Anda di halaman 1dari 12

Evolutionary &

Socio-biological
perspective of gender
Kelas Psikologi Gender
Anggota
kelompok
Dewa Gede Nata Raditya
17/412940/PS/07395
Mohammed Gempita Abi Dharma
17/414779/PS/07481
Syibly Adam Firmanda
18/430620/PS/07777
Evolutionary perspective of gender?

Perspektif evolutionary pada gender didasarkan pada argumen


bahwa pemisahan peran antar gender terjadi akibat dari respon
para pendahulu pada tantangan lingkungan yang dihadapinya.

Perspektif evolutionary atau evolusi memandang pemisahan


peran antar gender terjadi akibat dari respon para pendahulu
pada tantangan lingkungan yang dihadapinya.
Insting Individu
Insting individu untuk bertahan hidup dan melanjutkan keturunan membuat
kedua jenis kelamin tersebut mengembangkan strategi dan peran yang
berbeda untuk menjamin keberlangsungan hidup.

Kritik terhadap pandangan ini adalah bahwa secara insting dasar baik
laki-laki dan perempuan berbeda. Perempuan memiliki insting nurturer
sedangkan laki-laki lebih kompetitif. Hal ini juga tercermin dari beberapa
textbook yang masih memuat misinterpretasi ini (Winegard, dkk. 2014)
Menurut pandangan kelompok kami, pandangan
evolusi ini menekankan pada bagaimana peran gender
akan selalu berkembang untuk memastikan
keberlangsungan kedua jenis kelamin.

Perkembangan tersebut ditunjukkan dalam perempuan


memiliki kesempatan yang sama untuk bekerja seperti
halnya laki-laki dan laki-laki juga dapat menjadi "ayah
rumah tangga" seperti halnya ibu rumah tangga.
Socio-biological perspective of gender?
Pendekatan ini memandang interaksi antara nature dan
nurture mempengaruhi perkembangan peran gender individu.

John Money dalam McLeod (2014) menyebutkan bahwa


individu sejak lahir telah mendapatkan label sosial dan
perlakuan yang berbeda tergantung pada jenis kelaminnya.
Perbedaan antara definisi Seks dan Gender
Istilah seks dan gender sering dianggap sama, yaitu jenis kelamin
manusia yang terdiri dari laki-laki atau perempuan dan bersifat
mutlak. Namun, hal tersebut hanya terbatas pada pembagian
manusia secara biologis yang didefinisikan sebagai seks
(Muslikhati, 2004).

Sedangkan definisi gender yaitu kelompok atribut dan perilaku


yang dibentuk secara kultural yang ada pada laki-laki (maskulin)
atau perempuan (feminim) (Humm, 2002).
Perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan tidak hanya meliputi
perbedaan organ-organ seks dan juga hormon, tapi juga pengaruh dari
perbedaan tersebut dalam pembentukan sifat maskulin atau feminim
masih belum pasti.

Gender bermakna ciri atau sifat yang dihubungkan dengan jenis kelamin
tertentu, baik berupa kebiasaan, budaya, maupun perilaku psikologis,
bukan perbedaan secara biologis (Webster, 2003).
Nature Nurture Vs.
Teori atau argumen yang menyatakan bahwa Teori atau argumen yang menyatakan bahwa
perbedaan sifat antar gender tidak lepas dan perbedaan sifat maskulin dan feminim bukan
bahkan ditentukan oleh perbedaan biologis ditentukan oleh perbedaan biologis, melainkan
(seks). konstruksi sosial dan pengaruh faktor budaya, karena
faktor-faktor sosial dan budaya menciptakan atribut
Perbedaannya natural dan dari perbedaan gender serta membentuk stereotip dari jenis kelamin
alami tersebut timbul perbedaan bawaan tertentu.
berupa atribut maskulin dan feminin yang
melekat padanya secara alami (Khuza’i, 2012). hal ini terjadi selama masa pengasuhan orang tua atau
masyarakat dan terulang secara turun-temurun
(Khuza’i, 2012).
Fase prenatal

hormon dalam kandungan


mempengaruhi perkembangan dan Fase postnatal
pembentukan jenis kelamin individu.

Lingkungan sosial memberikan label dan


perlakuan pada individu berdasarkan jenis
kelaminnya yang juga akan membentuk sense
akan identitas gender anak.
FUN FACT:
Atribut maskulin tidak harus selalu dilekatkan pada jenis kelamin laki-laki dan sifat
feminim juga tidak mesti untuk perempuan, karena atribut-atribut tersebut bukan
merupakan bawaan yang bersifat kodrati.

Melainkan terbentuk secara sosio-historis yang sifatnya tidak tetap dan bisa
dipelajari, sehingga bisa dipertukarkan lintas seks (Butler, 2004).

Identitas gender tidak hanya bergantung pada jenis kelaminnya tapi juga pada
bagaimana lingkungan sosial memandang identitas gender individu tersebut.

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik
Daftar pustaka
Butler, J. (2004). Undoing Gender. New York & London:Routledge, Cet. X.

Khuza’i, M. (2012). Problem Definisi Gender: Kajian atas Konsep Nature dan Nurture. Kalimah: Jurnal
Studi Agama dan Pemikiran Islam, 11(1), 102-118.

Humm, M. (2002). Ensiklopedia Feminisme. Fajar Pustaka Baru.

Mcleod, S. (2014). Biological Theories of Gender. Retrieved October 17, 2020, from
https://www.simplypsychology.org/gender-biology.html

Muslikhati, S. (2004). Feminisme dan pemberdayaan perempuan dalam timbangan Islam. Gema Insani.

Webster, M. (2003). Merriam-Webster's 11th collegiate dictionary.

Winegard, B. M., Winegard, B. M., & Deaner, R. O. (2014). Misrepresentations of evolutionary psychology
in sex and gender textbooks. Evolutionary Psychology, 12(3), 147470491401200301.

Anda mungkin juga menyukai