitu perbandingan jumlah
investor dalam pengambilan keputusan investasi. saham yang dimiliki institusi terhadap jumlah
Jika pengumuman tersebut mengandung nilai saham yang beredar (Sholekah, 2014).
positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi Komisaris Independen
pada waktu pengumuman tersesbut diterima oleh Dewan Komisaris Independen (Board inde-
pasar. Saat informasi diumumkan dan semua pendent) adalah komisaris yang tidak mempu-
pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, nyai ikatan bisnis atau hubungan keluarga
terlebih dahulu pelaku pasar menginterpretasikan dengan pemegang saham maupun direksi. Ke-
dan menganalisis informasi tersebut sebagai pentingan manajer dan pemegang saham dapat
signal baik (good news) atau signal buruk (bad diselaraskan oleh adanya dewan komisaris,
news). Jika merupakan signal baik bagi investor karena mereka mewakili mekanisme internal
maka terjadi perubahan dalam volume perda- utama untuk mengawasi perilaku mengeksploi-
gangan saham (Sholekah, 2014). tasi peluang atau keuntungan jangka pendek dan
Teori Legitimasi mengabaikan keuntungan jangka panjang
Teori ini merupakan sistem pengolahan manajemen, hal ini dapat dilihat dari perspektif
perusahaan yang berorientasi pada keberpihakan teori agensi (Prastuti & Budiasih, 2015).
masyarakat (society), pemerintah, individu, dan Komite Audit
kelompok masyarakat. Untuk itu sebagai suatu Komite audit merupakan komite yang
sistem yang mengedepankan keperpihakan kepa- melakukan pengawasan internal perusahaan,
da masyarakat, operasi perusahaan harus sesuai menjembatani antara pemegang saham dan
dengan harapan masyarakat (Sholekah, 2014). dewan komisaris dengan kegiatan pengendalian
Kepemilikan Manajerial yang diselenggarakan oleh manajemen serta
Kepemilikan manajerial merupakan presen- auditor internal dan eksternal. Prinsipnya adalah
tase kepemilikan saham yang dimiliki oleh direk- mengoptimalkan fungsi pengawasan agar tidak
si, manajer, dan dewan komisaris, yang dapat terjadi ketidaksesuaian informasi (asimetri infor-
dilihat dalam laporan keuangan. Adanya kepemi- masi) yang mengakibatkan kerugian perusahaan,
likan saham ini, manajerial akan bertindak hati- sehingga menurunkan nilai dari perusahaan.
hati karena turut menanggung konsekuensi atas Komite audit sebagai salah satu mekanisme
keputusan yang diambil. Mereka lebih termo- corporate governance mampu mengurangi prak-
tivasi meningkatkan kinerjanya untuk mengelola tek manipulasi dan kecurangan dengan menjun-
perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai jung prinsip corporate governance, transparansi,
perusahaan. Kepemilikan manajerial diproksikan fairness, tanggung jawab, dan akuntanbilitas
dengan MOWN, yaitu perbandingan jumlah yang pada prosesnya menghambat praktek
saham yang dimiliki manajemen terhadap jumlah kecurangan dalam manipulasi dalam perusahaan
saham yang beredar (Sholekah, 2014). (Manik, 2011).
Kepemilikan Institusional Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
Kepemilikan institusional merupakan kepe- Corporate Social Responsibility (CSR)
milikan saham yang dimiliki perusahaan oleh merupakan wujud kepedulian sosial perusahaan
lembaga keuangan non bank atau institusi, yang terhadap lingkungan sekitar tempat beroperasi.
mengelola dana atas orang lain. Semakin tinggi CSR memiliki tujuan yaitu menaikan nilai peru-
tingkat kepemilikan institusional maka semakin sahaan, serta memberikan keuntungan atau ber-
kuat tingkat pengendalian yang dilakukan pihak bagai manfaat bagi stakeholder maupun
eksternal terhadap perusahaan sehingga agency shareholder. Apabila suatu perusahaan berke-
cost yang terjadi di dalam perusahaan semakin inginan untuk meningkatkan nilai perusahaan,
Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(01), 2018, 42
maka perusahaan harus mempertimbangkan telah mencapai tahap kedewasaan (well esta-
berbagai masalah social dan lingkungan dalam blished).
pengambilan keputusan (Prastuti & Budiasih, Nilai Perusahaan
2015). Dalam hal ini perusahaan dapat mening- Menurut Sujoko, Nilai perusahaan merupa-
katkan kepercayaan masyarakat terhadap produk kan persepsi investor terhadap tingkat keber-
perusahaan sehingga reputasi perusahaan juga hasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan
meningkat di mata masyarakat, jadi masyarakat harga saham (Rahma, 2014). Tujuan utama peru-
akan berkeinginan membeli produk perusahaan. sahaan adalah untuk meningkatkan nilai peru-
Semakin meningkat tanggung jawab perusahaan sahaan melalui peningkatan kemakmuran pemi-
(CSR) terhadap lingkungan maka semakin lik atau pemegang saham. Nilai perusahaan
meningkatkan nilai perusahaan di mata masya- dibatasi pada nilai yang diberikan oleh pelaku
rakat, dan inipun akan menarik investor untuk pasar saham terhadap kinerja perusahaan. Secara
menanamkan modalnya ke perusahaan, sehingga umum tercermin dari nilai pasar / harga saham
tercipta keberlanjutan perusahaan. Pengukuran suatu perusahaan yang ditentukan oleh pasar
CSR menggunakan pedoman G4 yang terdiri dari saham yang terbentuk dari permintaan dan pena-
91 item meliputi: kinerja ekonomi 9 item, kinerja waran saham oleh para pelaku pasar. Pengukuran
lingkungan 34 item, tenaga kerja 16 item, HAM nilai perusahaan menggunakan Price Book Value
12 item, sosial masyarakat 11 item, serta tang- (PBV). Price Book Value adalah perbandingan
gung jawab produk 9 item. Kelebihan G4 dari antara harga saham dengan nilai buku dari
G3 adalah penambahan 11 item pada kinerja perusahaan. Perusahaan dikatakan baik apabila
lingkungan 4 item, tenaga kerja 2 item, HAM 3 memiliki nilai PBV lebih dari satu (Rustan, dkk.,
item, serta sosial masyarakat 3 item. 2014).
Ukuran Perusahaan (Firm Size) Kerangka Konseptual Dan Perumusan
Menurut Fery dan Jones, ukuran perusahaan Hipotesis
menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan
yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah nilai perusahaan. Tingginya nilai perusahaan
penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata dapat ditunjukkan dengan tingginya harga saham.
total aktiva (Nuraina, 2012). Jadi ukuran Pada penelitian ini, nilai perusahaan diproksikan
perusahaan merupakan ukuran atau besarnya dengan Price to Book Value (PBV) yang menun-
asset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Peru- jukkan seberapa besar pasar menghargai nilai
sahaan yang berukuran besar memiliki pemegang buku saham suatu perusahaan. Salah satu faktor
kepentingan yang lebih luas, sehingga berbagai yang mempengaruhi nilai perusahaan, dalam
kebijakan perusahaan besar akan berdampak teori agensi dinyatakan adanya pemisahan fungsi
lebih besar terhadap kepentingan public diban- kepemilikan (pemilik modal) dan fungsi penge-
dingkan dengan perusahaan kecil. Kebebasan lolaan (manajer) yang sering menimbulkan
yang dimiliki manajemen sebanding dengan terjadinya konflik agensi dan dapat menurunkan
kekhawatiran yang dilakukan oleh pemilik atas nilai perusahaan (Rahma, 2014). Teori ini juga
asetnya. Jumlah aset yang besar akan menu- dapat menjelaskan mengenai masalah asimetri
runkan nilai perusahaan jika dinilai dari sisi informasi, yaitu ketidaksesuaian informasi yang
pemilik perusahaan, namun jika dilihat dari sisi disampaikan oleh manajer sebagai pengelola
manajemen, kemudahan yang dimilikinya dalam perusahaan kepada pemilik (pemegang saham)
mengendalikan perusahaan akan meningkatkan terhadap kondisi perusahaan yang sebenarnya.
nilai perusahaan. Pengukuran perusahaan meng- Karena manajer memiliki informasi yang lebih
gunakan Ln total aktiva. Jika perusahaan memi- banyak daripada pemegang saham, maka kecen-
liki total aktiva besar menunjukkan perusahaan derungan manajer untuk berbuat curang dengan
praktik manajemen laba demi kepentingan
Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(01), 2018, 43
pribadi semakin meningkat, sehingga membuat mementingkan pencapaian profit tetapi juga
perusahaan harus menanggung biaya agensi yang memperhatikan kondisi sosial dan lingkungan.
meliputi: biaya monitoring, bonding, dan keru- Ketika kondisi sosial dan lingkungan terabaikan
gian residual (Jensen dan Meckling, 1976). maka akan menurunkan nilai perusahaan, banyak
Untuk itu diperlukan pengawasan yang dapat sanksi dari pihak berwenang karena kerusakan
menyelaraskan berbagai kepentingan yang ada lingkungan, serta menurunnya minat investor
dalam perusahaan, agar nilai perusahaan tidak untuk berinvestasi, dan imbasnya kondisi
turun. Alternatifnya adalah meningkatkan struk- keuangan perusahaan memburuk. Jadi secara
tur kepemilikan (baik kepemilikan manajerial signifikan dengan pengungkapan CSR mempe-
ataupun kepemilikan institusional), kemudian ngaruhi nilai perusahaan. Berdasarkan landasan
mengaktifkan monitoring baik dari dalam peru- teori tersebut dan penelitian sebelumnya, maka
sahaan (komisaris independen dan komite audit) kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah
serta monitoring investor institusional. sebagai berikut:
Teori signal menjelaskan adanya signal yang
Kepemilikan
digunakan perusahaan untuk memberi petunjuk Manajerial(X1)
bagi para pemilik modal mengenai prospek
CSR (X5)
perusahaan, yang berupa pengambilan keputusan Kepemilikan
Institusional(X2)
yang terkait struktur modal. Teori ini juga
Nilai
menjelaskan adanya asimetri informasi pihak
Perusahaan(Y
Komisaris
manaemen dengan para pemilik modal, sehingga Independen (X3)
)
pihak manajemen dapat mengubah kebijakan
Firm Size
struktur modal dan mempengaruhi nilai perusa- Komite Audit (X6)
haan. Untuk itu manajer keuangan memper- (X4)

timbangkan faktor penentunya yaitu ukuran


perusahaan. Ukuran perusahaan dapat digunakan Gambar.1 Kerangka Konseptual
sebagai sinyal oleh para pemilik modal. Ukuran Kerangka konseptual pada Gambar 1
perusahaan pada penelitian ini diproksikan menjunjukkan bahwa nilai perusahaan yang diu-
dengan total asset karena nilainya cenderung kur dengan Price to Book Value (PBV) dipenga-
lebih stabil dibanding nilai kapitalisasi pasar atau
ruhi oleh struktur kepemilikan (kepemilikan
total penjualan. Perusahaan dengan total aset manajerial dan institusional), komisaris indepen-
besar mempunyai kemudahan mendapat dana den serta komite audit. Disamping itu nilai
dari luar. Hal ini menjadi sinyal positif bagi para perusahaan juga dipengaruhi oleh pengungkapan
pemilik mdal dan mendukung memaksimalkan CSR. Corporate Social Responsibility (CSR)
nilai perusahaan. merupakan perwujudan nyata tanggung jawab
Bagian dari implementasi keterbukaan dan perusahaan terhadap lingkungan dan sosial
tanggung jawab dari pemilik modal dan fungsi masyarakat. Pengungkapan tanggung jawab
pengelolaan (manajer) diwujudkan nyata dengan
sosial merupakan perwujudan mekanisme tata
pengungkapan Corporate Social Responsibility kelola yang baik yang akan meningkatkan nilai
(CSR). Menurut World Business Council in perusahaan di mata masyarakat serta dapat mem-
Sustainable Development, CSR merupakan ko- pengaruhi keputusan investor untuk pengambilan
mitmen dari perusahaan untuk berperilaku etis keputusan investasi sehingga tercipta keberlan-
dan berkontribusi terhadap pembangunan ekono- jutan perusahaan. CSR dijadikan variabel mode-
mi yang berkelanjutan dengan meningkatkan rating untuk mengetahui apakah variabel CSR ini
kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komu- dapat memperkuat atau justru memperlemah
nitas lokal/setempat dan masyarakat luas. hubungan langsung variabel bebas terhadap
Dengan demikian, perusahaan tidak hanya
Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(01), 2018, 44
variabel terikat (nilai perusahaan). Kemudian berbagai kepentingan termasuk kepentingan
untuk firm size dijadikan variabel kontrol untuk perusahaan dan stakeholder sebagai prinsip uta-
mengetahui apakah variabel firm size ini perlu ma dalam pengambilan keputusan oleh Dewan
dinetralisir, dikeluarkan, atau dipertahankan tetap. Komisaris. Hal ini dapat menciptakan tata kelola
Berdasarkan kerangka konseptual dan bebe- perusahaan yang baik sehingga meningkatkan
rapa hasil penelitian terdahulu, maka perumusan nilai perusahaan. Seperti penelitian yang dilaku-
hipotesisnya adalah sebagai berikut: kan oleh Muryati & Suardikha (2014) menemu-
a. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap kan bahwa proporsi komisaris independen berpe-
Nilai Perusahaan ngaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Menurut Jensen dan Meckling (1976), kepe- Demikian juga Dewi & Nugrahanti (2017) mene-
milikan manajeriaal akan mengurangi agency mukan bahwa komisaris independen berpengaruh
cost dan mensejajarkan kepentingan manajemen positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
dan pemegang saham (outsider ownership), H3 : Komisaris independen berpengaruh positif
sehingga akan memperoleh manfaat langsung signifikan terhadap nilai perusahaan
dari keputusan yang diambil serta menanggung d. Pengaruh Komite Audit Terhadap Nilai
kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan Perusahaan
keputusan yang salah. Sesuai dengan penelitian Komite audit mempunyai tanggung jawab
Muryati & Suardikha (2014) menemukan bahwa untuk mengawasi laporan keuangan, audit eks-
kepemilikan manajerial berpengaruh positif ternal dan sistem pengendalian internal. Dengan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Demikian adanya komite audit maka laporan keuangan
juga penelitian oleh Sholekah (2014) menyata- terkontrol sehingga dapat meningkatkan nilai
kan hal yang sama. perusahaan. Komposisi komite audit dan kendali
H1 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif dari pengelola perusahaan pada efektivitas
signifikan terhadap nilai perusahaan. komite audit memberi dampak positif dalam
b. Pengaruh Kepemilikan Institusional efektivitas komite audit oleh dewan komisaris.
Terhadap Nilai Perusahaan Penelitian Black et al., mengungkapkan bahwa
Semakin tinggi tingkat kepemilikan institu- keberadaan komite audit berpengaruh pada nilai
sional maka semakin kuat tingkat pengendalian perusahaan (Prastuti & Budiasih, 2015). Pene-
yang dilakukan pihak eksternal terhadap litian tersebut didukung oleh hasil penelitian
perusahaan sehingga agency cost yang terjadi di Dianawati & Fuadati (2016).
dalam perusahaan semakin berkurang dan nilai H4: Komite audit berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan
perusahaan juga semakin meningkat. Hal ini se-
suai dengan penelitian Rustan dkk (2014) mene- e. Pengaruh CSR Terhadap Nilai Perusahaan
mukan kepemilikan institusional berpengaruh Sebagai Variabel Moderasi
positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian sama CSR merupakan bentuk tanggung jawab
dari Muryati & Suardikha (2014) menemukan perusahaan dalam rangka memperbaiki kesenja-
bahwa kepemilikan institusional berpengaruh ngan sosial dan kerusakan lingkungan akibat
positif signifikan terhadap nilai perusahaan. aktivitas operasional perusahaan. Perusahaan
H2: Kepemilikan institusional berpengaruh yang melakukan aktivitas CSR secara berkala,
positif signifikan terhadap nilai perusahaan tentunya akan membuat kesan positif bagi peru-
c. Pengaruh Komisaris Independen Terhadap sahaan dalam jangka panjang. Disamping men-
Nilai Perusahaan dapat dukungan dan pengakuan masyarakat, para
Komisaris independen mempunyai misi investorpun akan tertarik menginveskan modal-
untuk mendorong terciptanya iklim yang lebih nya sehingga miningkatkan kinerja saham di
objektif dan menempatkan kesetaraan diantara bursa efek. Hal ini sesuai dengan penelitian

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(01), 2018, 45
Kusumadilaga (2010), Servaes dan Tamayo 3. Metode Penelitian
(2013) serta Munawaroh (2014) menunjukkan Populasi penelitian ini adalah seluruh
bahwa besar kecilnya praktek CSR mempe- perusahaan pertambangan yang terdaftar di
ngaruhi peningkatan nilai perusahaan. Karena Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015-2016
adanya inkonsisten dalam penelitian variabel yang tersedia di www.idx.co.id. serta pemilihan
independen (struktur kepemilikan, komisaris sampelnya menggunakan purposive sampling
independen, serta komite audit) terhadap nilai (dengan kriteria tertentu).Data yang diperoleh
perusahaan maka dalam penelitian ini CSR dija- terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang
dikan sebagai variabel moderating untuk menge- meliputi uji normalitas, uji mutikolinieritas, uji
tahui apakah interaksi antara variabel CSR autokorelasi dan uji heteroskedastisitas (Ghozali,
dengan variabel independen (kepemilikan mena- 2009). Kemudian dilakukan pengujian hipotesis
jerial, institusional, komisaris independen, serta menggunakan analisis multiple regression
komite audit) dapat menguatkan atau justru (regresi berganda) untuk menganalisis hubungan
melemahkan variabel dependen (nilai peru- antara variabel independent dengan dependent
sahaan). dan untuk analisis variabel moderating dengan
H5: CSR berpengaruh positif signifikan terhadap metode uji interaksi Moderated Regression
nilai perusahaan dan mampu memoderasi Analysis (MRA).
hubungan antara struktur kepemilikan, Variabel dependen dalam penelitian ini yaiut
komisaris independen dan komite audit
nilai perusahaan yang diproksikan dengan Price
terhadap nilai perusahaan.
to Book Value (PBV) (Nuraina, 2012):
f. Pengaruh Firm Size terhadap Nilai
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟
Perusahaan sebagai Variabel Kontrol 𝑃𝐵𝑉 = 𝑥 100%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
Firm size menunjukkan besar kecilnya suatu
Variabel independen dalam penelitian
perusahaan dan dinyatakan dengan total asset.
meliputi: Kepemilikan manajerial, diproksikan
Semakin besar aset maka semakin besar kesem-
dengan MOWN sebagai berikut (Sholekah,
patan perusahaan untuk tumbuh dan berkembang.
2014):
Perusahaan akan mudah memperoleh sumber
pendanaan, apabila didukung informasi positif 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑚𝑎𝑛𝑗𝑒𝑚𝑒𝑛
𝑀𝑂𝑊𝑁 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
dari perusahaan. Dengan modal yang besar maka
perusahaan mudah melakukan ekspansi usaha Kepemilikan institusional diproksikan dengan
sehingga perusuhaan semakin berkembang, dan INST sebagai berikut (Sholekah, 2014):
hal ini akan meningkatkan nilai perusahaan. Hal 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖
𝐼𝑁𝑆𝑇 = 𝑥 100%
ini sesuai penelitian dari Nuraina (2012), 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

Rahmatia (2014), serta Nugroho (2017) menun- Variabel komisaris independen menurut Isnanta
jukkan bahwa firm size berpengaruh positif diukur dengan menggunakan indikator (Manik,
signifikan terhadap nilai perusahaan. Firm size 2011) :
dalam penelitian ini dijadikan variabel kontrol 𝐽𝑚𝑙 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚. 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑢.
untuk mengetahui apakah variabel firm size ini 𝐾𝐼 = 𝑥 100%
𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚. 𝑝𝑒𝑟𝑢.
perlu dinetralisir, dikeluarkan, atau dipertahan-
Komite audit dengan menghitung :
kan tetap.
𝐽𝑚𝑙 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑡𝑒 𝑎𝑢𝑑𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑢𝑎𝑟
H6: Firm size berpengaruh positif signifikan 𝐾𝐴 =
𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑎𝑢𝑑𝑖𝑡
𝑥 100%
terhadap nilai perusahaan dan mampu
mengendalikan pengaruh variabel struktur Sementara Variabel Moderating menggunakan
kepemilikan, komisaris independen dan CSR yang diukur menggunakan G4, diproksikan
komite audit terhadap nilai perusahaan. dengan CSDI sebagai berikut (Munawaroh,
2014):

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(01), 2018, 46

CSRD 
 Xj Uji Multikolinieritas
N Hasil yang diperoleh dari nilai VIF (MOWN
Variabel Kontrol menggunakan Ukuran = 1,527; INST = 1,231; KI =1,138; KA =1,330)
perusahaan diukur dengan (Sholekah, 2014) : <10 dan nilai Tolerance (MOWN =0,655; INST
Size = Ln natural (total aset) = 0,812; KI =0,879; KA =0,752)>0,1. Semua
variabel memiliki nilai VIF kurang dari 10. Jadi
4. Hasil dan Pembahasan dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas
4.1. Hasil penelitian antar variabel independen.
Berdasarkan data dari BEI melalui situsnya Uji Heterokedastisitas
www.idx.co.id dan data dari Indonesia Capital Hasil yang diperoleh menggunakan Uji
Market Direktory (ICMD) 2015 bahwa peru- Spearman nilai sig. (MOWN=0,120; INST
sahaan pertambangan yang tercatat di BEI =0,688; KI =0,700; KA =0,511)>0,05, dapat
sebanyak 43 perusahaan. Dari jumlah tersebut disimpulkan data terbebas dari heterokedastisitas.
hanya 28 perusahaan yang memenuhi kriteria Analisis Regresi
sampel penelitian yang telah ditetapkan (data Tabel 2. Hasil Analisis Uji F
perusahaan terlampir). Periode pengamatan pada
Sum of
penelitian ini adalah 2015-2016, sehingga jumlah Model F Sig.
Squares
laporan tahunan yang diobservasi sebanyak 56 Regression 11,138 34,253 0,000a
laporan tahunan (annual report). Residual 4,146
Uji Normalitas Data Total 15,284
Menggunakan skewness dan kurtosis dipero- Tabel 2. Menunjukkan nilai Fhitung sebesar
leh nilai Zskewness dan ZKurtosis dari masing-masing 34,523>Ftabel (2,79) dengan sig.0,000a < 0,05
variabel berada diantara -1,96 sampai 1,96 dapat yang berarti secara simultan variabel independen
diartikan mendekati simetris dan berada pada (MOWN, INST, KI dan KA) berpengaruh ter-
keruncingan mesokurtik, sehingga dapat hadap variabel dependen (PBV).
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Tabel 3. Hasil Uji Determinasi R2
Tabel 1. Hasil Uji Skewness dan Kurtosis Model R R Square Adj R Square
Variabel Zskewness Zkurtosis 1 0,854 a
0,729 0,707
MOWN -0,2037 -1,3168
Uji determinasi (R2) menunjukkan bahwa
INST 1,6583 -1,5748
koefisien determinasi yang menunjukkan nilai
KI 1,8056 1,2022
adjusted R2 sebesar 0,707 atau 70,7 %. Hal ini
KA 0,4952 1,8487
berarti bahwa 70,7 % variabel terikat PBV dapat
CSRd -1,7147 -1,3041
dijelaskan secara signifikan oleh variabel bebas
F.Size -1,8652 -0,9076
yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan insti-
PBV 0,8840 -0,5127
tusional, komisaris independen, serta komite
Uji autokorelasi audit, sedangkan 29,3 % variabel PBV dapat
Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan dijelaskan oleh variabel lain di luar model
Durbin Watson diperoleh hasil nilai 1,939 > penelitian ini. Dari nilai R sebesar 0,854a menun-
1,4202 (nilai dL untuk 56 sampel dengan 5 jukkan kriteria korelasi cukup tinggi antara
variabel) dapat diartikan bahwa data tidak terjadi variabel independen dengan variabel dependen.
autokorelasi positif. Sedangkan untuk 4-d = Tabel 4 ditunjukkan untuk variabel
2,061>1,7246 (nilai dU untuk 56 sampel dengan kepemilikan manajerial dan komite audit nilai
5 variabel) dapat diartikan bahwa data tidak thitung (6,603 dan 3,133) > ttabel (2,00575) dan nilai
terjadi autokorelasi negative. Untuk kesimpulan sig.(0,000 dan 0,003) < 0,05, yang berarti secara
akhir data tersebut terbebas dari autokorelasi. parsial kepemilikan manajerial dan komite audit

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(01), 2018, 47
Tabel 4. Hasil Regresi Uji t
Model Koefisien Std. error t hitung Sig.
(Constant) -0,226 0,312 -0,724 0,472
MOWN 0,039 0,006 6,603 0,000
INST 0,003 0,002 1,239 0,221
KI 1,176 0,722 1,629 0,109
KA 0,278 0,089 3,133 0,003

berpengaruh positif signifikan terhadap nilai Kepemilikan Institusional (INST) Terhadap


perusahaan. Hal ini mendukung hipotesis H1 dan Nilai Perusahaan
H4. Sedangkan untuk kepemilikan institusi dan Kepemilikan institusional mempunyai pe-
komisaris independen nilai sig > 0,05, yang ngaruh positif terhadap nilai perusahaan namun
berarti tidak berpengaruh signifikan terhadap tidak signifikan, disebabkan dengan kepemilikan
nilai perusahaan. Hasil ini tidak mendukung saham mayoritas yaitu rata-rata sebesar 41,46%
hipotesis H2 dan H3 yang diajukan. (lebih besar dari kepemilikan manajerial), kepen-
Persamaan regresi linier berganda dari tingan pemegang saham minoritas akan diabai-
hasil penelitian tersebut dapat dituliskan sebagai kan karena investor institusional mayoritas
berikut: cenderung berpihak kepada manajemen. Harga
saham perusahaan di pasar modal akan menga-
PBV = -0,226 + 0,039 MOWN + 0,003 INST +
1,176 KI + 0,278 KA lami penurunan karena adanya asumsi bahwa
manajemen akan lebih sering mengambil kebi-
Dari persamaan regresi tersebut dapat
jakan atau tindakan cenderung mengarah pada
disimpulkan jika variabel MOWN, INST, dan
kepentingan pribadi sehingga nilai perusahaan
KA pengaruhnya sedikit sekali jika dibandingkan
belum mampu ditingkatkan oleh adanya kepemi-
dengan komisaris independen yang cukup tinggi.
likan institusional. Perubahan laba sekarang
4.2.Pembahasan
dapat mempengaruhi keputusan investor institu-
Kepemilikan Manajerial (MOWN) Terhadap
sional karena mereka hanya terfokus pada laba
Nilai Perusahaan
sekarang. Menurut Diyah dan Erman Apabila
Kepemilikan manajerial secara statistik
mereka memutuskan untuk menarik saham
mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap
dengan jumlah besar, maka otomatis akan mem-
nilai perusahaan. Sehingga dapat diartikan
pengaruhi nilai perusahaan secara keseluruhan
semakin tinggi jumlah saham yang dimiliki pihak
(Prastuti & Budiasih, 2015). Jumlah pemegang
manajemen perusahaan maka semakin tinggi
saham yang beredar saat ini kurang efektif dalam
pula nilai perusahaan. Tingginya jumlah saham
memonitoring perilaku oportunistik manajer
yang dimiliki oleh pihak manajemen dapat
dalam perusahaan. Menurut Hardiningtyas dan
mengurangi agency cost, sehingga dapat memi-
Sofyaningsih, hal ini terjadi karena adanya
nimalkan konflik agensi serta mensejajarkan
asimetri informasi antara investor dengan
kepentingan manajemen dan pemegang saham
manajer sehingga manajer sulit dikendalikan
untuk dapat menikmati keuntungan, pihak
oleh investor institusional (Dewi & Nugrahanti,
manajemen akan lebih termotivasi atau lebih giat
2017). Dengan demikian H2 dalam penelitian ini
kinerjanya untuk memaksimalkan kepentingan
menyatakan kepemilikan institusional berpenga-
manajemen maupun pemegang saham sehingga
ruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan
akan meningkatkan nilai perusahaan. Dengan
ditolak.
demikian hipotesis H1 dalam penelitian ini
Komisaris Independen (KI) Terhadap Nilai
menyatakan kepemilikan manajerial berpengaruh
Perusahaan
positif signifikan terhadap nilai perusahaan
Komisaris independen mempunyai pengaruh
diterima.
positif, namun tidak signifikan terhadap nilai
Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(01), 2018, 48
perusahaan. Atau bisa dikatakan tidak berpenga- berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
ruh terhadap nilai perusahaan. Proporsi dewan perusahaan diterima.
komisaris independen tidak berpengaruh pada Variabel Independen (MOWN, INST, KI, dan
nilai perusahaan bisa diakibatkan oleh rata-rata KA) Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
komposisi dewan komisaris independen saat ini CSRd Sebagai Variabel Moderasi
kurang efisien dalam menjalankan fungsi penga- Variabel moderating untuk mengetahui
wasan karena proporsi komisaris independen apakah interaksi antara variabel CSR dengan
belum mampu untuk mendominasi setiap variabel independen (kepemilikan menajerial,
kebijakan yang diambil oleh dewan komisaris institusional, komisaris independen, serta komite
(Prastuti & Budiasih, 2015). Kurang efektifnya audit) dapat menguatkan atau justru melemahkan
pengawasan pelaporan keuangan misalnya dapat variabel dependen (nilai perusahaan). Pengujian
menyebabkan kecurangan pelaporan keuangan ini menggunakan uji interaksi atau Moderated
oleh pihak manajemen sehingga menyebabkan Regression Analysis (MRA) yang merupakan
harga saham menurun dan nilai perusahaan aplikasi khusus regresi linier berganda dimana
semakin menurun. Selain itu minimnya peman- persamaan regresinya mengandung unsur inte-
tauan terhadap pihak manajemen yang dilakukan raksi (perkalian dua atau lebih variabel
oleh dewan komisaris dan akuntabilitas dewan independen). Hasil uji hipotesis disajikan pada
komisaris terhadap perusahaan dan pemegang Tabel 5.
saham akan menimbulkan konflik agensi yang Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis Interaksi MOWN
akhirnya akan berdampak pada menurunnya nilai dengan CSRd
perusahaan. Dengan demikian H3 dalam pene- Variabel Koefisien t hitung Sig.
litian ini menyatakan komisaris independen MOWN -0,114 -2,213 0,031
CSRd -1,644 -1,487 0,143
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
MOWN*CSRd 0,185 3,112 0,003
perusahaan ditolak. Konstanta 2,419 2,726 0,009
Komite Audit (KA) Terhadap Nilai R 0,844a
Perusahaan R Square 0,712
Komite audit mempunyai pengaruh positif F 42,888 0,00a
signifikan terhadap nilai perusahaan. Jadi sema- Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat koefisien
kin banyak jumlah komite audit akan meningkat- regresi variabel MOWN*CSRd sebesar 0,185,
kan nilai perusahaan. Teori Endogenity, perusa- yaitu jika variabel moderasi mengalami kenaikan
haan yang memiliki nilai tinggi cenderung nilai sebesar 1 poin maka PBV akan mengalami
memiliki kelengkapan dalam susunan perusaha- peningkatan sebesar 0,185. Koefisien bernilai
annya yang mana salah satunya adalah positif artinya variabel CSRd mempengaruhi
keberadaan komite audit. Dalam hal ini kebera- atau menguatkan hubungan antara kepemilikan
daan komite audit dapat meningkatkan efektifitas manajerial dengan nilai perusahaan. Secara
kinerja perusahaan untuk melindungi kepen- parsial adanya variabel CSRd sebagai variabel
tingan pemegang saham dari tindakan manaje- moderating berpengaruh positif signifikan ter-
men laba yang dilakukan oleh pihak manajemen hadap nilai perusahaan. Dijelaskan dari R square,
dan mampu memberikan kontribusi dalam me- pengaruhnya cukup besar yaitu sebesar 71,2 %
ngawasi proses pelaporan keuangan perusahaan nilai perusahaan (PBV) dipengaruhi oleh varia-
agar dapat mewujudkan laporan keuangan yang bel kepemilikan manajerial (MOWN), pengung-
berkualitas melalui proses pemeriksaan dengan kapan CSR, serta interaksi MOWN dan CSRd,
integritas dan objektifitas dari auditor sehingga sedangkan sisanya (28,8%) dipengaruhi oleh
akan berpengaruh terhadap peningkatan nilai variabel lain diluar model. Jika dilihat dari uji
perusahaan. Dengan demikian H4 dalam pene- Fhitung sebesar 42,888 dan taraf signifikan 0,000a.
litian ini menyatakan kepemilikan komite audit
Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(01), 2018, 49
Karena signifikansi< 5% maka model regresi Berdasarkan Tabel 7 dapat ditunjukkan
secara simultan dapat digunakan untuk mempre- bahwa koefisien regresi variabel KI*CSRd
diksi nilai perusahaan (PBV) atau dikatakan sebesar 12,381, yaitu jika variabel moderasi
bahwa MOWN, CSRd serta MOWN*CSRd mengalami kenaikan 1 poin maka PBV akan
secara bersama-sama berpengaruh terhadap PBV. mengalami peningkatan sebesar 12,381. Koefi-
Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis Interaksi INST sien bernilai positif artinya variabel CSRd
dengan CSRd mampu mempengaruhi atau menguatkan hubu-
Variabel Koefisien t Hitung Sig. ngan antara komisaris independen dengan nilai
INST -0,066 -2,111 0,040 perusahaan walaupun pengaruhnya tidak signi-
CSRd 0,495 0,329 0,744
fikan (0,325 > 0,05). Pengaruhnya bisa dilihat
INST*CSRd 0,084 2,298 0,026
Konstanta 1,240 1,007 0,319 dari nilai R square, hanya sebesar 52 % variabel
a PBV dipengaruhi oleh komisaris independen
R 0,695
R Square 0,483 (KI), pengungkapan CSR, serta interaksi KI
F 16,198 0,000a dengan CSRd, sedangkan 48 % dipengaruhi oleh
Berdasarkan Tabel 6 dapat ditunjukkan variabel lain diluar model. Jika dilihat dari uji
bahwa koefisien regresi variabel INST*CSRd Fhitung sebesar 18,745 dengan taraf signifikan
sebesar 0,084, yaitu jika variabel moderasi 0,000a. Karena nilai probabilitas signifikan < 5%
mengalami kenaikan 1 poin maka PBV akan maka model regresi secara simultan dapat
mengalami kenaikan sebesar 0,084. Koefisien digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan
bernilai positif artinya variabel CSRd mampu (PBV) atau dikatakan bahwa KI, CSRd serta
mempengaruhi secara signifikan atau mengu- KI*CSRd secara bersama-sama berpengaruh
atkan hubungan antara kepemilikan institusional terhadap PBV.
dengan nilai perusahaan dengan nilai sig.(0,026 Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis Interaksi KA dengan
< 0,05). Pengaruhnya bisa dilihat dari nilai R CSRd
Variabel Koefisien t Hitung Sig.
square sebesar 69,5 % variabel PBV dipengaruhi
KA -2,711 -2,326 0,024
oleh kepemilikan institusional (INST), pengung-
CSRd -8,179 -1,970 0,054
kapan CSR, serta interaksi INST dengan CSRd, KA*CSRd 3,680 2,714 0,009
sedangkan 30,5 % dipengaruhi oleh variabel lain Konstanta 7,563 2,144 0,037
diluar model. Jika dilihat dari uji Fhitung sebesar a
R 0,721
16,198 dengan taraf signifikan 0,000a. Karena R Square 0,520
nilai probabilitas signifikan< 5% maka model F 18,742 0,000a
regresi secara simultan dapat digunakan untuk Berdasarkan Tabel 8 dapat ditunjukkan
memprediksi nilai perusahaan (PBV) atau dika- bahwa koefisien regresi variabel KA*CSRd
takan bahwa INST, CSRd serta INST*CSRd sebesar 3,680, yaitu jika variabel moderasi
secara bersama-sama berpengaruh terhadap PBV. mengalami kenaikan 1 poin maka PBV akan
Tabel 7. Hasil Uji Hipotesis Interaksi KI dengan mengalami peningkatan sebesar 3,680. Koefisien
CSRd regresi bernilai positif artinya variabel CSRd
Variabel Koefisien t Hitung Sig.
mampu mempengaruhi secara signifikan atau
KI -7,793 -0,701 0,486
menguatkan hubungan antara komite audit
CSRd -0,327 -0,075 0,940
KI*CSRd 12,381 0,993 0,325 dengan nilai perusahaan, nilai taraf signifikan-
Konstanta 1,273 0,330 0,743 sinya 0,009 < 0,05. Pengaruhnya bisa dilihat dari
a
R 0,721 nilai R square, sebesar 52 % variabel PBV
R Square 0,520 dipengaruhi oleh komite audit (KA), pengungka-
F 18,742 0,000a pan CSR, serta interaksi KA dengan CSRd,
sedangkan 48 % dipengaruhi oleh variabel lain

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(01), 2018, 50
diluar model. Jika dilihat dari uji Fhitung sebesar terdapat korelasi yang signifikan antara
18,742 dengan taraf signifikan 0,000a. Karena kepemilikan manajerial, kepemilikan institusi,
nilai probabilitas signifikan < 5% maka model komisaris independen, serta komite audit
regresi secara simultan dapat digunakan untuk terhadap nilai perusahaan.
memprediksi nilai perusahaan (PBV) atau Tabel 9. Hasil Uji Hipotesis Firm Size Sebagai
dikatakan bahwa KA, CSRd serta KI*CSRd Variabel Kontrol
secara bersama-sama berpengaruh terhadap PBV. Variabel Correlation Sig.
Hasil tersebut dapat diartikan bahwa hubu- MOWN 0,795 0,000
INST 0,427 0,001
ngan variabel independen Kepemilikan Manaje-
KI 0,401 0,002
rial, Kepemilikan Institusional, Komisaris Inde- KA 0,613 0,000
penden dan Komite Audit dengan Nilai perusa-
Hasil analisis korelasi dapat dijelaskan
haan sebagai variabel dependen dipengaruhi atau
bahwa semakin besar perusahaan maka pengung-
dimoderasi oleh CSR. Pengungkapan CSR yang
kapan CSR memberikan informasi yang semakin
dilakukan oleh perusahaan dengan baik dan
baik dan luas. Teori agency menerangkan bahwa
secara luas dapat meningkatkan nilai perusahaan
manajemen sebagai agen akan menyelengga-
bagi pemegang saham dan tetap memperhatikan
rakan operasi perusahaan seperti yang diinginkan
pemangku kepentingan lainnya. CSR akan
principal yang telah berkembang ke seluruh
menjadi strategi jangka panjang perusahaan yang
interest group termasuk pemegang saham,
akan memberikan efek positif dalam usaha untuk
karyawan dan masyarakat. Sesuai teori agensi,
menjaga keberlangsungan perusahaan dan
dimana perusahaan besar yang memiliki biaya
mempengaruhi kinerja operasional perusahaan.
keagenan yang lebih besar akan mengungkapkan
Selain itu, pasar dan inveestor menggunakan
informasi yang lebih luas untuk mengurangi
informasi mengenai pengungkapan CSR dalam
agency cost tersebut. Disamping itu, perusahaan
penilaian investasi dapat menjadi nilai plus untuk
besar merupakan emiten yang banyak menjadi
menambah kepercayaan para investor, hal ini
disoroti, sehingga pengungkapan yang lebih
dapat terlihat dari banyaknya kepemilikan saham.
besar merupakan wujud tanggungjawab social
Variabel Independen (MOWN, INST, KI, dan
perusahaan.
KA) Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
5. Kesimpulan
Firm Size Sebagai Variabel Kontrol
Berdasarkan hasil analisis penelitian diatas
Variabel kontrol merupakan variabel yang
dapat disimpulkan bahwa: 1) secara simultan
dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusi-
pengaruh variabel independen terhadap dependen
onal, komisaris independen, serta komite audit
tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Namun
diteliti (Sugiyono, 2009). Variabel kontrol ini
secara parsial, kepemilikan manajerial dan
untuk mengetahui apakah variabel firm size perlu
komite audit yang berpengaruh positif signifikan
dinetralisir, dikeluarkan, atau dipertahankan tetap.
terhadap nilai perusahaan, sedangkan variabel
Pada penelitian ini menggunakan aplikasi studi
bebas lainnya (kepemilikan institusional dan
korelasional yaitu korelasi parsial. Berikut hasil
komisaris independen) berpengaruh positif tetapi
uji hipotesis variabel independen (MOWN, INST,
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. 2)
KI, dan KA) terhadap nilai perusahaan (PBV)
Pengungkapan CSR sebagai variabel moderating,
dengan firm size sebagai variabel kontrol.
secara simultan dapat memoderasi pengaruh
Berdasarkan Tabel 9 dengan variabel kontrol
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusio-
firm size tersebut dapat dilihat bahwa nilai taraf
nal, komisaris independen, serta komite audit
signifikan dari keempat variabel (kepemilikan
terhadap nilai perusahaan. 3) Secara parsial,
manajerial, kepemilikan institusi,komisaris inde-
adanya variabel moderating pengungkapan CSR
penden,serta komite audit) < 5 % yang berarti
Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(01), 2018, 51
dapat memoderasi signifikan hubungan antara East Asian corporations. Journal of financial
kepemilikan manajerial, kepemilikan Economics, 58(1-2), 81-112.
institusional, serta komite audit terhadap nilai Dewi, L. C., & Nugrahanti, Y. W. (2017).
perusahaan. Namun dapat memoderasi tetapi Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Dewan
tidak signifikan hubungan antara komisaris Komisaris Independen terhadap Nilai
independen terhadap nilai perusahaan. 4) Firm Perusahaan (Studi pada Perusahaan Industri
Barang Konsumsi di Bei Tahun 2011-2013).
size sebagai variabel kontrol perlu dipertahankan
KINERJA, 18(1), 64-80.
karena berpengaruh positif signifikan pada
Dianawati, C. P., & Fuadati, S. R. (2016).
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusi,
Pengaruh Csr Dan Gcg Terhadap Nilai
komisaris independen, serta komite audit Perusahaan: Profitabilitas Sebagai Variabel
terhadap nilai perusahaan. Intervening. Jurnal Ilmu & Riset Mana-
Saran berdasarkan kesimpulan penelitian ini jemen, 5(1).
yaitu: 1) Perusahaan sebaiknya menyeimbangkan Fahmi, I. 2011. Analisis Laporan Keuangan.
kepemilikan saham antara pihak manajemen Alfabeta. Bandung.
dengan institusi sehingga tidak ada pihak mayo- Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multi-
ritas ataupun minoritas, semua bertanggung- variat Dengan Program SPSS. Semarang :
jawab bersama-sama mengambil kebijakan Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
dalam meningkatkan utilitas manajemen serta Indonesia Capital Market Direktory (ICMD)
pihak institusional tidak mendahulukan kepen- 2015.
tingan pribadinya sehingga keduannya dapat Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976).
meningkatkan nilai perusahaan. hal ini juga akan Theory of the firm: Managerial behavior,
meningkatkan pengungkapan tanggungjawab agency costs and ownership structure.
Journal of financial economics, 3(4), 305-
social yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.
360.
Investor sebaiknya dalam berinvestasi mencer-
Kusumadilaga, R. (2010). Pengaruh Corporate
mati perusahaan yang banyak melakukan
Social Responsibility Terhadap Nilai
kegiatan CSR, yang berarti intern perusahaan Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai
kinerjannya baik sehingga citra perusahaan baik Variabel Moderating (Studi Empiris Pada
di mata masyarakat dan akan meningkatkan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
loyalitas konsumen dan nilai saham perusahaan. Bursa Efek Indonesia) (Doctoral dissertation,
2) Penelitian selanjutnya diharapkan menambah- Perpustakaan FE UNDIP).
kan variabel lain serta memperpanjang periode Manik, T. (2011). Analisis pengaruh kepemilikan
pengamatan sehingga memberikan kemungkinan manajemen, komisaris independen, komite
yang lebih besar untuk memperoleh generalisasi. audit, umur perusahaan terhadap kinerja
3) Peneliti selanjutnya diharapkan melibatkan keuangan. JEMI, 2(2), 25-36.
pihak lain dalam menentukan luas pengungkapan Munawaroh, A. (2015). Pengaruh profitabilitas
CSR ataupun nilai perusahaan (PBV) sebagai terhadap nilai perusahaan dengan corporate
social responsibilty sebagai variabel mode-
bahan pemeriksaan kembali sehingga tidak terda-
rating. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi,
pat unsur subjektivitas. 3(4).
6. Ucapan Terimakasih
Muryati, N. N. T. S., & Suardikha, I. M. S. (2014)
Penulis ingin mengucapkan terimakasih Pengaruh Corporate Governance Pada Nilai
kepada STEKOM yang telah mendukung Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi, 425-429.
selesainya penelitian ini
Nugroho, P. A. (2017). Pengaruh Struktur
7. Daftar Pustaka Kepemilikan Manajerial, Struktur Kepemi-
Claessens, S., Djankov, S., & Lang, L. H. (2000). likan Institusional, Set Kesempatan Investasi,
The separation of ownership and control in Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusa-
haan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Airlangga
Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(01), 2018, 52
(JEBA)| Journal of Economics and Business Rahmatia, T. L., & Andayani, A. (2016).
Airlangga, 27(1). Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap
Nuraina, E. (2012). Pengaruh Kepemilikan Insti- Nilai Perusahaan: Tanggung Jawab Sosial
tusional dan Ukuran Perusahaan terhadap Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Ilmu
kebijakan hutang dan nilai perusahaan (Studi dan Riset Akuntansi, 4(3).
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar Retno, R. D., & Priantinah, D. (2012). Pengaruh
di BEI). AKRUAL: Jurnal Akuntansi, 4(1), good corporate governance dan pengungka-
51-70. pan corporate social responsibility terhadap
Nurlela, I. (2008). Pengaruh Corporate Social nilai perusahaan (studi empiris pada
Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen Indonesia periode 2007-2010). Nominal,
Sebagai Variabel Moderating. Simposium Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen,
Nasional Akuntansi XI (3): 23-26. Padang. 1(2).
Prastuti, N. K. K., & Budiasih, I. G. A. N. Rustan, Said, D., Rura, Y. (2014). Pengaruh
(2015). Pengaruh Good Corporate Gover- Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Peru-
nance Pada Nilai Perusahaan Dengan sahaan: Kualitas Laba dan Kebijakan
Moderasi Corporate Social Responsibility. Hutang Sebagai Variabel Intervening. Jurnal
E-Jurnal Akuntansi, 114-129. Analisis Akuntansi. Vol. 3 No.1: 32-39.
ISSN 2303-100X. Universitas Hasanudin.
Puspaningrum, Y. (2017). Pengaruh Corporate
Social Responsibility dan Kepemilikan Servaes, H., & Tamayo, A. (2013). The impact
Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan of corporate social responsibility on firm
dengan Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan value: The role of customer awareness.
sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Management science, 59(5), 1045-1061.
Pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Sholekah, F. W. (2014). Pengaruh Kepemilikan
Efek Indonesia). Jurnal Profita: Kajian Ilmu Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Akuntansi, 5(2). Leverage, Firm Size Dan Corporate Social
Rahma, A. (2014). Pengaruh Kepemilikan Mana- Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan
jerial, Kepemilikan Institusional, Dan Pada Perusahaan High Profile yang
Ukuran Perusahaan Terhadap Keputusan Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
Pendanaan Dan Nilai Perusahaan (Studi Tahun 2008-2012. Jurnal Ilmu Manajemen
Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang (JIM), 2(3).
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Priode Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,
2009-2012). JURNAL BISNIS STRATEGI, Kualitatif, dan R dan D. Alfabeta. Bandung.
23(2), 45-69.

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055

Anda mungkin juga menyukai