0119101177
Kelas B
Istilah sektor publik memiliki pengertian yang bermacam-macam. Sedangkan jika diambil
dari perspektif ilmu ekonomi, sektor publik dapat dipahami sebagai suatu entitas yang
aktivitasnya sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk
menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak
publik.
Oleh karena itu, akuntansi sektor publik dapat diartikan sebagai suatu proses pengumpulan,
pencatatan, pengklasifikasian, penganalisaan dan pelaporan transaksi keuangan suatu
organisasi publik yang menyediakan informasi keuangan bagi para pemakai laporan
keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan. Dengan demikian, pengelolaannya
memerlukan keterbukaan dan akuntabilitas terhadap publik serta fokus perhatian akuntansi
sektor publik adalah penekanan pada upaya untuk memajukan sektor publik yang dianggap
kurang efesien dan efektif.
Beberapa tugas dan fungsi sektor publik sebenarnya dapat juga dilakukan oleh sektor
swasta seperti untuk menghasilkan beberapa jenis pelayanan publik seperti pendidikan,
transportasi, dan sebagainya. Akan tetapi untuk tugas tertentu, tugas sektor publik tidak
dapat digantikan oleh sektor swasta, misalnya fungsi birokrasi pemerintahan.
1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien dan
ekonomis atas alokasi suatu sumber daya yang dipercaya kepada organisasi.
Value of Money
Value of money atau sering juga disebut dengan pemeriksaan kinerja merupakan
pemeriksaan yang dilakukan untuk memeriksa tingkat ekonomi, efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan suatu program/kegiatan dan unit kerja tertentu.
Tuntutan baru muncul agar organisasi sektor publik memperhatikan value of money dalam
menjalankan aktivitasnya, dimana value of money merupakan konsep pengelolaan
organisasi sektor publik yang mendasar pada 3 elemen utama, yaitu:
1. Ekonomi, terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir input
resources yang digunakan yaitu dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak
produktif.
2. Efisiensi, terkait perbandingan output dan input dengan standar kinerja atau target yang
telah ditetapkan.
3. Efektifitas, terkait dengan tingkat pencapaian hasil program dengan target yang
ditetapkan atau perbandingan antara outcome dan output.
Ketiga hal diatas merupakan elemen pokok value of money, namun beberapa pihak
menyatakan perlu ditambah 2 elemen lain, yaitu:
1. Keadilan, mengacu pada adanya kesempatan sosial yang sama untuk mendapatkan
pelayanan publik yang berkualitas dan kesejahteraan ekonomi.
2. Pemerataan, mengacu pada penggunaan uang publik dan tidak terkonsentrasi pada
kelompok tertentu saja, melainkan secara merata. Suatu organisasi sektor publik dapat
dikatakan telah mencapai value of money jika telah menggunakan biaya input paling kecil
untuk mencapai output yang optimal dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
5. Meningkatkan kesadaran akan uang publik sebagai akar pelaksanaan akuntabilitas publik
Dalam prakteknya, definisi organisasi sektor publik di Indonesia adalah organisasi yang
menggunakan dana masyarakat. Di Indonesia jenis organisasi sektor publik yang dikenal
antara lain:
Beberapa tahun terakhir ini, masayarakat Indonesia mengalami perubahan yang cukup
mendasar, yang ditandai dengan meningkatnya keinginan akan akuntabilitas dan
transparansi kinerja terhadap pengelolaan sektor publik. Istilah reformasi merupakan
cetusan untuk mendudukan kembali keseimbangan antara pembangunan fisik dan
pembangunan nilai. Sehingga reformasi menjadi lebih menekankan pembangunan nilai yang
diungkap dalam goog governance.
Perubahan politik dan krisis ekonomi telah menyebabkan munculnya kesadaran baru
dikalangan masyarakat Indonesia. Fungsi akuntansi saat ini, diharapkan menjadi turunan
dari perkembangan tuntutan masyarakat terhadap bidang akuntansi untuk memajukan
sektor publik.
Akuntansi sektor publik diharapkan lebih ditekankan pada sistem dan pemeriksaan
akuntansi. Sistem akuntansi sektor publik yang selama ini dikembangkan lebih melayani
karakteristik persaingan swasta. Ini tentunya merupakan kesalahan besar karena karakter
dan evaluasi kinerja publik amat berbeda dengan yang ada di swasta.
Pengukuran prestasi dan kinerja sektor publik merupakan titik berat pengembangan
akuntansi sektor publik. Penekanan terhadap efisiensi keuangan dan efektivitas manajemen
akan menjadi dua titik awal fokus pengembangan bidang akuntansi manajemen sektor
publik ini.
Profesi akuntan dengan disiplin ilmu akuntansinya dianggap oleh Anglo-Amerika sangat
mempengaruhi pertumbuhan bisnis seluruh dunia. Beberapa negara, seperti Rusia dan
negara-negara Eropa Timur yang dulunya tidak terpengaruh mulai mengalami perubahan
yang signifikan dalam bidang akuntansi. Perkembangan ini tentunya bukan tanpa kritik
terhadap kondisi yang selalu berkembang. Kontroversi dalam dunia industri dan
perdagangan telah timbul akibat perdebatan penerapan teknik akuntansi. Walaupun
demikian, pengembangan pendekatan sosiologi telah menjadi penawar dengan kritik-kritik
yang radikal.
Kekuatan terbesar akuntansi adalah kelemahan utamanya. Uang merupakan alat tukar
penengah dan sumber kekayaan, sehingga akuntan dibayar untuk mengembangkan
kekayaan orang lain. Kelompok sosial di mana uang berperan penting, akan menentukan
nilai disiplin ilmu akuntansi, tetapi kelompok sosial di mana uang tidak memainkan peranan
ini, akuntansi tidak akan dianggap penting.
Interpretasi akuntansi sebagai uang ternyata membawa kelemahan utama di bidang ini.
Perubahan nilai nominal uang antarwaktu dan antarmata uang negara yang berbeda
menyebabkan interpretasi peran akuntansi tergantung pada karakter pasar. dengan kata
lain, akuntansi sangat tergantung pada waktu dan temoat. Karena itu, perbandingan
akuntansi antarorganisasi menjadi lebih sulit terkait dengan sifat kontinjensi.
Jadi, karakter konsisten dan entitas perlu dikembangkan dalam berbagai aktivitas
pengambilan keputusan.
Perkembangan profesi akuntan sektor publik belum semaju di Inggris. Bahkan dibandingkan
dengan profesi akuntan lain, seperti akuntan sektor swasta, akuntansi sektor publik masih
tertinggal. Hal ini berkaitan dengan sistem sentralisasi pemerintahan yang berdampak
terhadap penggunaan sistem dan prosedur pelaporan keuangan yang seragam serta
terpusat. Dengan berubahnya orientasi politik dan ekonomi era reformasi, organisasi profesi
akuntan – Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mulai memunculkan kompartemen akuntan sektor
publik. Kompartemen ini mewadahi para pekerja bidang akuntansi dan akuntan yang bekerja
di organisasi sektor publik. Karena itu, permasalahan staandarisasi praktek akuntansi sektor
publik di Indonesia harus dipecahkan.
Organisasi sektor publik di Indonesia, yaitu tahun 1950–2000 an, diperlakukan sebagai
sektor ekonomi. Perlakuan ini mengakibatkan fokus manajerial tidak tertuju pada penataan
organisasi sektor publik, namun lebih pada penataan arus program dan anggaran.
Konsep sektoral ekonomi mulai diperdebatkan pada awal tahun 1990-an. Konsep
Reinventing government dikembangkan dengan memperlakukan pengelolaan sektor publik
sebagai suatu organisasi.
Secara mendasar organisasi sektor publik dapat dibedakan dalam alur operasional yang di
biayai. Perbedaan ini disebabkan oleh tujuan organisasi yang juga berbeda. Alternatif
tersebut biasanya di dasarkan pada kebutuhan akan barang, pelayanan, politik, serta sikap
sosial yang sesuai. Sebagai contoh dapartemen kesehatan masyarakat di biayai oleh dana
APBN berbeda dengan dinas pendapatan daerah yang bertugas mengumpulkan
pendapatan asli daerah yang dibiayai oleh APBD.
Perspektif baru pemerintah menurut Osborne dan Gaebler dalam bukunya yang disebut
dengan Reinventing Government adalah:
a. Pemerintahan Katalis
Mengubah organisasi yang digerakkan oleh peraturan menjadi organisasi yang digerakkan
oleh misi.
Membiayai hasil bukan masukan. Semakin baik kinerjanya, semakin banyak dana yang
dialokasikan untuk mengganti semua dana yang telah dikeluarkan oleh unit kerja tersebut.
g. Pemerintahan wirausaha
h. Pemerintah Antisipatif
i. Pemerintah disentralisasi
Dari hierarki menuju partisipatif dan tim kerja. Pemerintah wirausaha memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan.
Dalam beberapa tahun terakhir ini masyarakat Indonesia mengalami perubahan yang cukup
mendasar dan besar. Perubahan tersebut ditandai dengan meningkatnya keinginan akan
akuntabilitas dan transparansi kinerja terhadap pengelolaan sektor publik. Perlawanan
terhadap budaya manipulasi baru saja dimulai dengan berakhirnya era pemerintahan yang
mengutamakan stabilitas. Istilah reformasi adalah cetusan untuk mendudukkan kembali
keseimbangan pembangunan fisik dan pembangunan nilai. Akibatnya, reformasi menjadi
lebih menekankan pembangunan nilai yang diungkapkan dalam good governance.
Peranan akuntansi yang telah bergeser ternyata tidak membuat akuntansi menjadi
mekanisme pertanggungjawaban. Perubahan politik dan krisis ekonomi yang terjadi telah
menyebabkan munculnya kesadaran baru di kalangan masyarakat Indonesia. Fungsi
akuntansi saat ini diharapkan menjadi tuntutan masyarakat terhadap bidang akuntansi demi
memajukan sektor publik.
Akuntansi pada masa awal reformasi telah menghadapi kehinaan yang secara eksplisit
terbukti dengan ditunjuknya akuntan asing untuk melakukan due diligence dalam
melakukan berbagai sektor publik dan kasus-kasus skandal. Terlepas dari alasan untuk
membangkitkan kepercayaan asing terhadap perekonomian nasional. Fakta itu
menunjukkan betapa rendahnya kredibilitas akuntan Indonesia. Termasuk didalamnya
akuntan sektor publik, dimata dunia internasional. Akibatnya, praktek kejujuran akuntan
harus ditingkatkan. Etika pemeriksaan akuntan harus ditegakkan , yaitu dalam artian
pelanggaran bukan hanya berdampak terhadap keanggotaan profesi, namun kerugian
yang ditimbulkannnya juga dapat dituntut melalui jalur hukum.
Penegakan etika profesi akuntan pemeriksa saat ini menjadi suatu hal yang mendesak.
Selama ini, tuntutan dibatasi hanya oleh profesi, dalam artian selama aturan profesi dipatuhi
akuntan dianggap sudah memenuhi kewajiban baik secara profesi maupun
kemasyarakatan. Hal ini telah dinilai tidak wajar. Jadi, masyarakat menuntut agar akuntan
bisa dituntut di jalur hukum. Profesionalisme profesi, yang dalam hal ini terkait dengan
kejujuran keahlian dan pribadi, telah dituntut agar dapat dibawa sebagai kredibilitas profesi
di mata prosedur hukum masyarakat. Ini berarti yang diminta sebenarnya adalah perubahan
darai yang tadinya hanya sekadar moralitas menjadi realitas hukum masyarakat. Salah satu
ciri khas gerakan reformasi adalah tuntutan akan pemerintah yang bersih. Akuntan sebagai
suatu profesi diminta untuk terlibat secara aktif terkait dengan pelaksanaan transparansi
ekonomi. Secara umum, pemahaman atau keahlian penyusunan sistem keuangan
merupakan kompetensi akuntansi. Akuntansi sektor publik diharapkan lebih ditekankan pada
sistem dan pemeriksaan akuntansi.
Karakteristik Organisasi Sektor Publik
Tujuan: Untuk mensejahterakan masyarakat secara bertahap, baik dalam kebutuhan dasar
dan kebutuhan lainnya.
Sumber pembiyaan: Berasal dari dana masyarakat yang berwujud pajak dan retribusi, laba
perusahaan negara, pinjaman pemerintah, serta pendapatan lain-lain yang sah dan tidak
bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku.
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik disusun dengan berbagai tujuan, yaitu acuan
bagi :
Tim penyusun standar akuntansi keuangan sektor publik untuk melaksanakan
tugasnya, termasuk tim penyusun standar akuntansi pemerintahan.
Penyusun laporan keuangan untuk memahami praktek akuntansi menurut prinsip
akuntansi yang diterima umum dan standar akuntansi keuangan sektor publik.
Auditor, seperti BPK dan KAP, untuk memberikan pendapat mengenai apakah
laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum.
Para pemakai laporan keuangan sektor publik untuk manafsirkan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi
keuangan yang berlaku di sektor publik.
Implementasi Karakteristik Kualitatif Akuntansi Sektor Publik
Karakteristik kualitatif merupakan perpaduan dari dua kata yakni “karakteristik” yang berarti
ciri-ciri khusus dan “kualitatif” yang berarti terkait dengan mutu. Dari perpaduan kata
tersebut, dapat disimpukan bahwa karakteristik kualitatif adalah ciri-ciri khusus dari sebuah
mutu.
Karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik dapat digambarkan dalam sebuah hierarki.
Manfaatnya bagi pengambilan keputusan disajikan sebagai kualitas informasi paling penting.
Relevan dan reabilitas merupakan dua kualitas utama atau pokok beserta unsur-unsurnya
yaitu:
1. Unsur kualitas yang relevan: tepat waktu, nilai prediktif dan nilai umpan balik
(feedback).
2. Unsur kualitas reabilitas: teruji, netralitas, dan menggambarkan kejujuran.
Relevan
Dalam konsep kerangka konseptual, informasi yang relevan dapat membantu investor,
kreditor, dan pengguna lainnya untuk mengevaluasi kondisi masa lalu, saat ini, dan masa
depan untuk mengonfirmasi atau mengoreksi harapan utama (nilai umpan balik atau nilai
feedback). Agar relevan, informasi harus selalu tersedia bagi pembuat keputusan sebelum
kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan (tepat waktu). Dengan kata lain,
informasi harus mempunyai nilai prediktif dan nilai umpan balik (nilai feedback) serta harus
disampaikan pada waktu yang tepat.
Keandalan/Reliabilitas
Keandalan mengacu pada kualitas informasi yang sesuai dengan kebutuhan para
penggunanya. Keandalan akan membedakan antara pengguna yang satu dengan yang lain,
tergantung pada keluasan pengetahuan tentang aturan yang digunakan untuk
mempersiapkan informasi. Dalam konteks kerangka konseptual, agar menjadi andal,
informasi harus dapat diuji, netral, dan disajikan dengan jujur.
Kualitas Sekunder
Mendeskripsikan kegunaan metode yang sama dari waktu ke waktu dengan penyajian yang
tepat. Prinsip konsistensi menjelaskan bahwa metode akuntansi tidak dapat diubah lagi
setelah diadopsi. Lingkungan sekitar dapat mendikte perubahan kebijakan akuntansi atau
tekniknya yang lebih diinginkan jika dibenarkan sebagaimana mestinya.
Pertimbangan biaya dan manfaat dikenal sebagai keterbatasan pervasif. Informasi akuntansi
keuangan akan dicari manfaat yang diperoleh dari informasi tersebut melebihi biayanya.
Materialitas
Agar perencanaan efektif, ada banyak hal yang sering kali menjadi halangan seperti:
Kegagalan manajemen dalam memahami sistem yang tengah terjadi di sekitar area
organisasi.
Kurangnya dukungan manajemen terhadap sistem perencanaan.
Pimpinan kurang mendukung dan berperan serta dalam segala kegiatan.
Kegagalam memahami peran penting perencanaan dalam proses manajemen.
Penerapan
Penerapan good government pernah terjadi di Indonesia yaitu saat pemerintahan Kabinet
Persatuan Nasional Gus Dur – Megawati baik dalam pembentukan maupun dalam
pelaksanaannya ada pengaruh besar dari pemikiran good government.
Manfaat
Akuntabilitas Publik
Privatisasi
Perusahaan public tidak luput dari tudingan sebagai sarang korupsi, kolusi, nepotisme,
inefisiensi dan sumber pemborosan Negara. Rendahnya kinerja perusahaan public
diperkuat dengan bukti ambruknya sector bisnis pemerintah. Di Indonesia sendiri, masih
banyak peusahaan milik Negara (BUMN dan BUMD) yang dijalankan secara tidak efisien.
Inefisiensi dialami leh Bumn dan BUMD tersebut antara lain disebabkan adanya intervensi
politik, sentralisasi, rent seeking behavior, dan menejemen yang buruk.
BUMN dan BUMD dalam era globalisasi akan menghadapi tekanan dan tuntutan yaitu:
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga.
(Diakses pada tanggal 13 Oktober 2020).