Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 2 SEJARAH KEARSIPAN

MAKALAH

PERBANDINGAN BENTUK LEMBAGA KEARSIPAN DI INDONESIA PADA MASA


KERAJAAN DAN MASA PEMERINTAHM KOLONIAL HINDIA BELANDA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada abad pertama SM ,sudah terbentukpermukiman – permukiman serta kerajaan –


kerajaan kecil yang kemungkinan besar merupakan pengaruh dari para pendatang yang
berasal dari India.Perdagangan yang muncul pada saat itu telah membuka wawasan
penduduk mengenai kepercayaan baru terhadap dewa – dewa yang dibawa oleh para
pendatang dari india .Dengan masuknya kepercayaan baru tersebut ,lambat laun banyak
penduduk yang mulai meninggalkan kepercayaan lamanya yaitu Animisme dan
dinamisme .Dengan masuknya kebudayaan yang berasal dari India tersebut ,mulai abad ke –
4 sebagian besar kerajaan yang telah berdiri di nusantara mulai mengenal tradisi tulis –
menulis yang sangat unik dan dinamis.Perkembangan yang terjadi sesudah itu banyak
kerajaan yang membuat prasasti – prasasti dan kitab – kitab dengan menggunakan bahasa
Sansekerta dengan arti “ pujian “ .
Seiring dengan masuknya bangsa – bangsa asing ke indonesia ,seperti Belanda ,inggris,dan
jepang ,banyak terdapat perubahan disegala bidang , baik politik,ekonomi,sosial,budaya
maupun pertahanan keamanan termasuk bidang kearsipan.Pertumbuhan di bidang kearsipan
itu mulai tampak pengaturannya pada masa penjajahan Belanda.Sementara itu pengaturan
arsip pada masa penjajahan inggris lebih banyak menganut sistem yang pernah diterapkan
oleh Belanda. Pada masa penjajahan jepang kearsipan kurang begitu mendapat perhatian
yang semestinya .Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila pertumbuhan dan
perkembangan kearsipan yang terjadi di indonesia lebih banyak menganut sistem yang
pernah diterapkan Belanda.

B. Rumusan Masalah
1. Bentuk lembaga kearsipan pada masa kerajaan
2. Bentuk lembaga kearsipan pada masa pemerintah Hindia Belanda
BAB II

PEMBAHASAN

Sejarah kearsipan di Indonesia dimulai sejak ditemukannya prasasti-prasasti dalam bentuk


batu yang ditulis dengan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa sebagai penanda dimulainya
masa sejarah (sebelum masa sejarah dikenal sebagai pra sejarah-masa sebelum
ditemukannya tulisan). Selain prasasti, juga terdapat kitab, kakawin, hikayat dan lainnya
yang disebut sebagai naskah-naskah, misalnya naskah dari Kerajaan Singosari berupa Kitab
Pararaton atau naskah dari Kerajaan Majapahit berupa Kitab Negarakertagama.

Kerajaan – kerajaan yang pernah berdiri di Indonesia , antara lain Kerajaan Kutai
,Tarumanegara,Sriwijaya,Mataram Hindu ,Kediri,Samudera pasai,Majapahit, dan Mataram
Islam, dalam masa keberadaannya telah banyak meninggalkan prasasti – prasasti ataupun
kitab – kitab yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta .

Memasuki masa penjajahan Belanda sejak kedatangannya (Belanda) tahun 1596 kemudian
mendirikan kantor dagang dengan nama Vereenigde OostIndie Compagnie (VOC) tahun
1602 dan menetapkan pemerintahan tertingginya yang berada di bawah Hooge Regeering
(terdiri dari Raad van Indie dan Gubernur Jenderal) tahun 1609, Belanda menerapkan sistem
penataan arsip Resolutiestelsel, yaitu sistem klasifikasi arsip berdasarkan jenis arsip :
Resolusi; Missieven (surat-surat dinas); Bijlagen (lampiran-lampiran); Ingekomen Stuken
(surat-surat masuk); Copyuitgaande (salinan surat-surat keluar); Ordres (perintah-perintah);
Dagregister (catatan buku harian); Repporten (laporan-laporan); Memorie van Overgave;
Adviezer.

Pada masa penjajahan Belanda juga dikenal Sistem Agenda atau Sistem Register, yaitu
proses pengurusan surat masuk dan keluar dengan menggunakan sarana buku (buku
agenda/buku register). Surat masuk dicatat pada Buku Agenda Surat Masuk. Selanjutnya
surat dicatat pada Buku Ekspedisi Surat Masuk dan didistribusikan ke tujuan (misalnya
Bagian Keuangan) dan si penerima surat harus memberi paraf pada Buku Ekspedisi tersebut.
Hal tersebut juga berlaku untuk surat keluar. Untuk penataan berkasnya, surat masuk dan
keluar disimpan pada filing cabinet yang berbeda. Sistem Agenda ini mulai disosialisasikan
di Indonesia oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1602 dan digunakan hingga tahun
1916. Meskipun proses pengurusan dan penataan berkas/arsip pada Sistem Agenda sudah
tidak ditemukan lagi, namun masih banyak organisasi/Instansi yang menggunakan Buku
Agenda walaupun hanya untuk mencatat surat masuk dan surat keluar.

Pasca Kemerdekaan Indonesia, lembaga kearsipan pada masa pemerintah kolonial Belanda
diambil alih oleh Pemerintah Republik Inodnesia dan diberi nama Arsip Negeri. Sempat
diambil alih Pemerintah Nederlands Indies Civil Administration (NICA) pada tahun 1947,
Arsip Negeri kemudian diserahkan kembali ke Pemerintah Indonesia pasca Konferensi Meja
Bundar (KMB) pada 27 Desember 1949. Arsip Negeri berubah nama menjadi Arsip
Nasional pada tahun 1959 dan adanya Peraturan Presiden nomor 19 tanggal 26 Desember
1961 tentang Pokok-pokok Kearsipan Nasional sebagai perluasan tugas dan fungsi Arsip
Nasional. Arsip Nasional sebagai inti dan organisasi/lembaga kearsipan nasional kemudian
ditegaskan dalam Undang-undang nomor 7 tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Kearsipan sebagai pengganti Peraturan Presiden nomor 19 tahun 1961 tentang Pokok-pokok
Kearsipan Nasional. Dan untuk mendukung terlaksananya Undang-undang nomor 7 tahun
1971, dikeluarkanlah Keputusan Presiden nomor 26 tahun 1974 tentang Arsip Nasional
Republik Indonesia yang juga menandakan perubahan nama dari Arsip Nasional menjadi
Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perbandingan bentuk lembaga
kearsipan di Indonesia pada masa kerajaan masih dalam bentuk Prasasti .Sedangkan untuk
tata pengaturan dan penyimpanan dokumen / arsip tersebut belum diketahui dengan jelas.

Sedangkan pada masa pemerintah colonial hindia belanda pengaturan kearsipan sudah
tertata lebih baik lagi karena pada masa itu sudah dibentuk lembaga kearsipan
( Landsarchief)pada tahun 1892 yang melakukan penyimpanan seluruh arsip yang tercipta
pada masa itu.Dokumen / arsip yang tercipta pada masa itu disimpan dan dipelihara oleh
para pegawai pemerintah colonial belanda dan ditempatkan didalam Castile Batavia.Pada
saat itu belum ada penyatuan dokumen / arsip dari kantor – kantor yang berada diluar Castile
Batavia sehingga dokumen / arsip itu masih disimpan dan dipelihara oleh masing – masing
kantor.

DAFTAR PUSTAKA

ASIP 4102 MODUL 1-6 ,SEJARAH KEARSIPAN .EDISI 2.

Anda mungkin juga menyukai