Museum Dirgantar - Tugas Panji
Museum Dirgantar - Tugas Panji
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kelompok kami haturkan kehadirat Allah SWT
karena berkat rahmat dan bimbingan-Nya makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
rencana. Makalah yang berjudul “Laporan Tugas Museum Dirgantara, Sendratari Ramayana
dan Pusat Oleh-Oleh Djava” Ini sebagai pemenuhan tugas dari wali kelas.
Selama peyusunan makalah ini banyak kendala yang dihadapi, namun berkat
bimbingan dari beberapa pihak semua kendala teersebut dapat teratasi. Pada kesempatan ini
dengan ketulusan kelompok kami, kelompok kami ingin menyampaikan rasa terimakasih
yang sebanyak-banyaknya kepada yang terhormat, Ibu Retno S.Pd.
Semoga makalah ini dapat beranfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak
yang membutuhkan, khususnya bagi kelompok kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai, Aamiin.
Alamat:
MUSEUM PUSAT TNI AU DIRGANTARA MANDALA
Lanud Adisutjipto
Yogyakarta Telp. 0274 - 484 453
Jam Kunjungan:
Senin - Minggu 08.30 - 15.00 Tiket: Perorangan Rp 3000, Rombongan (30 orang) Rp
2000
Kurun masa tahun 1945 - 1949, kota ini memegang peranan penting sebagai pusat
kelahiran dan perkembangan TNI AU,
Kota ini adalah tempat dididiknya para Taruna-taruna Angkatan Udara (karbol) calon
perwira TNI AU,
Bandar Udara Maguwo atau Bandar Udara Internasional Adisutjipto adalah tempat
banyak peristiwa untuk memupuk kejuangan 1945 yang perlu diwariskan kepada generasi
kini dan saat mendatang.
Atas dasar itulah maka Kepala Staf TNI AU mengeluarkan keputusan No.
Kep/11/IV/1978 tertanggal 17 April 1978 yang menetapkan bahwa Museum
Pusat AURI dipindahkan ke Yogyakarta dan disinergikan dengan Museum Pendidikan
Pendidikan/Karbol menjadi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala.
Pesawat Pembom Guntai direbut dari Jepang saat Belanda melancarkan aksi
blokade terhadap dirgantara Indonesia, pesawat buatan tahun 1930 ini dengan
penerbangnya Kadet Mulyono melaksanakan pemboman terhadap kedudukan lawan di
Semarang pada tanggal 29 Juli 1947. Pesawat Jet Star merupakan pesawat kepresidenan
hadiah dari pemerintah Amerika Serikat kepada Presiden RI Soekarno, pernah digunakan
dalam kunjungan ke beberapa negara antara lain Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam,
dan Thailand. Berbagai jenis pesawat pemburu, latih, dan angkut periode 1950-1965.
Diorama Sekbang I Taloa, Amerika Serikat, Sekbang India, Sekbang Andir, dan Sekolah
Perwira Teknik Udara.
Monumen ini pernah dua kali mengalami pemugaran, yang pertama pada bulan Juli
1981 saat Kasau dijabat oleh Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi dan yang kedua berdasarkan
Skep Kasau nomor Skep/78/VII/2000 Kasau dijabat oleh Marsekal TNI Hanafie Asnan,
dan pada saat itu Monumen Ngoto diubah menjadi Monumen Perjuangan TNI AU.
Pemberian nama tersebut adalah agar para prajurit-prajurit TNI AU dapat mengambil
teladan tentang semangat juang, semangat berbakti, pengorbanan dan kepahlawanan
mereka. Peristiwa jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA pada tanggal 29 Juli 1947 oleh TNI
Angkatan Udara dijadikan momentum sebagai Hari Bhakti TNI Angkatan Udara, sehingga
tanggal 29 Juli tiap tahunnya selalu diperingati. Pesawat Dakota VC-CLA milik
perusahaan penerbangan India yang dicarter untuk mengangkut sumbangan obat-obatan
untuk Palang Merah Indonesia, yang ditembak jatuh oleh dua pesawat pemburu Kitty
Hawk Belanda saat akan mendarat di PU Maguwo.
Sendratari merupakan sebuah pertunjukan yang memadukan antara seni tari dan
drama, yang mengisahkan sebuah cerita tanpa dialog di antara pemain-pemainnya,
biasanya hanya dipandu oleh seorang dalang. Pertunjukan ini diiringi oleh musik gamelan
dan melibatkan hingga ratusan pemain yang mengenakan kostum jawa dengan kain batik
sebagai ciri khasnya. Di kompleks Candi Prambanan, pertunjukan jenis ini secara reguler
dipentaskan, namanya Sendratari Ramayana atau dikenal juga dengan istilah Ramayana
Ballet. Sesuai dengan namanya, lakon yang dimainkan pun tentang kisah Ramayana yang
memang sudah sangat terkenal di masyarakat Indonesia.
Kisah Ramayana itu sendiri tergambar dalam bentuk relief di Candi Siwa, salah
satu candi yang ada di kompleks Candi Prambanan. Panggung yang megah berlatar Candi
Prambanan, semakin indah dengan sorot lampu yang menonjolkan warna-warna cerah
kostum para pemainnya. Sendratari Ramayana berkisah tentang usaha Rama dalam untuk
menyelamatkan Shinta yang diculik oleh Rahwana, raja dari negeri Alengka. Jika dilihat
pada relief Candi Siwa, jalan ceritanya memang lumayan panjang. Tetapi dalam
pertunjukan ini, cerita itu dirangkum dalam empat babak, yaitu: penculikan Shinta,
perjalanan Hanoman ke Alengka, kematian Kumbakarna dan Rahwana, serta pertemuan
kembali Rama dan Shinta. Narasi dalam pertunjukan ini disampaikan dalam bahasa Jawa,
Indonesia, dan Inggris. Pertunjukan Sendratari Ramayana digelar di teater terbuka
Kompleks Candi Prambanan, Jl. Raya Yogya-Solo KM 16, Prambanan. Lokasinya yang
berada di jalur bus antar-provinsi membuat tempat ini mudah dicapai, baik dari Surabaya,
Solo, atau Klaten. Wisatawan yang berangkat dari Yogyakarta bisa menggunakan
TransYogya, meski sebaiknya menggunakan taksi atau kendaraan umum karena angkutan
umum di Yogyakarta beroperasi sampai pukul 18.00 WIB. Harga tiketnya berkisar antara
Rp 50.000–Rp 200.000.
Sendratari Ramayana merupakan salah satu hasil dari gagasan untuk melaksanakan
rancangan bangsa. Hal ini tertuang dalam ketetapan MPRS no 1/MPRS/1960 yang
menyatakan “bahwa untuk membiayai pembangunanproyek-proyek pemerintah, diperlukan
sumber biaya yang berasal dari sektor pariwisata”. Karena saat itu Pulau Bali telah penuh dan
padat oleh turis, maka dicarilah daerah-daerah lain yang dirasa mampu memikat wisatawan
mancanegara. Jawa Tengah, termasuk juga Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi salah satu
tempat yang akan dijadikan proyek pariwisata tersebut. Dalam hal ini, Candi Prambanan
sebagai tempat yang memiliki arti penting dalam perkembangan seni tari di Indonesia, di
areanya akan dibangun panggung terbuka Roro Jonggrang. Di panggung itu nantinya, melalui
gagasan Menteri G.P.H. Djatikoesoema akan digelar sebuah pertunjukan drama tari dengan
mengusung wiracarita Ramayana. Gagasan tersebut tercetus setelah beliau menyaksikan
pertunjukan Ballet Royale du Cambode di depan kuil Angkor Wat, Kamboja.
Istilah “sendratari” pertama kali dicetuskan oleh dramawan muda Yogyakarta, (alm)
Anjar Asmara pada tahun 1961. Sementara itu, kisah Ramayana dipilih dengan pertimbangan
bahwa wiracarita ini hampir ada di semua negara di Asia Tenggara. Pada tanggal 25 Mei
1961, untuk pertama kalinya seni pertunjukan dalam bentuk sendratari dipentaskan,
mengisahkan Epos Ramayana dengan media tari dan Gamelan Jawa. Sendratari menjadi
ciptaan baru dalam dunia pementasan seni pertunjukan di Indonesia. Sesuai dengan rencana
awal untuk menghidupkan sektor pariwisata, lahirnya Sendratari Ramayana benar-benar
berhasil membangkitkan industri pariwisata di Yogyakarta.
Sebagai dampak dari popularitas Sendratari Ramayana Prambanan, lahir pula bentuk-
bentuk pertunjukan sendratari serupa yang dikemas untuk wisatawan di berbagai tempat.
Banyak pertunjukan Sendratari Ramayana yang juga digelar di keraton, hotel-hotel,
restauran-restauran, dan Tempat Hiburan Rakyat (THR). Meskipun begitu, Sendratari
Ramayana Prambanan tetap menjadi yang paling menarik. Latar belakang Candi Prambanan
menambah keeksotisan tersendiri pada pertunjukan dramatari tersebut, semua itu semakin
sempurna dengan lampu latar yang menghujani pelataran panggung pementasan. Dengan
segala nilai lebih dari pertunjukan yang ada disana serta keberlangsungannya sejak 1961
hingga saat ini, Sendratari Ramayana mendapatkan penghargaan rekor dunia Guinness World
Records.
3. PUSAT OLEH-OLEH BAKPIA DJAVA
A. PENGERTIAN
Lahir di Kampung Pathuk pada tahun 1970-an, Bakpia Djavapada mulanya hanyalah
industri rumahan. Proses produksi seluruhnya dilakukan secara sederhana. Mulai dari
pemilihan bahan, proses pembuatan, hingga pengemasan. Semua dilakukan secara manual.
Kapasitas produksi pun sangat terbatas dengan pemasaran yang hanya dijajakan keliling
kampung. Rasa lezat berkat resep tradisional dan tempo doeloe yang digunakan
membuat Bakpia Djava semakin digemari. Pemasaran yang semula hanya dengan keliling
kampung kemudian diubah. Untuk memnuhi banyaknya permintaan, pada tahun 2000 Bakpia
Djava membangun sebuah toko di Kampung Pathuk No. 93. Dalam perkembangan
sejarahnya, jalan di kampong ini kemudian diberi nama Jl. Aipda KS Tubun. Pada tahun ini
pula nama Bakpia Djava secara resmi ditetapkan sebagai nama toko.
Bagi sebagian besar kalangan, pemilihan Bakpia Djava sebagai keluar dari tradisi
toko bakpia yang saat itu hampir seluruhnya menggunakan “angka” sebagai nama toko.
Namun, bagi Bakpia Djava, inilah yang mesti dilakukan sebagai respon atas perkembangan
dunia pariwisata yang mengalami perubahan sedemikian signifikan. Pariwisata tidak lagi
menjadi kebutuhan tersier, tapi kebutuhan sekunder. Dalam dunia pendidikan, pariwisata
bahkan telah menjadi bagian dari metode pendidikan luar ruang. Sikap responsif atas
perkembangan dunia pariwisata inilah yang membuat Bakpia Djava terus berkembang. Pada
tahun 2008, Bakpia Djava kembali membangun toko di Jl. Adisutjipto km 8,5 Jogjakarta.
Dengan nama yang sama, toko ini merupakan upaya Bakpia Djava melayani
konsumen yang terus bertambah. Hanya berselang dua tahun, tepatnya tahun 2010, kembali
mendirikan toko. Berdampingan dengan toko sebelumnya, toko baru dengan lahan parkir
sangat luas ini juga diberi nama sama, Bakpia Djava.
Pemilihan nama Bakpia Djava sekali lagi terbukti bukan sekedar untuk tampil beda
dengan toko-toko sejenis yang hampir semuanya menggunakan angka sebagai nama.
Terbukti, dalam perjalanan waktu, Bakpia Djava justru berkembang pesat. Pemilihan nama
Bakpia Djava memiliki makna filosofis “the past is new”. Sejarah dan tradisi masa lalu
adalah kebaruan. Dengan tag line “Resep Tradisional Tempo Doeloe” Bakpia Djava tetap
setia dan konsisten menggunakan resep tradisional yang tanpa bahan kimia untuk setiap
produk yang dijual secara modern. Konsistensi tradisional juga dilakukan dengan
menempatkan dapur produksi di toko sehingga konsumen bisa melihat langsung proses
pembuatan bakpia. Bukan itu saja, kepada konsumen yang tertarik untuk merasakan sensasi
saat membuat sendiri bakpia yang akan dibeli, dengan senang hati kru produksi Bakpia Djava
akan mendampingi.