Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tubuh merupakan satu kesatuan dari sel yng selalu bekerja setiap saat. Dalam
proses tersebut, dihasilkan zat-zat yang sisa yang harus dikeluarkan oleh tubuh itu
sendiri. Pengeluaraan ini harus dilakukan karena zat tersebut bersifat racun bagi
tubuh. Proses pengeluaran itu biasanya disebut juga dengan proses eliminasi.
Proses eliminasi tersebut juga terdiri dari dua bagian yaitu eliminasi alvi
dan urin. Urine dihasilkan oleh system perkemihan yang melibatkan organ terpenting
urinary yaitu ginjal. Untuk itu karena ginjal itu organ terpenting dalam system
perkemihan, maka sudah sepantasnya kita menjaga ginjal kita agar tidak terjadi
berbgai penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan dari fungsi ginjal.
Mengingat pentingnya fungsi dari ginjal tersebut maka dalam kesempatan kali
ini penulis maupun kelompok ingin memaparkan mengenai proses dari system perkemihan
yang mana melibatkan berbagai macam organ yang berkaitan dalam system perkemihan.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian sistem urinaria atau sistem perkemihan
2. Mengetahui susunan sistem perkemihan
3. Mengetahui tahap pembentukan urin

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Urinaria
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya
proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan
oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air
kemih). Sistem Urinaria terdiri atas ginjal yang mengeluarkan sekret, ureter yang
menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kemih, kandung kemih yang bekerja sebagai
penampung dan uretra yang mengeluarkan urine dari kandung kemih.
2.2 Ginjal
2.2.1 Anatomi Makroskopis Ginjal
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium
(retroperitoneal), di depan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar
(transversus abdominis, kuadratus lumborum dan psoas mayor) di bawah hati dan
limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut
kelenjar suprarenal). Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3.
Ginjal pada orang dewasa berukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm,
kira-kira sebesar kepalan tangan manusia dewasa. Berat kedua ginjal kurang dari 1%
berat seluruh tubuh atau kurang lebih beratnya antara 120-150 gram.
Bentuk ginjal seperti biji kacang, dengan lekukan yang menghadap ke dalam.
Jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal
kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal wanita.
Ginjal kanan biasanya terletak sedikit ke bawah dibandingkan ginjal kiri untuk
memberi tempat lobus hepatis dexter yang besar. Ginjal dipertahankan dalam posisi
tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan
lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam guncangan.
a) Struktur Ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa,
terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna coklat gelap, dan medulla
renalis di bagian dalam yang berwarna coklat lebih terang dibandingkan cortex.
Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut
tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla
renalis. Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya
pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus. Pelvis renalis berbentuk corong
yang menerima urin yang diproduksi ginjal.Terbagi menjadi dua atau tiga kaliks
renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga kaliks
renalis minores. Medulla terbagi menjadi bagian segitiga yang disebut piramid.
Piramid-piramid tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-
segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap piramid
membentuk duktus papilaris bellini yang terbentuk dari kesatuan bagian terminal
dari banyak duktus pengumpul.
b).Nefron
Struktur halus ginjal terdiri atas banyak nefron yang merupakan satuan-
satuan fungsionil ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron dalam setiap ginjal.
Setiap nefron mulai sebagai berkas kapiler (badan Malpighi atau glomerulus) yang
erat tertanam dalam ujung atas yang lebar pada urineferus atau nefron. Dari sini
tubulus berjalan sebagian berkelok-kelok dan sebagian lurus. Bagian pertama tubulus
berkelok-kelok dan dikenal sebagai kelokan pertama atau tubula proximal dan sesudah
itu terdapat sebuah simpai, simpai Henle. Kemudian tubula itu berkelok-kelok lagi,
disebut kelokan kedua atau tubula distal, yang bersambung dengan tubula penampung
yang berjalan melintasi kortex dan medula, untuk berakhir dipuncak salah satu
piramidis.
c). Vaskularisasi ginjal
Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi vertebra
lumbalis II. Vena renalis menyalurkan darah kedalam vena kavainferior yang terletak
disebelah kanan garis tengah. Saat arteri renalis masuk kedalam hilus, arteri
tersebut bercabang menjadi arteri interlobaris yang berjalan diantara piramid
selanjutnya membentuk arteri arkuata kemudian membentuk arteriola interlobularis
yang tersusun paralel dalam korteks. Arteri interlobularis ini kemudian membentuk
arteriola aferen pada glomerulus. Glomeruli bersatu membentuk arteriola aferen yang
kemudian bercabang membentuk sistem portal kapiler yang mengelilingi tubulus dan
disebut kapiler peritubular. Darah yang mengalir melalui sistem portal ini akan
dialirkan kedalam jalinan vena selanjutnya menuju vena interlobularis, vena
arkuarta, vena interlobaris, dan vena renalis untuk akhirnya mencapai vena cava
inferior. Ginjal dilalui oleh sekitar 1200 ml darah permenit suatu volume yang sama
dengan 20-25% curah jantung (5000 ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk
keginjal berada pada korteks sedangkan sisanya dialirkan ke medulla. Sifat khusus
aliran darah ginjal adalah otoregulasi aliran darah melalui ginjal arteiol afferen
mempunyai kapasitas intrinsikyang dapat merubah resistensinya sebagai respon
terhadap perubahan tekanan darah arteri dengan demikian
mempertahankan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus tetap konstan.

2.2.2 Fisiologi Ginjal


Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak (sangat
vaskuler) tugasnya memang pada dasarnya adalah “menyaring/membersihkan” darah.
Aliran darah ke ginjal adalah 1,2 liter/menit atau 1.700 liter/hari, darah tersebut
disaring menjadi cairan filtrat sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus.
Cairan filtrat ini diproses dalam Tubulus sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal
menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari.
Fungsi ginjal adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Mengatur Keseimbangan Air dan Elektrolit ( Homeostasis )
Pengaturan keseimbangan air dan elektrolit terjadi karena disintesanya Hormone
Antidiuretika (ADH) oleh korteks ginjal melaui jalur yang disebut Hipotalamic –
Hipofise – Corteks Ginjal Axis yang bekerja mengatur volume air dan kadar
elektrolit menjadi seimbang pada Nefron Ginjal dimana terjadi proses filtrasi,
sekresi dan reabsorpsi dari Air, Natrium, Kalium, Chlorida, Hidrogen ,Bikarbonat,
Magnesium, Calsium dan Fosfat.
2. Fungsi Ekskresi Terhadap Sisa Produk metabolic dan Bahan Kimia Asing Proses
pembuangan sisa produk ditempuh melalui filtrasi ,sekresi dan reabsorpsi dan pada
toxin serta bahan kimiah asing akan mengalami proses filtrasi dan sekresi dan tidak
direarbsorpsi.
3. Fungsi Pengaturan Terhadap Normalitas Tekanan Darah Tubuh
yang dilakukan melalui pengaturan kadar Natrium plasma dan sekresi hormone Renin
dalam Juxtaglomerular Cell
4. Fungsi Erytropoietic, dimana pada keadaan hipoksia akan merangsang ginjal untuk
menyekresi hormone Erytropoietin untuk selanjutnya hormone tersebut akan merangsang
Sumsum tulang Merah dan Putih untuk meproduksi Sel Darah Merah.
5. Fungsi Pengaturan Keseimbangan Asam – Basa tubuh
dilakukan dengan jalan yang pertama adalah : dengan jalan mengeluarkan Asam Fosfat
dan Asam Sulfat yang merupakan hasil metabolisme protein dan yang kedua dengan
jalan menyinpan larutan garam kembali dalam tubuh ketiga dengan jalan menyekresi
ion H+ dan mereabsorpsi ion Bikarbonat.
6. Fungsi Penghasil Vit. D yang penting untuk penyerapan calsium dari usus, tulang
dan dari reabsorpsi ditubulus ginjal, Disintesa dari bahan dasar7-dehidrokolesterol
yang diproduksi oleh Kulit akibat rangsangan dari paparan Sinar UltraViolet
matahari yang cukup. Kemudian oleh organ hati diubah menjadi 25-hydroksi
kolecalsiferol kemudian dalam Tubulus Proksimal Ginjal dengan bantuan Hormon
Paratiroid akan diubah menjadi bentuk 1,25-dihidrokolecalsiferol (1,25-(OH)2-D3)
yang merupakan bentuk aktif dari Vitamin D.
7. Fungsi Sintesa Glucosa, dimana pada kondisi kelaparan, hipotermia dan puasa
ginjal dapat memenuhi kebutuhan glukosa dengan mengaktifkan Jalur Gluconeogenesis
yang kapasitas glukosanya sepadan dengan glukosa yang dihasilkan hati

Mekanisme Pembentukan Urine


1. Filtrasi Glomerulus
Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus, seperti kapiler
tubuh lainnya, kapiler glumerulus secara relatif bersifat impermiabel terhadap
protein plasma yang besar dan cukup permabel terhadap air dan larutan yang lebih
kecil seperti elektrolit, asam amino, glukosa, dan sisa nitrogen. Aliran darah
ginjal (RBF = Renal Blood Flow) adalah sekitar 25% dari curah jantung atau sekitar
1200 ml/menit. Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar 125 ml/menit dialirkan
melalui glomerulus ke kapsula bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi glomerulus
(GFR = Glomerular Filtration Rate). Gerakan masuk ke kapsula bowman’s disebut
filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan tekanan yang terdapat antara
kapiler glomerulus dan kapsula bowman’s, tekanan hidrostatik darah dalam kapiler
glomerulus mempermudah filtrasi dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostatik
filtrat dalam kapsula bowman’s serta tekanan osmotik koloid darah. Filtrasi
glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan-tekanan koloid diata namun juga
oleh permeabilitas dinding kapiler.
2. Reabsorpsi tubulus
Zat-zat yang difilltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu : non elektrolit,
elektrolit dan air. Setelah filtrasi langkah kedua adalah reabsorpsi selektif zat-
zat tersebut kembali lagi zat-zat yang sudah difiltrasi.
3. Sekresi tubulus
Sekresi tubular melibatkan transfor aktif molekul-molekul dari aliran darah melalui
tubulus kedalam filtrat. Banyak substansi yang disekresi tidak terjadi secara
alamiah dalam tubuh (misalnya penisilin). Substansi yang secara alamiah terjadi
dalam tubuh termasuk asam urat dan kalium serta ion-ion hidrogen. Pada tubulus
distalis, transfor aktif natrium sistem carier yang juga telibat dalam sekresi
hidrogen dan ion-ion kalium tubular. Dalam hubungan ini, tiap kali carier membawa
natrium keluar dari cairan tubular, cariernya bisa hidrogen atau ion kalium kedalam
cairan tubular “perjalanannya kembali” jadi, untuk setiap ion natrium yang
diabsorpsi, hidrogen atau kalium harus disekresi dan sebaliknya. Pilihan kation
yang akan disekresi tergantung pada konsentrasi cairan ekstratubular (CES) dari
ion-ion ini (hidrogen dan kalium). Pengetahuan tentang pertukaran kation dalam
tubulus distalis ini membantu kita memahami beberapa hubungan yang dimiliki
elektrolit dengan lainnya. Sebagai contoh, kita dapat mengerti mengapa bloker
aldosteron dapat menyebabkan hiperkalemia atau mengapa pada awalnya dapat terjadi
penurunan kalium plasma ketika asidosis berat dikoreksi secara theurapeutik.

2.3 Ureter
Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder yang menghantarkan urin
dari ginjal menuju kandung kemih. Panjang ureter adalah sekitar 20-30 cm dengan
diameter maksimum sekitar 1,7 cm di dekat kandung kemih dan berjalan dari hilus
ginjal menuju kandung kemih. Ureter dibagi menjadi pars abdominalis, pelvis,dan
intravesikalis. Ureter adalah saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung
kemih. Ureteritis adalah infeksi pada salah satu atau kedua ureter.
2.3.1 Cara Kerja Ureter
Ureter merupakan bagian dari traktus urinarius (salurahan perkemihan) yang terdiri
dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal (tepatnya setelah pelvis
renalis) ke kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan
penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen (pars
abdominalis) dan sebagian terletak dalam rongga pelvis (pars pelvina) sebelah kanan
dan kiri.Selain itu ada juga sebagian kecil porsi yang menembus vesica urinaria
(pars vesicae).
Saluran ini menyempit di 3 tempat :
- Proksimal ureter, pada Pelvis Renalis
- Saat melewati pinggiran pelvis/panggul
- Distal ureter, pada saat memasuki Vesica Urinaria
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan
dilapisi oleh pedtodinium. Lapisan dinding ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit
sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika
urinaria).Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh
ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke
dalam kandung kemih.

2.4 Kandung Kemih


Kandung kemih, dalam anatomi binatang menyusui, adalah organ tubuh yang
mengumpulkan air kencing yang dikeluarkan oleh ginjal sebelum dibuang. Air kencing
memasuki kandung kemih lewat ureter dan keluar lewat uretra. Kandung kemih
merupakan salah satu organ tubuh yang berbentuk tabung, terdiri dari lapisan otot
(otot detrusor) yang bekerja membawa hasil metabolisme yang tak terpakai keluar
tubuh. Fungsinya adalah sebagai penampung urin yang dapat menampung kira-kira
sebanyak dua cangkir cairan. Pada saat Anda berkemih, maka urin akan turun melalui
saluran yang disebut uretra dan keluar dari tubuh.
Saluran kemih (termasuk ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra) dapat mengalami
trauma akibat luka tembus (tusuk), trauma tumpul, terapi penyinaran, cedera panggul
(akibat kecelakaan kendaraan bermotor dengan kecepatan tinggi atau terjatuh) serta
pembedahan (terjadi secara tak sengaja yang melibatkan panggul atau perut bagian
bawah seperti hysterectomy, operasi cesar, atau colectomy).

2.4.1 Cara mencegah Infeksi Kandung Kemih


Untuk menghilangkan atau mengurangi cairan yang tidak berguna lagi bagi tubuh,
biasanya akan dibuang melalui cairan urin. Bahkan beberapa orang ada yang sengaja
mengonsumsi pil pelancar buang air kecil untuk menghilangkan lemak dan racun dalam
tubuh.Melalui urin yang dikeluarkan dari kandung kemih, racun dan zat-zat yang
tidak berguna lagi bagi tubuh dikeluarkan dengan cara alami. Pengeluaran urin yang
lancar, menurut penelitian kesehatan bisa mengurangi nyeri menjelang haid dan
mencegah beberapa penyakit serius seperti jantung dan darah tinggi.Untuk
memperlancar buang air kecil, Anda sebenarnya tidak perlu mengonsumsi pil diuretik.
Anda bisa mengonsumsi bahan-bahan alami agar pembuangan urin lebih lancar, dan
mencegah infeksi kandung kemih.

2.5 Uretra
Dalam anatomi, uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih
ke lingkungan luar tubuh. Sel epitel dari uretra dimulai sebagai sel transisional
setelah keluar dari kantung kemih. Sepanjang uretra disusun oleh sel epitel
bertingkat torak, kemudian sel bertingkat kubis di dekat lubang keluar. Terdapat
pula kelenjar uretra kecil yang menghasilkan lendir untuk membantu melindungi sel
epitel dari urin yang korosif. Uretra berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada
sistem kemih atau ekskresi dan sistem seksual. Pada pria, berfungsi juga dalam
sistem reproduksi sebagai saluran pengeluaran air mani.

2.5.1 Uretra Pada Wanita


Pada wanita, panjang uretra sekitar 2,5 sampai 4 cm dan terletak di antara klitoris
dan pembukaan vagina. Pria memiliki uretra yang lebih panjang dari wanita. Artinya,
wanita lebih berisiko terkena infeksi kantung kemih atau sistitis dan infeksi
saluran kemih.

2.5.2 Uretra pada pria


Pada pria, panjang uretra sekitar 20 cm dan berakhir pada akhir penis. Uretra pada
pria dibagi menjadi 4 bagian, dinamakan sesuai dengan letaknya:
· pars pra-prostatica, terletak sebelum kelenjar prostat.
· pars prostatica, terletak di prostat, Terdapat pembukaan kecil, dimana
terletak muara vas deferens.
· pars membranosa, sekitar 1,5 cm dan di lateral terdapat kelenjar
bulbouretralis.
· pars spongiosa/cavernosa, sekitar 15 cm dan melintas di corpus spongiosum
penis.

2.6 Urine
Urine adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian
akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Komposisi urine, terdiri dari:
1. Kira-kira 95% air.
2. Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak dan
kreatinin.
3. Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.
4. Pagmen (bilirubin dan urobilin).
5. Toksin
6. Hormon
Ciri-Ciri Urin Normal
1. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah
cairan yang masuk.
2. Warnanya bening oranye tanpa ada endapan.
3. Baunya tajam.
4. Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.
5. Berat jenis berkisar dari 1010 sampai 1025.

2.7 Unsur-unsur Abnormalitas


Apabila proses kimia yang terjadi di dalam tubuh tidak berlangsung secara efisien
maka menyebabkan munculnya substansi yang biasanya tidak ada dalam urine atau unsur
normal dapat muncul dalam jumlah yang abnormal.
a. Albuminuria adalah adanya albumin dan protein lain dalam jumlah besar di
urine. Terjadinya albuminuria menunjukkan terjadinya kerusakan pada alat filtrasi
dalam ginjal.
b. Nefritis adalah kerusakan pada glomelorus akibat infeksi kuman, biasanya
karena bakteri Streptococcus. Akibat nefritis ini seseorang akan menderita uremia
(masuknya kembali asam urine dan urea ke pembuluh darah) dan edema (penimbunan air
di kaki karena reabsorpsi air terganggu).
c. Poliuria yaitu urine yang dikeluarkan oleh tubuh amat banyak dan encer
karena kemampuan nefron untuk mengadakan reabsorpsi sangat rendah atau gagal.
d. Oliguria adalah bila urine yang dihasilkan sangat sedikit karena kerusakan
ginjal secara total.
e. Batu ginjal terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga
ginjal, saluran ginjal, atau kandung kemih.
f. Glikosuria adalah adanya glukosa dalam urine.
g. Hematuria adalah ditemukannya sel darah merah pada urine.
h. Ketosis adalah adanya keton dalam jumlah besar di dalam urine
Selain gangguan tersebut ginjal juga dapat dipengaruhi oleh hormon, antara lain
sebagai berikut :
a. Diabetes melitus atau kencing manis adalah suatu penyakit karena adanya
gula dalam urine akibat tingginya kadar gula darah. Tingginya kadar gula darah
disebabkan karena kekurangan hormon insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas.
b. Diabetes insipidus adalah penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan
hormon Antidiuretika ( ADH ), sehingga penderitanya mengeluarkan urine terlalu
banyak.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa :
- Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan
oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang
tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan dikeluarkan berupa urin (air
kemih).
- Sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin,
b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c)
satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin
dikeluarkan dari vesika urinaria.
- Tahap pembentukan urin yaitu Pertama, proses Filtrasi ,di glomerulus
terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali
protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari
glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus
ginjal. cairan yang di saring disebut filtrate gromerulus. Kedua, proses
Reabsorbsi. Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa,
sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif
(obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. sedangkan pada tubulus distal terjadi
kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan
terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla
renalis. Ketiga, proses sekresi. Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di
tubulus distal dialirkan ke papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II. Jakarta: EGC
Pearce, Efelin C. 2006. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai