Anda di halaman 1dari 9

DAKTILOSKOPI

IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN SIDIK JARI

Dibuat Oleh:
Lisa Apriana
STB. 3693
Manajemen Pemasyarakatan
Angkatan LIII
Kelas MP-B

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN


2020
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiap manusia mempunyai sidik jari yang berbeda satu dengan yang lainnya,
sidik jari manusia tidak pernah berubah dari mulai lahir sampai mati. Sejarah
mencatat bahwa sidik jari telah digunakan selama bertahun-tahun untuk
mengidentifikasi individu dan telah dikenal untuk mengkonfirmasi identitas oleh Cina
pada abad ketiga. Sidik jari secara tradisional direkam dari seorang individu dengan
melapisi jari-jari mereka dengan tinta hitam dan lalu mencetaknya ke bentuk kartu.
Sifat-sifat yang dimiliki oleh sidik jari yang dimanfaatkan dalam fungsi identifikasi
dan konfirmasi identitas adalah, antara lain Perennial nature, Immutability,
Individuality. Dari ketiga sifat ini, sidik jari dapat digunakan sebagai sistem
identifikasi yang dapat digunakan dalam penerapan teknologi informasi seperti sistem
akses keamanan, yaitu akses untuk masuk ke suatu area atau ruangan tertentu yang
dibatasi dan sistem autentikasi, yaitu untuk akses data yang sifatnya rahasia dan
terbatas.
Identifikasi sidik jari, dikenal dengan daktiloskopi. Daktiloskopi adalah ilmu
yang mempelajari sidik jari untuk keperluan pengenalan kembali identitas orang
dengan cara mengamati garis yang terdapat pada guratan garis jari tangan dan telapak
kaki. Daktiloskopi berasal dari bahasa Yunani yaitu dactylos yang berarti jari jemari
atau garis jari, dan scopein yang artinya mengamati atau meneliti. Kemudian dari
pengertian itu timbul istilah dalam bahasa Inggris, dactyloscopy yang kita kenal
menjadi ilmu sidik jari. Fleksibilitas dari gelombang pada kulit berarti tidak ada dua
sidik jari atau telapak tangan yang sama persis pada setiap detailnya. Pengenalan sidik
jari melibatkan seorang pakar, atau sebuah sistem pakar komputer, yang menentukan
apakah dua sidik jari berasal dari jari atau telapak yang sama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sidik jari?
2. Bagaimana sejarah adanya sidik jari?
3. Bagaimana peran dari sidik jari?
II. PEMBAHASAN
1. Pengertian Sidik Jari

Sidik jari merupakan pola yang terbentuk oleh tonjolan-tonjolan di ujung jari,
yang mengandung barisan pori-pori yang terhubung ke kelenjar keringat. Sidik jari
terbentuk sekitar 12 minggu kehamilan dan tidak berubah selama kehidupan. (James,
2011). Sidik jari adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja
diambil,dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena
pernah tersentuh dengan kulit telapak tangan/kaki. Kulit telapak adalah kulit pada
bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai kesemua ujung jari dan
kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit sampai ke ujung jari yang mana pada
daerah tersebut terdapat garis halus menonjol yang keluar satu sama lain yang
dipisahkan oleh celah/alur yang membentuk lukisan tertentu. Kulit tapak terdiri dari 2
lapisan :

1) Lapisan dermal adalah kulit jangat/kulit yang sebenarnya. Kulit inilah yang
menentukan garis yang ada pada permukaan kulit telapak.
2) Lapisan epidermal adalah lapisan kulit luar/garis papilar. Garis inilah yang
menjadi perhatian kita untuk menentukan bentuk pokok perumusan dan
perbandingan sidik jari.

Jenis sidik jari dibagi menjadi tiga macam,yaitu:

1) Visible impression adalah sidik jari yang dapat langsung dilihat tanpa
menggunakan alat bantu.
2) Laten impression adalah sidik jari yang biasanya tidak dapat dilihat langsung
tetapi harus dengan menggunakan beberapa cara pengembangan terlebih dahulu
supaya dapat nampak lebih jelas.
3) Plastic impression adalah sidik jari yang berbekas pada benda yang lunak seperti
sabun, gemuk, permen, coklat.

Sedangkan untuk sidik jari yang mengalami kerusakan atau cacat dibagi menjadi
dua, yaitu :

1) Cacat sementara adalah cacat pada bagian kulit luar (epidermal) dan garis yang
cacat /rusak tersebut dapat sembuh kembali seperti semula.
2) Cacat tetap adalah cacat yang disebabkan karena ikut rusaknya garis yang sampai
lapisan dermal. Sidik jari yang cacat tetap atau sementara biasnya tidak akan
mempengaruhi identifikasi terhadap jari kecuali apabila sidik jari rusak sama
sekali.
Tiga Dalil Sidik Jari :

Ada tiga dalil atau aksioma yang melandasi daktiloskopi yang dicetuskan oleh Sir
Francis Galton (1822-1916), yaitu:

1) Sidik jari setiap orang tidak sama.


2) Sidik jari manusia tidak berubah selama hidup.
3) Sidik jari dapat dirumuskan dan diklasifikasikan secara matematis.

Sidik jari diklasifikasikan dalam beberapa tipe, yaitu: (National Forensic Science
Technology Center, 2009; Bardale, 2011)

1) Arch, yaitu pola seperti gelombang, dibagi menjadi plain arch dan tented arch.
Tented arch memiliki titik atau sudut yang lebih tajam dibandingkan plain arches.

Plain Arch adalah bentuk pokok sidik jari dimana garis-garis dating dari sisi
lukisan yang satu mengalir ke arah sisi yang lain, dengan sedikit bergelombang
naik ditengah. Tented arch (Tiang Busur) adalah bentuk pokok sidik jari yang
memiliki garis tegak (upthrust) atau sudut (angle) atau dua atau tiga ketentuan
loop.

2) Loop, yaitu berbentuk seperti kurva, dibagi menjadi radial loop (kurva melingkar
condong ke arah radius, atau jempol) dan ulnar loop (kurva melingkar condong
ke arah ulna, atau kelingking).
Syarat-syarat (ketentuan) Loop:

1. Mempunyai sebuah delta.


2. Mempunyai sebuah core.
3. Ada garis melengkung yang cukup.
4. Mempunyai bilangan garis (Ridge Counting) >= 1 Bentuk loop terdiri dari 2
jenis, yaitu:
- Radial loop : garisnya memasuki pokok lukisan dari sisi yang searah
dengan jempol, melengkung di tengah pokok lukisan dan kembali atau
cenderung kembali ke arah sisi semula.
- Ulnar loop : garisnya memasuki pokok lukisan dari sisi yang searah
dengan kelingking, melengkung ditengah pokok lukisan dan kembali atau
cenderung kembali ke arah sisi semula.

3) Whorl, membentuk pola sirkular atau spiral, seperti pusaran air kecil, dibagi
menjadi concentric, spiral-clockwise, spiral-anticlockwise, dan central pocket
loop (pola loop dengan lingkaran di ujungnya).
Whorl adalah bentuk pokok sidik jari, mempunyai 2 delta dan sedikitnya satu
garis melingkar di dalam pattern area, berjalan didepan kedua delta. Jenis whorl
terdiri dari Plain whorl, Central pocket loop whorl, Double loop whorl dan
Accidental whorl.
Fungsi dari sidik jari adalah untuk memberi gaya gesek lebih besar agar jari dapat
memegang benda-benda lebih erat. Sidik jari manusia digunakan untuk keperluan
identifikasi karena tidak ada dua manusia yang memiliki sidik jari persis sama. Hal ini
mulai dilakukan pada akhir abad ke-19. Seiring perkembangan zaman pada abad ke
20 ini, Sidik jari sudah di kembangkan ke arah security system yang berfungsi sebagai
data keamanan. Sebagai contoh mesin absensi sidik jari dan akses kontrol pintu. Sidik
jari kaki bayi juga diambil di rumah sakit untuk identifikasi bayi. Ini bertujuan untuk
mencegah tertukarnya bayi yang sering terjadi di rumah sakit.

2. Sejarah Sidik Jari

Ilmu sidik jari di Indonesia khususnya di kalangan kepolisian dirintis oleh


seorang desertir SS Nazi Jerman yang lari ke Belanda dan kemudian ditempatkan di
Makassar oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai perwira polisi[butuh rujukan].
Setiap taruna Akpol di Indonesia mengenal namanya sebagai perintis sidik jari di
kalangan kepolisian Indonesia. Nama desertir SS Nazi tersebut adalah Gustav
Poppeck, mertua kedua pelukis maestro S.Sudjojono. Gustav Poppeck
dimamakamkan di TPU Menteng Pulo.

Gustav Poppeck lahir di kota kecil Gelsen Kirchen tahun 1892. Di usia yang ke
21 tahun (1903) Gustav Poppeck mendaftarkan diri sebagai tentara dan dikirim ke
China yang merupakan negara koloni Jerman yang saat itu berada dibawah
pemerintahan Presiden Paul Von Hindenburg. Berbagai bintang jasa diterimanya
selama bertugas di China dalam masa PD I (1914 - 1918). Sebelum kembali ke
Jerman, para tentara Jerman diberi kesempatan untuk cuti ke Jepang. Di Jepang,
Gustav Poppeck membaca sebuah poster besar di halaman Kedutaan Besar Belanda
yang mencari tenaga untuk dipekerjakan sebagai polisi di Hindia Belanda (Indonesia).
Gustav Poppeck yang membenci sosok Hitler yang saat itu berkuasa di negeri
kelahirannya, Jerman langsung mendaftarkan diri dan diterima. Gustav Poppeck
dikirim ke Batavia dan masuk pendidikan polisi di Sukabumi dan kemudian dikirim
ke Makassar dan ditempatkan di bagian Kriminal, bidang daktiloskopi atau sidikjari.
Pada penjajahan Jepang, Gustav Poppeck dipindahkan ke bagian logistik karena
bidang daktiloskopi diambil alih oleh Jepang. Akhir tahun 1950 Gustav Poppeck yang
sudah pindah menjadi warganegara Belanda sejak tahun 1932 karena alasan keamanan
masa itu dipensiunkan oleh pemerintahan Indonesia karena bukan bangsa Indonesia.
Gustav Poppeck bersama istrinya Sara Elizabeth Font yang berkebangsaan Indonesia
(ibu: Manado, ayah: Spanyol) di"pulangkan" ke negeri Belanda akhir tahun 1950.
Pada awal tahun 1952 Gustav Poppeck kembali ke Indonesia dan atas pilihan dan
kecintaannya pada Indonesia menjadi warganegara Indonesia. Menetap di Jakarta dan
diminta untuk menjadi asisten Jaksa Agung Meester Suprapto dan pada usianya yang
ke 72 tahun Gustav Poppeck mengundurkan diri karena mengalami gagal operasi pada
kedua matanya. Gustav Poppeck dan Sara Elizabeth Font dikaruniakan dua anak:
penyanyi seriosa legendaris Indonesia Rose Pandanwangi dan Frits Sariako Poppeck.
Gustav Poppeck meninggal pada Februari 1966, di usia ke 74 tahun dimakamkan di
pemakaman Menteng Pulo dan tahun bulan Juli tahun 2005 bersama dengan Sarah
Poppeck Font dan menantunya pelukis maestro Indonesia S. Sudjojono dipindahkan
ke Pemakaman Pondok Rangon, Cibubur, Jawa Barat.

3. Peranan Identifikasi Sidik Jari


Di era yang serba canggih dan modern seperti saat ini, para penegak hokum
utumanya baik penyidik maupu penyelidik di Indonesia dituntut untuk berkembang
mengikuti kemajuan teknologi dan perkembangan, dengan semakin meningkatkan
keakuratan alat bukti yang dimilikinya terutama sidik jari dalam tindakan pidana
pembunuhan.

Adapun langkah-langkah penyidikan yang dilakukan oleh penyidik dimulai dari


mendatangi tempat kejadian perkara, memeriksa tindakan- tindakan yang telah
dilakukan penjahat, pemotretan dan pembuatan sketsa, pencarian alat-alat bukti yang
tertinggal terutama alat-alat fisik seperti bekas sidik jari yang dimungkinkan pada
alat-alat tersebut, pemeriksaan saksi atau korban kalau hidup dan orang-orang yang
dianggap dapat memberikan keterangan, pencarian dan pengerjaan serta penangkapan
dan penahanan para tersangka sampai dengan penyerahan berkas berita acara kepada
penuntut umum/kejaksaan.

Tindak kejahatan yang terjadi di Indonesia pada umumnya masih sering


meninggalkan sidik jari pelaku, kecuali dalam kejahatan-kejahatan yang benar-benar
telah direncanakan oleh pelaku yang tentunya dilakukan oleh penjahat professional.
Oleh karena itu ketelitian dan keuletan penyidik dalam menemukan sidik jari pelaku
yang tertinggal di tempat kejadian perkara sangatlah diperlukan. Pada umumnya sidik
jari yang tertinggal pada tempat kejadian perkara merupakan jenis sidik jari latent dan
memerlukan pengembangan terlebih dahulu untuk membuatnya menjadi lebih jelas
yang kemudian bisa menjadi bukti ataupun petunjuk untuk pengenalan kembali pada
pelaku tindak pidana. Setelah sidik jari latent ditemukan di tempat kejadian perkara
(TKP), maka akan dicocokan dengan sidik jari tersangka atau orang yang dicurigai.
Sebelum sidik jari latent yang ditemukan di tempat kejadian perkara dibandingkan
dengan sidik jari tersangka atau sidik jari yang tersimpan di file yang tersimpan di
data base kepolisian atas nama orang tertentu, terlebih dahulu sidik jari latent tersebut
dibandingkan dengan sidik jari orang-orang yang secara sah telah memegang sesuatu
di tempat kejadian perkara (TKP). Hal ini untuk mencocokkan sidik jari latent yang
ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) guna mencari ada atau tidaknya sidik jari
asing (diduga pelaku) dalam tempat kejadian perkara tersebut. Orang- orang yang
dimaksud sah telah memegang sesuatu di tempat kejadian perkara (TKP) adalah
orang-orang yang mempunyai kepentingan dalam tempat kejadian perkara (TKP)
sebelum adanya laporan kehilangan. Hal ini akan berpengaruh besar dalam
penyidikan untuk mengetahui identitas pelaku, yaitu apakah pelaku berasal dari luar
lingkungan atau dari dalam lingkungan.

Berdasarkan pengertian Pasal 183 KUHAP, hakim di dalam menjatuhkan putusan


harus mempertimbangkan sekurang-kurangnya 2 alat bukti yang dapat menambah
keyakinan hakim di pengadilan.

Pasal 184 ayat (1) KUHAP menjelaskan bahwa alat bukti yang sah yaitu:

a.keterangan saksi;

b.keterangan ahli;

c.surat;

d. petunjuk; dan

e. keterangan terdakwa.
Seluruh sidik jari akan disimpan ke dalam data base sidik jari nasional dan akan
menunjang program kartu tanda penduduk (KTP) nasional yang memiliki single
identification number (SIN) atau nomor induk kependudukan (NIK). Setiap warga
akan memiliki kartu yang benar- benar cerdas karena chips yang terbenam di dalam
kartu merekam seluruh biodata kehidupan pemegang kartu dan catatan tindak kriminal
yang pernah dilakukan. Diharapkan dengan teknologi tersebut akan mempercepat
tugas kepolisian untuk melaksanakan tugasnya dalam mengungkap tindak pidana

III. PENUTUP
Kesimpulan
Sidik jari merupakan pola yang terbentuk oleh tonjolan-tonjolan di ujung jari, yang
mengandung barisan pori-pori yang terhubung ke kelenjar keringat. Sidik jari terbentuk
sekitar 12 minggu kehamilan dan tidak berubah selama kehidupan. (James, 2011).
Menurut Sir Francis Galton (1822-1916) ada tiga dalil yang melandasasi daktiloskopi
yaitu sidik jari setiap orang tidak sama, sidik jari manusia tidak berubah selama
hidup.dan sidik jari dapat dirumuskan dan diklasifikasikan secara matematis. Fungsi dari
sidik jari adalah untuk memberi gaya gesek lebih besar agar jari dapat memegang benda-
benda lebih erat. Sidik jari manusia digunakan untuk keperluan identifikasi dan juga
sebagai data keamanan.

Anda mungkin juga menyukai