Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KUNJUNGAN NIFAS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMS TERARA
TAHUN 2016
I. LATAR BELAKAG
Dari tahun ke tahun, secara nasional, akses dan kualitas terhadap pelayanan kesehatan
ibu cenderung semakin membaik. Hal ini ditandai dengan meningkatnya cakupan pelayanan
kesehatan ibu dari hasil Riskesdas 2010 dan 2013. Cakupan ibu hamil yang memperoleh
pelayanan antenatal telah meningkat dari 92,7% pada tahun 2010 menjadi 95,2% pada tahun
2013. Cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan juga meningkat dari 79,0% pada
tahun 2010 menjadi 86,9% pada tahun 2013.
Walaupun demikian, Indonesia masih menghadapi tantangan besar, yaitu
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI). Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) Tahun 2012 menunjukkan AKI di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu sebesar 359
per 100.000 kelahiran hidup. Apabila dibandingkan dengan kondisi pada tahun 1990 sebesar
390 per 100.000 kelahiran hidup, maka terlihat AKI sudah berhasil kita turunkan. Namun,
target MDG tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup diperkirakan sulit tercapai
tanpa kerja ekstra keras.
RAN PP AKI menekankan 3 (tiga) tantangan utama yang dihadapi Indonesia dalam
upaya mempercepat penurunan AKI, yaitu 1) Akses masyarakat ke fasilitas pelayanan
kesehatan sudah membaik, tetapi cakupan dan kualitas belum optimal, 2) Terbatasnya
ketersediaan sumber daya strategis untuk kesehatan ibu dan neonatal, dan 3) Pengetahuan dan
kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu masih cukup rendah.
Lebih lanjut, RAN PP AKI merekomendasikan 7 (Tujuh) Program Utama yang
seyogianya menjadi prioritas dan dapat dipenuhi di seluruh Indonesia, yaitu: 1) Penjaminan
kompetensi bidan di desa sesuai standar, 2) Penjaminan ketersediaan fasilitas kesehatan
mampu pertolongan persalinan 24 jam/7 hari sesuai standar, 3) Penjaminan seluruh
Puskesmas PONED dan RS PONEK Kabupaten/Kota berfungsi 24 jam/7 hari sesuai standar,
4) Penjaminan terlaksananya Rujukan Efektif pada kasus komplikasi, 5) Penjaminan
Dukungan Pemerintah Daerah, 6) Peningkatan Kemitraan dengan Lintas Sektor dan Swasta,
serta 7) Peningkatan Pemahaman dan Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) di Masyarakat.
Kajian Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu yang dilakukan pada tahun 2012 oleh
Kementerian Kesehatan bersama HOGSI POGI, IBI, dan WHO menunjukkan bahwa
Indonesia masih menghadapi tantangan serius dalam hal kualitas pelayanan kesehatan ibu.
Sebagai determinan peningkatan status kesehatan ibu, kualitas pelayanan kesehatan ibu di
Indonesia masih di bawah harapan. Kepatuhan tenaga dan fasilitas pelayanan kesehatan
terhadap standar pelayanan, yang mencakup sumber daya fisik, sistem, maupun sumber daya
manusia di fasilitas kesehatan tersebut, sangat perlu diperbaiki dan ditingkatkan.
Hal tersebut dapat dilihat dari persentase kepatuhan tenaga kesehatan di Rumah Sakit
dan Puskesmas serta Bidan Praktik Mandiri terhadap prosedur pelayanan antenatal yang
secara keseluruhan hanya berkisar 75% dari prosedur standar. Jika dilihat secara lebih
mendalam, pelaksanaan pemeriksaan laboratorium dalam prosedur antenatal care terpadu
menjadi yang terendah, yaitu 5 %. Padahal pemeriksaan laboratorium selama kehamilan
merupakan sarana untuk menegakkan diagnose ibu hamil dan akan menentukan kualitas
pelayanan pada kehamilan .
Lebih lanjut, kepatuhan terhadap prosedur antenatal care rata-rata hanya 75%.
Padahal pada antenatal inilah dapat mendeteksi resiko dan komplikasi pada ibu hamil, yang
bila tidak ditata laksana dengan baik dapat menjadi komplikasi pada masa persalinan dan
nifas yang merupakan kasus komplikasi kebidanan. Belum optimalnya kualitas pelayanan
kesehatan ibu hamil juga tercermin dari kepatuhan dalam pengisian pencatatan yang hanya
80%. Kartu ibu merupakan instrumen dasar dalam pemantauan ketat proses kehamilan dan
dapat membantu dalam pengambilan keputusan dalam tata laksana rujukan.
Kajian Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu ini menghasilkan beberapa rekomendasi, di
antaranya: 1) Meningkatkan kepatuhan terhadap standar yang ditetapkan melalui penguatan
supervisi (continuous quality assurance), 2)Memperkuat pendidikan kepada petugas
kesehatan utamanya bidan agar mampu melakukan tindakan terkait antenatal yang sesuai
standar, dan 3)Menyelenggarakan pelatihan rutin keterampilan klinik dan manajemen terkait
antenatal care.
Oleh karena itu, Dinas kesehatann Kabupaten Luwu memandang perlu untuk
melakukan Reviuw maternal perinatal Dalam Pelayanan Antenatal care sesuai Standar bagi
tenaga kesehatan di Puskesmas.
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar di Puskesmas
2. Tujuan Khusus:
a. Disosialisasikannya kebijakan Kementerian Kesehatan dalam upaya percepatan
penurunan Angka Kematian Ibu dan Kebijakan Daerah di Kabupaten Luwu
b. Dipahaminya proses penanganan kehamilan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas
c. Dipahaminya prosedur standar pelayanan Antenatal care oleh tenaga kesehatan di
Puskesmas
III. MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan yang akan dilaksanakan adalah:
1. Tenaga kesehatan pelayanan KIA di Puskesmas
2. Pengelola Program KIA di puskesmas
3. IBI
4. Ibu nifas
V. SASARAN
Ibu hamil yang sudah melahirkan dari 2 hari sampai 42 hari pasca melahirkan.
VII. PEMBIAYAAN
Biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan ini bersumber dari APBD Satker Dinas
kesehatan Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran 2016