408 902 2 PB
408 902 2 PB
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini yaitu Merancang dan menguji sistem pengaturan irigasi dan pemberian
nutrisi berbasis Microcontroller ATMEGA 16 pada pertumbuhan tanaman pak choy (Brassica chinensis
L). Adapun Parameter yang diuji meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, diameter bonggol, berat basah
tanaman dan berat kering tanaman. Pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun dilakukan setelah
tanaman berumur pak choy berumur 14 HST (Hari Setelah Tanam) sedangkan diameter bonggol, berat
basah tanaman dan berat kering tanaman pada saat panen. Selain itu akan dilakukan pegujian larutan
nutrisi dilakukan pada setiap hari pada kedua perlakuan dengan menggunakan alat EC (electro
conductivity). Sistem irigasi dilakukan secara otomatis dengan sistem on dan off. Secara keseluruhan
sistem irigasi dan pemberian nutrisi otomatis menggunakan timer RTC DS1307 dengan microkontroler
16 pada budidaya pakcoy masih belum terkoordinasi dengan baik. Pada pengamatan pertumbuhan
tanaman pak choy yang dilakukan selama 28 hari dengan perlakuan irigasi berbasis otomatis dan
perlakuan irigasi secara terus-menerus mununjukkan perlakuan yang terbaik.
Kata kunci : Hidroponik , Nutrient Film Technique (NFT), RTC (Real Time Clock), HST (Hari
Setelah Tanam), EC (electro conductivity)
Keywords : Hydroponics, Nutrient Film Technique (NFT), RTC (Real Time Clock), HST (Days After
Planting), EC (electro conductivity)
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian
sebagai petani. Namun, dengan seiringnya perkembangan zaman, telah terjadi perubahan fungsi lahan
pertanian menjadi berkurang sehingga menjadi pemukiman. Berdasarkan Badan Pusat Statistika (BPS)
mencatat pada tahun 2009 sampai 2013 lahan sawah irigasi (Irrigated Wetland) mengalami penurun
sebesar 0,21 % (85,582 Ha). Selain itu, permintaan kebutuhan pangan yang berasal dari sayuran terus
meningkat seiring dengan jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat. Dari permasalahan
tersebut dapat diketahui bahwa jumlah lahan sawah irigasi pertanian mengalami penurunan dan hasil
produksi sayuran di Indonesia yang rendah, sehingga penggunaan teknologi dengan sistem hidroponik
pada budidaya tanaman pak choy (Brassica Chinensis L.). Keuntungan sistem hidroponik yaitu
pengendalian hama dan penyakit lebih mudah dan bebas pestisida dan kuantitas dan kualitas produksi
lebih tinggi dan lebih bersih sehingga sayuran sehat. Salah satu sistem hidroponik yang bisa
dikembangkan yaitu sistem hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) dengan melakukan pengaturan
otomatisasi pada irigasi dan pemberian nutrisi. Sistem hidroponik Nutrient Film Technique (NFT)
merupakan model budidaya dengan meletakkan akar tanaman pada lapisan air dangkal, air tersebut
tersikulasi dan mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman (Lingga, 2000). Microcontroller
Atmega16 adalah jenis komponen yang berfungsi sebagai otak yang sesuai untuk pengaturan irigasi dan
pemberian nutrisi, pengaturan otomatis tersebut di masukan kedalam program sesuai jam atau lama
waktu irigasi dan pemberian nutrisi. Dalam sistem kontrol ini akan dibaca oleh RTC (Real Time Clock).
Kemudian RTC (Real Time Clock) akan mencatat waktu, jam, dan tahun data tersebut. Kelebihan dari
RTC (Real Time Clock) adalah bisa menghitung detik, menit, jam, tanggal dan tahun (Hakim, 2011).
Pada RTC (Real Time Clock) tersebut telah diatur untuk berapa lama waktu yang dibutuhkan irigasi dan
pemberian nutrisi dengan bantuan pompa. Dan apabila waktu yang dibutuhkan untuk melakukan irigasi
dan pemberian nutrisi telah selesai maka pompa tersebut akan mati dalam sendirinya. Tujuan dari
penelitian ini yaitu merancang, menguji dan uji performarsi sistem pengaturan irigasi dan pemberian
nutrisi berbasis Microcontroller ATMEGA 16 pada pertumbuhan tanaman pak choy (Brassica chinensis
L).
METODE PENELITIAN
1. Perancangan Alat
Perancangan mekanik hidroponik nutrien film technique (NFT) dilakukan dengan pendekatan
fungsional dan desain struktural. Perancangan mekanik hidroponik nutrien film technique (NFT)
memberikan pengaruh yang akan menentukan apakah alat tersebut dapat beroperasi dengan baik.
A. Rancangan Fungsional
Pendekatan rancangan fungsional digunakan agar alat tersebut dapat beroperasi sesuai dengan
fungsinya meliputi:
1. Pipa PVC
Pipa PVC 3” atau 89 mm berfungsi sebagai alat media tanam dan saluran irigasi. Pipa PVC
3/4‘’ berfungsi sebagai keluaran air dari pipa PVC 3”.
2. Pompa Air
Pompa air berfungsi untuk membantu proses irigasi nutrisi dari tandon melalui selang.
Spesifikasi pompa sebagai berikut :
Model : YP-1600
Powwer : 25 W
V/Hz : 220-240 V/ 50-60 Hz
Max. Flow Rate : 1800L/hr
Max.Head : 1,5 M
B. Rancangan Struktural
Rancangan struktural sistem hidroponik nutrien film technique (NFT) pada Gambar 1:
a. Media tanam
b. Kerangka Media tanam
c. Slang
d. Bak penampung
e. Pompa
f. Penyangga
g. Kotak Kontrol
h. Stop Kontak
Perancangan Microcontroller Atmega 16 sebagai sistem, perancangan relay pengatur nyala dan
matinya sumber listrik yang memberi arus pada pompa, perancangan timer sebagai pengatur waktu yang
dibutuhkan tanaman pak choy untuk melakukan irigasi dan pemberian nutrisi. Dan perancangan
komunikasi serial mikrokontroler. Mikrokontroler akan dibuat dengan metode pengendalian timer.
Gambar 3. Desain Asli Perancangan Sistem Hidroponik Nutrien Film Technique (NFT)
200
(deti
k)
y = 60x
150
wak R² = 1
tu
100
50
0
i
1 2 3
Menit Ke-
Pengujian kemiringan dan pengujian kinerja pompa pada alat sistem hidroponik Nutrien Film
Technique (NFT) bertujuan untuk mengetahui kemiringan yang sesuai dilihat dari debit aliran yang
dihasilkan, ketinggian aliran air pada pipa dan mengetahui debit yang dihasilkan keluaran air pada
pompa air. Adapun Hasil pengujian kemiringan dan pengujian kinerja pompa pada alat sistem hidroponik
Nutrien Film Technique (NFT) di yunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil pengujian kemiringan dan pengujian kinerja pompa pada alat sistem hidroponik Nutrien
Film Technique (NFT).
No Kemiringan (%) Kinerja pompa (liter/ menit) Tinggi air (mm)
1 2,5 % 1,121 4
2 3,75 % 1,127 4,5
3 5% 1 3,5
Dari Gambar 8. dapat di lihat bahwa jumlah volume air pada perlakuan irigasi berbasis RTC (Real
Time Clock) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan irigasi secara terus-menerus. Untuk irigasi
berbasis RTC (Real Time Clock) volume air adalah sebesar 23326,6 cm3, sedangkan perlakuan irigasi
secara terus-menerus sebesar 22167,8 cm3. Perlakuan RTC (Real Time Clock) cenderung lebih banyak
menghabiskan air, selang output yang terdapat di bak penampung lepas, sehingga air mengalami
kebocoran dengan jumlah besar.
Dari data hasil pengamatan tinggi tanaman selama 28 hari tersebut hari ke 8 dan hari ke 15 pada
kedua perlakuan mengalami rata-rata tinggi tanaman pak choy yang sama, hal ini dikarena pada kedua
perlakuan tanaman cukup mendapatkan air dan nutrisi bagi pertumbuhan tanaman sehingga tanaman
mengalami pertumbuahan yang sama, sedangkan pada hari ke-22 dan hari ke-28 megalami perubahan
tinggi yang sangat nyata. Hal ini disebabkan pada perlakuan irigasi dan pemberian nutrisi secara RTC
(Real time Clock) mungkin kekurangan nutrisi dan air, sehingga tanaman pak choy untuk tinggi tanaman
kurang maksimal. Maka untuk perlakuan irigasi dan pemberian nutrisi secara RTC (Real time Clock)
harus dirubah pengontrolan waktu mungkin setiap 15 menit mati dan melakukan irigasi dan pemberian
nutrisi selama 5 menit selama 24 jam. Dari kedua perlakuan tersebut, perlakuan pak choy dengan irigasi
secara terus-menerus menghasilkan rata-rata tinggi tanaman yang paling basar pada hari ke-28 yaitu 25
cm. Sedangkan tinggi rata-rata tanaman dengan irigasi dengan menggunakan RTC (Real Time Clock)
pada hari ke-28 yaitu 18,04 cm, hal ini sesuai dengan pernyataan islami dan utomo 1985 dalam Pradana,
(2014) bahwa kekurangan air berpengaruh langsung dapat menyebabkan penurunan turgor tanaman,
tekanann turgo sangat berperan dalam menentukan ukuran tanaman, berpengaruh terhadap pembesaran
dan perbanyakan sel tanaman. Sedangkan untuk kekurangan nutrisi pada tanaman menurut Mairusmianti
(2011) kekurangan nutrisi unsur makro N dan P, unsur hara mikro seperti Mo dan Zn dapat perpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman. Zn berperan dalam pembelahan sel-sel meristem, dan Mo berperan
terhadap pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya tinggi tanaman.
Dari data hasil pengamatan diameter bonggol tanaman pengukuran rata-rata diameter bonggol
tanaman pak choy dari kedua perlakuan berbeda-beda. Rata-rata diameter bonggol tanaman pak choy
pada perlakuan irigasi secara terus-menerus sebesar 0,306, sedangkan rata-rata diameter bonggol
tanaman dengan menggunkan RTC (Real Time Clock) sebesar 0,1435. Hal ini disebabkan pada perlakuan
irigasi dan pemberian nutrisi secara RTC (Real time Clock) mungkin kekurangan nutrisi dan air,
sehingga tanaman pak choy untuk panjang akar tanaman kurang maksimal. Pengaruh kekurangan air
akan mengurangi pertumbuhan akar dan bagian tanaman dibagian atas (diameter bonggol tanaman)
(Pugnaire et al., 1999 dalam Pradana, 2014). Sedangkan untuk kekurangan nutrisi pada tanaman Subandi
(2015) apabila tanaman kekurangan Zn akan berpengaruh pada batang, yaitu ruas-ruas batang memendek
dan pembelahan sel-sel meristem tidak sempurna.
Dari data hasil pengamatan berat basah tanaman pengukuran rata-rata berat basah tanaman pak
choy yang paling tinggi adalah perlakuan irigasi secara terus-menerus sebesar 16,6229, sedangkan jika
dibandingkan dengan menggunkan RTC (Real Time Clock) sebesar 4,242. Pada perlakuan irigasi dan
pemberian nutrisi menggunkan RTC (Real Time Clock) cenderung berat basah kecil, disebabkan tanaman
Pak choy tidak mendapatkan nutrisi dan air. Sehingga tanaman tidak melakukan proses fotosintesis dan
metabolisme dengan sempurna menyebabkan berat basah tanaman rendah dan kerdil . Berat basah yang
dihasilkan oleh tanaman pak choy sangat dipengaruhi oleh hasil pertumbuhan tanaman tersebut.
Pengaruh kekurangan air akan mengurangi pertumbuhan akar dan bagian tanaman dibagian atas, berat
basah dan berat kering (Pugnaire et al., 1999 dalam Pradana, 2014.). Sedangkan untuk kekurangan nutrisi
pada tanamanSubandi (2015) menyatakan bahwa ketika mengalami kekurangan hara, gejala yang terlihat
meliputi terhambatnya pertumbuhan akar, batang, dan daun sehingga hasil yang diperoleh akan turun.
Dari data hasil pengamatan berat kering tanaman pengukuran rata-rata berat kering tanaman yang
terbesar adalah perlakuan dengan irigasi secara terus-menerus yaitu 1,7349 gram. Sedangkan dengan
menggunakan RTC (Real Time Clock) rata-rata berat kering yaitu 0,763. Pada perlakuan irigasi dan
pemberian nutrisi menggunkan RTC (Real Time Clock) cenderung berat kering kecil, disebabkan tanaman
Pak choy tidak mendapatkan nutrisi dan air, sehingga tanaman cenderung pertumbuhanan kerdil. Sesuai
dengan pernyataan Barus dan Yunus (2004) bahwa lamanya waktu penyiraman menunjukkan
pengurangan yang nyata terhadap berat kering tanaman. hal ini disebabkan keterbatasan air sebagai salah
satu faktor dalam proses fotosintesis erat metaboliame pada jaringan tanaman akan mengurangi tingkat
kecepatan pertumbuhan. Sedangkan untuk kekurangan nutrisi pada tanaman Subandi (2015) menyatakan
bahwa ketika mengalami kekurangan hara, gejala yang terlihat meliputi terhambatnya pertumbuhan akar,
batang, dan daun sehingga hasil yang diperoleh akan turun.
Larutan nutrisi dan air pada tanaman pak choy diukur mulai hari ke-13 sampai hari ke-28 dari
kedua perlakuan mengalami perbedaan. Pemberian nutrisi dan air pada awal pelaksanaan penelitian
dengan jumlah yang sama yaitu untuk pemberian nutrisi pada kedua perlakuan sebesar 1474 µs. Pada
pengujian kedua perlakuan dapat terlihat pada tabel bahwa pada pengujian perlakuan irigasi secara terus
menerus selama 24 jam pada hari ke-13 sampai hari ke-22 mengalami kenaikan ec meter yang drastis
dengan kenaikan yang tertinggi sebesar 120 µs (pada hari ke-17 menuju hari ke-18). Berbeda dengan
perlakuan Perlakuan secara RTC (Real Time Clock) pada hari ke-13 sampai hari ke-22 mengalami
kenaikan dengan kenaikan yang tertinggi sebesar 74 µs (pada hari ke-17 menuju hari ke-18). Hal ini
dikarenakan pada saat pengamatan suhu pada green house pada siang hari rata-rata sebesar 380c.
Sehingga nutrisi cenderung naik EC. Sesuai dengan pernyataan dalam penelitian Nxawe, et al, (2009)
bahwa temperatur yang optimum (280C) membuat nutrisi banyak yang terlarut, sehingga dapat
menaikkan nilai EC pada nutrisi. Tetapi dapat dilihat di Gambar 14 pada hari ke-22 sampai hari ke-24
pada kedua perlakuan mengalami penurunan ec meter, untuk perlakuan pengujian secara irigasi secara
terus menerus selama 24 jam dengan rata penurunan sebesar 87µs sedangkan RTC (Real Time Clock)
dengan rata penurunan sebesar 60 µs.
KESIMPULAN
1. Dihasilkan sistem pengendali irigasi dan pemberian nutrisi pada sistem hidroponik Nutrien Film
Technique (NFT) berbasis RTC (Real Time Clock) DS1307 yang digunakan untuk pengendali
irigasi dan pemberian nutrisi secara otomatis pada pertumbuhan tanaman pak choy.
2. Perancangan sistem irigasi dan pemberian nutrisi otomatis dengan menggunakan timer RTC (Real
Time Clock) DS1307 dan relay berbasis mikrokontroler Atmega16 berhasil mengkondisikan
pemberian waktu on dan off masih belum sesuai dengan pengaturan ulang.
3. Pertumbuhan tanaman pak choy dengan sistem hidroponik Nutrien Film Technique (NFT) dengan
perlakuan irigasi dan pemberian nutrisi berdasarkan RTC (Real Time Clock) dengan irigasi dan
pemberian nutrisi secara terus-menerus selama 28 hari menghasilkan tinggi tanaman dan jumlah
daun terbanyak.
DAFTAR PUSTAKA
Barus, H dan R. Yunus. 2004. Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Pertumbuhan dan Serapan Pada
Berbagai Kombinasi Varietas Kedelai dengan Strain Rhizobium. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian
Agroland Vol. 11 No.3.
BPS. 2014. Statistik Lahan Pertanian Tahun 2009-2013. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.
Efendi, R. Dan M. Azrai. 2008. Indenfikasi Karakter Toleransi Cekaman Air Berdasarkan Respon
Pertumbuhan dan Hasil Genotipe Jagung. Jurnal Balai Peneliti Tanaman Serealia.
Hakim, A. R. 2011. Rancang Bangun Instrumen Pendeteksi Kadar Air Rumput Laut berbasis
Mikrokontroller. Skripsi. IPB. Bogor.
Islami, T. Dan W.H. Utomo. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP. Semarang Press, Semarang.
Lingga , P. 2000. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah . PT . Penebar Swadaya . Jakarta.
Mairusmianti. 2011. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Akar dan Pupuk Daun terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Bayam (Amaranthus hybridus) dengan Metode Nutrient Film Technique (NFT). Skripsi.
UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Nxawe, S., C.P. Laubscher, and P.A. Ndakidemi. 2009. Effect of Regulated Irrigation Water Temperature
On Hydroponics Production of Spinach (Spinacia Oleracea L.). African Journal Of Agriculture
Research Vol. 4, No. 12: 1442-1446.
Pradana, M. F. 2014. Uji Efektifitas Pyraclostrobin Sebagai Agensia Plant Health Dengan Beberapa Level
Cekaman Air Pada Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.). skripsi. UB. malang.
Subandi, M. dkk. 2015. Pengaruh Berbagai Nilai Ec (Electrical Conductivity) Terhadap Pertumbuhan
Dan Hasil Bayam (Amaranthus Sp.) Pada Hidroponik Sistem Rakit Apung (Floating Hydroponics
System). Jurnal Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911.