Anda di halaman 1dari 15

Elyssa Fiqri Fauziah

0119101177

Kelas B

Karakteristik dan Ruang Lingkup Akuntansi Sektor Publik

Pengertian Akuntansi Sektor Publik

Istilah sektor publik memiliki pengertian yang bermacam-macam. Sedangkan jika diambil
dari perspektif ilmu ekonomi, sektor publik dapat dipahami sebagai suatu entitas yang
aktivitasnya sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk
menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak
publik.

Oleh karena itu, akuntansi sektor publik dapat diartikan sebagai suatu proses pengumpulan,
pencatatan, pengklasifikasian, penganalisaan dan pelaporan transaksi keuangan suatu
organisasi publik yang menyediakan informasi keuangan bagi para pemakai laporan
keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan. Dengan demikian, pengelolaannya
memerlukan keterbukaan dan akuntabilitas terhadap publik serta fokus perhatian akuntansi
sektor publik adalah penekanan pada upaya untuk memajukan sektor publik yang dianggap
kurang efesien dan efektif.

Ruang Lingkup Akuntansi Sektor Publik

Ruang lingkup akuntansi sektor publik meliputi badan pemerintahan (pemerintah


pusat/daerah dan unit kerja lainnya), organisasi sukarelawan, rumah sakit, perguruan
tinggi/universitas, yayasan, organisasi politik dan lain sebagainya. Sistem akuntansi untuk
pemerintahan harus mengikuti Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), seperti yang dimaksud
dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010.

Beberapa tugas dan fungsi sektor publik sebenarnya dapat juga dilakukan oleh sektor
swasta seperti untuk menghasilkan beberapa jenis pelayanan publik seperti pendidikan,
transportasi, dan sebagainya. Akan tetapi untuk tugas tertentu, tugas sektor publik tidak
dapat digantikan oleh sektor swasta, misalnya fungsi birokrasi pemerintahan.

Tujuan akuntansi sektor publik


Tujuan akuntansi pada organisasi sektor publik menurut American Accounting Association
(1970) dalam laporan The Committee Of Concepts Of Accounting Applicable to The Public
Sector, yaitu:

1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien dan
ekonomis atas alokasi suatu sumber daya yang dipercaya kepada organisasi.

2. Memberikan informasi yang memungkinkan bagi pimpinan untuk melaporkan


pelaksanaan tanggungjawab secara tepat dan efektif program dan penggunaan sumber
daya yang menjadi wewenangnya dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk
melaporkan kepada publik atas hasil operasi pemerintah dan penggunaan dana publik.

Komponen lingkungan yang mempengaruhi organisasi sektor publik

Faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi sektor publik, yaitu:

1. Faktor ekonomi, meliputi:


 Pertumbuhan ekonomi
 Tingkat inflasi
 Tenaga kerja
 Nilai tukar mata uang
 Infrastruktur
 Pertumbuhan pendapat perkapita
2. Faktor politik, meliputi:
 Hubungan negara dan masyarakat
 Legitimasi pemerintahan
 Tipe rezim yang berkuasa
 Ideologi negara
 Elit politik dan massa
 Jaringan internasional
 kelembagaan
3. Faktor kultural, meliputi:
 Keragaman suku, ras, agama, bahasa dan budaya
 Sistem nilai di masyarakat
 Historis
 Karakteristik masyarakat
 Tingkat pendidikan
4. Faktor demografi, meliputi:
 Pertumbuhan penduduk
 Struktur usia penduduk
 Migrasi
 Tingkat kesehatan

Value of Money

Value of money atau sering juga disebut dengan pemeriksaan kinerja merupakan
pemeriksaan yang dilakukan untuk memeriksa tingkat ekonomi, efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan suatu program/kegiatan dan unit kerja tertentu.

Tuntutan baru muncul agar organisasi sektor publik memperhatikan value of money dalam
menjalankan aktivitasnya, dimana value of money merupakan konsep pengelolaan
organisasi sektor publik yang mendasar pada 3 elemen utama, yaitu:

1. Ekonomi, terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir input
resources yang digunakan yaitu dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak
produktif.

2. Efisiensi, terkait perbandingan output dan input dengan standar kinerja atau target yang
telah ditetapkan.

3. Efektifitas, terkait dengan tingkat pencapaian hasil program dengan target yang
ditetapkan atau perbandingan antara outcome dan output.

Ketiga hal diatas merupakan elemen pokok value of money, namun beberapa pihak
menyatakan perlu ditambah 2 elemen lain, yaitu:

1. Keadilan, mengacu pada adanya kesempatan sosial yang sama untuk mendapatkan
pelayanan publik yang berkualitas dan kesejahteraan ekonomi.

2. Pemerataan, mengacu pada penggunaan uang publik dan tidak terkonsentrasi pada
kelompok tertentu saja, melainkan secara merata. Suatu organisasi sektor publik dapat
dikatakan telah mencapai value of money jika telah menggunakan biaya input paling kecil
untuk mencapai output yang optimal dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Manfaat implementasi value of money, yaitu:

1. Meningkatkan efektifitas pelayanan publik

2. Meningkatkan mutu pelayanan publik

3. Menurunkan biaya pelayanan publik karena adanya penghematan dalam penggunaan


input
4. Melakukan alokasi belanja dengan lebih berorientasi pada kepentingan publik

5. Meningkatkan kesadaran akan uang publik sebagai akar pelaksanaan akuntabilitas publik

Jenis-Jenis Organisasi Sektor Publik

Dalam prakteknya, definisi organisasi sektor publik di Indonesia adalah organisasi yang
menggunakan dana masyarakat. Di Indonesia jenis organisasi sektor publik yang dikenal
antara lain:

a. Organisasi Pemerintah Pusat


b. Organisasi Pemerintah Daerah
c. Organisasi Partai Politik
d. Organisasi LSM
e. Organisasi Yayasan
f. Organisasi Pendidikan
g. Organisasi Kesehatan
h. Organisasi Tempat Peribadatan

Perkembangan Akuntansi Sektor Publik

Beberapa tahun terakhir ini, masayarakat Indonesia mengalami perubahan yang cukup
mendasar, yang ditandai dengan meningkatnya keinginan akan akuntabilitas dan
transparansi kinerja terhadap pengelolaan sektor publik. Istilah reformasi merupakan
cetusan untuk mendudukan kembali keseimbangan antara pembangunan fisik dan
pembangunan nilai. Sehingga reformasi menjadi lebih menekankan pembangunan nilai yang
diungkap dalam goog governance.

Ungkapan pemerintahan yang bersih dapat diinterpretasikan sebagai perwujudan indikator


kejujuran pemerintah. Dimasa yang lalu, kejujuran pemerintah lebih diartikan sebagai
stabilitas pemerintah. Sedangkan di masa reformasi, kejujuran diartikan sebagai pemerintah
yang bersih. Sehingga, mekanisme manipulasi yang dipraktekkan dimasa lalu harus di ganti
dengan mekanisme transparansi.

Perubahan politik dan krisis ekonomi telah menyebabkan munculnya kesadaran baru
dikalangan masyarakat Indonesia. Fungsi akuntansi saat ini, diharapkan menjadi turunan
dari perkembangan tuntutan masyarakat terhadap bidang akuntansi untuk memajukan
sektor publik.

Akuntansi sektor publik diharapkan lebih ditekankan pada sistem dan pemeriksaan
akuntansi. Sistem akuntansi sektor publik yang selama ini dikembangkan lebih melayani
karakteristik persaingan swasta. Ini tentunya merupakan kesalahan besar karena karakter
dan evaluasi kinerja publik amat berbeda dengan yang ada di swasta.

Pengukuran prestasi dan kinerja sektor publik merupakan titik berat pengembangan
akuntansi sektor publik. Penekanan terhadap efisiensi keuangan dan efektivitas manajemen
akan menjadi dua titik awal fokus pengembangan bidang akuntansi manajemen sektor
publik ini.

Profesi Akuntan Sektor Publik

Profesi akuntan dengan disiplin ilmu akuntansinya dianggap oleh Anglo-Amerika sangat
mempengaruhi pertumbuhan bisnis seluruh dunia. Beberapa negara, seperti Rusia dan
negara-negara Eropa Timur yang dulunya tidak terpengaruh mulai mengalami perubahan
yang signifikan dalam bidang akuntansi. Perkembangan ini tentunya bukan tanpa kritik
terhadap kondisi yang selalu berkembang. Kontroversi dalam dunia industri dan
perdagangan telah timbul akibat perdebatan penerapan teknik akuntansi. Walaupun
demikian, pengembangan pendekatan sosiologi telah menjadi penawar dengan kritik-kritik
yang radikal.

Kekuatan terbesar akuntansi adalah kelemahan utamanya. Uang merupakan alat tukar
penengah dan sumber kekayaan, sehingga akuntan dibayar untuk mengembangkan
kekayaan orang lain. Kelompok sosial di mana uang berperan penting, akan menentukan
nilai disiplin ilmu akuntansi, tetapi kelompok sosial di mana uang tidak memainkan peranan
ini, akuntansi tidak akan dianggap penting.

Interpretasi akuntansi sebagai uang ternyata membawa kelemahan utama di bidang ini.
Perubahan nilai nominal uang antarwaktu dan antarmata uang negara yang berbeda
menyebabkan interpretasi peran akuntansi tergantung pada karakter pasar. dengan kata
lain, akuntansi sangat tergantung pada waktu dan temoat. Karena itu, perbandingan
akuntansi antarorganisasi menjadi lebih sulit terkait dengan sifat kontinjensi.

Jadi, karakter konsisten dan entitas perlu dikembangkan dalam berbagai aktivitas
pengambilan keputusan.

Perkembangan profesi akuntan menunjukkan bahwa di dunia praktis, akuntansi sukses


berkompetisi dengan konsultan manajemen. Ini memunculkan perluasan batas-batas disiplin
ilmu akuntansi. Tanpa mengubah karakter inti disiplin ilmu akuntansi, manfaat akuntansi
telah berkembang.
Keterkaitan profesi akuntan dengan mata rantai uang telah menyebabkan penyebaran yang
cepat ke berbagai organisasi. Pada awalnya profesi akuntansi muncul dalam organisasi
seperti Institute of Chartered Accountants di Inggris dan Wales yang didirikan pada tahun
1880. Perkembangan ini diperkuat oleh lembaga The Corporate Treasurers and Accounting
Institute pada tahun 1885. Tujuan sebenarnya dari pembentukan dua lembaga tersebut
adalah mempresentasikan akuntansi di perusahaan kota praja.

Perkembangan profesi akuntan sektor publik belum semaju di Inggris. Bahkan dibandingkan
dengan profesi akuntan lain, seperti akuntan sektor swasta, akuntansi sektor publik masih
tertinggal. Hal ini berkaitan dengan sistem sentralisasi pemerintahan yang berdampak
terhadap penggunaan sistem dan prosedur pelaporan keuangan yang seragam serta
terpusat. Dengan berubahnya orientasi politik dan ekonomi era reformasi, organisasi profesi
akuntan – Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mulai memunculkan kompartemen akuntan sektor
publik. Kompartemen ini mewadahi para pekerja bidang akuntansi dan akuntan yang bekerja
di organisasi sektor publik. Karena itu, permasalahan staandarisasi praktek akuntansi sektor
publik di Indonesia harus dipecahkan.

Fitur Ideologi Dalam Manajemen Organisasi Sektor Publik

1. Konsep Sektoral Ekonomi

Organisasi sektor publik di Indonesia, yaitu tahun 1950–2000 an, diperlakukan sebagai
sektor ekonomi. Perlakuan ini mengakibatkan fokus manajerial tidak tertuju pada penataan
organisasi sektor publik, namun lebih pada penataan arus program dan anggaran.

Konsep sektoral ekonomi mulai diperdebatkan pada awal tahun 1990-an. Konsep
Reinventing  government dikembangkan dengan memperlakukan pengelolaan sektor publik
sebagai suatu organisasi.

Secara mendasar organisasi sektor publik dapat dibedakan dalam alur operasional yang di
biayai. Perbedaan ini disebabkan oleh tujuan organisasi yang juga berbeda. Alternatif
tersebut biasanya di dasarkan pada kebutuhan akan barang, pelayanan, politik, serta sikap
sosial yang sesuai. Sebagai contoh dapartemen kesehatan masyarakat di biayai oleh dana
APBN berbeda dengan dinas pendapatan daerah yang bertugas mengumpulkan
pendapatan asli daerah yang dibiayai oleh APBD.

2. Konsep Reinventing Government

Perspektif baru pemerintah menurut Osborne dan Gaebler dalam bukunya yang disebut
dengan Reinventing Government adalah:
a. Pemerintahan Katalis

Berfokus pada pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan publik.

b. Pemerintah milik masyarakat

Memberdayakan masyarakat dan bukan melayani. Pemerintah memberikan wewenang


kepada masyarakat sehingga mereka mampu menolong dirinya sendiri.

c. Pemerintah yang kompetitif

Menyuntikkan semangat persaingan dalam pemberian pelayanan publik.

d. Pemerintah yang digerakkan oleh misi

Mengubah organisasi yang digerakkan oleh peraturan menjadi organisasi yang digerakkan
oleh misi.

e. Pemerintah yang berorientasi pada hasil

Membiayai hasil bukan masukan. Semakin baik kinerjanya, semakin banyak dana yang
dialokasikan untuk mengganti semua dana yang telah dikeluarkan oleh unit kerja tersebut.

f. Pemerintah yang berorientasi pada pelanggan

Memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan birokrasi. Pemerintah menciptakan sistem


pertanggung jawaban ganda yaitu kepada legislatif dan masyarakat.

g. Pemerintahan wirausaha

Mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar membelanjakan.

h. Pemerintah Antisipatif

Berupaya mencegah ketimbang mengobati. Pemerintah berupaya keras meengantisipasi


masa depan melalui perencanaan strategis.

i. Pemerintah disentralisasi

Dari hierarki menuju partisipatif dan tim kerja. Pemerintah wirausaha memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan.

j. Pemerintah berorientasi pada mekanisme pasar

Mengadakan perubahan dengan mekanisme pasar dan bukan dengan mekanisme


administratif ( sistem prosedur dan pemaksaan).
Perubahan Pemikiran Orde Baru ke Orde Reformasi

Dalam beberapa tahun terakhir ini masyarakat Indonesia mengalami perubahan yang cukup
mendasar dan besar. Perubahan tersebut ditandai dengan meningkatnya keinginan akan
akuntabilitas dan transparansi kinerja terhadap pengelolaan sektor publik. Perlawanan
terhadap budaya manipulasi baru saja dimulai dengan berakhirnya era pemerintahan yang
mengutamakan stabilitas. Istilah reformasi adalah cetusan untuk mendudukkan  kembali
keseimbangan pembangunan fisik  dan pembangunan nilai. Akibatnya, reformasi menjadi
lebih menekankan pembangunan nilai yang diungkapkan dalam good governance.

Peranan akuntansi yang telah bergeser ternyata tidak membuat akuntansi menjadi
mekanisme pertanggungjawaban. Perubahan politik dan krisis ekonomi yang terjadi telah
menyebabkan munculnya kesadaran baru di kalangan masyarakat Indonesia. Fungsi
akuntansi saat ini diharapkan menjadi tuntutan masyarakat terhadap bidang akuntansi demi
memajukan sektor publik.

Akuntansi pada masa awal reformasi telah menghadapi kehinaan yang secara eksplisit
terbukti dengan ditunjuknya akuntan asing untuk melakukan  due diligence  dalam
melakukan berbagai sektor publik dan kasus-kasus skandal. Terlepas dari alasan untuk
membangkitkan kepercayaan asing terhadap perekonomian nasional. Fakta itu
menunjukkan  betapa rendahnya  kredibilitas akuntan Indonesia. Termasuk didalamnya
akuntan sektor publik, dimata dunia internasional. Akibatnya, praktek kejujuran akuntan
harus ditingkatkan. Etika pemeriksaan  akuntan harus ditegakkan , yaitu dalam artian
pelanggaran bukan hanya berdampak  terhadap keanggotaan profesi, namun kerugian 
yang ditimbulkannnya juga dapat dituntut melalui jalur hukum.

Penegakan etika profesi akuntan pemeriksa saat ini menjadi suatu hal yang mendesak.
Selama ini, tuntutan dibatasi hanya oleh profesi, dalam artian selama aturan profesi dipatuhi
akuntan dianggap sudah memenuhi kewajiban baik secara profesi maupun
kemasyarakatan. Hal ini telah dinilai tidak wajar. Jadi, masyarakat menuntut agar akuntan
bisa dituntut di jalur hukum. Profesionalisme profesi, yang dalam hal ini terkait dengan
kejujuran keahlian dan pribadi, telah dituntut agar dapat dibawa sebagai kredibilitas profesi
di mata prosedur hukum masyarakat. Ini berarti yang diminta sebenarnya adalah perubahan
darai yang tadinya hanya sekadar moralitas menjadi realitas hukum masyarakat. Salah satu
ciri khas gerakan reformasi adalah tuntutan akan pemerintah yang bersih. Akuntan sebagai
suatu profesi diminta untuk terlibat secara aktif terkait dengan pelaksanaan transparansi
ekonomi. Secara umum, pemahaman atau keahlian penyusunan sistem keuangan
merupakan kompetensi akuntansi. Akuntansi sektor publik diharapkan lebih ditekankan pada
sistem dan pemeriksaan akuntansi.
Karakteristik Organisasi Sektor Publik

Karakteristik organisasi sektor publik adalah sebagai berikut:

Tujuan: Untuk mensejahterakan masyarakat secara bertahap, baik dalam kebutuhan dasar
dan kebutuhan lainnya.

Aktivitas: Pelayanan publik seperti dalam bidang pendidikan, kesehatan, keamanan,


penegakkan hukum, transportasi publik dan penyediaan pangan.

Sumber pembiyaan: Berasal dari dana masyarakat yang berwujud pajak dan retribusi, laba
perusahaan negara, pinjaman pemerintah, serta pendapatan lain-lain yang sah dan tidak
bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku.

Pola pertanggungjawaban: Bertanggungjawab kepada masyarakat melalui lembaga


perwakilan masyarakat seperti DPR, DPD dan DPRD.

Kultur organisasi: Bersifat birokratis, formal dan berjenjang.

Penyusunan anggaran: Dilakukan bersama masyarakat dalam perencanaan program dan


penurunan program publik dalam anggaran dipublikasikan untuk dikritisi dan didiskusikan
oleh masyarakat serta pada akhirnya akan disahkan oleh DPR, DPD, dan DPRD sebagai
wakil masyarakat.

Stakeholder: Dapat dirinci sebagai masyarakat indonesia, pegawai, organisasi, kreditor,


investor, lembaga-lembaga internasional termasuk lembaga donor internasional (seperti
world bank, IMF, ADB, PBB dan lain sebagainya.

Definis Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik

Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik merumuskan konsep yang mendasari


penyusunan dan pelaksanaan siklus akuntansi sektor publik. Konsep ini meliputi
perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan,
audit, serta pertanggungjawaban organisasi sektor publik seperti pemerintah pusat,
pemerintah daerah, partai politik, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga
peribadatan.

Tujuan dan Peranan Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik

Kerangka konseptual akuntansi sektor publik disusun dengan berbagai tujuan, yaitu acuan
bagi :
 Tim penyusun standar akuntansi keuangan sektor publik untuk melaksanakan
tugasnya, termasuk tim penyusun standar akuntansi pemerintahan.
 Penyusun laporan keuangan untuk memahami praktek akuntansi menurut prinsip
akuntansi yang diterima umum dan standar akuntansi keuangan sektor publik.
 Auditor, seperti BPK dan KAP, untuk memberikan pendapat mengenai apakah
laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum.
 Para pemakai laporan keuangan sektor publik untuk manafsirkan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi
keuangan yang berlaku di sektor publik.
Implementasi Karakteristik Kualitatif Akuntansi Sektor Publik
Karakteristik kualitatif merupakan perpaduan dari dua kata yakni “karakteristik” yang berarti
ciri-ciri khusus dan “kualitatif” yang berarti terkait dengan mutu. Dari perpaduan kata
tersebut, dapat disimpukan bahwa karakteristik kualitatif adalah ciri-ciri khusus dari sebuah
mutu.

Karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik dapat digambarkan dalam sebuah hierarki.
Manfaatnya bagi pengambilan keputusan disajikan sebagai kualitas informasi paling penting.
Relevan dan reabilitas merupakan dua kualitas utama atau pokok beserta unsur-unsurnya
yaitu:

1. Unsur kualitas yang relevan: tepat waktu, nilai prediktif dan nilai umpan balik
(feedback).
2. Unsur kualitas reabilitas: teruji, netralitas, dan menggambarkan kejujuran.

Relevan

Dalam konsep kerangka konseptual, informasi yang relevan dapat membantu investor,
kreditor, dan pengguna lainnya untuk mengevaluasi kondisi masa lalu, saat ini, dan masa
depan untuk mengonfirmasi atau mengoreksi harapan utama (nilai umpan balik atau nilai
feedback). Agar relevan, informasi harus selalu tersedia bagi pembuat keputusan sebelum
kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan (tepat waktu). Dengan kata lain,
informasi harus mempunyai nilai prediktif dan nilai umpan balik (nilai feedback) serta harus
disampaikan pada waktu yang tepat.

Keandalan/Reliabilitas

Keandalan mengacu pada kualitas informasi yang sesuai dengan kebutuhan para
penggunanya. Keandalan akan membedakan antara pengguna yang satu dengan yang lain,
tergantung pada keluasan pengetahuan tentang aturan yang digunakan untuk
mempersiapkan informasi. Dalam konteks kerangka konseptual, agar menjadi andal,
informasi harus dapat diuji, netral, dan disajikan dengan jujur.

 Keterujian terkait dengan pemenuhan kualitas pekerjaan seseorang berdasarkan


standar yang telah disepakati. Terpenuhi atau tidaknya kualitas tersebut akan
dinyatakan setelah pengukuran terhadap pekerjaan dan hasilnya selesai dilakukan.
Hal ini termasuk konsensus dan ketiadaan bias pengukuran. Informasi yang teruji
dapat menghasilkan kembali substansi bagi pengukur independen yang
menggunakan metode pengukuran yang sama.
 Penyajian jujur dan kelengkapan mengacu pada peneyesuaian antara data akuntansi
dan dan kejadian yang harus ditunjukkan. Jika pengukuran menggambarkan ‘hal itu
layak ditunjukkan’, maka dapat dinyatakan bahwa informasi tersebut bersifat jujur
dan lengkap.
 Netralitas mengacu pada ketiadaan bias dalam peyajian laporan akuntansi atau
informasi. Oleh karena itu, informasi yang netral sudah terbebas dari bias untuk
memperoleh berbagai hasil yang diinginkan atau meyakinkan keterangan tentang
cara berperilaku.

Kualitas Sekunder

Mendeskripsikan kegunaan metode yang sama dari waktu ke waktu dengan penyajian yang
tepat. Prinsip konsistensi menjelaskan bahwa metode akuntansi tidak dapat diubah lagi
setelah diadopsi. Lingkungan sekitar dapat mendikte perubahan kebijakan akuntansi atau
tekniknya yang lebih diinginkan jika dibenarkan sebagaimana mestinya.

Pertimbangan Biaya dan Manfaat

Pertimbangan biaya dan manfaat dikenal sebagai keterbatasan pervasif. Informasi akuntansi
keuangan akan dicari manfaat yang diperoleh dari informasi tersebut melebihi biayanya.

Materialitas

Materialitas dipandang sebagai ambang pengakuan. Pada dasarnya, materialitas adalah


pertimbangan yang harus diberikan atau tidak tentang informasi yang signifikan dan
berdampak besar terhadap keputusan yang diambil.

Kualitas Perencanaan Publik

Kegiatan perencanaan sangat menentukan sukses tidaknya program pelayanan. Pada


tahap perencanaan, biasanya akan tercipta dokumen perencanaan yang sangat penting dan
menentukan dalam menghasilkan outcome.
Kualitas perencanaan adalah sebuah prosedur yang mendefinisikan kualitas terkait dengan
tugas ketika proyek baru mulai digarap untuk memenuhi kualitas yang disyaratkan. Kualitas
perencanaan mendefinisikan bagaimana produk akan diciptakan serta menunjukkan
bagaimana kualitas yang benar akan dikembangkan. Kualitas perencanaan membutuhkan
prosedur bagi pelaksanaanya. Hal yang dimaksud dengan prosedur kualitas perencanaan
adalah prosedur standar bagi pengelola proyek untuk mendefinisikan kualitas yang terkait
dengan persyaratan termasuk tugas, standar, tanggung jawab, serta persyaratan sumber
daya pada perencanaan proyek. Penentu kualitas perencanaan yang utama adalah standar
kualitas perencanaan yang bisa berwujud sebuah formulir standar yang berisi tentang
referensi terhadap standar yang berlaku, prosedur, dan pedoman penggunaan sistem
kualitas output organisasi.

Agar perencanaan efektif, ada banyak hal yang sering kali menjadi halangan seperti:

 Kegagalan manajemen dalam memahami sistem yang tengah terjadi di sekitar area
organisasi.
 Kurangnya dukungan manajemen terhadap sistem perencanaan.
 Pimpinan kurang mendukung dan berperan serta dalam segala kegiatan.
 Kegagalam memahami peran penting perencanaan dalam proses manajemen.

Akuntansi Sektor Publik dan Good Governance


Pada umum pemahaman good governance dapat diartikan sebagai tata kepemerintahan
yang baik. Good governance akan tercapai jika lembaga pengawas dan pemeriksa berfungsi
secara baik. Hal ini telah diatur dan tercantum pada Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara (SPKN) Tahun 2007.
Prinsip-prinsip good governance, yaitu:

 Partisipasi masyarakat, setiap masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan


keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembagalembaga perwakilan sah
yang mewakili kepentingan mereka.
 Tegaknya supremasi hukum, kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa
pandang bulu, termasuk didalamnya hukum yang menyangkut Hak Asasi Manusia
(HAM).
 Transparansi, dibangun atas dasar arus informasi yang bebas.
 Peduli pada stakeholder, seluruh proses pemerintahan harus berusaha melayani
semua pihak yang berkepentingan.
 Berorientasi pada konsensus, tata pemerintahan yang baik harus menjembatani
kepentingan-kepentingan yang berbeda.
 Kesetaraan, semua masyarakat memiliki kesempatan memperbaiki atau
mempertahankan kesejahteraan mereka.
 Efektifitas dan efisiensi, proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga
membuahkan hasil sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dengan menggunakan
sumber daya yang ada seoptimal mungkin.
 Akuntabilitas, para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta dan
organisasi masyarakat bertanggungjawab baik kepada masyarakat maupun kepada
lembaga-lembaga yang berkepentingan tergantung jenis organisasi yang
bersangkutan.
 Visi strategis, para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh
kedepan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta
kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan
tersebut.

 Penerapan

Penerapan good government pernah terjadi di Indonesia yaitu saat pemerintahan Kabinet
Persatuan Nasional Gus Dur – Megawati baik dalam pembentukan maupun dalam
pelaksanaannya ada pengaruh besar dari pemikiran good government.

Manfaat

Manfaat dari good governance adalah:

1. Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang


didasarkan pada asa transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, serta
kesetaraan dan kewajaran.
2. Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan.
3. Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun internasional
sehingga meningkatkan kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus investasi
dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan.

Akuntabilitas Publik

Akuntabilitas publik merupakan pemberian informasi dan pengungkapan informasi atas


aktifitas dan kinerja finansial pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Baik
pemerintah pusat maupun daerah harus bisa menjadi subyek pemberi informasi dalam
rangka pemenuhan hak-hak publik.
Ada 2 jenis akuntabilitas publik, yaitu:

 Akuntabilitas vertikal, merupakan pertanggungjawaban atas pengelolaan dana


kepada otoritas yang lebih tinggi.
 Akuntabilitas horisontal, merupakan pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.

4 dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi organisasi sektor publik, yaitu:

 Akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas kejujuran terkait dengan


penghindaran penyalahgunaan jabatan, sedangkan akuntabilitas hukum terkait
dengan jaminan adanya kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lain yang
diisyaratkan dalam penggunaan sumber dana publik.
 Akuntabilitas proses, terkait dengan apakah prosedur yang digunakan dalam
melaksanakan tugas sudah cukup, baik dalam hal kecukupan sistem informasi
akuntansi, sistem informasi manajemen dan prosedur administrasi, termanifestasikan
melalui pemberian pelayanan publik yang cepat, responsif dan murah biaya.
 Akuntabilitas program, terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan
dapat tercapai atau tidak, dan apakah telah mempertimbangkan alternatif program
yang memberikan hasil hasil optimal dengan biaya minimal.
 Akuntabilitas kebijakan, terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah, baik pusat
maupun daerah, atas kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah terhadap
DPR/DPRD dan masyarakat.

Privatisasi

Perusahaan public tidak luput dari tudingan sebagai sarang korupsi, kolusi, nepotisme,
inefisiensi dan sumber pemborosan Negara. Rendahnya kinerja perusahaan public
diperkuat dengan bukti ambruknya sector bisnis pemerintah. Di Indonesia sendiri, masih
banyak peusahaan milik Negara (BUMN dan BUMD) yang dijalankan secara tidak efisien.
Inefisiensi dialami leh Bumn dan BUMD tersebut antara lain disebabkan adanya intervensi
politik, sentralisasi, rent seeking behavior, dan menejemen yang buruk.

BUMN dan BUMD dalam era globalisasi akan menghadapi tekanan dan tuntutan yaitu:

 Regulation dan political pressure


 Social pressure
 Rent seeking behavior
 Economic dan efficiency
Privatisasi merupakan salah satu merenofasi perusahaan public untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas perusahaan – perusahaan public. Privatisasi berarti pelibatan modal
swasta dalam stuktur modal perusahaan public sehingga kinerja financial dapat dipengaruhi
secara langsung oleh investor melalui mekanisme pasar uang.

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga.
(Diakses pada tanggal 13 Oktober 2020).

Perantiguru. 2015. Makalah Akuntansi Sektor Publik Tentang Penganggaran Publik.


https://perantiguru.com/makalah-akuntansi-sektor-publik-tentang-penganggaran-publik/
(Diakses pada tanggal 13 Oktober 2020)

Dosenpendidikan. Akuntansi Sektor Publik. https://www.dosenpendidikan.co.id/akuntansi-


sektor-publik/ (Diakses pada tanggal 14 Oktober 2020)

Ayocus. 2011. Karakteristik dan Lingkungan Sektor.


https://www.ayocus.com/2011/10/karakteristik-dan-lingkungan-sektor.html (Diakses pada
tanggal 14 Oktober 2020)

Anda mungkin juga menyukai