Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG                                    
Sejak penyebaran Islam yang paling awal keluar dari Arab, Islam telah
menjadi suatu agama dari berbagai suku, ras, dan kelompok masyarakat. Islam adalah
suatu agama dunia, dengan demikian pada umumnya kita dapat menemukan  di
sebagian besar tempat-tempat utama dan di antara masyarakat yang ada di dunia.
Islam merupakan suatu agama yang disebarkan, muslim diperintahkan untuk
membawa pesan Tuhan kepada semua orang di muka bumi ini dan untuk membuat
kondisi dunia menjadi lebih baik, tempat yang baik secara moral    .
Islam adalah jalan hidup yang benar, jalan yang membawa keselamatan dunia
dan akhirat dan merupakan jalan satu-satunya yang harus ditempuh.Islam memiliki
ciri-ciri robbaniyah yaitu bahwa Islam bersumber dari Allah, bukan hasil pemikiran
manusia.Islam merupakan satu kesatuan yang padu yang terfokus pada ajaran tauhid,
Allah berikan kepada manusia agama yang sempurna.Islam mencakup seluruh aspek
kehidupan, tak satu aspek pun terlepas dari Islam karena ajaran yang bersifat integral
(lengkap) dan Islam tidak terbatas dalam waktu tertentu tetapi berlaku untuk
sepanjang masa dan di semua tempat   .
Dalam Islam ditemui kaidah-kaidah umum yang mudah dipahami, sederhana
dan mudah dipraktekkan yang menjadi kemaslahatan umat manusia karena sumber
ajaran Islam adalah Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad sehingga Islam menjadi agama
rahmatan lil’alamin.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian agama ?
2. Bagaimana pengertian agama Islam ?
3.  Bagaimana agama sebagai fitrah manusia ?
4. Bagaimana Islam sebagai agama Tuhan ?
5. Bagaimana Islam Rahmatan lil ‘alamin ?

1
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian agama
2. Untuk mengetahui pengertian agama Islam
3. Untuk mengetahui agama sebagai fitrah manusia
4. Untuk mengetahui Islam sebagai agama Tuhan
5. Untuk mengetahui Islam Rahmatan lil ‘alamin

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama
Tidak ada satupun definisi agama yang dapat diterima secaraumum.Para
filosof, sosiolog, psikolog dan teolog telah merumuskandefinisi tentang agama
menurut caranya masing-masing. Tidak adanya definisi agama yang dapat diterima
secara umum itu, antara laindikarenakan memberikan definisi atau pengertian agama
itumerupakan ha! yang cukup sulit, sebagaimana dijelaskan Mukti Alidalam
ceramahnya berjudul "Agama, Universitas dan Pembangunan"di IKIP Bandung pada
tanggal 04 Desember 1971.
Paling sedikit ada tiga alasan untuk hal ini.Pertama karenapengalaman agama
itu adalah soal bathin dan subyektif, jugasangat individualistis ... Alasan kedua ialah,
bahwa barangkalitidak ada orang yang berbicara begitu bersemangat danemosional
lebih daripada membicarakan agama ... maka dalammembahas tentang arti agama
selalu ada emosi yang kuatsekali hingga sulit memberikan arti kalimat agama itu
...Alasan ketiga ialah, bahwa konsepsi tentang agama akandipengaruhi oleh tujuan
orang yang memberikan pengertiantentang agama itu.
Para ahli telah banyak yang membuat definisi mengenaiagama, di antaranya
ada yang mengemukakan bahwa agama identikdengan religion dalam bahasa
Inggris.Dalam arti teknis, kata religion (bahasa lnggris), sama denganreligie (bahasa
Belanda), din (bahasa Arab), dan agama (bahasaIndonesia). Kemudian, baik religion
(bahasa lnggrjs) maupun religie(bahasa Belanda), kedua-duanya berasal dari bahasa
induk keduabahasa termaksud, yaitu bahasa Latin :"relegere, to treat
carefully,relegare, to bind together; atau religare, to recover". Religi dapat juga
diartikan mengumpulkan dan membaca.Agama memang merupakan kumpulan cara-
cara mengabdi kepada Tuhan, yang dibaca dari sebuah kumpulan berbentuk kitab
suci.
Ditinjau dari bahasa sansekerta, kata agama dapat diartikan darisusunannya
yaitu, a artinya tidak, dan gamaartinya pergi, jadi tidakpergi. Artinya tetap ditempat;

3
diwarisi turun temurun. Dalam istilahFachroed Din al-Kahiri, agama diartikan dengan
a berarti tidak, gamaberarti kocar-kacir, berantakan, chaos (Griek). Ini artinya
tidakberantakan, tidak kocar-kacir.Ada juga yang mengartikan agama ituteks atau
kitab suci.
Secara tenninologis, Harun Nasution memberikan definisi-definisitentang
agama sebagai berikut:
1. Pengakuan adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaibyang harus dipatuhi.
2. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia.
3. Mengikat diri pada suatu bentuk hidup yang mengandungpengakuan pada suatu
sumber yang berada di Iuar dirimanusia dan yang mempengaruhi perbuatan
manusia.
4. Suatu sistem tingkah laku (code of conduct) yang berasaldari kekuatan gaib.
5. Kepercayaan kepada suatu kekuatan gaib yangmenimbulkan cara hidup tertentu.
6. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber dari
suatu kekuatan gaib.
7. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaanlemah dan perasaan
takut terhadap kekuatan misterius yangterdapat pada alam sekitar manusia.
8. Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusiamelalui seorang Rasul.
Dari definisi-definisi di atas, tampaklah bahwa pengertianagama yang
disodorkan para ahli berbeda, sesuai pendekatan yang digunakan masing-
masing.Dalam hubungan ini, para filosof, sosiolog, psikolog dan teolog berbeda
pendapatnya mengenai agama, karena pendekatan mereka juga berbeda. Endang S.
Anshari mengemukakan:
Sebagian filosof beranggapan bahwa religion itu adalahsupertitious structure
of incoherent metafhisical nations;sebagian ahli sosiologi lebih senang menyebut
religionsebagai collective expression of human values; para pengikut Karl Max
mendefinisikan religion dengan theopiate of the people.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa tak ada batasan tegasmengenai religion,
yang mencakup pelbagai fenomena religion itu.Walaupun agak mustahil memberikan

4
definisi yang sempurna tentang religion, namun ada bentuk-bentuk yang mempunyai
ciri-ciri khas dari aktivitas religion, yaitu: kebaktian; kebiasaan antara sacral dengan
yang profan; kepercayaan terhadap jiwa; kepercayaan terhadap Dewa-dewa atau
Tuhan; penerimaan atas wahyu yang supranatural; dan pencarian keselamatan.
Kemudian, mengenai pengertian religion dalam arti luas,menurut "Fveryman
's Fncyclopedia"' sebagaimana dikutip E.S.Ansharidapat didefinisikan sebagai
penerimaan atas tata aturandaripada kekuatan-kekuatan yang lebih tinggi daripada
manusia itusendiri. Selanjutnya, Anshari juga mengutip "Vergilius Ferm"
yangmengemukakan bahwa religion ialah seperangkat makna dankelakuan yang
berasal dari individu-individu yang religius
Poerwadarminta mengemukakan bahwa agama merupakansegenap
kepercayaan (kepada Tuhan, Dewa dsb) dan kebaktian serta kewajiban-kewajiban
yang bertalian dengan kepercayaan itu.Dalam Ensiklopedia Indonesia'' agama dapat
diartikan sebagaiberikut:Agama (umum), manusia mengakui dalam agamanya
adanya yang suci: manusia itu insyaf, bahwa ada suatu kekuasaan yang
memungkinkan dan melebihi segala yang ada. Kekuasaan inilah yang dianggap
sebagai asal atau khalik segala yang ada.Tentang kekuasaan ini bermacam-macam
bayangan yang terdapat pada manusia, · demikian pula caramembayangkannya.
Demikianlah Tuhan dianggap oleh manusia sebagai tenaga ghaib di seluruh dunia
dan dalam unsur-unsurnya atau khalik ruhani. Tenaga ghaib ini dapatmenjelma
antara lain dalam alam (animisme), dalam buku suci (Torat) atau dalam manusia
(Kristus).
Dari uraian tentang pengertian agama di atas, dapat ditarikkesimpulan
sementara bahwa agama pada dasamya merupakan suatuperaturan Tuhan yang
mendorong jiwa seseorang yang memiliki akaluntuk memegang peraturan Tuhan itu
dengan kehendak sendiri, untukmencapai kebaikan hidup dan kebahagiaan kelak di
akhirat.
Dalam masyarakat Indonesia, selain kata agama, juga dikenalkata din dari
bahasa Arab.din dalam bahasa Semit berarti Undangundang atau hukum. Dalam

5
bahasa Arab, din berarti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, kebiasaan.
Artinya, agama memang mempunyai peraturan-peraturan yang harus ditaati. Agama
selanjutnya memang menguasai diri seseorang dan membuat ia tunduk dan patuh
kepada Tuhan dengan menjalankan ajaran-ajaran agama.
Makna al-Dīn (Agama)
Allah berfirman dalam Q.S. ʾĀli Imrān:19
ْ ِ ‫إِنَّ الدِّينَ ِع ْن َد هَّللا ِ اإْل‬
‫ساَل ُم‬
Sesungguhnya ad-Dīn (agama) yang diterima di sisi Allah hanyalah Islām.
Aṭ-Ṭabari menjelaskan bahwa kata ad-Dīn dalam ayat tersebut bermakna: ketaatan
(aṭ-ṭāʿah) dan ketundukan (aẓ-ẓillah). Menurutnya ad-Dīn dalam ayat tersebut sama
artinya dengan Dīn dalam dalam perkataan seorang penyair:
‫ وكان الناس إال نحن دينا‬  ‫ويوم الحزن إذ حشدت معد‬
Dan di hari duka ketika kedua kaki kuda dikumpulkan, sementara semua manusia
tunduk (Dīnā) kecuali kami
Dīnā dalam syair di atas berarti taat dengan penuh ketundukan. Aṭ-Ṭabari juga
menjelaskan bahwa ad-Dīn juga bisa berasal dari kata kerja dāna yang berarti tunduk
(ẓallala).
Selanjutnya Imām Al-Ṭabari mencoba membandingkan kata ad-Dīn dengan kata al-
Islām. Menurutnya dalam konteks ini, makna ad-Dīn sama dengan makna al-
Islām yang berarti patuh atau taat dengan penuh ketundukan (al-Inqiyād bil-taẓallul)
dan penuh kekhusyu’an (al-Inqiyād bil-khusyūʿ).
Kata al-Islām berasal dari kata kerja aslama yang berarti: “masuk ke dalam
kepasrahan dan ketundukan”. Oleh karena itu al-Islām bermakna kepatuhan dengan
penuh ketundukan (al-Inqiyād bil-khuḍūʿ) tanpa melawan sedikit pun. Sehingga
setelah kita dapati pembahasan makna-makna dari kata ad-Dīn dan al-Islām, ayat
tersebut dapat ditafsirkan sebagai berikut:
“Sesungguhnya ketaatan yang diterima di sisi Allāh adalah ketaatan yang semata-
mata untuk-Nya saja, serta ikrarnya mulut dan hati untuk menghamba dan
menundukkan diri kepada-Nya, serta mematuhi dengan penuh ketaatan apa yang
Allāh perintahkan dan menjauhi apa yang Dia larang, dan menundukkan diri dengan
6
penuh penerimaan, tanpa sedikit-pun kesombongan, penyimpangan, dan
penyekutuan.”
Dari pemaparan di atas, setidaknya kita bisa mengetahui bahwa makna
Agama tidak melulu seperti yang terdapat dalam kamus-kamus modern. Dalam
tradisi keilmuan Islam makna-makna dari istilah-istilah kunci senantiasa terikat oleh
medan semantik bahasa Arab. Karena dalam bahasa Arab-lah al-Qurʾān diturunkan
dan al-Qurʾān lah yang menyempurnakan bahasa Arab yang sudah tinggi hingga
mencapai puncak ketinggian-Nya. Al-Qurʾān juga lah yang menjaga bahasa Arab
hingga bisa bertahan sampai akhir zaman (al-Attas: 2014. Hlm 101-102).
Salah satu istilah kunci dalam tradisi Islam tersebut adalah kata ad-Dīn. Imām
aṭ-Ṭabari memaknai kata ad-Dīn ini dengan merujuk makna-maknanya dalam bahasa
Arab. Makna-makna yang beliau paparkan merupakan sebuah pendalaman
makna ad-Dīn (Agama) yang tidak keluar dari pakem-pakem penafsiran dalam tradisi
kaum muslimin.
Makna-makna ini tak berarti menafikan makna al-Islām sebagai sebuah nama
agama yang diturunkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW sebagai penutup dari
risalah para anbiyāʾ ʿalaihim as-salām. Justru makna-makna ini merupakan penguatan
dan pendalaman. Karena dalam penafsiran ayat tersebut, Aṭ-Ṭabari mengikat
penafsirannya dengan kata-kata: “serta mematuhi perintah Allāh dengan penuh
ketaatan dan menjauhi larangan-Nya”. Jadi yang dimaksud adalah seluruh unsur
ajaran Islām.
Hal ini dikuatkan dengan penafsiran beliau terhadap kata al-Islām sebagai ad-
Dīn di dalam Surat al-Māʿidah ayat 3, bahwa Agama Islam telah sempurna dan telah
Allāh ridhai. Yakni sempurna seluruh unsurnya, baik itu perintah, larangan, halal,
haram dan ajaran-ajaran lainnya.
Salah satu makna ad-Dīn (agama) menurut aṭ-Ṭabari adalah ketaatan (aṭ-
ṭāʿah) dan ketundukan (aẓ-ẓillah). Ini memberi kita pelajaran bahwasanya di dalam
menjalankan agama haruslah dengan penuh keikhlasan dan kerelaan. Itulah mengapa
seorang muslim dinamai ʿAbdullāh atau Hamba Allah.

7
Oleh karena itu, bagi seorang Muslim agama bukan hanya seperangkat tata
cara peribadatan dalam menyembah Tuhan atau sekadar kumpulan nilai-nilai. Islam
ialah juga keseluruhan cara pandang terhadap realitas. Segala tindakan dan kehidupan
seorang Muslim harus senantiasa terikat kepada Allāh Swt.
B. Pengertian Agama Islam
Ada dua sisi yang dapat kita gunakan untuk memahami pengertian agama
islam ,yaitu sisi kebahasan dan sisi peristilahan. Kedua sisi pengertian tentang islam
ini dapat dijelaskan sebagai berikut.  Dari segi Islam berasal dari bahasa Arab , yaitu
dari kata salima yang mengandung arti selamat ,sentosa, dan damai. Dari
kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri
masuk dalam kedamai.(1  Pengertian kata Islam dekat dengan arti kataagama yang
berarti menguasai ,menundukkan, patuh ,hutang, balasan dan kebiasan.(2)  Islam
memiliki karakteristik yang khas dengan agama-agama sebelumnya. Dalam
memahami Islam dan ajarannya, berbagai aspek yang berkenaan dengan Islam perlu
dikaji secara seksama, sehingga dapat dihasilkan pemahaman yang komprehensi. Hal
ini penting dilakukan karena kualitas pemahaman ke-Islaman seseorang dapat
mempengaruhi pola pikir, sikap dan perilaku dalam menghadapi
berbagai permasalahan yang berkaitan dengan Islam                                             
Islam adalah agama universal, komprehensif, lengkap dengan dimensi
edoterik dan eksoteriknya. Sebagai agama universal, Islam mengenal system
perpaduan antara apa yang disebut konstan-nonadaptabel (tsabuit) di satu sisi watak
Islam yang satu ini tidak mengenal perubahan apapun karena berkaitan dengan
persoalan-persoalan ritus agama yang transenden, nash yang berkaitan dengan watak
(konstan-nonadaptabel) ini dalam Al-Quran maupun hadits sekitar 10%, yang berupa
ajaran agama yang bersifat kulli dan qoth’i yang konstan dan immutable. Segmen ini
meski diterima apa adanya tanpa harus adaptasi dengan perubahan-perubahan di
sekitarnya, segmen ini terkait dengan persoalan dasar menyangkut sendi-sendi ajaran
agama yang mempunyai nilai strategis, seperti persoalan keimanan, sholat, zakat,

8
puasa elastis-adaptabel di sisi lain. Segmen ini lebih banyak, sekitar 90%, teks agama
yang berupa aturan-aturan global yang bersifat juz’i dan zhanni  .   
C. Agama sebagai Fitrah Manusia
Secara bahasa, fitrah artinya al khilqah yaitu keadaan asal ketika seorang
manusia diciptakan oleh Allah (lihat Lisaanul Arab 5/56, Al Qamus Al Muhith 1/881).
Fitrah berarti kondisi penciptaan manusia yang cenderung menerima
kebenaran.Fitrah dalam arti potensi dasar manusia sebagai alat untuk mengabdi dan
ma’rifatullah. Sebagaimana dalam firman Allah :
ْ َ‫س ِه ْ^م أَل‬
ۛ ‫ستُ بِ َربِّ ُك ْم ۖ قَالُوا بَلَ ٰى‬ ِ ُ‫ش َه َد ُه ْم َعلَ ٰى أَ ْنف‬ْ َ‫َوإِ ْذ أَ َخ َذ َربُّ َك ِمنْ بَنِي آ َد َم ِمنْ ظُ ُهو ِر ِه ْم ُذ ِّريَّتَ ُه ْم َوأ‬
َ‫ش ِه ْدنَا ۛ أَنْ تَقُولُوا يَ ْو َم ا ْلقِيَا َم ِة إِنَّا ُكنَّا عَنْ ٰ َه َذا َغافِلِين‬
َ
Ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman),
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?”Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami),
kami menjadi saksi.” (QS al-A‘raf [7]: 172).
Fitrah dalam arti ketetapan atau kejadian asal manusia mengenai kebahagiaan
dan kesesatannya. Manusia lahir dengan ketetapannya, apakah nanti ia akan menjadi
orang bahagia atau menjadi orang yang sesat.Fitrah berarti kesucian, terdapat dalam
sebuah hadis yang berbunyi,

«‫سانِ ِه‬
َ ‫يُ َم ِّج‬ ْ‫ص َرانِ ِه أَو‬ ْ ِ‫» َما ِم ْن َموْ لُو ٍد إِالَّ يُولَ ُد َعلَى ْالف‬
ِّ َ‫ط َر ِة فَأَبَ َواهُ يُهَ ِّودَانِ ِه َويُن‬
Tidak ada seorang anak kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah.Kemudian kedua
orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.(HR al-Bukhari).
Hadis di atas menjelaskan tentang kondisi awal setiap manusia.dinyatakan,
setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, namun fitrah yang dimaksudkan di sini
adalah pengakuan terhadap Allah Swt. pendidikan yang salah dari orangtua
merekalah yang menjadi faktor penyebab keluarnya manusia dari fitrahnya. Namun
demikian, faktor dalam diri manusia juga turut menjadi penyebabnya. (Lihat: QS al-
A‘râf [7]: 179).
Fitrah manusia dan nilai-nilai luhur yang bersumber darinya, mendapat
perhatian agama-agama ilahi khususnya agama Islam. Pada realitanya fitrah dan
9
agama, keduanya bersumber dari satu mata air yaitu dari Allah subhanahu wa ta’ala
dan yang menunjukkan kepada manusia jalan kebahagiaan yang sebenarnya. Agama
Islam sebagai agama terakhir menyodorkan program yang lengkap untuk
kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.Ajaran ini telah ditetapkan oleh Tuhan dan
mencakup semua manusia.Allah tidak memiliki kepentingan apapun dengan
kebahagiaan dan kesejahteraan manusia.
Allah Subhanahu wa ta’ala memberitakan, tidak ada perubahan bagi agama
yang diciptakan-Nya untuk manusia. Jika Allah Subhanahu wa ta’ala tidak mengubah
agamanya, selayaknya manusia pun tidak mengubah agama-Nya atau
menggantikannya dengan agama lain. Oleh karena itu, menurut sebagian mufassir,
sekalipun berbentuk khabar nafî (berita yang menafikan), kalimat ini memberikan
makna thalab nahî (tuntutan untuk meninggalkan). Dengan demikian, frasa tersebut
dapat diartikan: Janganlah kamu mengubah ciptaan Allah dan agamanya dengan
kemusyrikan;janganlah mengubah fitrahmu yang asli dengan mengikuti setan dan
penyesatannya; dan kembalilah pada agama fitrah, yakni agama Islam.
Yang dimaksud dengan agama yang fitrah ialah Islam. Setiap manusia lahir
dalam keadaan berislam, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
‫ق هَّللا ِ ۚ ٰ َذلِكَ الدِّينُ ا ْلقَيِّ ُم‬ َ َّ‫فَأَقِ ْم َو ْج َهكَ لِلدِّي ِن َحنِيفًا ۚ فِ ْط َرتَ هَّللا ِ الَّتِي فَطَ َر الن‬
ِ ‫اس َعلَ ْي َها ۚ اَل تَ ْب ِدي َل لِ َخ ْل‬
ٰ
ِ ‫َولَ ِكنَّ أَ ْكثَ َر النَّا‬
َ‫س اَل يَ ْعلَ ُمون‬
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.Tidak ada perubahan
pada fitrah Allah.(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui” (QS. Ar Ruum: 30)
Seorang ulama pakar tafsir, Imam Ibnu Katsir, menjelaskan ayat ini:
“Maksudnya adalah tegakkan wajahmu dan teruslah berpegang pada apa yang
disyariatkan Allah kepadamu, yaitu berupa agama Nabi Ibrahim yang hanif, yang
merupakan pedoman hidup bagimu. Yang Allah telah sempurnakan agama ini dengan
puncak kesempurnaan.Dengan itu berarti engkau masih berada pada fitrahmu
yang salimah  (lurus dan benar).Sebagaimana ketika Allah ciptakan para makhluk

10
dalam keadaan itu.Yaitu Allah menciptakan para makhluk dalam keaadan mengenal-
Nya, mentauhidkan-Nya dan mengakui tidak ada yang berhak disembah selain Allah”
(Tafsir Ibnu Katsir, 6/313).
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: “Islam adalah agama
yang fitrah yang pasti akan diterima oleh semua orang yang memiliki fitrah
yang salimah”. Artinya orang yang memiliki jiwa yang bersih sebagaimana ketika ia
diciptakan pasti akan menerima ajaran-ajaran Islam dengan lapang dada.
D. Islam Agama Tuhan
Islam adalah satu-satunya agama Samawi yang ada dan asli, karena agama
Nasrani dan agama Yahudi sudah tidak murni lagi dan keluar dari bentuknya yang
asli sebagai agama Samawi.Yahudi dan Nasrani dalam bentuknya yang ash dahulu
menurut pandangan AI-Qur'an adalah Islam. Bahkan menurut Al-Qur'an, agama yang
dianut oleh semua Nabi-Nabi Allah Subhanahu wa ta’ala itu seluruhnya adalah
agama Islam. Memang cukup banyak ayat Al-Qur'an yang mendukungpemyataan di
atas, antara lain :
1. Q.S. Al-Baqarah Ayat : 130, 131 dan 136

َ‫اصطَفَ ْينَاهُ فِي ال ُّد ْنيَا ۖ َوإِنَّهُ فِي اآْل ِخ َر ِة لَ ِمن‬ َ ‫سفِهَ نَ ْف‬
ْ ‫سهُ ۚ َولَقَ ِد‬ ُ ‫َو َمنْ يَ ْر َغ‬
َ ْ‫ب عَنْ ِملَّ ِة إِ ْب َرا ِهي َم إِاَّل َمن‬
َ‫صالِ ِحين‬َّ ‫ال‬
“Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang dan
sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-
benar termasuk orang-orang yang saleh. Qur’an : Al-Baqarah (2:130)

ْ َ‫إِ ْذ قَا َل لَهُ َربُّهُ أ‬


ْ َ‫سلِ ْم ۖ قَا َل أ‬
َ‫سلَ ْمتُ لِ َر ِّب ا ْل َعالَ ِمين‬

Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah!” Ibrahim menjawab:


“Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam”. Qur’an: Al-Baqarah (2:131)

 ‫^وب َواأْل َ ْس^بَا ِط‬


َ ^ُ‫ق َويَ ْعق‬
َ ‫س^ َحا‬
ْ ِ‫اعي َل َوإ‬ ْ ِ‫قُولُوا آ َمنَّا بِاهَّلل ِ َو َما أُ ْن ِز َل إِلَ ْينَا َو َما أُ ْن^ ِز َل إِلَ ٰى إِ ْب^ َرا ِهي َم َوإ‬
ِ ‫س^ َم‬
ُ ‫س ٰى َو َما أُوتِ َي النَّبِيُّونَ ِمنْ َربِّ ِه ْم اَل نُفَ ِّر‬
ْ ‫ق بَيْنَ أَ َح ٍد ِم ْن ُه ْم َونَ ْحنُ لَهُ ُم‬
َ‫س^لِ ُمون‬ َ ‫َو َما أُوتِ َي ُمو‬
َ ‫س ٰى َو ِعي‬
Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang
11
diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak,
Yakub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa
yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan
seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". Qur’an:
Al-Baqarah (2:136)

2. Q.S. Yunus Ayat :72 dan 84

ْ ‫ي إِاَّل َعلَى هَّللا ِ ۖ َوأُ ِم ْرتُ أَنْ أَ ُكونَ ِمنَ ا ْل ُم‬


َ‫سلِ ِمين‬ َ ‫سأ َ ْلتُ ُك ْم ِمنْ أَ ْج ٍر ۖ إِنْ أَ ْج ِر‬
َ ‫فَإِنْ تَ َولَّ ْيتُ ْم فَ َما‬

Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikitpun dari
padamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku
termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya)". Qur’an: Yunus
(10:72)

ْ ‫س ٰى يَا قَ ْو ِم إِنْ ُك ْنتُ ْم آ َم ْنتُ ْم بِاهَّلل ِ فَ َعلَ ْي ِه ت ََو َّكلُوا إِنْ ُك ْنتُ ْم ُم‬
َ‫سلِ ِمين‬ َ ‫َوقَا َل ُمو‬

Berkata Musa: "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah
kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri". Qur’an: Yunus
(10:84)

3. Q.S. Yusuf Ayat : 101

‫ض أَ ْنتَ َولِيِّي فِي‬


ِ ‫ت َواأْل َ ْر‬
ِ ‫اوا‬ ِ ‫َر ِّب قَ ْد آتَ ْيتَنِي ِمنَ ا ْل ُم ْل ِك َو َعلَّ ْمتَنِي ِمنْ تَأْ ِوي ِل اأْل َ َحا ِدي‬
َّ ‫ث ۚ فَا ِط َر ال‬
َ ‫س َم‬
َ‫صالِ ِحين‬ َّ ‫سلِ ًما َوأَ ْل ِح ْقنِي بِال‬
ْ ‫ال ُّد ْنيَا َواآْل ِخ َر ِة ۖ تَ َوفَّنِي ُم‬

Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian


kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (Ya Tuhan)
Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat,
wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang
yang saleh.

12
4. Q.S. Ali’-Imran Ayat : 52

َ ‫صا ِري إِلَى هَّللا ِ ۖ قَا َل ا ْل َح َوا ِريُّونَ نَ ْحنُ أَ ْن‬


ِ ‫صا ُر هَّللا ِ آ َمنَّا بِاهَّلل‬ َ ‫س ٰى ِم ْن ُه ُم ا ْل ُك ْف َر قَا َل َمنْ أَ ْن‬ َ ‫س ِعي‬ َّ ‫فَلَ َّما أَ َح‬
َ‫سلِ ُمون‬ْ ‫ش َه ْد بِأَنَّا ُم‬
ْ ‫َوا‬

Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia:
"Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama)
Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-
penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.

5. Q.S. An-Nisa’ Ayat :163-165.

‫ق‬
َ ‫س َحا‬
ْ ِ‫اعي َل َوإ‬
ِ ‫س َم‬ْ ِ‫وح َوالنَّبِيِّينَ ِمنْ بَ ْع ِد ِه ۚ َوأَ ْو َح ْينَا إِلَ ٰى إِ ْب َرا ِهي َم َوإ‬
ٍ ُ‫إِنَّا أَ ْو َح ْينَا إِلَ ْيكَ َك َما أَ ْو َح ْينَا إِلَ ٰى ن‬
‫سلَ ْي َمانَ ۚ َوآتَ ْينَا دَا ُوو َد زَ بُو ًرا‬ ُ ‫س َوهَارُونَ َو‬ َ ُ‫وب َويُون‬ َ ‫س ٰى َوأَ ُّي‬
َ ‫اط َو ِعي‬ ْ َ ‫وب َواأْل‬
ِ َ ‫سب‬ َ ُ‫َويَ ْعق‬

Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah


memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah
memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya,
Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.
Qur’an: An-Nisa’ (4:163)

َ ‫ص ُه ْم َعلَ ْيكَ ۚ َو َكلَّ َم هَّللا ُ ُمو‬


‫س ٰى تَ ْكلِي ًما‬ ْ ‫ص‬ ُ ‫صنَا ُه ْم َعلَ ْيكَ ِمنْ قَ ْب ُل َو ُر‬
ُ ‫ساًل لَ ْم نَ ْق‬ َ َ‫ساًل قَ ْد ق‬
ْ ‫ص‬ ُ ‫َو ُر‬
Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang
mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. Qur’an: An-
Nisa’ (4:164).

‫س ِل ۚ َو َكانَ هَّللا ُ َع ِزيزًا َح ِكي ًما‬ ُّ ‫س َعلَى هَّللا ِ ُح َّجةٌ بَ ْع َد‬


ُ ‫الر‬ ِ ‫ش ِرينَ َو ُم ْن ِذ ِرينَ لِئَاَّل يَ ُكونَ لِلنَّا‬
ِّ َ‫ساًل ُمب‬
ُ ‫ُر‬
(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah

13
diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Qur’an: An-Nisa’ (4:165).
Dari rangkaian ayat-ayat di atas, maka jelas dan tegaslahbahwa menurut Al-
Qur'an, Islam adalah satu-satunya agama mumi Samawi sepanjang masa dan setiap
persada.Sebagai sebuah agama, Islam memenuhi unsur-unsur antara lain:
a. Sebagai satu sistem credo (tata keimanan atau tata keyakinan)atas adanya sesuatu
yang mutlak diluar manusia.
b. Sebagai satu sistem ritus (tata peribadatan) manusia kepadayang dianggapnya
Yang Mutlak itu.
c. Disamping merupakan satu sistem yang credo dan sistem ritus, juga merupakan
satu sistem norma (tata kaidah yang mengaturhubungan manusia dengan manusia,
dan hubungan manusiadengan alam lainya, sesuai dan sejalan dengan tata
keimanandan tata peribadatan termaksud di atas).
Menurut Taufiqullah, secara etimologi, Islam berasal dari bahasa Arab.
Berasal dari kata salima yang berarti selamat sentosa.Pendapat ini dipegangi o]eh
hampir semua ahli, khususnya para ulamaIslam. Selanjutnya dari kata salima yang
berarti selamat sentosa diatas, dibentuk muta 'adi (transitif) menjadi aslama yang
artinyamemelihara diri, tunduk patuh dan taat.Orang yang melakukanaslama atau
masuk Islam dinamakan Muslim. Berarti orang itu telahmenyatakan dirinya telah taat,
menyerahkan diri, dan patuh kepadaAllah Subhanahu wa ta’ala. Dengan melakukan
aslama, selanjutnya orang ituterjamin keselamatan hidupnya di dunia dan di akhirat.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala:

َ‫سنٌ فَلَهُ أَ ْج ُرهُ ِع ْن َد َربِّ ِه َواَل َخ ْوفٌ َعلَ ْي ِه ْم َواَل ُه ْم يَ ْحزَ نُون‬ ْ َ‫بَلَ ٰى َمنْ أ‬
ِ ‫سلَ َم َو ْج َههُ هَّلِل ِ َوه َُو ُم ْح‬
"Bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, '--sedang ia berbuat
kebaikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) bersedih hati ".(Q.S. Al-Baqarah: 112)
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-rasul-Nya guna
diajarkan kepada manusia.Ia dibawa secara kontinium dari suatu generasi ke generasi

14
selanjutnya. Ia adalah rahmat, hidayah dan petunjuk bagi manusia yang berkelana
dalam kehidupan duniawi, sebagai perwujudan dari sifat rahman dan rahim Allah. Ia
juga merupakan agama yang telah sempuma (penyempurna) terhadap agama (syari'at-
syari'at) yang ada sebelumnya. Sebelum masa risalah Muhammad Shalallahu ‘alaihi
wa sallam.Islam masih bersifatlokal.Ia hanya ditujukan untuk kepentingan bangsa
dan daerahtertentu, dan terbatas pada periodenya. Selanjutnya Islam yang
datangkepangkuan risalah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam.berlaku untuk
seluruh bangsadan dunia. "Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan
untuk(menjadi) rahmat bagi semesta alam".
Dalam ayat lain dijelaskan bahwa, "Dan Kami tidak mengutus kamu,
melainkan kepada umatmanusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan
sebagaipemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui".Di
samping itu, universalitas ajaran Islam menyangkut tidaksaja masalah duniawi, tetapi
juga masalah ukhrawi.Agama harusmengurus secara langsung pengaturan duniawi
dan spiritual perorangan atau kelompok dan tidak mengurus perantara-
perantarapendeta yang memiJiki monopoli keagamaan. Islam adalah mutlak,yang
suci dan rasional, dan nama Islam mengandung maknakebenaran universal, ajaran
Allah yang hak yang berlaku dimanapunjuga.Islam sebagai agama mempunyai makna
bahwa Islammemenuhi tuntutan kebutuhan manusia dimana saja berada
sebagaipedoman hidup baik bagi kehidupan duniawi, maupun bagi kehidupansesudah
mati. Dimensi ajaran Islam memberikan aturan bagaimanacara berhubungan dengan
Tuhan atau Khaliknya, serta aturanbagaimana caranya berhubungan dengan sesama
mahluk, termasukhubungan dengan alam sekitar atau lingkungan hidup.

E. Islam Rahmatan lil ‘alamin


1. Pengertian islam  sebagai  agama  rahmatan lil’alamin
Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin artinya Islam merupakan agama yang
membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk
hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia.   Pernyataan  bahwa Islam adalah

15
agamanya yang rahmatan lil ‘alamin sebenarnya adalah kesimpulan dari firman
Allah subhanahu wa ta’ala:

﴾١٠٧﴿ َ‫ك إِاَّل َرحْ َمةً لِّ ْل َعالَ ِمين‬


َ ‫َو َما أَرْ َس ْلنَا‬
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam”.(QS.Al-Alnbiyah:107)

 Islam melarang manusia berlaku semena-mena terhadap makhluk Allah, lihat saja
sabda Rasulullah sebagaimana yang terdapat dalam Hadis riwayat al-Imam al-Hakim,
ُّ ‫الرقَّةُ والتَّ َع‬
ُ‫طف‬ ِّ :‫ال َّر ْحمة‬
            “Siapa yang dengan sewenang-wenang membunuh burung, atau hewan lain
yang lebih kecil darinya, maka Allah akan meminta pertanggungjawaban
kepadanya”.  Sungguh begitu indahnya Islam itu bukan !.Dengan hewan saja tidak
boleh sewenang-wenang, apalagi dengan manusia. Bayangkan jika manusia
memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran islam, maka akan sungguh indah dan
damainya dunia ini. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam diutus dengan
membawa ajaran Islam, maka Islam adalahrahmatan lil’alamin, Islam adalah rahmat
bagi seluruh manusia. Rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba.
Atau dengan kata lain rahmat dapat diartikan dengan kasih aying.
Penafsiran Para Ahli Tafsir :
1. Muhammad bin Jarir Ath Thabari dalam Tafsir Ath Thabari:
“Para ahli tafsir berpendapat tentang makna ayat ini, tentang apakah seluruh manusia
yang dimaksud dalam ayat ini adalah seluruh manusia baik mu’min dan kafir?
Ataukah hanya manusia mu’min saja?Sebagian ahli tafsir berpendapat, yang
dimaksud adalah seluruh manusia baik mu’min maupun kafir. Mereka mendasarinya
dengan riwayat dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhudalam menafsirkan ayat ini:
‫ ومن لم يؤمن باهلل ورسوله‬, ‫من آمن باهلل واليوم اآلخر كتب له الرحمة في الدنيا واآلخرة‬
‫عوفي مما أصاب األمم من الخسف والقذف‬

16
“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, ditetapkan baginya rahmat
di dunia dan akhirat. Namun siapa saja yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya, bentuk rahmat bagi mereka adalah dengan tidak ditimpa musibah yang
menimpa umat terdahulu, seperti mereka semua di tenggelamkan atau di terpa
gelombang besar”
dalam riwayat yang lain:
‫ ومن لم يؤمن به عوفي مما أصاب األمم قبل‬, ‫تمت الرحمة لمن آمن به في الدنيا واآلخرة‬
“Rahmat yang sempurna di dunia dan akhirat bagi orang-orang yang beriman
kepada Rasulullah. Sedangkan bagi orang-orang yang enggan beriman, bentuk
rahmat bagi mereka adalah dengan tidak ditimpa musibah yang menimpa umat
terdahulu”
Pendapat ahli tafsir yang lain mengatakan bahwa yang dimaksud adalah orang-orang
beriman saja. Mereka membawakan riwayat dari Ibnu Zaid dalam menafsirkan ayat
ini:
: ‫ والعالمون هاهنا‬. ‫ وقد جاء األمر مجمال رحمة للعالمين‬, ‫فهو لهؤالء فتنة ولهؤالء رحمة‬
‫من آمن به وصدقه وأطاعه‬
“Dengan diutusnya Rasulullah, ada manusia yang mendapat bencana, ada yang
mendapat rahmah, walaupun bentuk penyebutan dalam ayat ini sifatnya umum, yaitu
sebagai rahmat bagi seluruh manusia. Seluruh manusia yang dimaksud di sini
adalah orang-orang yang beriman kepada Rasulullah, membenarkannya dan
menaatinya”
Pendapat yang benar dari dua pendapat ini adalah pendapat yang pertama,
sebagaimana riwayat Ibnu Abbas.Yaitu Allah mengutus Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam sebagai rahmat bagi seluruh manusia, baik
mu’min maupun kafir.Rahmat bagi orang mu’min yaitu Allah memberinya petunjuk
dengan sebab diutusnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. BeliauShallallahu
‘alaihi Wa sallam memasukkan orang-orang beriman ke dalam surga dengan iman
dan amal mereka terhadap ajaran Allah. Sedangkan rahmat bagi orang kafir, berupa

17
tidak disegerakannya bencana yang menimpa umat-umat terdahulu yang mengingkari
ajaran Allah” (diterjemahkan secara ringkas).
2. Muhammad bin Ahmad Al Qurthubi dalam Tafsir Al Qurthubi
“Said bin Jubair berkata: dari Ibnu Abbas, beliau berkata:
‫ ومن لم‬, ‫كان محمد صلى هللا عليه وسلم رحمة لجميع الناس فمن آمن به وصدق به سعد‬
‫يؤمن به سلم مما لحق األمم من الخسف والغرق‬
“Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah rahmat bagi seluruh manusia.
Bagi yang beriman dan membenarkan ajaran beliau, akan mendapat kebahagiaan.
Bagi yang tidak beriman kepada beliau, diselamatkan dari bencana yang menimpa
umat terdahulu berupa ditenggelamkan ke dalam bumi atau ditenggelamkan dengan
air”
Ibnu Zaid berkata:
‫أراد بالعالمين المؤمنين خاص‬
“Yang dimaksud ‘seluruh manusia’ dalam ayat ini adalah hanya orang-orang yang
beriman” ”
3. Ash Shabuni dalam Shafwatut Tafasir
“Maksud ayat ini adalah ‘Tidaklah Kami mengutusmu, wahai Muhammad, melainkan
sebagai rahmat bagi seluruh makhluk’. Sebagaimana dalam sebuah hadits:
‫إنما أنا رحمة مهداة‬
“Sesungguhnya aku adalah rahmat yang dihadiahkan (oleh Allah)”
Orang yang menerima rahmat ini dan bersyukur atas nikmat ini, ia akan mendapatkan
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Allah Ta’ala tidak mengatakan ‘rahmatan lilmu’minin‘, namun mengatakan
‘rahmatan lil ‘alamin‘ karena Allah Ta’ala ingin memberikan rahmat bagi seluruh
makhluknya dengan diutusnya pemimpin para Nabi, Muhammad Shallallahu ‘alaihi
Wa sallam. Beliau diutus dengan membawa kebahagiaan yang besar.Beliau juga
menyelamatkan manusia dari kesengsaraan yang besar.Beliau menjadi sebab
tercapainya berbagai kebaikan di dunia dan akhirat.Beliau memberikan pencerahan
kepada manusia yang sebelumnya berada dalam kejahilan.Beliau memberikan
18
hidayah kepada menusia yang sebelumnya berada dalam kesesatan.Inilah yang
dimaksud rahmat Allah bagi seluruh manusia.
 Bahkan orang-orang kafir mendapat manfaat dari rahmat ini, yaitu
ditundanya hukuman bagi mereka.Selain itu mereka pun tidak lagi ditimpa azab
berupa diubah menjadi binatang, atau dibenamkan ke bumi, atau ditenggelamkan
dengan air.
Sebagaimana yang telah disebutkan diatas bahwa Islam Rahmatan Lil Alamin
adalah agama yang memberikan rahmat bagi seluruh alam.
Dengan diturunkannya QS. Al-Anfal :33,

﴾٣٣﴿ َ‫ َو َما َكانَ هَّللا ُ ُم َع ِّذبَهُ ْم َوهُ ْم يَ ْستَ ْغفِرُون‬  ۚ‫َو َما َكانَ هَّللا ُ لِيُ َع ِّذبَهُ ْم َوأَنتَ فِي ِه ْم‬
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di
antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka
meminta ampun”.
Ayat tersebut menjelaskan bahwasanya Allah tidak akan memberikan azab di dunia
bagi umat nabi Muhammad, melainkan ditunggu hingga datangnya hari kiamat. Dan
hal tersebut merupakan bentuk rahmat di dunia bagi umat nabi Muhammad.Berbeda
halnya dengan umat-umat Nabi terdahulu, bila ada yang kafir atau maksiat, maka
atas perintah Allah langsung diturunkan azab. Seperti hujan batu, banjir, atau angin
topan dana lain-lain.
Jadi telah jelaslah dari pembahasan diatas bahwa Islam merupakan agama yang
rahmatan lil alamin dan tidak ada pembedaan antara muslim dan non muslim atas
rahmat dunia. Karena rahmat dalam konteks rahman adalah bersifat ammah kulla
syai’ meliputi segala hal, sehingga orang-orang non-muslim pun mendapatkan ke-
rahman-an di dunia. Islam merupakan agama yang pluralis, karena Islam mengakui
keberadaan semua bangsa, mengakui seluruh lapisan masyarakat, dan Islam juga
mengakui semua agama. Dengan adanya kesadaran untuk menghargai pluralisme
merupakan bukti bahwa Islam membawa rahmat bagi seluruh alam.
2. Islam Untuk Seluruh Manusia (Rahmatan Lil’alamin)                   

19
         Kata Islam punya dua makna. Pertama, nash (teks) wahyu yang menjelaskan
din (agama). Kedua, Islam merujuk pada amal manusia, yaitu keimanan dan
ketundukan manusia kepada nash (teks) wahyu yang berisi ajaran din (agama)
Allah.Berdasarkan makna pertama, Islam yang dibawa satu rasul berbeda dengan
Islam yang dibawa rasul lainnya, dalam hal keluasan dan keuniversalannya.
Islam yang dibawa Nabi Muhammad lebih luas lagi daripada yang dibawa
oleh nabi-nabi sebelumnya.Apalagi nabi-nabi sebelumnya diutus hanya untuk
kaumnya sendiri.Nabi Muhammad diutus untuk seluruh umat manusia.Oleh karena
itu, Islam yang dibawanya lebih luas dan menyeluruh.Tak heran jika Al-Quran bisa
menjelaskan dan menunjukkan tentang segala sesuatu kepada manusia. Firman Allah:

َ ِ‫ َو ِج ْئنَا ب‬  ۖ‫ث فِي ُك ِّل أُ َّم ٍة َش ِهيدًا َعلَ ْي ِهم ِّم ْن أَنفُ ِس ِه ْم‬
‫ا‬££َ‫ۚ َونَ َّز ْلن‬ ‫ ِهيدًا َعلَ ٰى ه َٰـؤُاَل ِء‬£ ‫ك َش‬ ُ ‫َويَوْ َم نَ ْب َع‬
﴾٨٩﴿ َ‫َاب تِ ْبيَانًا لِّ ُكلِّ َش ْي ٍء َوهُدًى َو َرحْ َمةً َوبُ ْش َر ٰى لِ ْل ُم ْسلِ ِمين‬
َ ‫َعلَ ْيكَ ْال ِكت‬

“(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi
atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi
saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran)
untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi
orang-orang yang berserah diri”(Q. S. An-Nahl: 89).
3. Konsep Rahmatan Lil’alamin
Agama islam Memang benar agama islam adalah agama rahmatan lil’alamin.
Namun banyak orang yang salah kaprah dalam menafsirkannya.Sehingga banyak
kesalahan dalam memahami praktek beragama bahkan dalam hal yang fundamental
yaitu akidah. Pernyataan bahwa islam adalah agama yang rahmatan lil’alamin
sebenarnya adalah kesimpulan dari firman Allah Ta’ala, “Kami tidak mengutus
engkau (wahai Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta”.
Tugas Nabi Muhammad adalah membawa rahmat bagi sekalian alam, maka itu
pulalah risalah agama yang dibawanya.Tegasnya, risalah Islam ialah mendatangkan
rahmat buat seluruh alam.Lawan daripada rahmat ialah bencan dan malapetaka. Maka

20
jika dirumuskan ke dalam bentuk kalimat yang menggunakan kata peniadaan, kita lau
mendapat pengertian baru tapi lebih tegas bahwa islam itu “bukan bencana alam”.
Dengan demikian kehadiran Islam di alam ini bukan untuk bencana dan
malapetaka, tetapi untuk keselamatan, untuk kesejahteraan dan untuk kebahagiaan
manusia lahir dan batin, baik secara perseorangn maupun secara bersama-sama dalam
masyarakat. Islam itu ibarat Ratu Adil yang menjadi tumpuan harapan manusia.Ia
harus mengangkat manusia dari kehinaan menjadi mulia, menunjuki manusia yang
tersesat jalan. Membebaskan manusia dari semua macam kezhaliman, melepaskan
manusia dari rantai perbudakan, memerdekakan manusia dari kemiskinan rohani dan
materi, dan sebagainya. Tugas Islam memberikan dunia hari depan yang cerah dan
penuh harapan. Manusia akhirnya merasakan nikmat dan bahagia karena
Islam.Kebenaran risalah Islam sebagai rahmat bagi manusia, terletak pada
kesempurnaan Islam itu sendiri.Islam adalah dalam satu kesatuan ajaran, ajaran yang
satu dengan yang lainnya mempunyai nisbat dan hubungan yang saling berkait.Maka
Islam dapat kita lihat serempak dalam tiga segi yaitu aqidah, syari’ah dan
nizam.Dalam satu tinjuan, Islam adalah suatu aqidah atau keyakinan.Mulai daripada
Islam itu sendiri secara totalitas adalah suatu keyakinan, bahwa nilai-nilai yang
diajarkan kebenarannya mutlak karena bersumber dari yang Maha Mutlak.Maka
segala yang diperintahkannya dan diizinkannya adalah suatu yang haq “Dan carilah
karunia yang Allah berikan kepadamu untuk keselamtan bagi negri akhirat, tapi
janganlah engkau lupakan masalahmu di dunia.Dan ciptakanlah kebaikan
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, janganlah engkau berbuat
kerusuhan di bmi, karena sesungguhnya Allah tidak senang bagi orang-orang yang
berbuat rusuh”. Yang menjadi tantangan besar umat Islam masa kini adalah Islam
belum lagi terwujud risalahnya, ia belum lagi menjadi rahmat bagi manusia.
Karenanya kita harus mengadakan koreksi total terhadap cara-cara hidup kita, baik
dalam bidang ubudiyah maupun dalam bidang mu’amalah.      
Umat Islam dilarang menjadi umat pengekor, tetapi sebagai pengendali.Tidak
pula boleh menjadi gerobak yang ditarik ke mana-mana, tetapi sebagai lokomotip

21
yang menarik dan bertenaga besar.Islam tidak condong ke Barat dan tidak pula
miring ke Timur, tapi Islam tampil ke tengah-tengah mengajak seluruh benua, ras dan
bangsa untuk berkiblat kepadanya. Islamlah yang harus memimpin jalannya sejarah
menuju kepada hidup dan kehidupan yang bahagia (hayatun thayyibatun) dalam
rangka masyarakat yang sejahtera dan bahagia di bawah naungan ampunan Allah
(baldatun thayyibatun wa rabbun ghofuur). Betapa tinggi fungsi umat Islam di
tengah-tengah kancah kehidupan manusia Allah berfirman :            
“Kamu adalah umat yang paling baik, yang ditempatkan ke tengah-tengah
manusia, untuk memimpin kepada kebaikan, mencegah kemungkaran, dan percaya
penuh kepada Allah”.

22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Islam merupakan wahyu dari Allah Subhanahu WaTa’ala yang diturunkan
melalui Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasssllam yang digunakan
sebagaI pedoman hidup makhluk hidup.
b. Islam menurut etimologi adalah “Islam” berasal dari Bahasa Arab
yaitu “Salima” yang berarti Selamat. Dari kata itu terbentuk Aslama yang
artinya  menyerahkan diri atau tunduk dan  patuh.
c. Islam menurut terminologi adalah Agama wahyu berintikan tauhid atau
keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada
Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasssllam sebagai utusan-Nya yang
terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia,yang ajarannya meliputi seluruh
aspek kehidupan manusia.
d. Islam syar’i adalah makna Islam berdasarkan Hadis Nabi Muhammad
Sallallahu Alaihi Wasssllam dan firman Allah Subhanahu WaTa’ala.
B. Saran
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.

C.

23
DAFTAR PUSTAKA

Buletin "SUARA MA'HAD" IAIN Walisongo/ Laporan Utama/ Edisi ke-4/ Juni 2012
Hailkal,  Husain, Sejarah Hidup Muhammad, Drs.Hasanuddin. Sejarah
kebudayaan islam . 1994.Tohaputra.       

Bahi, Muhammad, Pemikiran Islam danPerkembangannya,(terj),


(jakarta:Risalah,1995

(HR. Al Bukhari dalam Al ‘Ilal Al Kabir 369, (Lihat Ibnul Mandzur) (Lihat Lisaanul


Arab)

Maulana Muhammad Ali,  Islamologi ( Dinul Islam ) ( Jakarta: Ikhstiar Baru-


vaHouve, Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya ,Jilid I ,
( Jakarta :UI Press,1997),hlm 9.

Sodikin, R. Abuy. 2003. Konsep Agama dan Islam.Al-Qalam.Vol. 20 No. 97.


https://muslim.or.id/12336-mengenal-agama-yang-fitrah.html diakses pada Senin, 11
Maret 2019 pukul 13.53 WITA.
http://www.iain-surakarta.ac.id/?p=12750 diakses pada selasa, 12 Maret 2019 pukul
15 : 34 WITA.

24

Anda mungkin juga menyukai