Disusun Oleh :
CIMAHI
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Teori
1. Definisi COPD
COPD / Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) adalah
sekelompok penyakit paru yang berlangsung lama ditandai oleh
penyumbatan atau penyempitan saluran udara dan membuat sulit
bernafas.biasanya disebabkan oleh iritasi saluran nafas, seperti merokok,
perokok pasif, polusi udara
2. Etiologi COPD
Penyebab timbulnya COPD, yaitu sebagai berikut:
a. Kebiasaan merokok
b. Adanya infeksi : Haemophilus influenza dan Streptococcus
pneumonia
c. Polusi : Asap kendaraan, asap pabrik
d. Faktor keturunan
3. Manifestasi klinis
Gejala COPD dapat berkisar dari ringan sampai berat, tergantung
pada bagaimana lanjutan penyakit
a. Dispnea
Sesak nafas, dimana seseorang sulit menghirup udara dengan lega
ke dalam paru-parunya
b. Batuk kronis
Jenis batuk dalam jangka panjang
c. Peningkatan produksi sputum
Dahak, atau lendir, adalah zat yang diproduksi dari paru-paru yang
biasanya dikeluarkan melalui batuk atau membersihkan
tenggorokan. Jumlah berlebihan dahak dapat dikaitkan dengan
peradangan atau infeksi saluran pernapasan dan mungkin
menunjukkan COPD
d. Mengi
Sering digambarkan sebagai suara siulan terdengar selama inhalasi
atau pernafasan, mengi disebabkan oleh penyempitan atau
penyumbatan saluran udara
e. Nyeri dada
Sesak di dada dapat digambarkan sebagai perasaan tekanan di
dalam dinding dada yang membuat bernafas sulit
f. Kelelahan
g. Clubbing Fingers
Sebagai tanda jangka panjang kekurangan oksigen
h. Sianosis
Peubahan warna kebiruan pada kulit dan merupakan tanda akhir
dari kekurangan oksigen kronis dalam darah
4. Patofisiologi dan pathway
Fungsi paru mengalami kemunduran dengan datangnya usia tua
yang disebabkan elastisitas jaringan paru dan dinding dada makin
berkurang. Dalam usia yang lebih lanjut, kekuatan kontraksi otot
pernapasan dapat berkurang sehingga sulit bernapas. Fungsi paru-paru
menentukan konsumsi oksigen seseorang, yakni jumlah oksigen yang
diikat oleh darah dalam paru-paru untuk digunakan tubuh. Konsumsi
oksigen sangat erat hubungannya dengan arus darah ke paru-paru.
Berkurangnya fungsi paru-paru juga disebabkan oleh berkurangnya
fungsi sistem respirasi seperti fungsi ventilasi paru. Faktor-faktor risiko
tersebut diatas akan mendatangkan proses inflamasi bronkus dan juga
menimbulkan kerusakan apda dinding bronkiolus terminalis. Akibat dari
kerusakan akan terjadi obstruksi bronkus kecil (bronkiolus terminalis),
yang mengalami penutupan atau obstruksi awal fase ekspirasi. Udara
yang mudah masuk ke alveoli pada saat inspirasi, pada saat ekspirasi
banyak terjebak dalam alveolus dan terjadilah penumpukan udara (air
trapping). Hal inilah yang menyebabkan adanya keluhan sesak napas
dengan segala akibatnya. Adanya obstruksi pada awal ekspirasi akan
menimbulkan kesulitan ekspirasi dan menimbulkan pemanjangan fase
ekspirasi. Fungsi-
PATHWAY
Faktor Resiko
Penurunan silia
PPOK
Penurunan ventilasi
Resiko infeksi
paru
ADL dibantu
Gangguan pertukaran gas
Intoleransi aktivitas
5. Klasifikasi COPD
COPD diklasifikasikan berdasarkan derajat berikut :
a. Derajat 0 ( Berisiko )
Gajala klinis : memiliki satu atau lebih gejala batuk kronis,
produksi sputum dan dyspnea. Ada paparan terhadap faktor resiko
Spirometri : Normal
b. Derajat I ( Ringan )
Gejala klinis : dengan atau tanpa batuk. Dengan atau tanpa
produksi sputum. Sesak nafas derajat sesak 0 sampai derajat sesak
1
Spirometri : FEV1/FVC < 70%, FEVI ≥ 80%
c. Derajat II ( Sedang )
Gejala klinis : dengan atau tanpa batuk. Dengan atau tanpa
produksi sputum. Sesak nafas derajat 2 (sesak timbul pada saat
aktivitas)
Spirometri : FEV1/FVC < 70% : 50% < FEVI < 80%
d. Derajat III ( Berat )
Gejala klinis : sesak nafas derajat 3 dan 4. Eksaserbasi lebih
sering terjadi
Spirometri : FEV1/FVC < 70% : 30% < FEVI < 50%
e. Derajat IV ( Sangat Berat )
Gejala klinis : pasien derajat III dengan gagal ginjal nafas kronik.
Disertai komplikasi kor pulmonale atau gagal jantung kanan
6. Komplikasi COPD
a. Hypoxemia
Pada awalnya klien mengalami perubahan mood, penurunan
konsentrasi dan pelupa. Pada tahap lanjut timbul sianosis
b. Asidosis respiratory
Timbul akibat dari peningkatan nilai PaCO2 (hiperkapnia). Tanda
yang akan muncul : nyeri kepala, fatique, latergi, tachipnea
c. Infeksi respiratory
Infeksi pernafasan akut disebabkan karena peningkatan produksi
mukus, peningkatan rangsangan otot polos bronchial dan edema
mukosa. Terbatasnya aliran udara akan meningkatnya kerja nafas
dan timbulnya dyspnes
d. Gagal jantung
Gagal jantung kanan akibat penyakit paru, harus diobservasi
terutama pada klien dengan dyspnea berat. Komlikasi ini yang
sering kali berhubungan dengan bronchitis kronis.
e. Cardiac disritmia
Timbul akibat dari hypoxemia, penyakit jantung, efek obat atau
asidosis respiratory
f. Status asmatikus
Merupakan komplikasi mayor yang berhubungan dengan asthma
brochial
7. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan diagnostik yang
dapat dilakukan pada pasien COPD yaitu :
a. Tes Faal Paru
1) Spirometry (FEV1, FEV1 prediksi, FVC, FEV1/FVC)
Untuk menilai beratnya COPD dan memantau perjalanan
penyakit. Apakah statusnya normal, restriksi, obstruksi
ataupum campuran
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, golongan darah, diagnosis
medis, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, No Medrek dan
alamat
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Keluhan yang sering dikeluhkan oleh pasien dengan penyakit
COPD adalah Sesak napas yang bertambah berat bila aktivitas,
kadangkadang disertai mengi, batuk kering atau dengan dahak
yang produktif, rasa berat di dada
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien datang dengan keluhan sesak nafas, produksi sputum
yang banyak, terjadi batuk produktif yang sering dan nafas yang
dangkal dan cepat. Keluhan-keluhan tersebut dikembangkan
dengan metode PQRST
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Tanyakan apakah klien pernah ada riwayat merokok atau bekas
perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan. Dan memiliki
riwayat penyakit sebelumnya termasuk asma bronchial, alergi,
sinusitis, polip, infeksi saluran nafas dan penyakit respirasi
lainya. Riwayat eksaserbasi atau pernah dirawat di rumah sakit
untuk penyakit respirasi
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dikaji pada keluarga adanya keluhan seperti sesak nafas, batuk
lama yang seringkali di dapatkan penyakit keturunan, tetapi
ada beberapa klien lainnya ditemukan adanya penyakit yang
sama pada anggota keluarganya.
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan system tubuh secara
keseluruhan dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi dan
auskultasi. Klien dengan chronic obstruksi pulmo disease (COPD)
kemungkinan didapatkan data sebagai berikut :
1) System Pernafasan
Pada pasien COPD pemeriksaan fisik dimulai dari inpeksi
dapat berupa bentuk dada seperti tong (barrel chest), terdapat
cara bernafas purse lips breathing (seperti orang meniup),
pada saat diperkusi biasanya ditemukan suara hipersonor
2) System Kardiovaskular
Pada pasien COPD terjadi tekanan darah menurun,
penurunan curah jantung dengan adanya brakikardi, kadang
terjadi anemia dan nyeri dada
3) System persyarafan
Perlu diwaspadai kesadaran, pemeriksaan GCS, adanya
kelemahan anggota badan dan terganggunya aktivitas
4) System Perkemihan
Produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak ada
keluhan pada sistem perkemihan. Namun perawat perlu
memonitor adanya oliguria yang merupakan salah satu tanda
awal dari syok
5) System Pencernaan
Pasien biasanya mual, muntah, kembung adanya distensi
abdomen, nyeri lambung, diare, konstipasi dan menyebabkan
pasien tidak nafsu makan. Kadang disertai penurunan berat
badan. ada akultasi dapat ditandai dengan peningkatan bunyi
usus. Pada perkusi adanya bunyi tympani abdomen akibat
adanya kembung. Pada palpasi adanya hepatomegali, adanya
nyeri tekan pada abdomen.
6) System Integument
Pasien COPD akan mengalami turgor kulit menurun dan
kulit kering
7) System Muskoloskeletal
Terjadi edema ekstremitas dan tremor saat melakukan
aktivitas
8) System Endokrin
Yang mengkonsumsi obat-obatan anti inflamasi akan
mengalami pembesaran hati
9) System Reproduksi
Pasien COPD biasanya mengalami masalah dalam yaitu
impoten
2. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan
nafas dibuktikan dengan klien mengeluh batuk tidak efektif, sputum
berlebih, terdengar suara mengi selama inhalasi
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
dibuktikan dengan penggunaan otot bantu pernafasan, pola nafas
abnormal (Takipneu)
c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi perfusi dibuktikan dengan sianosis, pola nafas cepat, kulit
kering
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia dibuktikan dengan nyeri abdomen, nafsu mkan menurun,
membrane mukosa pucat
e. Resiko infeksi dibuktikan dengan penyakit kronis, merokok
f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dibuktikan
dengan klien merasa lemah, dispneu
4. Intervensi Keperawatan
Brunner , & Suddart . (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Volume 2. Jakarta : EGC .
Hapsari , E. R. (2016). Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Paru Obstruki
Kronik . Fakultas Ilmu Kesehan UMP.