Anda di halaman 1dari 30

DIET PADA KEHAMILAN DENGAN KOMPLIKASI

Disusun Oleh:

NAMA: Nabila Afilia

NIM: 88190016

UNIVERSITAS ADHIRAJASA RESWARA SANJAYA

TAHUN AJARAN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Diet Ibu Hamil pada Hiperemesis, Pre eklamsia dan Penyakit saluran cerna
dengan lancar.
Maksud dan tujuan saya menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah IDK III serta menambah pengetahuan tentang macam–macam diet ibu
hamil khususnya pada ibu hamil dengan hiperemesis, pre eklamsia dam penyakit
saluran cerna kepada pembaca. Hal ini karena banyak yang tidak mengetahui
bagaimana cara penanganannya pada ibu hamil sehingga dapat membahayakan
jiwa ibu hamil maupun janin yang di kandungnya.
Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan
karena kurangnya pengetahuan dan terbatasnya referensi yang saya dapatkan,
sehingga kami memerlukan saran dan kritik yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Saya mengharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat pengetahuan
bagi pembaca.

Jakarta,30 April 2020

Nabila Afilia

ii
Daftar Isi
BAB I....................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.................................................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................................................3

C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................3

D. Ruang Lingkup........................................................................................................................3

E. Sistematika Penulisan..............................................................................................................3

F. Manfaat Penulisan...................................................................................................................4

BAB II..................................................................................................................................................5

TINJAUAN TEORI............................................................................................................................5

A. Diet Hiperemesis......................................................................................................................5

1. Definisi..................................................................................................................................5

2. Tujuan..................................................................................................................................5

3. Indikasi Pemberian Diet......................................................................................................5

4. Prinsip..................................................................................................................................6

5. Syarat Syarat Diet Hiperemesis.........................................................................................7

6. Macam - macam Pemberian Diet Hiperemesis.................................................................8

B. Diet Preeklamapsia................................................................................................................13

1. Definisi................................................................................................................................13

2. Tujuan................................................................................................................................14

3. Penyebab Preklamsia :......................................................................................................14

4. Indikasi Pemberian Diet....................................................................................................15

5. Prinsip................................................................................................................................15

6. Syarat Syarat Diet Preeklamasia.....................................................................................16

7. Macam - macam Diet Preeklamasia.................................................................................16

Diet Pada Penyakit Saluran Cerna...................................................................................................22

iii
BAB III..................................................................................................................................................26

PENUTUP.............................................................................................................................................26

A. Kesimpulan.............................................................................................................................26

B. Saran.......................................................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................28

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah hal yang patut disyukuri. Tak heran, bila Ibu seringkali
menjalani tahapan demi tahapan kehamilan dengan antusias. Namun
saking antusiasnya, tak jarang Ibu salah kiprah dalam menyikapinya.
Karena beranggapan bahwa ibu hamil harus mengkonsumsi makanan
dengan porsi makan untuk dua orang (ibu dan janin), Ibu seringkali
menambah porsi makan Ibu secara berlebihan, tanpa terlalu
memperhatikan kualitas dari makanan itu sendiri. Padahal makan rasional
dengan kuantitas dan kualitas yang sama seimbangnya lebih dianjurkan.

Apa yang dimaksud dengan makanan yang seimbang kuantitas dan


kualitasnya? Makanan yang seimbang kuantitas maupun kualitasnya
adalah makanan yang mencakup semua zat gizi yang dibutuhkan
(karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral, serta air) dalam jumlah
kalori yang sesuai dengan kebutuhan Ibu selama kehamilan. Maka dari itu,
sebelum menentukan pola makan, Ibu perlu memahami dan mengenali
terlebih dahulu kondisi tubuh Ibu, serta kebutuhan-kebutuhan Ibu maupun
janin dalam kandungan. Pada kehamilan trimester pertama Ibu masih
menyesuaikan diri dengan kehamilannya. Namun sekalipun Ibu
mengalami muntah-muntah, sebaiknya Ibu tidak mengurangi porsi dan
kualitas makanan, karena apabila pada masa trimester pertama ini Ibu
hamil mengalami kekurangan zat gizi tertentu, bukan tak mungkin akan
menyebabkan gagalnya pembentukan otak dan organ-organ penting
lainnya pada janin, yang bisa menyebabkan cacat bawaan.

Mengingat pentingnya gizi di awal kehamilan, Ibu perlu memasukkan gizi


seimbang, seperti kalori, protein, serat, kalsium, zat besi dan air dalam
menu sehari-hari. Selain itu, Ibu perlu menambahkan beberapa vitamin

1
dan mineral penting yang sangat dibutuhkan janin di awal
kehidupannya.Golongan yang paling rentan terhadap kekurangan gizi
adalah ibu hamil, bayi, dan balita. Pada kehamilan, selain terjadi
perubahan fisiologis juga disertai perubahan psikologis. Psikologis
memegang peranan yang penting dalam timbulnya hiperemesis seperti:
Beberapa dampak lain dari terjadinya kondisi hiperemesis gravidarum
pada wanita hamil yaitu dapat terjadi perdarahan berupa bercak padaotak,
perdarahan sub endokardial pada jantung, pucat-degenerasi pada tubuli
kontorti ginjal dan kemungkinan adanya hepar pada tingkat ringan.

Penanganan yang dapat dilakukan pada kondisi tersebut salah satunya


dengan cara memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada
ibu-ibu dan pengaturan makanan (diet) yang tepat dengan maksud
menghilangkan rasa takut dan menghilangkan rasa psikis. Selain
perdarahan dan infeksi dan kondisi-kondisi non fisiologis, pre-eklampsia
dan eklampsia juga merupakan penyebab kematian ibu dan perinatal yang
tinggi terutama di negara berkembang. Kematian karena eklampsia
meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat pre-eklampsia berat.
Oleh karena itu, menegakkan diagnosis dini pre-eklampsia dan mencegah
agar jangan berlanjut menjadi eklampsia merupakan tujuan pengobatan.
Diperkirakan pre-eklampsia terjadi 5% kehamilan, lebih sering ditemukan
pada kehamilan pertama. Juga pada wanita yang sebelumnya menderita
tekanan darah tinggi atau menderita penyakit pembuluh darah. Karena itu
kejadian kejang ini harus dihindarkan. Maka apabila pre eklampsia tidak
diobati secara tepat bisa berakibat fatal, yaitu kematian bayi yang
dikandung, bahkan termasuk ibunya sendiri.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan hiperemesis gravidarum?


2. Bagaimanakah diet komplikasi kehamilan berupa hiperemesis?
3. Bagaimanakah diet komplikasi kehamilan berupa preeklamsia?

2
4. Bagaimanakah diet komplikasi kehamilan berupa penyakit saluran
cerna?

C. Tujuan Penulisan

1. TujuanUmum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah IDK III dan untuk menambah
pengetahuan mahasiswa tantang diet ibu hamil dengan hyperemesis,
preeklamsia dan penyakit saluran cerna.

2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui bagaimanakah diet komplikasi kehamilan
berupa hiperemesis?
b. Untuk mengetahui bagaimanakah diet komplikasi kehamilan
berupa preeklamsia?
c. Untuk menetahui bagaimanakah diet komplikasi kehamilan berupa
penyakit saluran cerna?

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari pembahasan masalah dalam makalah ini ialah segala
sesuatu yang berkenaan dengan diet Hyperemesis, diet Preeklampsia dan
penyakit saluran cerna.

E. Sistematika Penulisan
Makalah ini tersusun berdasarkan bahasa EYD (Ejaan Yang
Disempurnakan). Makalah ini terdiri atas 3 BAB yaitu: BAB 1:
Pendahuluan, BAB 2: Tinjauan Teori, BAB 3: Penutup.

F. Manfaat Penulisan
1. Makalah ini dibuat untuk memberikan informasi - informasi bagi
pembaca
2. Untuk mengetahui apa itu hiperemesis

3
3. Untuk mengetahui apa saja macam - macam diet komplikasi kehamilan
berupa hyperemesis,preeklamsia dan penyakit saluran cerna

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Diet Hiperemesis

1. Definisi

Hiperemesis adalah suatu keadaan pada awal kehamilan (sampai tri


semester II) yang ditandai dengan rasa mual dan muntah yang berlebihan
dalam waktu relative lama. Keadaan ini bila tidak diatasi dapat menyebabkan
dehidrasi dan penurunan berat badan. Ciri khas diet hyperemesis adalah pada
penekanan pemberian makanan sumber karbohidrat kompleks, terutama pada
pagi hari serta menghindari makanan yang berlemak dan goreng-gorengan
untuk menekan rasa mual dan muntah. Pemberian makan dan minum
sebaiknya berjarak.

2. Tujuan
Tujuan Diet Hiperemesis adalah untuk :
a. Mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis.
b. Secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang
cukup.

3. Indikasi Pemberian Diet


a. Diet Hiperemesis I
Diet Hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis berat
b. Diet Hiperemesis II
Diet Hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah sudah
berkurang.
c. Diet Hyperemesis III
Diet Hiperemesis III diberikan kepada pasien dengan hiperemesis
ringan.

5
Makanan yang dianjurkan untuk Diet Hiperemesis I, II dan III adalah
sebagai berikut
a. Roti Panggang, Biskuit, Krekers.
b. Buah Segar, Sari Buah.
c. Minuman Botol Ringan, Sirop, Kaldu Tak Berlemak, Teh, dan Kopi
Encer.

Makanan yang tidak dianjurkan untuk Diet Hiperemesis I, II dan III adalah
sebagai berikut :
a. Makanan yang merangsang saluran cerna dan berbumbu tajam
b. Bahan makanan yang mengandung alcohol, kopi dan yang
mengandung zat tambahan ( pengawet, pewarna dan bahan penyedap ).

4. Prinsip
a. Hiperemesis adalah suatu keadaan pada awal kehamilan (sampai trimester
II) yang ditandai dengan rasa mual dan muntah yang  berlebihan dalam
waktu yang relative lama.
b.  Penyebab Hyperemesis Gravidarum belum pasti, dengan penyebab multi
faktor diantaranya :
1) Faktor endokrin yaitu meningkatnya hormon estrogen dan
progresteron
2) Faktor Psikologi
3) Faktor Gastrointestinal
c. Pada kehamilan Normal ditemukan keluhan mual dan muntah yang akan
berkurang dan hilang pada akhir trimester I.
d. Pada Hyperemesis Gravidarum ditemukan keluhan mual dan muntah yang
berlebihan sehingga menyebabkan keadaan umum ibu hamil buruk jika hal
ini sampai terjadi maka ibu hamil membutuhkan terapi diit.
e.  Pengelolaan Penderita :
1) Isolasi dalam ruang dan suasana tenang
2) Terapi obat dan cairan infus
3) Terapi psikologis

6
4) Terapi diit, baik parenteral dan oral.

5. Syarat Syarat Diet Hiperemesis

Syarat syarat Diet Hiperemesis adalah :

a. Karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energy total.


b. Lemak rendah, yaitu < 10% dari kebutuhan energy total.
c. Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energy total.
d. Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan disesuaikan
dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari.
e. Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran cerna, dan diberikan
sering dalam porsi kecil.
f. Bila makan pagi dan siang sulit diterima, dioptimalkan makan malam
dan selingan malam.
g. Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien.

6. Macam - macam Pemberian Diet Hiperemesis


Ada tiga macam diet hiperemesis, yaitu :
a. Diet Hiperemesis I
Diet Hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis berat.
Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi
bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanan, tetapi 1-2 jam sesudahnya. Semua zat gizi pada makanan ini
kurang kecuali vitamin C, sehingga hanya diberikan selama beberapa
hari.

b. Diet Hiperemesis II
Diet Hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah sudah
berkurang. Secara berangsur mulai diberikan bersama makanan.
Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi
kebutuhan gizi, kecuali kebutuhan energi.

7
c. Diet Hyperemesis III
Diet Hiperemesis III diberikan kepada pasien dengan hiperemesis
ringan. Sesuai dengan kesanggupan pasien, minuman boleh diberikan
bersama makanan. Makanan ini cukup energi dan semua zat gizi.

DIET HIPEREMESIS I DIET HIPEREMESIS II DIET HIPEREMESIS


BAHAN
III
MAKANAN
Berat (g) Urt Berat (g) Urt Berat (g) urt
Beras - - 150 3 gls nasi 200 4 gls nasi
Roti 120 6 iris 80 4 iris 80 4 iris
Biscuit - - 20 2 bh 40 4 bh
Daging - - 100 2 ptg sdg 100 2 ptg sdg
Telur Ayam - - 50 1 btr 200 1 btr
Tempe - - 50 2 ptg sdg 100 2 ptg sdg
Sayuran - - 150 1 ½ gls 150 1 ½ gls
Buah 700 7 ptg sdg 400 4 ptg sdg 400 4 ptg sdg
pepaya pepaya pepaya
Minyak - - - - 10 1 sdm
Margarin - - 10 1 sdm 20 2 sdm
Jam 30 3 sdm 20 2 sdm 20 2 sdm
Gula pasir 50 5 sdm 30 3 sdm - -
Susu - - - - 200 1 gls
BAHAN MAKANAN SEHARI

Nilai Gizi pada Hiperemesis :

DIET DIET DIET HIPEREMESIS


HIPEREMESIS I HIPEREMESIS II III
Energi (kkal) 1100 1700 2300
Protein (g) 15 57 73
Lemak (g) 2 33 59
Karbohidrat (g) 259 293 368
Kalsium (mg) 100 300 400
Besi (mg) 9,5 17,9 24,3
Vitamin A (RE) 542 2202 2270
Tiamin (mg) 0,5 0,8 1,0
Vitamin C (mg) 283 199 199
Natrium (mg) - 267 362

8
Diet Hiperemesis II & III

Waktu Bahan Diet Hiperemesis II Diet Hiperemesis III


Makanan Berat (g) urt Berat (g) urt
Pagi Roti 40 2 iris 50 1 gls tim
Telur ayam 50 1 btr 50 1 btr
Margarin 5 ½ sdm 10 1 sdm
Jam 10 1 sdm 10 1 sdm

10.00 Buah 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdg


pepaya pepaya
Gula Pasir 10 1 sdm 10 1 sdm
Biscuit - - 20 2 bh

Siang Beras 75 1 gls tim 75 1 ½ gls tim


Daging 50 1ptg sdg 50 1 ptg sdg
Tahu 50 ½ bh bsr 100 1 bh bsr
Sayuran 75 ¾ gls 75 ¾ gls
Buah 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdg
pepaya pepaya
Minyak - - 5 ½ sdm

16.00 Buah 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdg


papaya pepaya
Gula pasir 10 1 sdm 20 2 sdm
Biskuit 20 2 bh 20 2 bh
Agar - - 2 ½ sdm
Susu - - 200 1 gls

Malam Beras 75 1 gls nasi 100 ½ gls tim


Ayam 50 1 ptg sdg 50 1 ptg sdg
Tempe 25 1 ptg sdg 50 2 ptg sdg
Sayuran 75 ¾ gls 75 ¾ gls
Buah 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdg
pepaya pepaya

20.00 Roti 40 2 iris 40 2 iris

Margarin 5 ½ sdm 10 1 sdm

9
Jam 10 1 sdm 10 1 sdm
Gula pasir 10 1 sdm 10 1 sdm

PEMBAGIAN BAHAN MAKANAN SEHARI :

Contoh Menu Sehari

Diet Hiperemesis I

Waktu Bahan Makanan urt

Pukul 08.00 Roti panggang 2 iris

Jam 1 sdm

Pukul 10.00 Air jeruk 1 gls

Gula pasir 1 sdm

Pukul 12.00 Roti panggang 2 iris

Jam 1 sdm

Papaya 2 ptg sdg

Gula pasir 1 sdm

Pukul 16.00 Papaya 1 ptg sdg

Pukul 18.00 Roti panggang 2 iris

Jam 1 sdm

Pisang 1 bh sdg

Gula pasir 1 sdm

Pukul 20.00 Air jeruk 1 gls

Gula pasir 1 sdm

10
Diet Hiperemesis II

Pagi Siang Malam

Roti panggang isi jam Nasi Nasi


telur rebus
Perkedel daging panggang Ayam & tempe bb.
Semur
Tahu bacem
Setup wortel
Setup bayam
pisang
Papaya

Pukul 10.00 Pukul 16.00 Pukul 20.00

Selada buah Roti panggang isi jam


Selada buah Teh
Biskuit

Singkatan: URT = Ukuran Rumah Tangga

ptg = Potong

sdm = sendok makan

sdg = sedang

gls = gelas

btr = butir

B. Diet Preeklamapsia

1. Definisi

Diet merupakan pengaturan pada pola makan. Tentu pada penyakit


preeklamasia yang terjadi pada ibu hamil ini , diet sangat penting. Pola

11
pengaturan diet ini dapat diterapkan dengan diet I preeklamasia hingga diet
preeklamasia III.

Pre-eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema


akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan. Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang atau koma
yang timbul bukan akibat kelainan neurologi. Menurut kamus saku
kedokteran Dorland, preeclampsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut
yang ditandai oleh hipertensi,edema, dan proteinuria. Eklampsia adalah
konvulsi dan koma, jarang koma saja, yang terjadi pada wanita hamil atau
dalam masa nifas dengan disertai hipertensi, edema dan atau proteinuria.

Penyakit ini biasanya timbul pada Triwulan ke-3 kehamilan tetapi dapat
timbul sebelumnya, misalnya pada Mola Hidatosa. Hipertensi biasanya
timbul lebih dahulu dari pada tanda-tanda lain. Preeklamasia merupakan
sindrom yang terjadi pada saat kehamilan masuk pada minggu kedua puluh
dengan tanda dan gejala seperti hipertensi, proteinuria, kenaikan berat badan
yang cepat ( karena edema ), mudah timbul kemerah – merahan, mual,
muntah, pusing, nyeri lambung, oliguria, gelisah dan kesadaran menurun. Ciri
khas diet ini adalah memperhatikan asupan garam dan protein.

2. Tujuan
Tujuan Diet Preeklamasia adalah untuk :
a. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal.
b. Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal.
c. Mencegah dan mengurangi retensi garam atau air.
d. Mencapai keseimbangan nitrogen.
e. Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal.
f. Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor risiko lain atau penyulit
baru pada saat kehamilan atau setelah melahirkan.
3. Penyebab Preklamsia :

Pre-eklamsi dulunya dikenal sebagai toksemia, karena diperkirakan


adanya racun dalam aliran darah ibu hamil. Meski teori sudah dibantah, tetapi

12
penyebab preeklamsia hingga kini belum diketahui. Penyebab lain yang
diperkirakan terjadi, adalah :

a. Kelainan aliran darah menuju rahim


b. Kerusakan pembuluh darah
c. Masalah dengan sistim ketahanan tubuh
d. Diet atau konsumsi makanan yang salah.
4. Indikasi Pemberian Diet
a. Diet Preeklemsia I
Diberikan kapada penderita dengan preeklamsi berat.
b. Diet Preeklemsia II
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Preklamsia I atau
kepada penderita Preklamsia yang penyakitnya tidak begitu berat.
c. Diet Preklamasia III
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet Preeklamasia II atau
kepada penderita dengan preeklamasi ringan.
5. Prinsip
Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak.
Kurangi garam apabila berat badan bertambah atau edema. Makanan
berorientasi pada empat sehat lima sempurna. Untuk meningkatkan jumlah
protein dengan tambahan satu butir telur setiap hari.
a. Preeklamsia 1
1) Makanan diberikan dalam bentuk cair terdiri dari susu dan sari
buah.
2) Diet ini hanya diberikan 1-2 hari.
b. Preeklamsia 2
1) Makanan dalam bentuk saring atau lunak.
2) Diet rendah garam I
c. Preeklamsia 3
1) Mengandung protein tinggi.
2) Rendah garam

6. Syarat Syarat Diet Preeklamasia

13
Syarat syarat Diet Preeklamasia adalah :

a. Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan
diberikan secara berangsur, sesuai dengan kemampuan pasien menerima
makanan. Penambahan energy tidak lebih dari 300 kkal dari makanan
atau diet sebelum hamil.
b. Garam diberikan rendah sesuai dengan berat-ringannya retensi garam
atau air. Penambahan berat badan diusahakan di bawah 3 kg/bulan atau
di bawah 1 kg/minggu.
c. Protein tinggi ( 1 ½ - 2 g/kg berat badan )
d. Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal dan
lemak tidak jenuh ganda.
e. Vitamin cukup, vitamin C dan B6 diberikan sedikit lebih tinggi.
f. Mineral cukup terutama kalsium dan kalium.
g. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien.
h. Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria, cairan dibatasi
dan disesuaikan dengan cairan yang keluar melalui urin, muntah, keringat
dan pernapasan.

7. Macam - macam Diet Preeklamasia


a. Diet Preeklemsia I
Diberikan kapada penderita dengan preeklamsi berat. Makanan
hanya terdiri dari susu dan buah-buahan. Jumlah cairan diberikan paling
sedikit 1500 ml sehari per oral, dan kekurangan diberikan secara
parenteral. Makanan ini kurang kalori dan semua zat-zat gizi kecuali
kalsium, vitamin A dan C, oleh karena itu hanya diberikan selama 1-2 hari
saja.
b. Diet Preeklemsia II
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Preklamsia I
atau kepada penderita Preklamsia yang penyakitnya tidak begitu berat.
Makanan berbentuk lunak dan diberikan sebagai Diet Rendah Garam I.
Makanan ini rendah kalori, kalsium dan cukup zat gizi lain.
c. Diet Preklamasia III

14
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Preeklamasia II
atau kepada penderita dengan preeklamasi ringan. Makanan mengandung
protein tinggi dan garam rendah dan diberikan berbentuk lunak atau biasa.
Makanan ini cukup semua zat-zat gizi. Jumlah kalori harus disesuaikan
dengan kenaikan berat badan yang tidak boleh lebih dari 1 kg tiap bulan.
Pre Eklamsi Ringan, bila disertai keadaan berikut :
1) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih pada posisi berbaring
telentang atau kenaikan distolik 15 mmHg atau lebih, kenaikan
sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya
pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, atau sebaiknya 6
jam.
2) Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka, atau kenaikan beratbadan
1 kg atau lebih per minggu.
3) Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1 + atau 2
+ pada urin kateter atau midstream.

Pre Eklamsi berat, bila disertai keadaan sebagai berikut :


1) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
2) Proteinuria 5 gr atau lebih per liter.
3) Oligueria, yaitu jumlah urin yang kurang dari 500 cc per 24 jam.
4) Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigas-
trium.
5) Terdapat edema paru dan sianosis.

Untuk mencegah terjadinya pre eklamsia ringan dan berat dapat dilakukan
nasehat tentang kesehatan kehamilan dan berkaitan dengan Diet makanan.

DIET PREEKLAMASIA I DIET PREEKLAMASIA DIET


BAHAN
II PREEKLAMASIA III
MAKANAN
Berat (g) Urt Berat (g) Urt Berat (g) urt
Beras - - 150 3 gelas tim 200 4 gelas tim
Telur - - 50 1 butir 50 1 butir
Daging - - 100 2 potong 100 2 potong
sedang sedang
Tempe - - 50 2 potong 100 4 potong

15
sedang sedang
Sayuran - - 200 2 gelas 200 2 gelas
Sari buah atau 1000 5 gelas 400 4 potong 400 4 potong
buah sedang sedang
papaya papaya
Gula pasir 80 8 sdm 30 3 sdm 30 3 sdm
Minyak - - 15 1 ½ sdm 25 2 ½ sdm
nabati
Susu bubuk 75 15 sdm 25 5 sdm 50 10 sdm
TABEL BAHAN MAKANAN SEHARI

susu khusus ibu hamil. Bila di berikan susu biasa, energy hanya sebagian yang
terpenuhi.

Nilai Gizi pada Preeklamsia :

DIET DIET DIET


PREEKLAMASIA I PREEKLAMASIA II PREEKLAMASIA III
Energi (kkal) 1032 1604 2128
Protein (g) 20 56 80
Lemak (g) 19 44 63
Karbohidrat (g) 211 261 305
Kalsium (mg) 600 500 800
Besi (mg) 6,9 17,3 24,2
Vitamin A (RE) 750 2796 3035
Tiamin (mg) 0,5 0,8 1
Vitamin C (mg) 242 212 213
Natrium (mg) 286 248 403

Diet Preeklamsia II & III

Waktu Bahan Diet Preeklampsia II Diet Preeklampsia III


Makanan Berat urt Berat (g) urt
(g)
Pagi Beras 50 1 gls tim 50 1 gls tim
Telur ayam 50 1 btr 50 1 btr

Sayuran 50 ½ gls 50 ½ gelas


Minyak 5 ½ sdm 5 ½ sdm
Susu bubuk 25 5 sdm 25 5 sdm

16
Gula pasir 10 1 sdm 10 1 sdm

10.00 Buah 100 1 ptg 100 1 ptg


papaya sdg pepaya sdg

Gula Pasir 10 1 sdm 10 1 sdm

Siang Beras 50 1 gls tim 75 1 ½ gls tim


Daging 50 1ptg sdg 50 1 ptg sdg
Tahu 50 ½ bh bsr 100 1 bh bsr
Sayuran 75 ¾ gls 75 ¾ gls
Buah 100 1 ptg 100 1 ptg
pepaya sdg pepaya sdg

Minyak 5 ½ sdm 10 1 sdm

16.00 Buah 100 1 ptg 100 1 ptg


pepaya sdg pepaya sdg

Gula pasir 10 1 sdm 10 1 sdm


Susu bubuk - - 25 5 sdm

Malam Beras 50 1 gls tim 75 1 ½ gls tim

Ikan 50 1 ptg sdg 50 1 ptg sdg


Tempe 25 1 ptg sdg 50 2 ptg sdg
Sayuran 75 ¾ gls 75 ¼ gls
Buah 100 1 ptg 100 1 ptg
pepaya sdg pepaya sdg

Minyak 5 ½ sdm 10 1 sdm

PEMBAGIAN BAHAN MAKANAN SEHARI :

Contoh Menu Sehari

Diet Preeklamsia I

Pukul 06.00 The 1 gls

Pukul 08.00 Sari tomat 1 gls

17
Susu

Pukul 10.00 Sari jeruk 1 gls

Pukul 13.00 Sari alpukat 1 gls

Susu

Pukul 16.00 Sari tomat susu 1 gls

Pukul 18.00 Sari papaya 1 gls

Sari jeruk

Pukul 20.00 The 1 gls

Susu

Diet Preeklamsia II

Pagi Siang Malam

Nasi Telur Ceplok Air Nasi tim Nasi tim

Tumis Kacang panjang Daging bumbu terik Ikan bumbu kuning

Taoge Tempe bacem Gadon tahu

Susu Pisang Jeruk

Pukul 10.00 Pukul 16.00

Selada buah Jeruk teh

Singkatan: URT = Ukuran Rumah Tangga

ptg = Potong

18
sdm = sendok makan

sdg = sedang

gls = gelas

btr = butir

Diet Pada Penyakit Saluran Cerna

1. Definisi
Saluran cerna adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna
makanan, mengabsorbsi zat-zat gizi, dan mengekskresi sisa-sisa
pencernakan.Saluran cerna terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar dan anus.Pada beberapa penyakit, diet berperan
sebagai penunjang dalam terapi bahkan menjadi terapi utama.Pada
penyakit saluran cerna, terapi gizi merupakan salah satu hal yang
diperlukan untuk mempertahankan status gizi pasien.Gangguan
pencernakan dan absorbsi dapat terjadi pada proses menelan,
mengosongkan lambung, absorbsi zat gizi, dan proses buang air besar
(defekasi).Menurut lokasinya, penyakit saluran cerna di bagi dalam 2
kelompok yaitu penyakit saluran cerna atas dan penyakit saluran cerna
bawah.
2. Penyakit saluran cerna atas
Gangguan pada saluran cerna atas yang terdiri dari mulut,esofagus dan
lambung yang memiliki implikasi gizi yang memerankan fungsi mekanis
dan kimia dalam proses pencernaan.Gangguan yang terjadi pada saluran
cerna bagian atas sebagian besar berakibat terhadap asupan makan dan
toleransi terhadap tekstur serta jenis makanan tertentu.Gejala yang timbul
dan berhubungan dengan asupan diantaranya tidak nafsu makan, rasa
kenyang pada awal makan, kesulitan mengunyah serta menelan, mual,
muntah dan perasaan terbakar pada bagian dada.Hal tersebut dapat
berakibat pada kondisi penurunan berat badan,aspirasi pneumonia serta
diare.

19
Penyakit-penyakit dengan gangguan saluran cerna bagian atas
antara lain :
‒ Gastroesofageal Reflux Disease (GERD)
‒ Disfagia
‒ Dispepsia
‒ Gastritis dan Ulkus Peptikum
‒ Gastroparesis

3. Tujuan Diet Saluran Cerna Atas :


1. Mengurangi faktor yang menyebabkan tekanan yang meningkat
didalam lambung (kondisi GERD)
2. Menghindari hal yang dapat mengurangi tekanan pada sfingter bagian
bawah esofagus
3. Mengurangi keasaman material saat refluks untuk mencegah iritasi
pada esofagus
4. Mengoptimalkan asupan zat gizi dengan mempertimbangkan risiko
asprasi atau tersedak
5. Memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan
lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang
berlebihan

4. Syarat & Prinsip Diet Saluran Cerna Atas :


1. Energi diberikan sesuai kebutuhan, diberikan diet tinggi kalori tinggi
protein apabila dalam kondisi status gizi kurang, diet rendah kalori pada
kondisi status gizi obesitas
2. Protein normal, dapat diberikan tinggi protein dalam kondisi status gizi
kurang atau bergantung pada status katabolik pasien
3. Lemak diberikan rendah yaitu 10 - 15 % dari kebutuhan energi
totalkemudian dapat ditingkatkan bertahap sesuai kebutuhan
4. Rendah serat terutama serat tidak larut air yang kemudian dapat
ditingkatkan secara bertahap sesuai kondisi pasien
5. Cairan cukup terutama jika ada muntah

20
6. Tidak mengandung bahan makanan yang berbumbu tajam, baik secara
termis, mekanis maupun kimia (disesuaikan daya terima perorangan)
7. Laktosa rendah jika ada gejala intoleransi laktosa
8. Hindari peppermint dan spearmint
9. Hindari kondisi serta bahan makanan yang merangsang asam lambung
seperti merokok, alkohol, coklat, kopi dan kafein
10. Kurangi makanan yang menyebabkan tidak nyaman, seperti buah dan jus
asam, produk tomat, makanan berkarbonasi, makanan dengan bumbu yang
terlalu tajam, makanan yang terlalu tinggi lemak
11. Pada fase akut, dapat diberikan nutrisi parenteral selama 24 - 48 jam untuk
mengistirahatkan lambung
12. Bentuk makanan tergantung pada kemampuan menelan. Diberikan secara
bertahap dimulai dari makanan cair penuh atau cair kental, makanan
saring, kemudian makanan lunak (kondisi disfagia).
13. Mempertahankan postur tegak selama dan setelah makan, hindari
berpakaian terlalu ketat, hindari tidur setelah makan (makan minimal 2
jam sebelum tidur), meninggikan posisi kepala sebesar 6 inci jika tidur
14. Makan secara perlahan, porsi kecil dengan frekuensi sering.

5. Diet Penyakit Saluran Cerna Bawah


Intervensi gizi berbagai penyakit pada usus terutama dirancang untuk
meringankan gejala dan mengoreksi kekurangan zat gizi. Konsistensi
makanan, frekuensi dan jumlah merupakan karakteristik diet yang
diperlukan pasien dengan penyakit saluran cerna bawah. Pada dasarnya ada
2 macam diet pada Penyakit saluran cerna bawah yaitu diet rendah sisa dan
diet tinggi serat.
a. Diet Rendah sisa
Biasanya diberikan pada pasien dengan diare / penyakit usus inflamatorik
(Inflammatory Bowel Disease) / penyakit divertikulitis
Tujuan Diet Rendah Sisa :
1. Memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang

21
3. Mencegah inflamasi dan iritasi lebih lanjut
4. Mengistirahatkan usus pada masa akut
5. Mengistirahatkan usus untuk mencegah perforasi
6. Mencegah akibat laksatif dari makanan berserat tinggi

Syarat & Prinsip Diet Rendah Sisa :


1. Energi diberikan sesuai kebutuhan
2. Protein diberikan sesuai kebutuhan yaitu 10-15% dari total energi atau
sebesar 1,3-1,5 gram/kg BB/hari untuk menciptakan balans nitrogen
positif
3. Lemak cukup, yaitu 10-25% dari energi total, diutamakan sumber
MCT
4. Karbohidrat cukup
5. Menghindari makanan dengan serat tinggi, asupan serat maksimal 8
gram/hari, rendah laktosa ( < 6 gram ) pada kondisi intoleransi laktosa
6. Menghindari produk susu dan daging berserat kasar, makanan
berlemak, makanan yang menimbulkan gas
7. Suplemen folat, B6, B12, Kalsium dan Vitamin D
8. Konsumsi makanan dalam porsi kecil dengan frekuensi sering
9. Pada fase akut, dipuasakan dan diberikan nutrisi parenteral. Jika fase
akut teratasi, pasien diberikan diet bertahap mulai dengan makanan
cair(jernih) (kondisi 6kulitis). Jika gejala hilang, dapat diberikan
makanan lunak / makanan biasa sesuai kondisi pasien
10. Hindari makanan yang banyak mengandung biji-biji kecil seperti
tomat,jambu biji, strawberi yang dapat menumpuk pada divertikular.

b. Diet Tinggi Serat


Biasanya diberikan pada pasien dengan konstipasi / penyakit
divertikular /hemoroid
Tujuan Diet Tinggi Serat :
` 1. Meningkatkan asupan serat untuk mempermudah kondisi

22
2. Meningkatkan volume dan konsistensi feses
3. Menurunkan tekanan intraluminal
4. Mencegah infeksi
Syarat & Prinsip Diet Tinggi Serat :
1. Energi diberikan sesuai kebutuhan
2. Protein 10-15% total energi
3. Lemak 10-25% total energi
4. KH cukup
5. Vitamin dan mineral tinggi terutama Vitamin B untuk memelihara
kekuatan otot saluran cerna, diberikan pula suplemen Kalsium dan
Vitamin D
6. Serat tinggi yaitu ≥ 25 gram (wanita) dan ≥ 38 gram (laki-laki)
7. Konsumsi makanan dalam posi kecil dengan frekuensi sering
8. Cukup cairan dan elektrolit

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masa kehamilan adalah sesuatu yang sangat ditunggu oleh banyak


pasangan yang telah menikah, sehingga kadang kala mereka melakukan
apa saja demi kesehatan ibu dan janin, namun kadang kala apa yang
mereka lakukan terlalu berlebihan dan terlihat salah kaprah.

Preeklampsia, hiperemesis gravidarum dan penyakit saluran cerna adalah


komplikasi yang dapat terjadi pada saat kehamilan.  Ketiga gangguan ini
sangat berpengaruh pada asupan nutrisi klien.  Di mana perlu diatur diet
seimbang bagi pasien-pasien dengan gangguan tersebut.

Lemak, karbohidrat dan protein adalah sumber energi utama bagi ibu
hamil. Kemudian tiga zat gizi penting yang terkandung dalam makanan,
seperti asam folat, zat besi dan kalsium sangat berperan penting bagi
kehamilan baik bagi ibu maupun bagi kehidupan awal janin.

Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan


muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu kesehatan
dan pekerjaan sehari-hari. Tujuan Diet Hiperemesis adalah untuk
mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis, dan secara
berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup. Cara

24
mengurangi timbulnya hiperemesis adalah makanan tinggi karbohidrat,
rendah lemak, dan protein sedang.

Pre-eklamsia merupakan salah satu faktor penyebab utama kematian


maternal dan perinatal yang tinggi, karena pre-eklamsi merupakan
komplikasi dari hipertensi yang di sertai protein urine dan oedema setelah
umur kehamilan 20 minggu. Oleh karena itu sebaiknya dilakukan
pencegahan agar tidak terjadi pre-eklamsi, salah satunya adalah dengan
cara menyusun menu simbang untuk diet Ibu hamil dengan preeklamsia.
Tujuan diet preeklampsia adalah mencapai dan mempertahankan status
gizi normal, mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal,
mencegah atau mengurangi tekanan darah normal, mencapai
keseimbangan nitrogen, menjaga agar penambahan berat badan tidak
melebihi normal, mengurangi atau mencegah timbulnya faktor risiko lain
atau penyulit baru pada saat kehamilan atau setelah melahirkan. Cara
mengurangi timbulnya Preeklamsia adalah Makanan tinggi protein, tinggi
karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak. Kurangi garam apabila
berat badan bertambah atau edema. Makanan berorientasi pada empat
sehat lima sempurna. Untuk meningkatkan jumlah protein dengan
tambahan satu butir telur setiap hari.

B. Saran
Di akhir kesempatan dalam makalah ini, penulis pun mempunyai saran
untuk para pembaca. Untuk menjaga diet kehamilan, yaitu :
1. Mengetahui gangguan pada masa kehamilan sangatlah penting, baik
bagi para perempuan yang kelak menjadi calon ibu, dan bagi para
mahasiswa laki-laki yang akan menjadi seorang bapak.
2. Pemahaman kita tidak hanya dituntut karena sebatas profesi saja yang
mengaruskan, namun lebih kepada kita sebagai calon orang tua, yang
mampu peduli pada kesehatan pasangan dan buah hati kita.
3. Perlu diatur diet menu seimbang bagi pasien-pasien dengan gangguan
tersebut

25
4. Lakukan nasehat tentang kesehatan kehamilan dan berkaitan dengan
Diet makanan
Semoga makalah ini menjadi salah satu pegangan untuk hal itu, dan
menjadi salah satu referensi dalam mata ajar IDK III dan referensi bagi
calon orang tua yang membutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

http://albertosouza47.blogspot.com/2011/03/makalah-diet-ibu-hamil-pada-
hiperemesis.html

http://diyahratehpertiwi.blogspot.com/p/prinsip-diet-pada-hiperemesis.html

http://makalahselamakuliah.blogspot.com/2013/01/ilmu-gizi-diet-ibu-hamil-
dengan_4130.html

https://www.researchgate.net/publication/327012665_Nutrisi_Untuk_Kesehatan_
Saluran_Cerna

26

Anda mungkin juga menyukai