Anda di halaman 1dari 7

POST OPERASI

A. Pengkajian

1. Keadaan Umum

Pasien dibawa ke Recovery Room (RR). Sesampainya di RR


kondisi pasien tidak sadarkan diri Pasien sadar pada menit ke 6 di RR.
Kemudian pasien dipindahkan keruangan rawat dengan terpasang infus RL
drip tramamdol setelah nilai aldert score 10.

2. Pengkajian primer post operasi

Airway : Terpasang OPA, suara ronchi, posisi supinasi jaw thrust

Breathing : Terpasang NRM 8l/menit

Circulation : Terdapat Sianosis, terlihat adanya tanda-tanda perdarahan

Disability : Eksremitas Kaku, nilai aldert score 6 menit pertama 0, 5


menit selanjutnya nilai aldert score 3, 5 menit selanjutnya
nilai aldert score 10

Exposure : Luka jahitan 8 cm, kondisi luka basah

Foley Kateter : Terpasang kateter no.16

Gastric Tube : Tidak terpasang NGT

Heart Monitor: terpasang monitor dalam 6 menit pertama TD:110/60


mmHg, HR : 90x/menit, T : 36,6 ֯ C , RR : 28x/menit,
SpO2 90%. 5 menit berikut nya TD: 130/100 mmHg, HR :
100x/menit, T : 35,5 ֯ C , RR : 25x/menit, SpO2 92%. Dan
5 menit berikutnya TD : 115/90 mmHg, HR : 80x/menit, T
: 36 ֯ C , RR : 20x/menit, Terpasang infus RL drip
tramamdol, SpO2 97%

3. Pengkajian Sekunder post operasi

Berat Massa 500 gram


ANALISA DATA POST OPERASI
DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
Data Subjektif : Prosedur pembedahan Bersihan jalan nafas
- Dibawah pengaruh
anastesi tidak efektif
Data Objektif anastesi
- Terpasang OPA
- Posisi supinasi jaw
thrust Pemasangan OPA dan
- Terdengar suara respon tubuh terhadap
nafas ronchi benda asing
- TD:110/60 mmHg
- HR : 90x/menit
- T : 36,6 ֯ C Penimbunan sekret dan
- RR 28x/menit perubahan frekuensi
pernafasan

Data Subjektif Resiko Perdarahan


- Dibawah pengaruh Prosedur pembedahan
anastesi

Data Objektif
- Kondisi luka basah Diskontinuitas jaringan
- Terlihat adanya
tanda-tanda
perdarahan laserasi kulit: putus
- TD:110/60 mmHg vena atau arteri
- HR : 90x/menit
- T : 36,6 ֯ C
- RR 28x/menit Perdarahan
Data Subjektif Prosedur pembedahan Hipotermi
- Dibawah pengaruh
anastesi
Perlambatan kerja
Data Objektif syaraf efek anastesi
- Sianosis
- Kulit teraba dingin Kegagalan
- Tampak pucat termoregulasi
- Sp02 90%
- RR 25x/mnt Hipotermi
- HR 100x/mnt
- T 35,5֯C
- TD 130/100 mmHg
Data Subjektif Prosedur pembedahan Nyeri Akut
- Pasien
mengatakan
nyeri dibagian Diskontinuitas jaringan
yang di insisi
Laserasi kulit putus
Data Objektif vena atau arteri
- Pasien tampak
lemas Afek anastesi berakhir
- TD : 115/90
mmHg Nyeri
- HR : 80x/menit
- T : 36 ֯ C
- RR : 20x/menit
-

DIAGNOSA POST OPERASI


Bersihan Jalan Nafas Tidak efektif berhubungan dengan penimbunan sekret dan
efek anastesi
Resiko Perdarahan berhubungan dengan tindakan pembedahan
Resiko Hipotermi perioperatif berhbungan dengan kegagalan termoregulasi dan
efek anastesi
Nyeri Akut berhubungan dengan prosedur pembedahan
INTERVENSI POST OPERASI
DIAGNOSA INTERVENSI
KEPERAWATAN NOC/SLKI NIC/SIKI
Bersihan Jalan Nafas Setelah dilakukan - Identifikasi kebutuhan
Tidak Efektif tindakan keperawatan dilakukan
(D.0001) 1x24 jam diharapkan penghisapan
bersihan jalan nafas - Auskultasi suara nafas
meningkat dengan sebelum dan sesudah
kriteria hasil : dilakukan
- Produksi penghisapan
mukus/sputum - Monitor status oksigen
menurun - Gunakan teknik
- Frekuensi nafas aseptik
membaik - Atur posisi yang
- Pola nafas meningkatkan
membaik drainage
- Monitor kecepatan
dan aliran oksigen
- Bersihkan sekret pada
hidung,mulut dan
trakhea bila perlu
- Pertahankan
kepatenan jalan nafas
Resiko Perdarahan Setelah dilakukan - Monitor tekanan darah
(D.0012) tindakan keperawatan - Monitor Nadi
dalam 1x24 jam (frekuensi, kekuatan,
diharapkan kontrol irama)
risiko perdarahan - Monitor pernafasan
meningkat dengan (frekuensi,
kriteria hasil : kedalaman)
- Kemampuan - Monitor suhu tubuh
mengidentifikasi - Monitor oksimetri
faktor risiko nadi
meningkat - Identifikasi risiko
- Kemampuan secara berkala
menghindari faktor
risiko meningkat
- Kemampuan
mengenali
perubahan status
kesehatan
meningkat
Risiko Hipotermia Setelah dilakukan - Monitor suhu
perioperatif tindakan keperawatan tubuh
(D.0141) dalam 1x24 jam - Monitor tanda
diharapkan gejala akibat
termoregulasi hipotermi
membaik dengan - Lakukan
kriteria hasil : penghangatan
- Tidak ada pasif dengan
sianosis selimut
- Takikardi - Sediakan
menurun lingkungan yang
hangat

Nyeri Akut Setelah dilakukan - Monitor tanda-tanda vital


(D.0077) tindakan keperawatan - Jelaskan strategi
dalam 1x24 jam meredakan nyeri
diharapkan tingkat - Ajarkan teknik non
nyeri berkurang dan farmakologis teknik
nyeri terkontrol nafas dalam
dengan kriteria hasil : - Berikan teknik
- Keluhan nyeri nonfarmakologis
menurun Distraksi genggam 5
- Nyeri dapat jari untuk mengurangi
terkontrol rasa nyeri
- Tingkat meringis - Kolaborasi pemberian
menurun analgetik bila perlu
- Cek adanya riwayat alergi
obat

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari/Tgl Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Senin/1 Bersihan 13.0 - Memposisikan 13.16
2 jalan nafas 0 pasien dengan Subjektif
posisi supinasi - Tidak terkaji,
Oktober tidak jaw thrust
2020 efektif masih dibawah
- Mengauskultasi
suara nafas pengaruh anastesi
sebelum dan Objektif
sesudah - Tidak terdengar
dilakukan suara ronchi
penghisapan - TTV dalam batas
- Memonitor status normal TD :
oksigen
115/90 mmHg, HR
(diberikan NRM
8l/menit, SpO2 : 80x/menit, T : 36 ֯
90%) C , RR : 20x/menit
- Menggunakan Analisa
teknik aseptik Masalah teratasi
- Mempertahankan Planning
kepatenan jalan Intervensi dilanjutkan
nafas
di ruangan :
- Auskultasi
suara nafas
- Lakukan
suction

Senin/1 Resiko 13.0 - Memonitor 13.16


2 Perdarahan 2 tekanan darah Subjektif
Oktober 6 menit Tidak terkjaji, masih
pertama dibawah pengaruh
2020 110/60 mmHg anastesi
5 menit
Objektif
berikutnya
130/100 - Tidak terjadi
mmHg tanda-tanda
13.0 perdarahan
5 menit
3 berikutnya - TTV terakhir
115/90 mmHg dalam batas
normal TD :
- Memonitor
115/90 mmHg,
pernafasan
13.0 HR : 80x/menit,
6 menit
5 pertama T : 36 ֯ C , RR :
28x/menit 20x/menit
5 menit Analisa
berikutnya Masalah Keperawatan
25x/menit teratasi, perdarahan
5 menit tidak terjadi
berikutnya
20x/menit
Planning
- Memonitor suhu Intervensi dilanjutkan
tubuh diruangan :
6 menit Monitor TTV
pertama Monitor pasien secara
36.6 ֯ C ketat akan adanya
5 menit perdarahan
berikutnya
35.5֯ C
5 menit
berikutnya
36 ֯ C

- Mengientifikasi
risiko secara
berkala

Senin/1 Resiko 13. - Memonitor suhu 13.16 WIB


2 Hipotermi 07 tubuh Subjektif
6 menit pertama Tidak terkjaji, masih
Oktober perioperati 36.6 ֯ C
2020 f 13.0 dibawah pengaruh
5 menit
berikutnya anastesi
8
35.5֯ C Objektif
5 menit - Suhu meningkat
berikutnya dan dalam batas
36 ֯ C normal 36 ֯ C
- Tidak ada tanda-
- Memonitor tanda
gejala akibat tanda sianosis
hipotermi TD : 115/90
- Melakukan mmHg, HR :
penghangatan 80x/menit, RR :
pasif dengan
selimut 20x/menit
- Menyediakan
lingkungan yang Analisa
hangat Masalah Hipotermi
teratasi
Planning
Lanjutkan intervensi
saat pindah ruangan :
Monitor suhu tubuh
Monitor TTV
Monitor adanya
masalah/gejala yang
menunjukan hipotermi
ringan
Senin/1 Nyeri Akut 13.1 - Menjelaskan strategi 13.16
2 1 meredakan nyeri Subjektif
- Berkolaborasi Pasien mengatakan
Oktober pemberian
2020 nyeri berkurang
analgetik bila
perlu (pemberian Objektif
infus RL - Terapsang infus
tramamdol) RL drip tramamdol
- Melihat adanya - TTV terakhir
riwayat alergi dalam batas normal
obat TD : 115/90
- Mengkaji skala nyeri
mmHg, HR :
80x/menit, T : 36 ֯
13.1 C , RR : 20x/menit
2 Analisa
Masalah Keperawatan
teratasi
Planning
Lanjutam intervensi
saat pindah ruangan :
Berikan teknik
nonfarmakologis
Distraksi genggam 5
jari untuk mengurangi
rasa nyeri

Anda mungkin juga menyukai