Anda di halaman 1dari 11

UJIAN TENGAH SEMESTER KARYA TULIS ILMIAH

1. Bacalah Bab I proposal tersebut, lalu analisislah kesalahan berbahasa


sesuai Pedoman Umum Bahasa Indonesia (PEUBI), struktur paragraf, dan
karakteristik latar belakang!

2. Tandailah bagian yang salah dengan cara menggaris bawahi, menebalkan,


atau memberi warna lalu memberikan angka!

3. Tulislah analisis perbaikan!

Selamat bekerja

Nama: Atria Salsabila Nur


NIM : 1847041002
Kelas: M71
1

Judul: Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Penerapan


Metode Indeks Card Match Pada Siswa Tunarungu Kelas I di SLBN
1 Gowa.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

2
Membaca adalah salah satu kemampuan berbahasa memegang peranan

penting agar seorang individu bisa mempelajari berbagai informasi, pengetahuan

tertulis. Membaca merupakan proses pengolahan bacaan secara kritis, kreatif yang

dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh

tentang bacaan itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak

bacaan itu. Setiap guru bahasa bisa menyadari serta memahami benar bahwa

membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, rumit, yang mencakup atau

melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil karena

keterampilan membaca mencakup tiga komponen, yaitu: (a) pengenalan terhadap

aksara serta tanda-tanda baca; (b) korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan

unsur-unsur linguistik yang formal; (c) hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan

makna atau meaning.

Secara teori terdapat tingkatan dalam keterampilan membaca, yaitu


3
keterampilan membaca tingkat dasar dan tinggi. Pada keterampilan membaca

tingkat dasar mengarahkan siswa dalam membaca permulaan. Keterampilan


4 5
membaca permulaan diterapkan pada kelas awal (1-2) Sekolah Dasar karena

tujuan membaca permulaan adalah agar siswa dapat mengenal huruf, membaca
6
6

kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat. Hal ini juga diterapkan pada

Sekolah Luar Biasa untuk Siswa Tunarungu.


7 8
9
Menurut Rasto (2015) membaca permulaan merupakan tahapan proses

belajar membaca bagi murid sekolah dasar kelas awal. Secara teoretik  proses

membaca permulaan dilakukan melalui tiga tahapan. Tahap


11 12
10

pertama disebut Visual Memory (VM). Pada tahap ini huruf, suku kata, kata, dan
13
kalimat terlihat sebagai lambang grafis. Tahap kedua disebut Phonological
14
Memory (PM). Pada tahap ini terjadi proses pembunyian lambang grafis yang
15 16 17

sudah terekam pada tahap VM. Tahap ketiga disebut Semantic Memory (SM).


18
Pada tahap ini terjadi proses pemahaman terhadap kata dan kalimat. Sedangkan 19

Tahapan dalam kemampuan membaca permulaan yaitu siswa terlebih dahulu

harus bisa mengenal dan membedakan huruf alphabet dari A sampai Z. Batasan

membaca permulaan secara singkat adalah sebagai berikut: 1) Mengenalkan pada

siswa huruf-huruf dalam abjad tanda atau tanda bunyi, 2) Melatih keterampilan

siswa untuk mengubah huruf-huruf dalam kata menjadi suara, 3) Pengetahuan

huruf-huruf dalam abjad dan keterampilan untuk menyuarakannya.

20 Membaca permulaan ditingkat SDLB kelas awal  mempunyai peranan

penting sebagai modal awal dalam mengembangkan kualitas membaca mereka

ditingkat lebih tinggi.

Keterampilan membaca permulaan juga diterapkan pada anak tunurungu

sebagai usaha mengarahkan siswa tunarungu sesuai dengan kemampuannya agar


3

kelak dapat berkembang menjadi manusia dewasa yang dapat bergaul di dalam

masyarakat.

Membaca merupakan suatu pengetahuan yang harus dimiliki oleh setiap


21

orang tanpa terkecuali. Karena tanpa adanya kemampuan untuk membaca kita

tidak mampu untuk berbuat apa-apa. Berdasarkan pada kurikulum kelas 1 SLB
22

yang tercantum dalam kompetensi dasar (KD) yaitu Menirukan teks deskriptif
23

sederhana tentang anggota tubuh dan pancaindra secara lisan dan tulis dengan

memperhatikan penggunaan kosa kata baku. Disekolah anak-anak perlu

mengembangkan kemampuannya dalam membaca. Membaca merupakan salah

satu diantara empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis) yang penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh setiap individu. Dengan

mengajarkan anak membaca berarti memberi anak tersebut sebuah masa depan

yaitu memberi suatu teknik bagaimana cara mengeksplorasi “dunia” yang dia pilih

dan memberi kesempatan untuk mendapatkan tujuan hidupnya. Tanpa memiliki

kemampuan membaca yang memadai sejak dini, mereka akan mengalami

kesulitan belajar dikemudian hari. Kemampuan membaca menjadi dasar utama

karena dengan membaca anak memperoleh pengetahuan yang sangat bermanfaat

bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, sosial, emosi, mencari

pekerjaan, dan bersenang-senang.


24

Berdasarkan identifikasi pada tanggal 20 januari 2020 di kelas 1 SLBN 1

Gowa diperoleh informasi bahwa (1) siswa tunarungu belum dapat menemu

kenali huruf vokal karena hanya terkesan mengahafal huruf vokal, (2) siswa
4

tunarungu belum mampu membunyikan lambang grafik, (3) siswa tunarungu

belum dapat membaca suku kata dari gabungan huruf vokal dan konsonan. Hal itu

disebabkan karena siswa masih kesulitan dalam mengingat dan mengenal bentuk

huruf dan bunyi setiap huruf abjad, konsentarsi siswa yang mudah teralihkan,

metode pembelajaran yang kurang menarik perhatian siswa, serta cara

penyampaian guru masih menyampaikan dengan bahasa yang tidak disesuaikan

siswa di kelas rendah sehingga siswa mudah bosan dalam pembelajaran di kelas.

Kesulitan dalam menemu kenali huruf vocal, belum bisa membunyikan

lambang dan belum dapat membaca suku kata dari gabungan huruf vokal dan

konsonan dikarenakan stimulasi yang kurang, siswa hanya menggunakan

kemampuan visual saja untuk merespon stimulus, sedangkan pendengarannya

tidak terstimulus. Kekurang mampuan siswa dalam mengakses bunyi bahasa


25

melalui pendengaran akan mempengaruhi terhadap daya ingat dan memahami

lambang bunyi serta kemampuan menirukan bunyi bahasa, karena ketunarunguan

dan kemampuan mengingat mempunyai korelasi yang kuat.

Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan

siswa SLB Negeri 1 Gowa maka akan diterapkan metode yang sesuai dengan
40

siswa tunarungu yaitu metode indeks card match (pencocokan kartu indeks).
27 28
38 39

Index Card Match merupakan metode pembelajaran dalam membaca permulaan


26 30 31

yang terdiri atas papan dan kartu index card match. Metode ini melatih
29

kemampuan visual siswa dengan cara mengingat pasangan kartu gambar dan kartu

kata. Awalnya siswa diberi penjelasan mengenai pasangan dari kartu-kartu

tersebut, kemudian kartu dibagikan kepada siswa. Setelah itu siswa mencari
5

pasangan kartu tersebut di siswa lain. Adapun jumlah kartu yang dicocokkan oleh

mereka nantinya akan disesuikan dengan teks destkriptif sederhana tentang


32 33

anggota tubuh dan pancaindra. Metode pencocokkan kartu indeks (index card

34 match) merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk melatih

kemampuan membaca permulaan siswa tunarungu, yaitu mengenal huruf vokal

dan membaca suku kata yang tersusun dari huruf vokal dan konsonan.

Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan


35 36 37

penelitian yang berjudul: “Penerapan Metode Indeks Card Match untuk

meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Siswa Tunarungu Kelas I


41
di SLBN 1 Gowa”.
34

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah

di atas maka masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah

peningkatan kemampuan Membaca Permulaan Pada Siswa Tunarungu Kelas I di


42 43 44 45 46

SLBN 1 Gowa.

C. Tujuan penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
49

a. Bagaimanakah kemampuan Membaca Permulaan Pada Siswa Tunarungu


47 48 50 51

Kelas I di SLBN 1 Gowa sebelum penggunaan Metode Indeks Card


52 53 54

Match. 55
56 57

b. Bagaimanakah kemampuan Membaca Permulaan Pada Siswa Tunarungu


58 59 60
Kelas I di SLBN 1 Gowa setelah penggunaan Metode Indeks Card Match.
61 62 63 64
64

65 66

c. Bagaimanakah gambaran peningkatan kemampuan Membaca Permulaan

Pada Siswa Tunarungu Kelas I di SLBN 1 Gowa melalui penerapan


67 68 69

Metode Indeks Card Match.


70 71 72 73

64
D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis dan praktis bagi

semua pihak. Adapun manfaat tersebut antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

informasi dalam dunia Pendidikan Luar Biasa mengenai Anak Berkebutuhan


74 75 76 77 78

Khusus yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan membaca permulaan


79

pada siswa tunarungu di kelas rendah.

2. Manfaat Praktis
80

1) Bagi Siswa. Di harapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca

permulaan pada siswa tunarungu Kelasasar. Sehingga dapat membantu

siswa tunarungu dalam memahami materi pembelajaran selanjutnya dan

memahami informasi yang diterima baik dalam pembelajaran maupun di

luar pembelajaran.

2) Bagi Guru. Sebagai salah satu metode yang dapat digunakan untuk

menunjang proses
81 pembelajaran, khususnya dalam meningkatkan

kemampuan membaca terutama kemampuan membaca permulaan.


80

82

3) Bagi Sekolah. Hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam

menentukan kebijakan terkait dengan pengembangan kemampuan

berbahasa pada siswa tunarungu sehingga berdampak pada peningkatan

mutu sekolah.

4) Bagi Penulis. Penelitian ini memberikan pengetahuan dan pengalaman

bagi penulis
83 terkait cara mengidentifikasi kemampuan siswa tunarungu

serta kebutuhan yang mereka diperlukan.


8

1. Jarak antara judul bab dan kalimat pertama 3 spasi.


2. Kata adalah diganti dengan kata merupakan
3. Kata kongjungsi tidak boleh diawal kalimat
4. Awalan kata seharusnya bukan huruf kapital
5. Awalan kata seharusnya bukan huruf kapital
6. Kata adalah diganti dengan kata merupakan
7. Awalan kata seharusnya bukan huruf kapital
8. Awalan kata seharusnya bukan huruf kapital
9. Kata merupakan diganti dengan kata adalah
10. Seharusnya diketik miring karena bahasa asing
11. Seharusnya diketik miring karena bahasa asing
12. Kata kongjungsi tidak boleh diawal kalimat
13. Seharusnya diketik miring karena bahasa asing
14. Seharusnya diketik miring karena bahasa asing
15. Kata kongjungsi tidak boleh diawal kalimat
16. Seharusnya diketik miring karena bahasa asing
17. Seharusnya diketik miring karena bahasa asing
18. Kata kongjungsi tidak boleh diawal kalimat
19. Kata sedangkan bisa dihilangkan
20. Paragraf hanya 1 kalimat seharusnya beberapa kalimat
21. Tanda titik seharusnya dihilangkan dan tidak menggunakan huruf capital
22. Awalan kata seharusnya hutuf capital
23. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
24. Awalan kata seharusnya hutuf capital
25. Penulisan kata harus tepat yaitu kekurangan
26. Seharusnya diketik miring karena bahasa asing
27. Seharusnya diketik miring karena bahasa asing
28. Seharusnya diketik miring karena bahasa asing
29. Seharusnya diketik miring karena bahasa asing
30. Seharusnya diketik miring karena bahasa asing
31. Seharusnya diketik miring karena bahasa asing
32. Seharusnya diketik miring karena bahasa asing
33. Seharusnya diketik miring karena bahasa asing
34. Seharusnya diketik miring karena bahasa asing
35. Seharusnya diketik miring karena bahasa asing dan penulisan harus tepat yaitu
index bukan indeks
36. Seharusnya diketik miring karena bahasa asing
37. Seharusnya diketik miring karena bahasa asing
38. Seharusnya diketik miring karena bahasa asing dan penulisan harus tepat yaitu
index bukan indeks
39. Seharusnya diketik miring karena bahasa asing
40. Seharusnya diketik miring karena bahasa asing
41. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
42. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
9

43. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital


44. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
45. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
46. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
47. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
48. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
49. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
50. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
51. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
52. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
53. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital, penulisan harus tepat yaitu
index bukan indeks dan seharusnya diketik miring karena bahasa asing
54. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital dan seharusnya diketik miring
karena bahasa asing
55. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital dan seharusnya diketik miring
karena bahasa asing
56. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
57. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
58. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
59. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
60. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
61. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
62. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital, penulisan harus tepat yaitu
index bukan indeks dan seharusnya diketik miring karena bahasa asing
63. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital dan seharusnya diketik miring
karena bahasa asing
64. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital dan seharusnya diketik miring
karena bahasa asing
65. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
66. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
67. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
68. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
69. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
70. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
71. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital, penulisan harus tepat yaitu
index bukan indeks dan seharusnya diketik miring karena bahasa asing
72. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital dan seharusnya diketik miring
karena bahasa asing
73. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital dan seharusnya diketik miring
karena bahasa asing
74. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
75. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
76. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
77. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
78. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
10

79. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital


80. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
81. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
82. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital
83. Awalan kata seharusnya bukan hutuf capital

PARAGRAF
Menurut saya latar belakangnya sudah tepat menggunakan format piramida
terbalik karena diwalai dengan permasalahan umum pada bagian awal kemudian
pada bagian tengah mulai mengarah ke masalah khusus dan pad bagia akhir
lagsung pada inti/judul penelitian.

Anda mungkin juga menyukai