Anda di halaman 1dari 2

Latar Belakang

Luka merupakan suatu bentuk kerusakan jaringan pada kulit yang disebabkan oleh
kontak fisika (dengan sumber panas), hasil dari tindakan medis, maupun perubahan kondisi
fisiologis. Ketika terjadi luka, tubuh secara alami melakukan proses penyembuhan luka
melalui kegiatan bioseluler dan biokimia yang terjadi secara berkesinambungan. Luka dapat
menyebabkan gangguan pada fungsi dan struktur anatomi tubuh. Luka juga merupakan suatu
diskontinuitas dari suatu jaringan. Angka kejadian luka memiliki prevalensi mencapai jutaan
kasus per tahunnya. Hasil penyembuhan luka yang terganggu seperti luka akut yang
penanganannya terlambat dan luka kronis pada umumnya luka tersebut akan gagal untuk
maju ke tahapan penyembuhan luka yang normal. Luka tersebut seringkali memasuki
kondisi imflamasi patologis karena proses tertunda, tidak lengkap atau proses penyembuhan
luka yang tak terkoordinasi. Pada luka kronis seperti ulkus yang berhubungan dengan
iskemia, diabetes Melitus dan penyakit stasis vena. Luka yang tidak sembuh mempengaruhi
sekitar 3 sampai 6 juta masyarakat di Amerika Serikat, dimana 85% dijumpai pada usia diatas
65 tahun.
Berdasarkan waktu dan proses penyembuhannya, luka dapat diklasifikasikan menjadi
luka akut dan kronik. Luka akut merupakan cedera jaringan yang dapat pulih kembali seperti
keadaan normal dengan bekas luka yang minimal dalam rentang waktu 8-12 minggu.
Penyebab utama dari luka akut adalah cedera mekanikal karena faktor eksternal, dimana
terjadi kontak antara kulit dengan permukaan yang keras atau tajam, luka tembak, dan luka
pasca operasi. Penyebab lain luka akut adalah luka bakar dan cedera kimiawi, seperti terpapar
sinar radiasi, tersengat listrik, terkena cairan kimia yang besifat korosif, serta terkena sumber
panas. Sementara luka kronik merupakan luka dengan proses pemulihan yang lambat, dengan
waktu penyembuhan lebih dari 12 minggu dan terkadang dapat menyebabkan kecacatan.
Ketika terjadi luka yang bersifat kronik, neutrofil dilepaskan dan secara signifikan
meningkatkan ezim kolagenase yang bertnggung jawab terhadap destruksi dari matriks
penghubung jaringan.3 Salah satu penyebab terjadinya luka kronik adalah kegagalan
pemulihan karena kondisi fisiologis (seperti diabetes melitus (DM) dan kanker), infeksi terus-
menerus, dan rendahnya tindakan pengobatan yang diberikan.
Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks karena adanya kegiatan
bioseluler dan biokimia yang terjadi secara berkesinambungan. Penggabungan respon
vaskuler, aktivitas seluler, dan terbentuknya senyawa kimia sebagai substansi mediator di
daerah luka merupakan komponen yang saling terkait pada proses penyembuhan luka.
Metode penyembuhan luka telah mengalami perkembangan beberapa tahun terakhir. Metode
yang dikembangkan berupa suatu produk atau stimulant terhadap proses biologis tubuh dalam
menkompensasi luka melalui beberapa tahapan: hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan
remodeling. Sasaran dalam proses biologis tubuh menkompensasi luka adalah komponen-
komponen yang berperan dalam tahapan penyembuhan luka.

Daftar Pustaka
Purnama, H., & Ratnawulan, S. (2014). Review Sistematik: Proses Penyembuhan dan
Perawatan Luka. Jurnal. Fakultas Farmasi. Bandung. Universitas Padjajaran.

Masir, O., Manjas, M., Putra, A. E., & Agus, S. (2012). Pengaruh cairan cultur filtrate
fibroblast (CFF) terhadap penyembuhan luka; penelitian eksperimental pada Rattus
norvegicus galur wistar. Jurnal kesehatan andalas, 1(3).

Anda mungkin juga menyukai