Menurut UU Pajak Penghasilan No 36 th 2008 Pasal 31E, Wajib Pajak badan dalam negeri
dengan peredaran bruto sampai dengan Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)
sehingga UMKM mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif yang
dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp
4.800.000.000,00. Besarnya bagian peredaran bruto dapat dinaikkan dengan Peraturan Menteri
Keuangan.
Sehingga Penghitungan PPh terutang untuk umkm dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Jika peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000,00, maka penghitungan PPh terutang
yaitu sebagai berikut:
PPh terutang = (50% x 25% x Penghasilan Kena Pajak dari Bagian Peredaran Bruto Yang
Mendapat Fasilitas) + (25% x Penghasilan Kena Pajak dari Bagian Peredaran Bruto Yang Tidak
Mendapat Fasilitas)
Keterangan nya :
Penghasilan Kena Pajak dari Bagian Peredaran Bruto Yang Mendapat Fasilitas adalah
sebesar = (4.800.000.000/ Peredaran Bruto) x Penghasilan Kena Pajak
Penghasilan Kena Pajak dari Peredaran Bruto Yang Tidak Mendapat Fasilitas Pajak
sebesar = Penghasilan Kena Pajak - Penghasilan Kena Pajak dari bagian Peredaran
Bruto yang Mendapat Fasilitas.
Berdasarkan UU No. 36 tahun 2008 pasal 2 tentang Pajak Penghasilan (PPh) bahwa setiap
orang pribadi, orang pribadi yang memiliki warisan belum terbagi, badan, dan bentuk usaha
tetap dikenakan PPh.
Pada saat Anda mendaftarkan perusahaan atau badan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
tempat usaha Anda berdomisili, maka Anda akan mendapatkan SKT atau Surat Keterangan
Terdaftar. Di SKT tersebut akan termuat pajak-pajak apa saja yang harus Anda bayarkan.
Pajak-pajak tersebut adalah PPh pasal 15, 19, 21, 22, 23, 26, 29, 4 ayat 2, dan PPN.
Pengenaan Pajak-Pajak tersebut tergantung pada jenis bisnis dan transaksi yang Anda lakukan
dan jumlah omzet usaha Anda dalam setahun.
1. Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat 2 atau PPh Final (untuk sewa gedung atau kantor,
omzet penjualan, dan lainnya)
2. PPh Pasal 21* (untuk penghasilan karyawan)
3. PPh Pasal 23* (jika ada transaksi pembelian jasa)
*opsional
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013, PPh Final
untuk pajak UKM adalah pajak atas penghasilan (omzet) dari usaha yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak. Dan PPh Final khusus dikenakan pada Wajib Pajak yang memiliki
peredaran bruto atau omzet di bawah Rp4,8 Miliar dalam setahun.
Namun pada tanggal 1 Juli 2018, pemerintah mengeluarkan PP Nomor 23 Tahun 2018
mengenai tarif baru teruntuk PPh Final UMKM. Tarif PPh Final yang awalnya dikenakan
sejumlah 1% dipangkas menjadi hanya 0,5% dengan ketentuan sebagai berikut:
Wajib Pajak Orang Pribadi bisa menikmati tarif PPh Final 0,5% dalam jangka waktu 7
tahun.
Untuk WP Badan seperti Koperasi, Persekutuan Komanditer (CV), dan Firma hanya bisa
menikmati tarif PPh Final 0,5% dalam jangka waktu 4 tahun.
Sedangkan untuk WP Perseroan Terbatas (PT), hanya bisa menikmati tarif PPh Final
0,5% dalam jangka waktu 3 tahun
Sumber :
https://www.jurnal.id/id/blog/ketahui-pajak-dan-tarif-pph-buat-pelaku-
umkm/#Pajak_Khusus_UKMUMKM