Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem

Vol. 5 No.3, Oktober 2017, 117-128

Rancang Bangun Sistem Irigasi dan Pemberian Nutrisi


Otomatis Berbasis Rtc (Real Time Clock) pada Sistem
Hidroponik Nutrien Film
Technique (Nft)
Sandra Malin Sutan*, Darwin Kadarisman, Saiful Hosni, Fadalillah Fadlillah

Jurusan Keteknikan Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian - Universitas Brawijaya


Jl. Veteran, Malang 65145
*Penulis Korespondensi, Email: Sandra.msutan@ub.ac.id

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini yaitu Merancang dan menguji sistem pengaturan irigasi dan pemberian
nutrisi berbasis Microcontroller ATMEGA 16 pada pertumbuhan tanaman pak choy (Brassica chinensis
L). Adapun Parameter yang diuji meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, diameter bonggol, berat basah
tanaman dan berat kering tanaman. Pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun dilakukan setelah
tanaman berumur pak choy berumur 14 HST (Hari Setelah Tanam) sedangkan diameter bonggol, berat
basah tanaman dan berat kering tanaman pada saat panen. Selain itu akan dilakukan pegujian larutan
nutrisi dilakukan pada setiap hari pada kedua perlakuan dengan menggunakan alat EC (electro
conductivity). Sistem irigasi dilakukan secara otomatis dengan sistem on dan off. Secara keseluruhan
sistem irigasi dan pemberian nutrisi otomatis menggunakan timer RTC DS1307 dengan microkontroler
16 pada budidaya pakcoy masih belum terkoordinasi dengan baik. Pada pengamatan pertumbuhan
tanaman pak choy yang dilakukan selama 28 hari dengan perlakuan irigasi berbasis otomatis dan
perlakuan irigasi secara terus-menerus mununjukkan perlakuan yang terbaik.

Kata kunci : Hidroponik , Nutrient Film Technique (NFT), RTC (Real Time Clock), HST (Hari
Setelah Tanam), EC (electro conductivity)

Rrigation System Architecture And The Granting Of


Nutrition-Based Automatic RTC (Real Time Clock) On The
System Of Hydroponics Nutrient Film Technique (NFT)
ABSTRACT
The goal of the research is to design and test the system settings of the irrigation and the granting of
ATMEGA 16 Microcontroller- based nutrition 16 on plant growth of pak choy (Brassica chinensis l.).
As for the Parameter being tested include number ofleaves, plant height, root length, diameter, weight
of wet plants and dry weight of the plant. Observation of plant and the amount of leaves of the plant
was done after the pak choy 14 HST (Days after planting) while the diameter of the wet, heavy plant
and plant dry weight at the time of harvest. In addition it would do pegujian a nutrient solution is done
on a daily basis in both treatments by using EC (electro conductivity). Irrigation systems is done
automatically by the system on and off. Overall irrigation system and granting automatic nutrition
using DS1307 RTC timer with microkontroler 16 on cultivation of pakcoy still not well-coordinated.
Observation on growth of pak choy plant is done for 28 days with a treatment-based automatic
irrigationand irrigation treatment continuously mununjukkan the best treatment.

Keywords : Hydroponics, Nutrient Film Technique (NFT), RTC (Real Time Clock), HST (Days After
Planting), EC (electro conductivity)

Rancang Bangun Sistem Irigasi – Fadlillah, dkk 117


Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Vol. 5 No.3, Oktober 2017, 117-128

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian
sebagai petani. Namun, dengan seiringnya perkembangan zaman, telah terjadi perubahan fungsi lahan
pertanian menjadi berkurang sehingga menjadi pemukiman. Berdasarkan Badan Pusat Statistika (BPS)
mencatat pada tahun 2009 sampai 2013 lahan sawah irigasi (Irrigated Wetland) mengalami penurun
sebesar 0,21 % (85,582 Ha). Selain itu, permintaan kebutuhan pangan yang berasal dari sayuran terus
meningkat seiring dengan jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat. Dari permasalahan
tersebut dapat diketahui bahwa jumlah lahan sawah irigasi pertanian mengalami penurunan dan hasil
produksi sayuran di Indonesia yang rendah, sehingga penggunaan teknologi dengan sistem hidroponik
pada budidaya tanaman pak choy (Brassica Chinensis L.). Keuntungan sistem hidroponik yaitu
pengendalian hama dan penyakit lebih mudah dan bebas pestisida dan kuantitas dan kualitas produksi
lebih tinggi dan lebih bersih sehingga sayuran sehat. Salah satu sistem hidroponik yang bisa
dikembangkan yaitu sistem hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) dengan melakukan pengaturan
otomatisasi pada irigasi dan pemberian nutrisi. Sistem hidroponik Nutrient Film Technique (NFT)
merupakan model budidaya dengan meletakkan akar tanaman pada lapisan air dangkal, air tersebut
tersikulasi dan mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman (Lingga, 2000). Microcontroller
Atmega16 adalah jenis komponen yang berfungsi sebagai otak yang sesuai untuk pengaturan irigasi dan
pemberian nutrisi, pengaturan otomatis tersebut di masukan kedalam program sesuai jam atau lama
waktu irigasi dan pemberian nutrisi. Dalam sistem kontrol ini akan dibaca oleh RTC (Real Time Clock).
Kemudian RTC (Real Time Clock) akan mencatat waktu, jam, dan tahun data tersebut. Kelebihan dari
RTC (Real Time Clock) adalah bisa menghitung detik, menit, jam, tanggal dan tahun (Hakim, 2011).
Pada RTC (Real Time Clock) tersebut telah diatur untuk berapa lama waktu yang dibutuhkan irigasi dan
pemberian nutrisi dengan bantuan pompa. Dan apabila waktu yang dibutuhkan untuk melakukan irigasi
dan pemberian nutrisi telah selesai maka pompa tersebut akan mati dalam sendirinya. Tujuan dari
penelitian ini yaitu merancang, menguji dan uji performarsi sistem pengaturan irigasi dan pemberian
nutrisi berbasis Microcontroller ATMEGA 16 pada pertumbuhan tanaman pak choy (Brassica chinensis
L).

METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan


Peralatan yang digunakan pipa pvc, pompa, bak/timba, selang, penggaris, jangka sorong, timbangan
analitik, ph meter, ec meter, stopkontak , RTC (Real Time Clock), mk atmega 16, adaptor 5v, lcd (liquid
crystal display), relay, kayu balok, rock woll, bak persegi panjang, gunting potong, bor listrik, solder
listrik, auto cad 2009 dan software bascom. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu tanaman pak
choy, air dan nutrisi.

1. Perancangan Alat
Perancangan mekanik hidroponik nutrien film technique (NFT) dilakukan dengan pendekatan
fungsional dan desain struktural. Perancangan mekanik hidroponik nutrien film technique (NFT)
memberikan pengaruh yang akan menentukan apakah alat tersebut dapat beroperasi dengan baik.

A. Rancangan Fungsional
Pendekatan rancangan fungsional digunakan agar alat tersebut dapat beroperasi sesuai dengan
fungsinya meliputi:
1. Pipa PVC
Pipa PVC 3” atau 89 mm berfungsi sebagai alat media tanam dan saluran irigasi. Pipa PVC
3/4‘’ berfungsi sebagai keluaran air dari pipa PVC 3”.

Rancang Bangun Sistem Irigasi – Fadlillah, dkk 118


Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Vol. 5 No.3, Oktober 2017, 117-128

2. Pompa Air
Pompa air berfungsi untuk membantu proses irigasi nutrisi dari tandon melalui selang.
Spesifikasi pompa sebagai berikut :
Model : YP-1600
Powwer : 25 W
V/Hz : 220-240 V/ 50-60 Hz
Max. Flow Rate : 1800L/hr
Max.Head : 1,5 M

B. Rancangan Struktural

Gambar 1. Prototipe Sistem Hidroponik


Nutrien Film Technique (NFT)

Rancangan struktural sistem hidroponik nutrien film technique (NFT) pada Gambar 1:
a. Media tanam
b. Kerangka Media tanam
c. Slang
d. Bak penampung
e. Pompa
f. Penyangga
g. Kotak Kontrol
h. Stop Kontak

2. Perancangan Sistem Elektrik

Gambar 2. Bagan Perancangan Alat Perancangan sistem elektrik meliputi

Perancangan Microcontroller Atmega 16 sebagai sistem, perancangan relay pengatur nyala dan
matinya sumber listrik yang memberi arus pada pompa, perancangan timer sebagai pengatur waktu yang
dibutuhkan tanaman pak choy untuk melakukan irigasi dan pemberian nutrisi. Dan perancangan
komunikasi serial mikrokontroler. Mikrokontroler akan dibuat dengan metode pengendalian timer.

Rancang Bangun Sistem Irigasi – Fadlillah, dkk 119


Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Vol. 5 No.3, Oktober 2017, 117-128

3. Perancangan Perangkat Keras


Perancangan Perangkat Keras merupakan bagian-bagian instrumen yang akan dibuat membantu
perangkat lunak pengaturan irigasi (timering) pada tanaman hidroponik seperti perancangan rangkain
sistem minimum, rangkain relay pompa, rangkain timer RTC DS1307, dan rangkain keseluruhan dari
sistem pengaturan waktu (timering) untuk irigasi pada tanaman hidroponik.

4. Perancangan Perangkat Lunak


Perancangan perangkat lunak pengaturan waktu (timer) irigasi pada tanaman hidroponik
menggunakan BASCOM 2.0.7 yang berfungsi sebagai mengendalikan setiap proses yang dilakukan oleh
Microcontroller. Caranya adalah setelah kode atau program ditulis maka program atau kode tersebut di
compile supaya berubah menjadi bahasa mesin kemudian dimasukkan (di downloader) ke ROM
Microcontroller ATMEGA 16.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Rancang Bangun Sistem Hidroponik Nutrien Film Technique (NFT)


Sistem hidroponik Nutrien Film Technique (NFT) yang dibuat mempunyai dimensi panjang 200 cm
x lebar 100 cm x tinggi 85 cm untuk yang kanan sedangkan yang kiri 80 cm dan mempunyai kaki
penyangga 4. Kerangka Sistem hidroponik Nutrien Film Technique (NFT) terbuat dari kayu. Adapun
bentuk Sistem hidroponik Nutrien Film Technique (NFT) dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Desain Asli Perancangan Sistem Hidroponik Nutrien Film Technique (NFT)

2. Perancangan Sistem Kendali


Perancangan sistem pengendali dibuat dengan menggunakan mikrokontroler Atmega16 sebagai
prosesor pengendali. Mikrokontroler atau bisa dikatakan sebagai mikrokomputer dengan kecepatan 8 bit
dan memiliki EPROM sebesar 8 Kbytes dipilih agar dapat dengan mudah mengisikan suatu data program
dan jika terjadi suatu kesalahan kita dapat dengan mudah diganti atau dihapus.

3. Pengujian Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display


Pengujian LCD (Liquid Crystal Display) pada rangkaian mikrokontroler adalah berfungsi untuk
mengetahui logika program data, apakah menghasilkan keluaran data yang sesuai pada LCD. Pada
pengujian LCD (Liquid Crystal Display) diletakkan pada port B seperti yang ditunjukkan pada Gambar
4.

Rancang Bangun Sistem Irigasi – Fadlillah, dkk 120


Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Vol. 5 No.3, Oktober 2017, 117-128

Gambar 4. Rangkaian LCD

4. Pengujian Timer RTC DS1307


Pengujian Timer RTC (Real Time Clock) DS1307 pada rangkaian microkontroler ATMEGA 16 ini
dimaksudkan untuk membuktikan bahwa port yang terdapat pada mikrokontroler dapat dijadikan sebagai
input (masukan) untuk port lain dan pengujian waktu yang ditentukan untuk membuktikan sudah sesuai
atau masih belum sesuai dengan jam. Tujuan yang diharapkan dari pengujian ini adalah untuk
mengetahui logika program pemasukan data yang sesuai timer RTC (Real Time Clock) dan pengujian
waktu yang ditentukan untuk membuktikan sudah sesuai atau masih belum sesuai dengan jam. Pada
komponen RTC (Real Time Clock) dipasang pada port C seperti pada Gambar 5. dan hasil kalibrasi
RTC (Real Time Clock) ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 5. Rangkaian Timer RTC DS1307

Rancang Bangun Sistem Irigasi – Fadlillah, dkk 121


Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Vol. 5 No.3, Oktober 2017, 117-128

200

(deti
k)
y = 60x
150
wak R² = 1
tu
100

50

0
i

1 2 3
Menit Ke-

Gambar 6. kalibrasi waktu pada RTC (Real Time Clock)

5. Pengujian Rangkaian Relay


Pengujian ini dilakukan untuk menguji fungsi relay dalam memutuskan tegangan dari sumber
tegangan. Relay akan dipasang pada port D seperti pada Gambar 7. Pengujian program pada relay
diberikan logika awal 0 dan waktu tunggu selama 1 detik serta logika 1 dan waktu tunggu 1 detik.
Pemberian logika 0 mengartikan bahwa relay dalam keadaan mati dan logika 1 mengartikan relay dalam
keadaan menyala. Tujuan dilakukannya pengujian ini adalah untuk membuktikan apakah waktu tunggu
yang diset pada nyalanya relay sama dengan waktu nyalanya pompa.

Gambar 7. Rangkaian Relay

6. Pengujian Alat Instrumen Pada Saat Penelitian


Pengujian alat instrumen pada penelitian bertujuan untuk mengetahui alat yang digunakan berfungsi
dengan baik atau masih belum. Pengujian ini dilakukan pada hari ke-1 sampai hari ke-28. Dalam
pengujian alat instrumen pada saat penelitian alat terdapat error sebanyak 4 kali, untuk minggu pertama
alat error di hari senin, minggu kedua alat error di hari selasa dan minggu ke tiga alat error di hari kemis
dan jumat, rata-rata alat error di malam hari.

Rancang Bangun Sistem Irigasi – Fadlillah, dkk 122


Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Vol. 5 No.3, Oktober 2017, 117-128

7. Pengujian Kemiringan dan Kinerja Pompa Pada Alat Sistem Hidroponik


Nutrien Film Technique (NFT)

Pengujian kemiringan dan pengujian kinerja pompa pada alat sistem hidroponik Nutrien Film
Technique (NFT) bertujuan untuk mengetahui kemiringan yang sesuai dilihat dari debit aliran yang
dihasilkan, ketinggian aliran air pada pipa dan mengetahui debit yang dihasilkan keluaran air pada
pompa air. Adapun Hasil pengujian kemiringan dan pengujian kinerja pompa pada alat sistem hidroponik
Nutrien Film Technique (NFT) di yunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil pengujian kemiringan dan pengujian kinerja pompa pada alat sistem hidroponik Nutrien
Film Technique (NFT).
No Kemiringan (%) Kinerja pompa (liter/ menit) Tinggi air (mm)
1 2,5 % 1,121 4
2 3,75 % 1,127 4,5
3 5% 1 3,5

8. Volume Air (cm3)


Perhitungan volume air pada masing-masing perlakuan dengan menggunakan persamaan 1 dibawah
ini.
V(bak/ember) = 1/3πt(R2+Rr+r2) .......... (1)
Keterangan :
V = Volume air (cm3)
π = 3,14
t = Tinggi (cm)
R = Jari - jari atas/besar
r = Jari - jari bawah/kecil

Dari hasil perhitungan volume pada grafik di tunjukkan pada Gambar 8.

Gambar 8. Volume air pada masing - masing perlakuan

Dari Gambar 8. dapat di lihat bahwa jumlah volume air pada perlakuan irigasi berbasis RTC (Real
Time Clock) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan irigasi secara terus-menerus. Untuk irigasi

Rancang Bangun Sistem Irigasi – Fadlillah, dkk 123


Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Vol. 5 No.3, Oktober 2017, 117-128

berbasis RTC (Real Time Clock) volume air adalah sebesar 23326,6 cm3, sedangkan perlakuan irigasi
secara terus-menerus sebesar 22167,8 cm3. Perlakuan RTC (Real Time Clock) cenderung lebih banyak
menghabiskan air, selang output yang terdapat di bak penampung lepas, sehingga air mengalami
kebocoran dengan jumlah besar.

9. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tinggi Tanaman Pakcoy

Gambar 9. Rata-rata Tinggi Tanaman Pak choy

Dari data hasil pengamatan tinggi tanaman selama 28 hari tersebut hari ke 8 dan hari ke 15 pada
kedua perlakuan mengalami rata-rata tinggi tanaman pak choy yang sama, hal ini dikarena pada kedua
perlakuan tanaman cukup mendapatkan air dan nutrisi bagi pertumbuhan tanaman sehingga tanaman
mengalami pertumbuahan yang sama, sedangkan pada hari ke-22 dan hari ke-28 megalami perubahan
tinggi yang sangat nyata. Hal ini disebabkan pada perlakuan irigasi dan pemberian nutrisi secara RTC
(Real time Clock) mungkin kekurangan nutrisi dan air, sehingga tanaman pak choy untuk tinggi tanaman
kurang maksimal. Maka untuk perlakuan irigasi dan pemberian nutrisi secara RTC (Real time Clock)
harus dirubah pengontrolan waktu mungkin setiap 15 menit mati dan melakukan irigasi dan pemberian
nutrisi selama 5 menit selama 24 jam. Dari kedua perlakuan tersebut, perlakuan pak choy dengan irigasi
secara terus-menerus menghasilkan rata-rata tinggi tanaman yang paling basar pada hari ke-28 yaitu 25
cm. Sedangkan tinggi rata-rata tanaman dengan irigasi dengan menggunakan RTC (Real Time Clock)
pada hari ke-28 yaitu 18,04 cm, hal ini sesuai dengan pernyataan islami dan utomo 1985 dalam Pradana,
(2014) bahwa kekurangan air berpengaruh langsung dapat menyebabkan penurunan turgor tanaman,
tekanann turgo sangat berperan dalam menentukan ukuran tanaman, berpengaruh terhadap pembesaran
dan perbanyakan sel tanaman. Sedangkan untuk kekurangan nutrisi pada tanaman menurut Mairusmianti
(2011) kekurangan nutrisi unsur makro N dan P, unsur hara mikro seperti Mo dan Zn dapat perpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman. Zn berperan dalam pembelahan sel-sel meristem, dan Mo berperan
terhadap pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya tinggi tanaman.

10. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Pakcoy

Rancang Bangun Sistem Irigasi – Fadlillah, dkk 124


Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Vol. 5 No.3, Oktober 2017, 117-128

Gambar 10. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Pak choy


Dari data hasil pengamatan jumlah daun tanaman pada hari ke 8 dan hari ke 15 pada kedua
perlakuan mengalami rata-rata jumlah tanaman pak choy yang sama, hal ini dikarena pada kedua
perlakuan tanaman cukup mendapatkan air dan nutrisi sehingga pada proses fotosintesis tanaman tidak
terganggu. Selanjutnya mulai terjadi perbedaan rata-rata jumlah daun pak choy pada hari ke-22 sampai
pada hari ke-28. Hal ini disebabkan pada perlakuan irigasi dan pemberian nutrisi secara RTC (Real time
Clock) mungkin kekurangan nutrisi dan air, sehingga tanaman pak choy untuk jumlah daun tanaman
kurang maksimal. Maka untuk perlakuan irigasi dan pemberian nutrisi secara RTC (Real time Clock)
harus dirubah pengontrolan waktu mungkin setiap 15 menit mati dan melakukan irigasi dan pemberian
nutrisi selama 5 menit selama 24 jam. Pada hari ke-28 pada perlakuan RTC (Real Time Clock) rata-rata
jumlah daun 5,2, sedangkan pada perlakuan irigasi secara terus-menerus rata-rata jumlah daun 8,5. Sesuai
dengan pernyataan Efendi dan Azrai (2008) bahwa semakin besar kekurangan air maka semakin besar
pula nilai intensitas kerusakan daun (IKD) yang merusak kloroplas sehingga daun akan mengalami
klorosis yang menyebabkan penurunan jumlah daun pada tanaman. Dan diperkuat oleh pernyataan Islami
dan utomo (1995) menyatakan bahwa tanaman yang kekurangan air secara umum mempunyai ukuran
daun yang lebih kecil dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh normal. Sedangkan untuk kekurangan
nutrisi pada tanaman Menurut Mairusmianti (2011) kekurangan unsur hara N dan Fosfor dapat
mempengaruhi jumlah daun. Dan diperkuat oleh Subandi (2015), kekurangan unsur hara Zn, Mo, Fe, Mn,
Co dan B dapat mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman khususnya jumlah daun.

11. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Diameter Bonggol Tanaman Pakcoy

Gambar 12. Rata-rata Berat Basah Tanaman Pak choy

Dari data hasil pengamatan diameter bonggol tanaman pengukuran rata-rata diameter bonggol
tanaman pak choy dari kedua perlakuan berbeda-beda. Rata-rata diameter bonggol tanaman pak choy
pada perlakuan irigasi secara terus-menerus sebesar 0,306, sedangkan rata-rata diameter bonggol
tanaman dengan menggunkan RTC (Real Time Clock) sebesar 0,1435. Hal ini disebabkan pada perlakuan
irigasi dan pemberian nutrisi secara RTC (Real time Clock) mungkin kekurangan nutrisi dan air,
sehingga tanaman pak choy untuk panjang akar tanaman kurang maksimal. Pengaruh kekurangan air
akan mengurangi pertumbuhan akar dan bagian tanaman dibagian atas (diameter bonggol tanaman)

Rancang Bangun Sistem Irigasi – Fadlillah, dkk 125


Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Vol. 5 No.3, Oktober 2017, 117-128

(Pugnaire et al., 1999 dalam Pradana, 2014). Sedangkan untuk kekurangan nutrisi pada tanaman Subandi
(2015) apabila tanaman kekurangan Zn akan berpengaruh pada batang, yaitu ruas-ruas batang memendek
dan pembelahan sel-sel meristem tidak sempurna.

12. Hasil Pengamatan Berat Basah Tanaman Pakcoy

Gambar 12. Rata-rata Berat Basah Tanaman Pak choy

Dari data hasil pengamatan berat basah tanaman pengukuran rata-rata berat basah tanaman pak
choy yang paling tinggi adalah perlakuan irigasi secara terus-menerus sebesar 16,6229, sedangkan jika
dibandingkan dengan menggunkan RTC (Real Time Clock) sebesar 4,242. Pada perlakuan irigasi dan
pemberian nutrisi menggunkan RTC (Real Time Clock) cenderung berat basah kecil, disebabkan tanaman
Pak choy tidak mendapatkan nutrisi dan air. Sehingga tanaman tidak melakukan proses fotosintesis dan
metabolisme dengan sempurna menyebabkan berat basah tanaman rendah dan kerdil . Berat basah yang
dihasilkan oleh tanaman pak choy sangat dipengaruhi oleh hasil pertumbuhan tanaman tersebut.
Pengaruh kekurangan air akan mengurangi pertumbuhan akar dan bagian tanaman dibagian atas, berat
basah dan berat kering (Pugnaire et al., 1999 dalam Pradana, 2014.). Sedangkan untuk kekurangan nutrisi
pada tanamanSubandi (2015) menyatakan bahwa ketika mengalami kekurangan hara, gejala yang terlihat
meliputi terhambatnya pertumbuhan akar, batang, dan daun sehingga hasil yang diperoleh akan turun.

13. Hasil Pengamatan Berat Kering Tanaman Pakcoy

Gambar 13. Rata-rata Berat Kering Tanaman Pak choy

Rancang Bangun Sistem Irigasi – Fadlillah, dkk 126


Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Vol. 5 No.3, Oktober 2017, 117-128

Dari data hasil pengamatan berat kering tanaman pengukuran rata-rata berat kering tanaman yang
terbesar adalah perlakuan dengan irigasi secara terus-menerus yaitu 1,7349 gram. Sedangkan dengan
menggunakan RTC (Real Time Clock) rata-rata berat kering yaitu 0,763. Pada perlakuan irigasi dan
pemberian nutrisi menggunkan RTC (Real Time Clock) cenderung berat kering kecil, disebabkan tanaman
Pak choy tidak mendapatkan nutrisi dan air, sehingga tanaman cenderung pertumbuhanan kerdil. Sesuai
dengan pernyataan Barus dan Yunus (2004) bahwa lamanya waktu penyiraman menunjukkan
pengurangan yang nyata terhadap berat kering tanaman. hal ini disebabkan keterbatasan air sebagai salah
satu faktor dalam proses fotosintesis erat metaboliame pada jaringan tanaman akan mengurangi tingkat
kecepatan pertumbuhan. Sedangkan untuk kekurangan nutrisi pada tanaman Subandi (2015) menyatakan
bahwa ketika mengalami kekurangan hara, gejala yang terlihat meliputi terhambatnya pertumbuhan akar,
batang, dan daun sehingga hasil yang diperoleh akan turun.

14. Pengujian Larutan Nutrisi

Gambar 14 Pengujian Larutan Nutrisi Dari data hasil pengamatan Pengujian

Larutan nutrisi dan air pada tanaman pak choy diukur mulai hari ke-13 sampai hari ke-28 dari
kedua perlakuan mengalami perbedaan. Pemberian nutrisi dan air pada awal pelaksanaan penelitian
dengan jumlah yang sama yaitu untuk pemberian nutrisi pada kedua perlakuan sebesar 1474 µs. Pada
pengujian kedua perlakuan dapat terlihat pada tabel bahwa pada pengujian perlakuan irigasi secara terus
menerus selama 24 jam pada hari ke-13 sampai hari ke-22 mengalami kenaikan ec meter yang drastis
dengan kenaikan yang tertinggi sebesar 120 µs (pada hari ke-17 menuju hari ke-18). Berbeda dengan
perlakuan Perlakuan secara RTC (Real Time Clock) pada hari ke-13 sampai hari ke-22 mengalami
kenaikan dengan kenaikan yang tertinggi sebesar 74 µs (pada hari ke-17 menuju hari ke-18). Hal ini
dikarenakan pada saat pengamatan suhu pada green house pada siang hari rata-rata sebesar 380c.
Sehingga nutrisi cenderung naik EC. Sesuai dengan pernyataan dalam penelitian Nxawe, et al, (2009)
bahwa temperatur yang optimum (280C) membuat nutrisi banyak yang terlarut, sehingga dapat
menaikkan nilai EC pada nutrisi. Tetapi dapat dilihat di Gambar 14 pada hari ke-22 sampai hari ke-24
pada kedua perlakuan mengalami penurunan ec meter, untuk perlakuan pengujian secara irigasi secara
terus menerus selama 24 jam dengan rata penurunan sebesar 87µs sedangkan RTC (Real Time Clock)
dengan rata penurunan sebesar 60 µs.

KESIMPULAN

1. Dihasilkan sistem pengendali irigasi dan pemberian nutrisi pada sistem hidroponik Nutrien Film
Technique (NFT) berbasis RTC (Real Time Clock) DS1307 yang digunakan untuk pengendali
irigasi dan pemberian nutrisi secara otomatis pada pertumbuhan tanaman pak choy.

Rancang Bangun Sistem Irigasi – Fadlillah, dkk 127


Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Vol. 5 No.3, Oktober 2017, 117-128

2. Perancangan sistem irigasi dan pemberian nutrisi otomatis dengan menggunakan timer RTC (Real
Time Clock) DS1307 dan relay berbasis mikrokontroler Atmega16 berhasil mengkondisikan
pemberian waktu on dan off masih belum sesuai dengan pengaturan ulang.
3. Pertumbuhan tanaman pak choy dengan sistem hidroponik Nutrien Film Technique (NFT) dengan
perlakuan irigasi dan pemberian nutrisi berdasarkan RTC (Real Time Clock) dengan irigasi dan
pemberian nutrisi secara terus-menerus selama 28 hari menghasilkan tinggi tanaman dan jumlah
daun terbanyak.

DAFTAR PUSTAKA

Barus, H dan R. Yunus. 2004. Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Pertumbuhan dan Serapan Pada
Berbagai Kombinasi Varietas Kedelai dengan Strain Rhizobium. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian
Agroland Vol. 11 No.3.
BPS. 2014. Statistik Lahan Pertanian Tahun 2009-2013. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.
Efendi, R. Dan M. Azrai. 2008. Indenfikasi Karakter Toleransi Cekaman Air Berdasarkan Respon
Pertumbuhan dan Hasil Genotipe Jagung. Jurnal Balai Peneliti Tanaman Serealia.
Hakim, A. R. 2011. Rancang Bangun Instrumen Pendeteksi Kadar Air Rumput Laut berbasis
Mikrokontroller. Skripsi. IPB. Bogor.
Islami, T. Dan W.H. Utomo. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP. Semarang Press, Semarang.
Lingga , P. 2000. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah . PT . Penebar Swadaya . Jakarta.
Mairusmianti. 2011. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Akar dan Pupuk Daun terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Bayam (Amaranthus hybridus) dengan Metode Nutrient Film Technique (NFT). Skripsi.
UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Nxawe, S., C.P. Laubscher, and P.A. Ndakidemi. 2009. Effect of Regulated Irrigation Water Temperature
On Hydroponics Production of Spinach (Spinacia Oleracea L.). African Journal Of Agriculture
Research Vol. 4, No. 12: 1442-1446.
Pradana, M. F. 2014. Uji Efektifitas Pyraclostrobin Sebagai Agensia Plant Health Dengan Beberapa Level
Cekaman Air Pada Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.). skripsi. UB. malang.
Subandi, M. dkk. 2015. Pengaruh Berbagai Nilai Ec (Electrical Conductivity) Terhadap Pertumbuhan
Dan Hasil Bayam (Amaranthus Sp.) Pada Hidroponik Sistem Rakit Apung (Floating Hydroponics
System). Jurnal Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911.

Rancang Bangun Sistem Irigasi – Fadlillah, dkk 128

Anda mungkin juga menyukai