Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL BOOK REPORT

Inovasi Dan Desain Produk

Dosen Pengampuh : Pasca Dwi Putra SE, M.Si

DISUSUN
OLEH :

Hayyu Rahma Sw Hrp : 7173143017


Nuri Zannah Elysa : 7173143028
Sarah Astuti Ritonga : 7172143014

Kelas : Pendidikan Bisnis B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BISNIS


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, kami mampu menyelesaikan penyusunan laporan Critical Book ini. Laporan
ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Inovasi dan Desain Produk. Kami berharap,
laporan ini dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan dan menambah wawasan bagi para
pembacanya.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen kami yang sudah membimbing
kami dalam menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dan juga kepada rekan-rekan yang mau
bekerja sama demi menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, serta masih banyak
kekurangan dan kesalahannya. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Identitas Buku ..............................................................................................1


1.2 Uraian Isi Buku ............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perbandingan antara Kedua Buku ..............................................................14


2.2 Kelebihan/ Kelemahan Buku Utama ..........................................................14
2.3 Kelebihan/ Kelemahan Buku Pembanding ................................................15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................16


3.2 Saran ...........................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 IDENTITAS BUKU

1.1.1 Buku Utama


1. Judul buku : Desain Produk Inovatif &
Inkubasi Bisnis Kompetitif
2. Pengarang : Alva Edy Tontowi
3. Penerbit : Gadjah Mada University Press
4. Tahun terbit : 2016
5. Kota terbit : Yogyakarta
6. ISBN : 978-302-386-069-2
7. Tebal buku : xviii+239 halaman

1.1.2 Buku Pembanding


1. Judul buku : Inovasi Nilai Pelanggan dalam
Perencanaan dan Pengembangan Produk
2. Pengarang : Humaris Hardi Purba
3. Penerbit : Graha Ilmu
4. Tahun terbit : 2006
5. Kota terbit : Yogyakarta
6. ISBN : 978-979-756-432-2
7. Tebal buku : xvi+208 halaman

1
1.2 URAIAN ISI BUKU

BAB 1 PENDAHULUAN

Abraham Maslow seorang ilmuwan Amerika Serikat pada tahun 1908


mengenalkan gagasan, yaitu membagi kebutuhan manuisa menjadi 5 tingkat
dimulai dari kebutuhan paling dasar yaitu kebutuhan fisiologis, kemudian
meningkat berturut-turut, yaitu kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan
harga diri, dan kebutuhan paling tinggi manusia yaitu aktualisasi diri. Semua
kebutuhan manusia yang berupa barang atau benda atau artefak untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya tersebut, kelahirannya dapat dipicu oleh 2 macam pemicu,
yaitu : kebutuhan (needs dan wants) dan kemampuan membuat. Realisasi menjadi
benda berdasarkan kedua pemicu ini kemudian memiliki 2 tujuan utama, yaitu
fungsi dan estetika sesuai dengan tingkatan kebutuhan sebagai manusia seperti yang
dirumuskan oleh Maslow. Dalam praktiknya dari zaman ke zaman, antara pemicu
kebutuhan dan pemicu teknologi saling mendukung.

Lebih spesifik lagi, menurut Dieter Ram seorang legendaris desain industri
yang banyak karyanya memengaruhi perkembangan desain industri modern saat
ini, desain produk yang ideal atau bagus harus memenuhi 10 prinsip. Benda-benda
buatan manusia sebagai ekspresi hasil karya cipta dan karsanya, keberadaannya
tersebut didesain memiliki maksud dan tujuan yang jelas. Proses penciptaan benda
tersebut secara generik dimulai dari melihat maksud dan tujuannya mengapa benda
tersebut akan diciptakan, kemudian mengkonsepnya berdasarkan maksud tujuan
dan diakhiri dengan proses pembuatan benda.

Adanya perbedaan tempat lahirnya teknologi, pemilik teknologi dan


pengguna teknologi, mengakibatkan kesiapan pengguna teknologi diberbagai
negara berbeda-beda. Karena adanya perbedaan kesiapan sebagai pengguna produk
teknologi, maka ada pengguna yang telah siap dan ada pula pengguna yang belum
siap menerima produk tersebut.

Terkait dengan produk yang berorientasi pasar, sukses-tidaknya suatu produk


dipasar tidak hanya tergantung pada desain yang bagus saja, masih ada aspek lain
yang perlu diperhitungkan. Keseluruhan aspek yang dapat berpengaruh tersebut

2
adalah aspek desain, manufaktur (desain yang bagus, biaya desain, biaya
pengembangan, dan biaya produksi dengan qualitiy dan quantity tertentu) dan
penerimaan pasar (harga, quality, fungsi, dan fitur, brand dan lainnya).

BAB 2 PENGEMBANGAN PRODUK BARU

2.1 Usia Produk dan Usia Pasar

Usia pakai adalah periode waktu yang diukur dari sejak produk tersebut baru
hingga produk tersebut rusak atau sudah tidak dapat digunakan lagi. Panjang
pendeknya usia pakai produk ditentukan oleh reliabilitas atau kehandalan produk.
Sedangkan usia pasar adalah periode waktu yang diukur mulai dari produk tersebut
dikenalkan dan dijual dipasar hingga produk tersebut sudah tidak dibeli lagi oleh
pembeli atau tidak diminati oleh konsumen.

Berdasarkan sudut pandang pembuat produk atau produsen manufaktur, agar


pengguna menginginkan lagi produk tersebut, maka produk yang sudah tidak sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan pengguna, produk tersebut perlu disempurnakan
menyesuaikan lagi dengan kebutuhan dan keinginan pengguna.

2.2 Pemahaman Teknologi

Pemahaman teknologi oleh pasar dan perushaan penyedia teknologi sering kali
tidak sama. Pada level teknologi tertentu dimana pemahaman pasar pada
perkembangan teknologi yang ada lebih rendah daripada tingkat tidak cukup hanya
berdasarkan kebutuhan pengguna atau pasar saja. Faktanya adalah pengguna atau
pasar tidak mengetahui kebutuhan dan keinginan lain selain yang telah ada pada
produk tersebut atau dengan kata lain, pasar tidak tahu inovasi apalagi yang perlu
ada pada produk generasi berikutnya.

2.3 Dasar Pengembangan Produk Baru

Dasar pengembangan produk baru dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Hanya pada kebutuhan pasar saja

2. Hanya pada ketersediaan teknologi saja

3. Kombinasi kebutuhan pasar dan ketersediaan teknologi

3
Pada produk yang dikembangkan hanya berdasarkan kebutuhan dan keinginan
pasar saja, maka kebutuhan dan keinginan pasar menjadi pertimbangan utama.
Namun, perlu hati-hati karena faktanya pasar tidak mengetahui kebutuhan apalagi
yang ada pada produk yang telah mereka miliki.

Pada produk yang dikembangakan hanya berdasarkan ketersediaan teknologi


atau kemampuan membuat produk tanpa mempertimbangkan kebutuhan pasar,
maka ketersediaan teknologi atau kemampuan membuat menjadi prioritas
pertimbangan. Kelemahan yang ada pada cara pengembangan produk ini adalah
kebutuhan dan keinginan pasar kemungkinan tidak terakomodasi pada produk yang
dihasilkannya jika produk tersebut dibawa kepasar, sehingga potensi kemungkinan
gagal dipasar besar.

Dalam praktiknya, desain konsep produk inovatif yang berbasis pada kebutuhan
pasar, tidak hanya menggantungkan inputnya semata pada kebutuhan pasar dan
delapan aspek saja atau bergantung pada ketersediaan dan kemampuan teknologi
baru saja, tetapi sudah merupakan kombinasi kebutuhan pasar dan ketersediaan
teknologi baru. Salah satu alat untuk melihat kepuasan pengguna suatu produk dan
ini dapat juga menjadi dsar dalam mengembangkan produk yang dapat memuaskan
pengguna atau pasar dapat digunakan konsep yang dikembangkan oleh Profesor
Noriaki Kano pada tahun 1980-an.

BAB 3 KREATIVITAS DAN INOVASI

3.1 Kreativitas

3.1.1 Definisi

Menurut McLeod dan Thomson (2002), kreativitas didefinisikan sebgai


kegiatan oleh pikir memadukan informasi satu dengan informasi lain atau elemen
satu dengan elemen lain sehingga membentuk atau melahirkan ide baru. Hasi
kreativitas adalah ide baru yang masih berupa konsep.

3.1.2 Modalitas Kreativitas Individu

Kreativitas individu dapat dibangun berdasarkan tiga modal dasar, yaitu


kemampuan berpikir kreatif, motivasi diri, dan pengetahuan awal yang telah

4
dimiliki. Kemampuan berfikir kreatif lebih banyak dipengaruhi oleh pola pikir
positif dan kemampuan membangun banyak alternatif solusi. Sedangkan motivasi
diri dapat berupa keinginan dan dorongan dari dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu yang berbeda dari yang telah ada.

3.1.3 Ide Baru Kategori Lokal dan Internasional

Ide baru sebagai hasil kreativitas ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu ide baru
lokal dan ide baru internasional. Ide baru lokal yaitu ide baru yang ada disuatu
negara tertentu pada tahun tertentu yang belum pernah ada pada waktu sebelumnya
dinegara tersebut. Sedangkan kebaruan internasional adalah satu-satunya ide baru
yang belum pernah ada sebelumnya di negara manapun didunia.

3.2 Inovasi

3.2.1 Definisi

Menurut McLeod dan Thomson (2002), inovasi didefinisikan sebagai realisasi


ide baru hasil kreativitas. Inovasi adalah realisasi ide baru menjadi produk riil yang
memiliki nilai manfaat dan komersial.

3.2.2 Tipe Inovasi

Inovasi dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe yang pertama inovasi


inkrimental yaitu inovasi yang dilakukan secara bertahap dari sejumlah inovasi
yang seharusnya dilakukan dan yang kedua inovasi holistik yaitu inovasi yang
dilakukan secara total dan komprehensif dalam waktu yang relatif singkat.

3.2.3 Cara Melakukan Inovasi

Inovasi dapat dilakukan dengan cara mengikuti salah satu dari N3 (Nambahi),
N4 (Ngurangi), N5 (Ngganti), atau N6 (Ngilang).

3.3 Inovasi Sistem

Menurut Vadim kotelnikov, paling tidak ada tujuh area dalam inovasi sistem
yang saling terkait satu inovasi dengan inovasi lainnya, yaitu inovasi pada strategi,
produk, bisnis, organisasi, proses, teknologi, dan pemasaran.

5
BAB 4 PRODUK INOVATIF

4.1 Produk

Produk didefenisikan sebgai hasil suatu kegitan berkarya atau produksi yang
memiliki manfaat atau fungsi dan atau aestetika. Meskipun porsi antara
manfaat/fungsi dan aestitika tidak mesti sama. Sebagai contoh , produk dapat hanya
memiliki mamfaat dan fungsi saja jika poersi aestetikanya kecil, sebaliknya ada
produk yang hanya memiiki aestetika saja seperti barang seni yang digunakan untuk
memperindah ruangan kaena porsi aestikanya lebih dominan. Sehingga produk
dengan prototipe berbeda. Produk sudah memiliki jaminan kinerja sesuai dengan
desainnya dan memungkinkan untuk dikomersialkan. Sedangkan,prototipe masih
memungkinkan adanya penyempurnaan karena masih ada kemungkinan kinerja
belum sesuai dengan desain. Sehingga prototipe belum masuk ke tahap produksi.

Produk dibagi menjadi dua yaitu barang dan jasa . sedangkan barang dapat dibagi
dua yaitu barang diskrit dan kontiniu . ciri utama produk diskrik adalah berfase
padat non-oartikel atau non serbuk, sedangkan ciri utama produk kontiniu adalah
berfasi cair dan gas serta berfase padat berupa partikel atau serbuk atau filamen atau
lembaran panjang.

4.2 Produk Inovatif

Produk inivatif adalah produk yang dibuat berdasarkan suatu gagasan baru suatu
gagasan baru. Gagasan baru tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber yang
berupa feedback kebutuhan pasar dan atau lima aspek lainnya sepertii tren produk,
HKI,Ergonomi,SHE serta tekhnologi baru.

Kandungan inivasi dalam suatu produk dapat hanya di beberapa bagian (inovasi
inkrimental) atau sebagain besar atau seluruhnya (inovasi holistik) dari produk
tersebut sehingga menjadi unik. Suatu produk dikatakan inovatif jika produk
tersebut memiliki suatu yang baru atau keunikan dari suatu realisasi gagasan baru.

Pada umumnya onovasi yang dikandung dalam produk tersebut dapat diperoleh
dengan berbagai cara inovasi inkrimental, yaitu :

1. Memperbaiki problem pada produk yang sebelumnya

6
2. Memodifikasi beberapa hal pada produk sebelumnya tanpa mengurangi
fungsi utamanya
3. Mengkombinasikan beberapa fitur fungsi dalam satu produk (konsep x in 1
dengan x > 1)
4. Menambahkan teknologi atau fitur baru yang berasal dari produk lain di luar
kelasnya untuk produk kita.

Salah satu contoh produk inivatif dari buku ini adalah Google Glass yang di desain
berupa kaca mata yang memungkinkan pengguna dapat membuat video sambil
berjalan dan melihat objek yang pengguna sukai. Hasil video tersebut dapat
langsung disambug nikrabel ke kimputer laptop atu desktop atau hanya disimpan
dalam media penyimpanan yang terpasang pada google glass tersebut.

Tabel 4.8 Google Glass, Probelm dan Inovasi

Nama Problem Inovasi


Produk
Google Kejenuhana Kebutuhan untuk dapat membuat
Glass menggunakan foto still dan video dengan cara
perangkat kamera dan yang simpel dan praktis tanpa harus
video yang terpisah dan membawa banyak item serta hasil
berat sihingga banyak foto dan video dapat langsung
peralatan yang harus dikirim ke komputer atau teman
dibawa lainya via internet

BAB 5 DESAIN KONSEP PRODUK INOVATIF

5.1 Gagasan Baru, Konsep, dan desain Industri

Seperti halnya dalam desain produk secara umum, desain produk inovatif
prosesnya juga sama. Pembedaanya adalah produk yang akan didesain berupa
produk yang berbasisi pada ide baru atau gagasan baru (di tingkat lokal atau
internasional). Gagasan baru tersebut berupa material,metode atau cara atau
tekhnologi atau fitur fungsinya. Prosesnya dimulai dari gagasan baru, kemudian
pembuatan konsep dan diakiri dengan desain industri.

7
5.2 Proses Pembuatan Konsep Produk Inovatif

Dalam mengembangkan produk baru non-makanan atau minuman yang


melibatkan manusia sebagai pengguna atau operator , produk perlu memiliki lima
hal berikut :

1. Aspek fugsional, regulasi, dan Paten


2. Aman dan sehat
3. Kemudahan penggunaan dan perawatan
4. Aestetika dan ergonomi
5. Tren produk dan kesiapan tekhnologi

Adapun langkah-langkah pengembangan konsep produk yang sebagain diadopsi


dari Ulrich dan Eppinger (2008) yang terdiri dari tujuh langkah M-I-S-K-K-D

1. Menetapkan misi (M) mengapa produk akan dibuat , deskripsi produk,


kapan produk akan diluncurkan, marginnya berapa, dan siapa saja yang
duduk sebagai pemangku kepentingan (stake holder)
2. Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pengguna atau pasar (I). Sumber
informasi kebutuhan dan keinginan pengguna ini dapat diperolah dari
sumber internet dan sumber internal (misalnya, paten, regulasi
pemerintah,lingkungan hidup, kesehatan dan keamanan, tren produk)
3. Menetapkan spesifikasi Produk (S) berdasarkan masukan (I) benchmarking
, dan hasil uji laboratorium
4. Membuat konsep produk (K) berdasarkan spesifikasi (S). Untuk mampu
membuat konsep dengan jumlah konsep banyak diperlukan kreativitas.
Pada langkah ini arsitektur produk, aestika, ergonomi, dan usabilitas perlu
dipertimbangkan
5. Memilih konsep produk terbaik sebagai konsep akhir (K)
6. Desain Industri (D).

8
BAB 6 DESAIN DETAIL DAN ANALISIS TEKNIK

Desain detail dan desain tekhnik adalah dua tahap yang dilakukan setelah desain
konsep selesai dilakukan. Pada produk manufaktur diskrit , detail desain dan
analisis tekhnik ini dilakukan berututan dan bolak-balik hingga diperoleh hasil
analisis tekhnik yang memenuhi kebutuhan keteknikan yang dalam banyak kasus
dapat lebih dari satu kali siklus

6.1 Desain Detail (CAD = Computer Aided Design)

Pada produk manufaktur diskrit, desain detail yang selanjutnya dikenal dengan
istilah gambar tekhnik atau kalau dilapangan dikenal dengan istilah bahasa
inggrisnya Engineering Drawing (ED) adalah tahap yang dilakun setelah tahap
desain konsep selesai dilakukan. Desain detail dalam bentuk ED ini digunakan
sebagai alat komunikasi antara desainer dengan manufakur. Proses dalam membuat
gambar tekhnik pada produk manufaktur diskrit dapat dilakukan dengan
menggunakan dua cara yang keduanya dalam menggambar tetap perpedoman pada
standard internasional (SI) , yaitu cara :

1. Tanpa bantuan softwar


2. Berbantuan Software (CAD=Computer Aided Design)

Cara pertama , gambar tekhnik dibuat langsung diatas kertas putih atau kalkir
menggunakan tangan dengan bantuan penggaris bersskal, pensil,penghapus,pena.
Sedangkan cara kedua digunakan dengan cara komputer dan hasilnya dicetak
dengan printer warna dengan ukuran garis dan dan kertas seperti yang pertama.

6.2 Analisis Tekhnik (CAE= Computer Aided Eingineering)

Analisis tekhnik di lakukan setelah gambar tekhnik selesai . tujuanny adalah


untuk melohat apakah komponen/part chunk atau model pada produk yang akan
dibuat telah sesuai dengan aplikasi nantinya. Tujuan utama untuk analisis tekhnik
produk ini adalah untuk meyakinkan bahwa komponen impeler dan poros pompa
air tersebut cukup kuat atau tidak akan rusak pada usia pakai seperti yanng akan
dijanjikan dalam dokumen garansi pajak. Analis tekhnik dapat dilakukan cera
analitik empirik atau dilakukan dengan cara yang praktis, yaitu dengan bantuan
sofware dan komputer analisis tekhnik atau CAE (computer Aided Engineering).

9
Proses CAE itu tersebut antara lain CFD,akustik,termal,durabitas,respon dinamik.
Karena CAE bersifat prediksi meskipun imput seringkali diambil dari data empirik
. hasil analisis tekhnik ini tidak 100 % benar.Namun demikian , analisis tekhnik ini
banyak bermamfaat di awal proses desain, sebelum produk rill dibuat sehingga
dapat menghemat biaya proses desain,pengembangan, dan prototyping.

BAB 7 PROTOTYPING DAN TESTING

7.1 Prototype dan Cara Pembuatannya

Prototype dapat didefinisikan sebagai gambaran awal sementara sebelum


produk rillnya dibuat. Proses pembuatan prototype dapat dimulai dari pembuatan
komponen atau part. Kemudian merakitnya menjadi chunk. Chunk tersebut dirakit
dengan chunk lain menjadi modul. Modul-modul tersebut dirakit satu dengan yang
lainnya menjadi prototype.

Prototyping adalah proses pembuatan suatu prototype. Proses ini merupakan


suatu step diantara banyak step dalam proses konversi dari sebuah desain konsep
menjadi sebuah produk rill. Sehingga dalam proses ini memerlukan waktu dan
biaya yang nantinya akan berkontribusi pada waktu dan biaya keseluruhan dalam
proses konversi tersebut.

Mengingat bahwa untuk membuat membuat prototipe diperlukan waktu dan


biaya yang tidak sedikit, maka proses pembuatan prototipe ini diupayakan dengan
waktu dan biaya yang serendah-rendahnya pula sehingga harga produk menjadi
lebih kompetitif. Upaya yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses
pembuatan prototipe ini adalah dengan menerapkan teknologi manufaktur yang
dikenal dengan nama Rapid Prototyping Technology (RPT). RPT ini dikenal
dengan nama yang lebih umum yaitu Layer Manufacturing Technology (LMT)
karena proses manufakturnya dilakukan lapis demi lapis material dan lapis-lapis
material tersebut kemudian ditumpuk menjadi satu membentuk 3 benda dimensi.

7.2 Testing Prototype

Setelah prototype a selesai, kemudian dilakukan testing untuk meyakinkan


bahwa prototype tersebut berfungsi seperti rencana. Hasil testing tersebut adalah
kemungkinan sukses dan gagal. Namun demikian, jika prototype tersebut dibuat

10
mengikuti gambar teknik secara baik dan benar menggunakan teknologi
manufaktur yang sesuai, testing tersebut kemungkinan besar akan sukses meskipun
tingkat kesuksesannya tidak dapat mencapai 100%. Hasil tes prototipe a ini
selanjutnya digunakan sebagai masukan dalam membuat prototipe b.

BAB 8 HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL : DESAIN INDUSTRI DAN


PATEN

8.1 Desain Industri

Dalam subseksi desain industri (DI) akan disajikan mengenai definisi, hak
pendesain, hak perioritas pemohon dan lingkup desain industri.

Hak desain industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara Republik
Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu (10
tahun terhitung sejak tanggal penerimaan) untuk melaksanakan sendiri, atau
memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut.

Lingkup desain industri yang mendapatkan perlindungan adalah:

a. Desain Industri

b. Desain Industri Lama

8.2 Paten
Syarat untuk mendapatkan paten bagi suatu invensi yaitu:
a. Baru (novelty)
b. Mengandung langkah inventif
c. Dapat diterapkan di industri
Ada 2 jenis paten yaitu paten sederhana dan paten biasa
Selama masa perlindungan, pemilik paten memiliki kewajiban untuk iuran
tahunan dan melaksanakan peten tersebut agar memiliki nilai ekonomi.
Beberapa hal penting dalam menulis draft dokumen paten atau desain industri
yang baik antara lain :
a) Melakukan penelusuran paten-paten terkait dengan produk yang akan kita
daftarkan paten atau desain industri.
b) Siapkan desain gambar yang akan kita daftarkan ptaten atau desain industri.

11
c) Siapkan abstrak yang berisi latar belakang mengapa produk tersebut penting
dan tidak ada duanya serta poin penting solusi masalah yang akan
diselesaikan, deskripsi produk dan tunjukkan keunggulan dalam
menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh produk
sebelumnya.
d) Siapkan apa saja yang akan diklaim.
Setelah kegiatan dari (a) hingga (d) selesai dan siap kemudian lakukan penyusunan
dokumen yang terdiri dari 3 bagian dengan urutan:
1) Deskripsi, yang terdiri dari :
a. Judul
b. Bidang teknik invensi
c. Latar belakang invensi
d. Ringkasan invensi
e. Uraian singkat gambar
f. Uraian lengkap invensi
g. Klaim
2) Abstrak
3) Gambar dengan nomor untuk menunjukkan bagian-bagiannya.

BAB 9 POTENSI INDONESIA, INDUSTRI UNGGULAN DAN


TEKNOLOGI
9.1 Ragam Potensi Daerah Provinsi
Indonesia yang membentang dari barat ke timur sepanjang garis khatulistiwa
(equator line) dengan 3 perbedaan waktu terdiri dari 34 provinsi atau 501 wilayah
kabupaten (403) dan kota (98) tersebar di sejumlah pulau.
Kekayaan alam yang berlimbah di setiap provinsi, terutama kekayaan alam
non-tambang, yang tampaknya tidak memiliki petensi ekonomi, dengan teknologi
dan kreativitas dapat dikonversi atau diberi nilai tambah menjadi sesuatu yang
bermanfaat tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di provinsi
tersebut, tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan
masyarakat setempat.

12
9.2 Pengembangan Industri Unggulan Daerah Tingkat-1 (Provinsi)
Hingga tahun 2010 di Indonesia terdapat 25 provinsi yang sudah memiliki peta
panduan untuk pengembangan industri unggulan di daerahnya berdasarkan Perpres
No. 29 Tahun 2008 dan Permen untuk masing-masing daerah (Kementrian
Perindustrian RI, 2010).
Hampir sebagian besar industri unggulan 25 provinsi di Indonesia adalah
industri pengolahan hasil pertanian, laut, dan mineral atau tambang.
Bahan baku yang berasal dari daerah provinsi setempat sesuai dengan unggulan
wilayah. Dalam satu bahan baku memungkinkan untuk dibuat menjadi satu atau
beberapa produk akhir sehingga menjadi suatu klaster industri di suatu kawasan.
Sebagai contoh industri pengolahan ikan. Bahan baku produk adalah ikan. Jika
bahan baku yang berupa ikan tersebut diurai, maka dalam 1 ikan akan mendapat
empat macam bahan baku yang dapat diproses menggunakan teknologi pengolahan
menjadi paling tidak 4 macam produk akhir juga, yaitu daging ikan, duri dan tulang
ikan, sisik ikan dan kepala ikan.

9.3 Siklus Hidup dan Ekosistem Teknologi


Untuk memiliki ataupun menggunakan teknologi baik dalam bentuk lisensi
ataupun bentuk perjanjian lain membutuhkan dana yang sering kali besar dan
nilainya hampir tak dapat dijangkau oleh individu ataupun intitusi. Apalagi
teknologi yang berasal dari negara maju dengan nilai tukar mata uangnya lebih
tinggi.
Sepanjang periode waktu dibagi menjadi 2, yaitu periode saintifik dan periode
komersial. Antara periode saintifik dan periode komersial ada periode transisi
inkubator untuk menginkubasi teknologi yang dihasilkan dan selanjutnya inkubasi
bisnis agar siap komersial. Pada periode saintifik, proses dimulai dari riset dasar,
riset terapan, publikasi (seminar, konferensi atau jurnal ilmiah) atau pendaftaran
HKI (Hak Kekayaan Intelektual). Sementara pada periode komersial, teknologi siap
pakai tersebut diproduksi dan produknya mulai memasuki market atau pasar.
Namun seperti halnya produk buatan manusia lainnya, teknologi yang dihasilkan
pada suatu waktu juga akan mengalami penuaan bahkan sudah tidak memiliki nilai

13
ekonomi lagi. Dalam kondisi seperti ini, sudah saatnya teknologi di inovasi agar
lebih bernilai ekonomi.
Dalam ekosistem teknologi, kebutuhan terus-menerus pada teknologi baru
yang lebih baik dan efesien untuk memenuhi kebutuhan pasar umumnya terjadi
pemicu utama lahirya teknologi baru. Kebutuhan pasar lahir bersamaan dengan
lahirnya problem yang memerlukan solusi. Solusi dalam bentuk teknologi tersebut
akan dilahirkan dari riset yang dilalakukan oleh tim riset yang ada di institusi riset
atau perguruan tinggi dengan fasilitas riset tinggi.

BAB 10 INKUBASI TEKNOLOGI DAN BISNIS KOMPETITIF


10.1Pengertian Inkubasi dan Inkubator
Istilah inkubator dan inkubasi pertama kali digunakan di dunia kedokteran
untuk perawatan bayi yang baru lahir tetapi kondisinya belum siap untuk hidup
langsung di luar rahim. Ruang kecil berbentuk kotak yang kondisi ruangannya
terkendali untuk memenuhi kebutuhan hidup bayi yang ada di dalamnya ini
kemudian disebut inkubator dan kemudian kegiatannya disebut inkubasi.
Perkembangan selanjutnya, istilah inkubator diadopsi untuk digunakan di bidang-
bidang lainnya termasuk bidang industri untuk mempersiapkan ide agar memiliki
kelayakan teknologi dan kelayakan bisnis.

10.2Inkubator dan inkubasi Teknologi dan Bisnis


Inkubasi teknologi adalah proses penyiapan pematangan teknologi di inkubator
teknologi siap pakai dan siap untuk diproduksi. Teknologi dikatakan diap pakai dan
siap diproduksi, jika teknologi dalam bentuk prototipe Alpha dan Beta sudah diuji
fungsinya.
Seperti halnya inkubasi teknologi, bibit bisnis kompetitif baru ada yang lolos
seleksi di inkubator Teknologi dan masuk di Inkubator Bisnis, juga perlu di
inkubasi untuk meyakinkan bahwa bisnis yang akan dikembangkan dan
ditumbuhkan adalah bisnis yang memang akan menguntungkan secaa ekonomi.
Inkubasi bisnis adalah proses penyiapan suatu bibit perusahaan teknologi baru agar
menjadi perusahaan baru yang siap tumbuh dan berkembang di dunia bisnis.

14
10.3Model Bisnis Kompetitif
Sukses suatu bisnis tidak hanya ditentukan oleh produknya yang inovatif saja,
tetapi juga ditentukan oleh sistem bisnis yang mengantarkan produk inovatif
tersebut ke pasar. Namun pada umumnya produk yang inovatif mampu menjawab
kebutuhan pasar (needs and wants) dan bagian dari 7 area inovasi sistem.
Kehadiran kompetitor baik yang mirip asli atau palsu pada umumnya terjadi
oada saat volume pasar produk kita naik tinggi hingga mengganggu volume pasar
produk sejenis. Kompetitor dengan produk mirip dengan produk kita akan
mengganggu volume pasar kita, tetapi kompetitor produk palsu pada umumnya
tidak mengganggu karena target pasarnya adalah pasar penggemar produk palsu
yang hanya menginginkan penampilan, bukan mutu tinggi yang diinginkan.

15
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERBANDINGAN ANTARA KEDUA BUKU


Pada buku utama pembaca akan diajak mengenali dasar-dasar desain konsep
produk baru yang inovatif, desain detail dan analisis tekniknya, membuat prototype
dan testing, menginkubasi teknologinya, hingga membangun bisnis kompetitif
berbasis produk tersebut. Alva menerangkan secara detail isi buku yang merupakan
hasil kajian teori dan penelitiannya di bidang laser sintering. Ia mengajak para
peserta bedah buku untuk lebih menelusuri perkembangan proses sintering, teori
dasar sintering, model-model analitik dan numerik, teori laser sebagai sumber
panas, cara pengembangan model sintering, serta sintering menggunakan sumber
panas laser bergerak yang diterapkan dalam proses selective laser sintering (SLS).
Ia juga menyampaikan secara singkat tentang material polymer amorpus dan
kristalin. Di akhir penjelasan, Alva menjelaskan contoh pengembangan program
komputer guna menyimulasi proses SLS dua dimensi untuk material polymer
kristalin.
Sedangkan di buku pembanding, membahas tentang peran penting desain
industri dalam merancang produk-produk. Informasi Dasar kreatif dan maketable
dan tantangan bagi para engineer, industrial designer, dan para praktisi industri
lokal yang cenderung hanya sebagai assembly industry(industri perakitan) juga
diulas dan disajikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Para
praktisi industri khususnya yag menangani pengembangan produk (product
development) para manajer, mahasiswa jurusan desain produk, perancangan teknik
dan pengembangan produk, teknik industri serta masyarakat umum ingin
mengetahui strtegi sukses perusahaan-perusahaan baik yang bergerak dibidang
barang atau jasa sangat tepat membaca buku ini sebagai bahan referensi sehingga
dapat lebih memehami strategi inovatif dalam mengembagkan bisnis menjadi lebih
unggul.

16
2.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU UTAMA
Kelebihan Buku Utama:
- Dalam setiap bab di buku utama, materi yang dijelaskan dilengkapi dengan
gamba-gambar atau skema mengenai inovasi.
- Disetiap akhir bab dilengkapi dengan soal, sehingga mahasiswa ataupun
pembaca bisa mengevaluasi kemampuannya melalui soal tersebut.
- Dari segi sampul buku, penulis sudah menggunakan cover yang bagus,
karena sudah menggambarkan isi buku.

Kekurangan Buku Utama:


- Sedangkan di bab 10, pada bagian inkubasi dan inkubator, tidak ada
dijelaskan mengenai inkubator secara umum, yang ada hanya penejelasan
inkubator dalam dunia kesehatan. Sedangkan untuk inkubator dalam dunia
bisnis hanya dijelaskan melalui gambar saja.

2.3 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU PEMBANDING


Kelebihan buku Pembanding:
- Dalam buku pembanding dipaparkan juga mengenai faktor-faktor kompetisi
serta strtegi inovatif yang ditetapkan peusahaanperusahaan meraih suskes
cemerlang baik perusahaan lokal maupun multinasional secara lengkap
dipaparkan berikut grafik perbandingan dengan beberapa
competitor(pesaing).

Kekurangan Buku Pembanding:


- Buku pembanding tidak seperti buku utama yang memiliki soal latihan di
setiap akhir bab nya.
- Dari segi materi, buku pembanding lebih menekankan pada aplikasi strategi
samudra biru, yang bisa dilihat pada judul buku.

17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari review buku yang sudah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa kedua
buku memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Sejatinya kedua buku
cocok untuk digunakan mahasiswa ataupun dosen.

3.2 SARAN
Setelah dilakukan perbandingan dan didapat kesimpulan mengenai buku yang
di review, menurut kami buku ini sudah termasuk kategori baik. Pada akhirnya,
kedua buku ini sangat bagus untuk dibaca karena memiliki kelebihan dimasing-
masing pembahasannya. Meskipun, harus dilakukan perbaikan pada beberapa
materi yang dirasa kurang lengkap serta materi yang mengalami kesalahan dalam
penulisan.

18

Anda mungkin juga menyukai