SMK/MAK
jilid 1
Perencanaan
Bisnis Konstruksi
dan Properti
REDAKSIONAL
Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran
Penulis
Ali Anton Senoaji
Betti Sri Purwani
Slamet Mulyanto
Pengendali Mutu
Winih Wicaksono
Penyunting:
Rais Setiawan
Erna Fauziah
Editor
Esti Baroro
Desain Sampul
Sonny Rasdianto
Layout/Editing
Ratna Murni Asih
Apfi Anna Krismonita
Rifda Ayu Satriana
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI iii
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
KA TA PENGANTAR
Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik
di SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan
yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan
CJ dari 142 kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen Dikdasmen
Nomor 06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian SMK/
MAK dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D.
DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 ten tang Struktur Kurikulum SMK/MAK.
Bah an ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan
dapat rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan
di SMK. Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi secara
tertulis, juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat interaktifdengan
penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas pernahaman individu yang
menggunakannya.
Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh para
guru kejuruan di SMK yang telah berpengalalaman menyelenggarakan proses
pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena itu,
diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu m a t a pelajaran yang
sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia.
Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan
waktu, kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan
ucapan terimakasih. Diharapkan karya ini bukan merupakan karya terakhir, namun
seterusnya akan dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya, sehingga SMK
rnempunyai guru-guru yang procluktif dan kreatif dalam menyumbangkan
pemikiran, potensi dan kornpetensinya bagi pengembangan pernbelajaran di SMK.
BISNIS KONSTRUKSI
iv DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PRAKATA
PRAKATA
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI v
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................................iv
PRAKATA............................................................................................................................................................ v
DAFTAR ISI........................................................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL................................................................................................................................................. x
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU.............................................................................................................xi
PETA KONSEP BUKU....................................................................................................................................xiii
APERSEPSI......................................................................................................................................................xiv
BISNIS KONSTRUKSI
vi DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................187
GLOSARIUM.................................................................................................................................................188
BIODATA PENULIS......................................................................................................................................190
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI vii
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
BISNIS KONSTRUKSI
viii DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
DAFTAR GAMBAR
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI ix
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
BISNIS KONSTRUKSI
x DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PETUNJUK
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU PENGGUNAAN BUKU
Selalu kupanjatkan rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan pemilik
segala yang ada di muka bumi alam semesta, yang selalu memberikan kesehatan dan
petunjuk-Nya dalam menyelesaikan buku pembelajaran ini.
Buku ini merupakan buku pelajaran Perencanaan Bisnis Konstruksi dan Properti yang
diharapkan dapat menjadi panduan untuk memperkaya dan meningkatkan penguasaan
pengetahuan serta keterampilan peserta didik. Penulis beranggapan bahwa buku ini
penting bagi peserta didik TKPI. Penulis juga memberikan saran kepada para peserta
didik agar memperhatikan beberapa hal antara lain :
1. Paling awal bacalah terlebih dahulu bagian Tujuan Pembelajaran setiap bab yang
akan kalian baca; hal ini berfungsi untuk mengetahui secara singkat hal-hal yang
akan dicapai pada bab yang dipelajari. Setelah itu lihatlah bagian Peta Konsep
untuk mengetahui peta-peta materi yang akan dipelajari.
2. Bacalah buku ini dengan teliti, apabila ada yang masih kurang paham, bisa
didiskusikan dengan guru pengampu kompetensi ini.
3. Bagian Cakrawala dapat kalian baca untuk mengisi kegiatan Literasi agar dapat
menambah wawasanmu.
4. Setiap akhir bab dilengkapi tes kompetensi yang dapat digunakan sebagai
parameter penguasaan materi bagi kalian.
Setelah kalian menyelesaikan tes kompetensi atau penilaian harian, jika Anda
merasa belum menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka Anda dapat mengulangi
untuk mempelajari materi yang ada dalam buku ini.
Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan
dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebut adalah:
Jelajah Internet Fitur yang dapat digunakan peserta didik untuk menam-
bah sumber belajar dan wawasan. Menampilkan link sum-
ber belajar dan QR Code disediakan untuk memudahkan
kalian mengakses QR Code Scanner yang tersedia ap-
likasinya di smartphone kalian.
Cakrawala Berisi tentang wawasan dan pengetahuan yang berkaitan
dengan ilmu yang sedang dipelajari.
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI xi
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PETUNJUK
PENGGUNAAN BUKU
Tugas Mandiri Kegiatan yang bertujan untuk melatih peserta didik dalam
memahami suatu materi dan dikerjakan secara individu.
BISNIS KONSTRUKSI
xii DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI xiii
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
APERSEPSI APERSEPSI
BISNIS KONSTRUKSI
xiv DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
BAB
BISNIS KONSTRUKSI DAN PROPERTI I
BAB I BISNIS KONSTRUKSI DAN PROPERTI
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
KATA KUNCI
Konstruksi-Properti-Tanah-Developer-Kontraktor-Konsultan Perencana-
Konsultan Pengawas
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 1
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENDAHULUAN
Kebutuhan dasar setiap manusia (basic need) terdiri dari pangan, pakaian, dan
papan. Properti atau papan atau tempat tinggal dibutuhkan oleh setiap manusia, jika
tidak memiliki tempat tinggal manusia tidak akan memiliki hidup yang baik. Apabila
manusia tidak memiliki tempat tinggal maka akan menjadi tuna wisma. Seperti yang
tertera dalam Pasal 28 H (1) UUD 1945 yang berbunyi:
”Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pe-
layanan kesehatan”. Hal tersebut menunjukkan bahwa tempat tinggal memiliki peran
yang amat penting bagi keberlangsungan hidup manusia, bukan hanya sebagai tem-
pat berlindung akan tetapi untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.
Bisnis konstruksi dan properti ialah sebuah kegiatan yang sangat berperan dalam
meningkatkan suatu perekonomian negara juga kesejahteraan sosial di masyarakat.
Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terus berkembang ditengah lahan yang
semakin terbatas membuat bisnis konstruksi dan properti menjadi salah satu peluang
yang masih sangat menjajikan di Indonesia. Akan tetapi, dalam pengembangan se-
buah properti harus diimbangi dengan perencanaan atau tata kelola yang profesional
dan sinergi dari pihak terkait supaya dapat memberikan manfaat terhadap masyarakat
luas.
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
2 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
yang sejenisnya. Pemilik yang berasal dari individu atau private biasanya mer-
upakan investor untuk penyelenggaraan rumah tinggal.
b. Perencana Konstruksi
Pada umumnya perencana konstruksi disebut dengan Konsultan Perencana. Se-
bagai perencana, hal yang dilakukan adalah memberikan pelayanan jasa kon-
sultasi/ perencanaan pada kegiatan konstruksi yang mencakup pekerjaan awal
yaitu studi kelayakan sampai proses penyusunan dokumen-dokumen kontrak.
c. Pelaksana Konstruksi
Pelaksana konstruksi atau kontraktor, yakni pihak yang menyediakan jasa un-
tuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi yang mencakup kegiatan persiapan
lahan hingga penyerahan hasil akhir pekerjaan konstruksi sesuai dengan apa
yang telah disepakati antara pemilik proyek (project owner) dengan pelaksana
proyek (kontraktor).
d. Pengawas Konstruksi
Pengawas konstruksi atau konsultan pengawas yaitu menyediakan layanan jasa
pengawasan suatu proyek baik sebagian atau keseluruhan pelaksanaan peker-
jaan konstruksi baik pada tahap persiapan lahan sampai pada tahap penyerah-
an hasil akhir pekerjaan konstruksi.
Dalam lingkup bisnis konstruksi dan properti, kontraktor merupakan badan usa-
ha yang berperan sebagai pelaku utama penyedia jasa konstruksi yang menggu-
nakan sumber daya manusia, kapital atau modal, teknologi, serta ilmu manajemen
dalam pekerjaan bangunan atau konstuksi atau wujud fisik lainnya. Perencanaan
bisnis konstruksi dan properti mempertimbangkan hal-hal penting pada saat
awal sebelum pembangunan (pre construction) dan pada saat pembangunan.
BISNIS KONSTRUKSI
4 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
bentuk badan usaha yang cakap, memiliki daya saing yang tinggi dan kualitas
hasil pekerjaan konstruksi yang baik.
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 5
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
3. Bangunan Industri
Bangunan yang difungsikan untuk keperluan industri baik industri yang berben-
tuk pabrik, manufaktur berat dan ringan, tempat perakitan, gedung penelitian
dan pengembangan IPTEK, gudang untuk penyimpanan dan pendistribusian pro-
duk. Pengembangan industrial yang sekaligus memiliki sebuah kantor disebut
sebagai kawasan industrial atau bisnis.
BISNIS KONSTRUKSI
6 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
itu secara langsung seperti terciptanya lapangan pekerjaan maupun dampak yang
tidak langsung.
Agar tujuan bisnis konstruksi dan properti dapat tercapai secara maksimal,
maka tentu memerlukan sebuah strategi, yaitu suatu rencana yang cermat men-
genai kegiatan agar mencapai sasaran. Dengan adanya strategi, hal-hal yang tidak
diinginkan dapat dicegah dan ketika tantangan muncul diharapkan dapat teratasi
dengan baik. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dijalankan dalam bisnis
konstruksi dan properti.
1. Ketersediaan Lahan
Lahan merupakan hal mendasar dalam bisnis konstruksi karena tanpa lahan ti-
dak mungkin ada proyek. Ketersediaan lahan menjadi penentu utama agar proyek
dapat berjalan. Lahan dapat berasal dari pemilik proyek, masyarakat, pemerintah,
developer. Pemetaan lahan potensial (aksesibilitas), status hak kepemilikan yang
berkaitan dengan badan hukum yaitu notaris. Selain itu, peruntukkan lahan juga
harus dipastikan apakah sesuai dengan rencana proyek, yaitu dengan melihat
Rencana Umum Tata Ruang setempat.
2. Mengembangkan kemampuan kontraktor (capacity building)
Kontraktor sebagai roda utama dalam bisnis konstruksi dan properti harus memi-
liki izin usaha jasa konstruksi nasional. Selain itu, beberapa hal harus diperhati-
kan terkait dengan manajemen administrasi, pedoman tentang dokumen tender,
manajemen biaya, mutu, waktu serta kemampuan teknis lainnya untuk dikem-
bangkan kontraktor sebagai penyedia jasa konstruksi agar dapat bersaing secara
kompetitif dan mampu merealisasikan pekerjaan proyek sesuai dengan ketentu-
an atau kesepakatan.
3. Modal
Modal yang dimaksud dalam hal ini adalah berhubungan dengan masalah keuan-
gan (finansial), kepastian dana dan komitmen dengan lembaga keuangan lain.
Pembiayaan bisnis atau sumber dana untuk suatu proyek biasanya terdiri dari
modal milik sendiri dan modal pinjaman. Besarnya modal yang dimiliki akan ber-
dampak pada proses pelaksanaan suatu proyek. Apabila dana yang dimiliki cuk-
up besar maka relatif akan lebih mudah dan aman dalam melaksanakan rencana
pembangunan maupun pengembangan proyek.
4. Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan untuk memasarkan barang atau jasa umumn-
ya kepada masyarakat dan khususnya kepada masyarakat potensial. Pemasaran
oleh kontraktor dapat dikelompokkan atau disegmentasikan ke dalam empat
karaktaristik yaitu meliputi pemilihan pangsa pasar, produk harga, distribusi dan
promosi. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara kontraktor dengan skala
kecil, menengah, maupun besar dalam melaksanakan strategi pemilihan pasar.
Pemasaran dapat menentukan apakah produk yang dihasilkan mampu menarik
perhatian orang untuk membeli atau menyewa.
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 7
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
INFORMASI:
CAKRAWALA
URBAN LIVING
BISNIS KONSTRUKSI
8 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
1. Bisnis Konstruksi adalah suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan atau
organisasi yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Kegiatan yang ditawarkan
yaitu mencakup jasa konstruksi bangunan, baik dari perencanaan, pelaksa-
naan, maupun pengawasan untuk membangun suatu bangunan. Bisnis Prop-
erti merupakan bentuk aktivitas ekonomi yang berhubungan dengan pening-
katan nilai suatu lahan atau bangunan beserta sarana dan prasarana yang ada
di atas sebidang tanah untuk mendapatkan keuntungan. Kegiatan konstruksi
bertujuan untuk mendapatkan proyek, mendapatkan keuntungan dari pelak-
sanaan proyek tersebut, dan menjaga keberlangsungan perusahaan/ badan
usaha.
2. Terdapat beberapa jenis investasi dalam bisnis konstruksi dan properti, di-
antaranya yaitu Residensial (Tempat Hunian), Bangunan Komersial (Tempat
Usaha), Bangunan Industri, dan Bangunan Dengan Tujuan Khusus
3. Strategi dalam bisnis konstruksi dan properti meliputi ketersediaan lahan,
mengembangkan kemampuan kontraktor (capacity building), modal, dan pe-
masaran.
TUGAS MANDIRI
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 9
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
REFLEKSI
Setelah mempelajari materi pada bab ini, Anda dapat mengetahui secara singkat
tentang konsep bisnis konstruksi dan properti. Materi manakah yang menurut
Anda sulit untuk dipahami? Cobalah untuk berdiskusi dengan teman maupun
guru Anda! Konsep dasar pada bab ini akan menjadi dasar untuk materi di bab
berikutnya.
BISNIS KONSTRUKSI
10 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
BAB
PROSEDUR PEMILIHAN LOKASI PROPERTI II
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
KATA KUNCI
Properti-Legalitas-Kawasan
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 11
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENDAHULUAN
Kebutuhan jumlah rumah tinggal akan semakin besar, seiring dengan peningkatan
pertumbuhan jumlah penduduk. rumah termasuk kebutuhan pokok nomer 2 (dua)
setelah pangan. Masyarakat dan juga pemerintah tidak bisa membendung dengan
adanya kebutuhan akan tempat tinggal bagi penduduk.
MATERI PEMBELAJARAN
A. PENDAHULUAN
1. Pengertian Lokasi
Lokasi adalah sebuah area yang akan menjadi objek sebuah kegiatan. Lokasi
dapat dibedakan menurut fungsinya, diantaranya
1.1 Lokasi untuk fasilitas personal: Lokasi ini bisa sebagai perumahan
1.2 Lokasi untuk fasilitas umum; Lokasi ini bisa untuk kegiatan umum
atau aktifitas banyak orang
Lokasi untuk fasilitas umum yang disediakan oleh pemerintah maupun badan
usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk bersama, seperti gambar
di bawah ini
BISNIS KONSTRUKSI
12 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 13
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
d) Topografi
Topografi berkaitan dengan kemiringan lahan, kecuraman dan kontur
permukaan lahan. Kemiringan lahan yang ekstrim sering ditemui di
daerah bukit atau pegunungan yang dapat mempengaruhi proses dan
hasil akhir dari rumah yang akan dibangun.
4) Ketersambungan dengan fasilitas Vital
Fasilitas umum akan mempengaruhi akses kelanaran dari, dan juga fasilitas.
Kemudahan untuk mendapatkan layanan. Kenyamanan penghuni akan
dirasakan apabila pada saat membutuhkan layanan akan mudah untuk
mendapatkannya.
5) Faktor alam lainnya
Iklim dan cuaca merupakan factor yang sulit untuk diselesaikan. Faktor
alam yang penting juga untuk diperhatikan. Daerah dengan iklim yang
lebih kering akan mempengaruhi desain rumah dan juga pembiasaan
penghuninya. Lain halnya dengan daerah yang mempunyai iklim dingin dan
cenderung mempunyai kelembapan udara yang tinggi akan mempengaruhi
desain dan material yang akan digunakan untuk konstruksi.
b. Pertimbangan nonteknis yang tidak bisa diabaikan
1) Legalitas dan sertifikat lahan
Wilayah hukun Negara Republik Indonesia kepemilikan dan tipe
pengolahan yang didapat pada lahan harus ditandai dengan kepemilikan
legalitas yang disebut sertifikat. Lahan dengan ditandai adanya sertifikat
bisa dilanjut konstruksi apabila sudah mempunyai izin mendirikan
bangunan yang sering disingkat IMB. Selain itu juga ada hal-hal yang patut
untuk diperhatikan.
2) Status lahan dan peraturan Pemerintah
Setiap daerah akan mempunyai peraturan pengelolaan daerah yang saling
berbeda.
3) Budget hal yang memberatkan dan meringakan sebuah lahan akan sangat
dipengaruhi denagan adanya keemilikan rupiah untuk mendapatkannya.
Semua hal yang akan menjadi pengaruh juga.
4) Pertimbangan pribadi
Seperti ada petuah yang mengatakan, jangan membeli lahan tanah yang
mempunyai posisi seperti tusuk sate. Sebaiknya mencari lahan yang masih
dengan keluarga.
Kawasan Pemukiman merupakan bagian dari lingkungan hidup diluar
kawasan lindung, dapat berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan, yang
memiliki fungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian
sebagai tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (UU
RI No. 4/ 1992). Perumahan merupakan kumpulan tempat tinggal/ tempat hunian
sebagai bagian dari pemukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang telah
dilengkapi dengan fasilitas dan utiltas umum sebagai upaya pemenuhan rumah
yang layak huni. Prasarana lingkungan yaitu kelengkapan dasar fisik lingkungan
hunian yang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal
yang layak, sehat, aman, dan nyaman, misalnya ketersediaan air bersih untuk
konsumsi makan dan minum, pembuangan sampah ataupun sarana pengolahan
limbah, ketersediaan sumber daya listrik, saluran komunikasi, ketersediaan
BISNIS KONSTRUKSI
14 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
jalan dan transportasi, sebagai upaya kelengakapan lingkungan pemukiman
agara dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan sarana lingkungan yaitu
fasilitas dalam lingkungan hunian yang mendukung penghuninya untuk
menyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi,
seperti fasilitas taman bermain, olah raga, pendidikan, pertokoan, sarana
perhubungan, keamanan, serta fasilitas umum lainnya.
Rumah yang baik, tidak harus besar dan mewah, tetapi harus memenuhi
syarat kesehatan, sehingga para penghuninya dapat melakukan aktivitas
dengan nyaman. Rumah sehat memiliki beberapa kriteria, yaitu rumah
yang dapat memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikologis, serta dapat
menghindarkan terjadinya kecelakaan maupun terjangkitnya penyakit.
Adanya konsep perumahan yang sehat menjadi faktor penentu yang mampu
meningkatkan standar atau indikator kesehatan bagi penghuninya, sehingga
terasa aman dan nyaman untuk ditempati. Perancangan perumahan yang
baik juga harus mengikuti tren saat ini, tanpa mengabaikan prinsip-prinsip
dalam perancangan, misalkan orientasi lokasi dan bangunan, kesimbangan,
sirkulasi, kesatuan, dan sebagainya. Perancangan perumahan yang baik juga
harus beradaptasi terhadap lingkungan sekitar, kualifikasi rumah yang akan
dibangun, penggunaan manajeman, ketersediaan sarana prasrana umum, serta
pemeliharaan rumah dan lingkungan sekitarnya. Perancangan perumahan yang
baik juga perlu memastikan ketersediaan air bersih serta utilitas pembuangan
air limbahnya.
Kawasan perumahan atau pemukiman penduduk didominasi oleh tempat
hunian dengan berfungsi sebagai tempat tinggal yang dilengkapi dengan
bangunan sebagai fasilitas di lingkungan perumahan, sarana prasarana bekerja
yang memberi pelayanan dan kesempatan kerja terbatas yang mendukung peri
kehidupan dan penghidupan. Sebagai lingkungan perumahan atau pemukiman
merupakan area kawasan perumahan dalam berbagai bentuk ukuran dengan
penataan tanah dan ruang, serta lingkungan, prasarana dan sarana lingkungan
terstuktur yang memungkinkan pelayanan dan pengelolaan yang optimal.
Prasarana lingkungan perumahan atau pemukiman meliputi kelengkapan
dasar fisik lingkungan yang mampu memberikan layanan lingkungan perumahan
atau pemukiman sehingga mampu berfungsi sebagaimana mestinya. Prasarana
utama yang menjadi kebutuhan pokok penghuninya meliputi jaringan jalan,
jaringan instalasi air baik air bersih maupun instalasi air limbah, tempat kelola
sampah, instalasi pemanfaatan air hujan, saluran listrik, saluran telepon, gas,
dan sebagainya.
Jaringan pokok atau instalasi utama prasarana lingkungan merupakan
jaringan utama yang dibutuhkan sehingga mampu menghubungkan antara
kawasan pemukiman atau antara kawasan pemukiman dengan kawasan
lainnya. Jaringan sekunder prasarana lingkungan merupakan jaringan cabang
dari jaringan primer yang dibutuhkan penghuni perumahan atau pemukiman
sehingga mampu melayani kebutuhan di dalam satu satuan lingkungan
pemukiman. Sarana lingkungan pemukiman adalah fasilitas penunjang guna
penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.
Sarana lingkungan pemukiman merupakan fasilitas pusat perbelanjaan,
pelayanan umum, pendidikan dan kesehatan, tempat peribadatan, rekreasi dan
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 15
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
olah raga, pertamanan, pemakaman, untuk mendapatkan tambahan layanan
dari lingkungan sehingga penghuni menemukan kenyamanan lebih banyak
di area perumahan tersebut. Utilitas yang dimaksud di sini umum mengacu
pada sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan pemukiman, meliputi
jaringan air bersih, transportasi, dan pemadam kebakaran, listrik, telepon, gas.
Utilitas umum membutuhkan pengelolaan profesional dan berkelanjutan oleh
penyedia layanan atau suatu badan usaha.
Syarat Sehat Perumahan dan Lingkungan Pemukiman
1) Persyaratan kesehatan perumahan yang meliputi persyaratan lingkungan
perumahan dan pemukiman serta persyaratan rumah itu sendiri, sangat
diperlukan karena pembangunan perumahan berpengaruh sangat besar
terhadap peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.
2) Kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman adalah kondisi fisik,
kimia, dan biologik di dalam rumah, di lingkungan rumah dan perumahan,
sehingga memungkinkan penghuni mendapatkan derajat kesehatan yang
optimal. Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukinan
adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka
melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan dan/
atau masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan.
3) Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut
Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/ Menkes/ SK/ VII/ 1999
meliputi parameter sebagai berikut:
Lokasi
1) Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah
atau bekas tambang;
2) Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai,
aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan
sebagainya;
3) Tidak berada di lokasi yang sulit untuk dijangkau kendaraan secara umum;
dan
4) Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti
alur pendaratan penerbangan.
Kualitas udara
Yang dimaksud kualitas udara yaitu situasi kenyamanan udara yang cukup
komposisi oksigen pada saat siang hari. Kualitas udara yang cukup dan baik di
lingkungan perumahan akan memberikan kenyaman bagi penghuninya. Udara harus
bebas dari kandungan gas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan
dintaranya:
1) Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi;
2) Debu dengan diameter kurang dari 10 gmaksimum 150 g/ m3;
3) Gas SO2 maksimum 0, 10 ppm;
4) Debu maksimum 350 mm3/ m2 per hari;
5) Kebisingan dan getaran;
6) Kebisingan dianjurkan 45 dB. A, maksimum 55 dB. A;
7) Tingkat getaran maksimum 10 mm/ detik; dan
8) Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman.
a) Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/ kg;
BISNIS KONSTRUKSI
16 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
b) Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/ kg;
c) Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/ kg; dan
d) Kandungan Benzopyrene maksimum 1 mg/ kg.
Prasarana dan sarana lingkungan
1) Memiliki lokasi cukup untuk refresing. Taman bermain untuk anak, sarana
rekreasi keluarga dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan;
2) Memiliki sarana drainase, yang meliputi drainsae air bersih dan air kotor
yang tidak menjadi tempat sarang perindukan penyakit;
3) Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak
mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan
kaki dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman,
lampu penerangan, jalan tidak menyilaukan mata. Tersedia cukup air bersih
sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatan,
tersedian cukup lampu penerangan jalan;
4) Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi
persyaratan kesehatan, baik dari syarat teknis maupun syarat nonteknis;
5) Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat
kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya;
6) Instalasi listrik cukup untuk menyuplai kecukupan daya dan harus menjamin
keamanan penghuninya; dan
7) Tempat pengelolaan makanan (TPM) mampu menjamin kesehatan, tidak
terjadi kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan dan sakit.
Vektor penyakit
1) Indeks lalat harus memenuhi syarat; dan
2) Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.
Penghijauan
Penanaman pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan
pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.
Ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes No. 829/
Menkes/ SK/ VII/ 1999 adalah sebagai berikut:
Bahan bangunan
1) Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat
membahayakan kesehatan, an tara lain: debu total kurang dari 150 mg/ m2,
asbestos kurang dari 0, 5 serat/ m3 per 24 jam, plumbum (Pb) kurang dari
300 mg/ kg bahan; dan
2) Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen.
Komponen dan penataan ruangan
1) Lantai keras, kedap air dan mudah dibersihkan;
2) Dinding rumah memiliki ventilasi alam, di kamar mandi dan kamar cuci
kedap air dan mudah dibersihkan;
3) Langit-langit rumah dipasang plafon, mudah dibersihkan dan tidak rawan
kecelakaan;
4) Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir;
5) Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya; dan
6) Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap atau cerobong asap dengan
ketinggian cukup untuk mampu membuang gas CO2 dan CO ke udara bebas.
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 17
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Pencahayaan
Pencahayaan yang berasal dari alam dan atau buatan langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal
60 lux dan tidak menyilaukan mata.
Kualitas udara
1) Suhu udara nyaman antara 18–30 o C;
2) Kelembapan udara 40–70 %;
3) Gas SO2 kurang dari 0, 10 ppm/ 24 jam;
4) Pertukaran udara 5 kaki 3/ menit/ penghuni;
5) Gas CO kurang dari 100 ppm/ 8 jam;
6) Gas formaldehid kurang dari 120 mg/ m3;
7) Ventilasi: Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas
lantai; dan
8) Vektor penyakit: Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di
dalam rumah.
Penyediaan air
1) Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/
orang/ hari; dan
2) Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/ atau
air minum menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun
2002.
Pembuangan Limbah
1) Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak
menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah; dan
2) Limbah padat misal tinja harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan
bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah.
Setelah memilih dan menentukan lahan maka selanjutnya adalah kita perlu
mengetahui kategori rumah dan lahan yang ideal. Kategori rumah dan lahan yang
ideal diantaranya:
1) Mempunyai struktur yang kuat dan aman.
Struktur merupakan daya dukung utama dari kekuatan sebuah konstruksi
rumah. Dengan kapasitas struktur yang baik dan kuat akan memberikan
keamanan dan daya dukung yang baik terhadap keamanan dan kenyamanan
penghuninya.
2) Saluran pipa air bersih yang tersedian dengan baik.
Kesehatan instalasi air bersih akan memberikan kenyamanan kesehatan bagi
penghuninya. Instalasi air bersih yang benar harus memenuhi krieria teknis
dan nonteknis. Kriteria teknis diantaranya cara pemasangan harus benar dan
rapi. Kriteria nonteknis diantaranya pemasangan pemipaan yang harus rapi.
Pipa air bersih diantaranya: air sumur.
3) Saluran pipa air kotor yang tersedia dengan baik.
Kesehatan instalasi air kotor akan memberikan kenyamanan kesehatan bagi
penghuninya. Instalasi air kotor yang benar harus memenuhi krieria teknis
dan nonteknis. Kriteria teknis diantaranya cara pemasangan harus benar dan
BISNIS KONSTRUKSI
18 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 19
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
adalah merupakan bagian dari real estate.
B. KLASIFIKASI PROPERTI
Berdasarkan kompleksitas properti bisa dikelompokkan menjadi 3, antara lain.
1. Properti sederhana
Penilaian tentang properti sederhana bisa meliputi.
a. Tanah kosong dengan luas maksimal 100 m2 yang untuk lahan rumah
hunian 1 unit
b. Satu alat transportasi, bukan armada angkutan untuk umum
c. Satu unit rumah atau apartemen,toko atau perkantoran
d. Satu unit alat mesin yang digunakan, bukan untuk usaha secara umum
2. Properti menengah
Penilaian properti dengan cakupan menengah dengan luas maksimal 300
m2, dengan bisa diberi lebih dari 1 unit rumah hunian.
3. Properti Mewah
Penilaian properti dengan luas hunian lebih dari 300 m2.
Berdasarkan segi fungsi dan tujuan penggunaannya, properti dikelompokkan
menjadi 4 kategori, antara lain:
a. Properti komersial
Properti komersial mempunyai kemampuan untuk menghasilkan
arus kas dari semua aspek komersialnya. Misal: perkantoran, hotel,
pertokoan, pasar, dan tempat wisata.
b. Properti hunian
Properti hunian mempunyai tujuan utama untuk dihuni. Dalam
kenyataannya banyak diketemukan hunian yang bisa mengarah ke
komiditas komersial. Maka dari itu, jenis ini tidak termasuk ke jenis
properti hunian. Secara umum, properti dibagi menjadi dua, yaitu
landed house yang berupa rumah atau kompleks perumahan dan high
building yang berupa rumah susun atau apartemen.
c. Hunian Industri
Properti dalam kategori ini sebagai tempat produksi atau perakitan
barang-barang, baik melalui peralatan dramatik maupun manual
dengan melibatkan tenaga kerja. Contohnya adalah pabrik dan
gudang.
d. Fasilitas umum
Properti dalam kelompok ini dipergunakan untuk kepentingan umum
dan khalayak ramai kendati saat ini mulai mengarah menjadi komersial
yang diperuntukkan bagi anggotanya saja. Misal, universitas, tempat
ibadah, sarana olahraga, rumah sakit, dan tempat rekreasi.
C. FAKTOR-FAKTOR PEMILIHAN LOKASI PROPERTI
Tanah merupakan unsur yang paling pokok dalam usaha bisnis properti.
Dengan demikian, sangat diperlukan banyak pertimbangan yang matang sebelum
dibuka lahan atau area baru, atau untuk perumahan baru. Bukan saja tentang lokasi,
masih banyak hal yang diperhatikan bagi seorang atau perusahaan pengembang
untuk bisa membuka lahan baru dalam usaha untuk menentukan lahan baru untuk
hal yang lebih meyakinkan dan lebih dikenal.
Dalam menentukan perkiraan nilai suatu properti pada dasarnya diperlukan
BISNIS KONSTRUKSI
20 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
data. Baik data secara umum maupun data yang bersifat khusus. Dalam menganalisis
data terdapat macam teknik yang bisa digunakan, seperti.
1. Pendekatan perbandingan penjualan
Pada prinsipnya, teknik perbandingan penjualan atau lebih dikenal dengan
pendekatan data pasar mudah dimengerti karena banyak pihak secara
langsung berhubungan dengan kejadian transaksi di pasar. Proses tersebut
troperti yang akan dinilai den kini dari properti serupa terhadap ingkan
fitur-fitur dan harga penjualan transaksi pasar seperti di bawah ini.
Menganalisis proses untuk kepentingan hasil data analisis, Mengidentifikasi
dan menganalisis macam pekerjaan, akan didapat Properti yang sebanding,
Verifikasi kondisi properti yang sebanding, Verifikasi kondisi-kondisi
penjualan, kemudian dilakukan pembandingkan properti sebanding
dengan subjek, melakukan penyesuaian dan menghitung nilai pasar yang
diidentifikasi.
Teknik pendekatan biaya melalui penghitungan biaya yang harus dibayar
yang berguna untuk merekonstruksi properti yang dimaksud, sehingga
jumlah tertentu sebagai sepresiasi atau penyusustan properti merupakan
bangunan lama. Dengan proses sebagai berikut:
Memperkirakan biaya konstruksi, memperkirakan penyusutan biaya proses,
memperkirakan nilai lokasi seolah dalam kondisi kosong, menghitung nilai
pasar yang diidentifikasi.
2. Pendekatan Pendapatan
Teknik pendekatan pendapatan ini berdasarkan pada aliran pendapatan
bersih dari sewa properti dan bisa mengubah pendapatan tersebut menjadi
perkiraan nilai pasar. Pendekatan ini sangat baik dan cocok terhadap
penerapan properti yang mampu menghasilkan seperti gedung perkantoran,
apartemen, hotel, pusat perbelanjaan, perkebunan, dan pertambangan.
Kegiatan pendapatan akan bisa menganalisa subjek sebagaimana mestinya,
memperkirakan perkumpulan, uang sewa dimasa depan, menghitung
pendapatan operasional bersih, turunnya tingkat kapitalisasi dari
perbandingan penjualan, menghitung nilai pasar yang diidentifikasikan.
3. Analisis Lingkungan Usaha
Analisis berikut merupakan analisis terhadap lingkungan eksternal dimana
perusahaan berada. Tujuan dilakukan analisis adalah untuk mendapatkan
informasi mengenai faktor-faktor eksternal perusahaan yang mampu
mempengaruhi penjualan perusahaan.
Menurut John wey creswell (1994:153), yaitu.
a. Reduksi data, mengumpulkan informasi yang didapat dan
menyederhanakan informasi tersebut. Melakukan pemilihan hal yang
pokok dan yang harus dilakukan terlebih dahulu. Mencari tema dan
atau pola dari laporan dan data kefokusan dari data yang didapat
sehingga akan menghasilkan pemahaman untuk mendapatkan yang
didapat.
b. Display data atau penyajian data, menyajikan berbagai data yang
disajikan dari berbagai informasi yang didapatkan, baik sebagian
maupun secara keseluruhan.
c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan kegiatan analisis
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 21
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
data yang telah dikumpulkan untuk mencari pola, tema, hubungan,
persamaan, hal-hal yang sering timbul dan hipotesis kerja. Pada
awalnya, kesimpulan tersebut masih sangat sensitif, kabur, dan
diragukan.
Menurut Edy Harjanto (2017:2017) dalam menentukan lokasi suatu usaha,
maka ada beberapa pertimbangan yang harus di analisis, antara lain.
1) Letak dari fasilitas umum, misal pasar dan perkantoran
Kedekatan dengan pasar dan fasilitas perkantoran akan mampu
melayani kebutuhan keseharian dan penghuninya.
2) Letak sumber bahan baku atau material
Pendekatan ini akan bisa mempengaruhi kapasitas biaya yang akan
terserap dalam proses pembangunan.
3) Akses untuk mendapatkan tenaga kerja
Kapasitas kebutuhan tenaga kerja akan sangat mempengaruhi volume
biaya yang akan dikeluarkan juga pada saat pembangunan.
4) Ketersediaan tenaga listrik
Kebutuhan arus listrik akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
sehari-hari. Walaupun pembukaan lahan baru akan mesti membuat
instalasi baru mulai dari awal.
5) Ketersediaan air
Kebutuhan akan air merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan
manusia. Baik untuk memenuhi kehidupan kelangsungan hidup
maupun dalam proses pembangunan.
6) Fasilitas transportasi
Ketersediaan sarana transportasi merupakan fasilitas yang juga
menjadi pokok dalam proses kehidupan. Dengan fasilitas transportasi
yang mudah, baik dari segi sarana maupun dari segi infrastruktur
jalannya.
7) Fasilitas akses komunikasi
Alat dan media untuk mempercepat komunikasi jarak jauh menjadi
kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan dalam proses kehidupan
manusia. Media komunikasi jarak jauh akan memperpendek dan
mempercepat sebuah proses.
8) Harga tanah
Tinggi rendah harga tanah akan sangat diperhatikan bagi para calon
penghuni. Dengan harga tanah yang rendah dan fasilitas akses yang
lengkap akan banyak dilirik oleh calon penghuni. Tingginya harga
tanah dan lengkapnya faslitas juga menjadi bahan pertimbangan
yang perlu diperhatikan oleh calon penghuni maupun oleh calon
pengembang perumahan. Pada saat calon penghuni menentukan
pilihan lokasi lahan perumahan maka banyak pertimbangan yang
harus dicermati. Pertimbangan tersebut mempunyai manfaat untuk
menentukan faktor-faktor yang dominan dan faktor tambahan yang
mendominasi. Faktor dominan yang terjadi di lapangan antara lain:
faktor aksebilitas merupakan faktor terbesar. Kembali lagi dengan
pertimbangan harga lahan yang tinggi, akan sangat signifikan dengan
harga rumah yang akan dibangun. Hal ini sangat bisa diterima.
BISNIS KONSTRUKSI
22 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
(5) Tidak berada pada daerah sempadan sungai, waduk, mata
bantaran rel, dan daerah aman penerbangan;
(6) Tidak berada pada kawasan lindung; dan
(7) Tidak pada kawasan budidaya pertanian atau penyangga.
Beberapa kemungkinan tipe perumahan:
((a)) Perumahan
BISNIS KONSTRUKSI
24 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
LEMBAR PRAKTIKUM
b. Kertas
c. Komputer
d. Buku-buku referensi
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 25
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
CAKRAWALA
Aset tanah ini bisa dijadikan RTH sebagai ruang terbuka publik selain alun-
alun yang sudah ada serta menjadi prakarsa berkumpulnya komunitas lingkungan
hidup dan sosial untuk kota yang lebih baik. Oleh sebab itu, komitmen kepala
daerah sangat penting untuk menggerakkan seluruh perangkat daerah untuk
mewujudkan komitmen kota hijau.
JELAJAH INTERNET
BISNIS KONSTRUKSI
26 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
RANGKUMAN
1. Pengertian Lokasi
Lokasi adalah sebuah area yang akan menjadi objek sebuah kegiatan. Lokasi
dapat dibedakan menurut fungsinya
2. Pengertian properti
Properti merupakan sesuatu yang dikenal oleh masyarakat dlam kaitannya
dengan kehakan seseorang atas suatu hak eksklusif. Bentuk yang utama
dari sebuah properti termasuk real properti atau sering dikenal dengan
tanah. Sering kali kita bingung dengan adanya pengertian dari properti dan
real estate.
TUGAS MANDIRI
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 27
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
BISNIS KONSTRUKSI
28 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
BAB
PROSEDUR LEGALITAS KEPEMILIKAN LOKASI III
BAB III PROSEDUR LEGALITAS KEPEMILIKAN LOKASI
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Legalitas Kepemilikan
Rumah
Izin Prinsip
Prosedur Legalitas Kepemilikan
Lokasi
izin Lokasi
KATA KUNCI
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 29
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENDAHULUAN
Pada saat kita akan mendirikan bangunan kita harus yakin terlebih dahulu
bahwa tanah atau lahan yang akan kita dirikan sebuah bangunan legal. Jangan sampai
pada saat bangunan sudah berdiri ada orang yang menyatakan bahwa tanah atau lahan
itu adalah milik mereka. Oleh karena itu, tanah atau lahan tersebut harus mempunyai
surat yang jelas. Bila saat ini belum ada sertifikat maka perlu adanya dokumen sebagai
syarat untuk membuat sertifikat. Misalnya akta jual-beli tanah, fotokopi KTP dan KK,
Fotokopi Girik. Di samping dokumen tersebut, ada lagi dokumen yang dari kelurahan
atau desa, seperti Surat Keterangan Tidak Sengketa, Surat Keterangan Riwayat Tanah,
dan Surat Keterangan Tanah secara Sporadik.
Kita kadang melihat sebuah lahan atau tanah yang dalam status sengketa
dan tidak terselesaikan di pengadilan untuk waktu yang lama atau status quo. Bila
bangunan itu sudah didirikan maka pembangunan tidak bisa dilanjutkan.
Kondisi tersebut di atas membuat kita menjadi rugi atau was-was karena
seharusnya memperoleh keuntungan tapi malah memperoleh malapetaka. Ada proses
pengadilan yang tidak kunjung selesai. Oleh karena itu, kita harus mengecek legalitas
surat dan dokumen yang ada terutama untuk pembangunan suatu kawasan ataupun
developer kecil-kecilan.
Berikut cara untuk mengecek legalitas tanah atau memverfikasi tanah sesuai
dengan jenis legalitasnya sebagai berikut:
1. Tanah Sertifikat
Agar kita yakin dengan keaslian sertifikat dan bukan merupakan sertikat ganda
maka kita dapat melakukan pengecekan legalitas sertifikat dengan melibatkan
PPAT (Pejabat Pembaut Akta Tanah) atau Notaris di Kantor Kelurahan/ Desa atau
Kantor Pertanahan setempat. PPAT adalah pejabat yang diberi wewenang untuk
membuat akta otentik mengenai hak atas tanah
2. Tanah Belum Sertifikat
Apabila kita akan membeli sebuah lahan atau tanah yang belum
bersertifikat, kita bisa mendatangi kantor kepala desa atau kelurahan setempat
untuk mengecek legalitas lahan tersebut. Di kantor tersebut, data-data tanah
dan sejarah kepemilikan tanah akan tercatat di dalam buku besar khusus yang di
pergunakan untuk mencatat hal-hal yang berhubungan dengan tanah. Pihak kepala
desa atau lurah akan mengeluarkan surat keterangan tidak sengketa apabila data-
data tanah yang akan dibeli bersih dan tidak ada sengketa. Itulah penting kita
mengecek legalitas tanah di kantor lurah.
Perlu dingat dan diwaspadai apabila kita akan membeli rumah di perumahan
kita juga harus jeli dalam mengecek legalitas lahan. Jangan sampai pada saat
rumah sudah kita bayar lunas ternyata lahan masih dalam sengketa dikarenakan si
pengembang tetap nekat membangun.
BISNIS KONSTRUKSI
30 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 31
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
(KPR).
4. Divisi legal mengurus persiapan pengajuan KPR, yaitu menyiapkan
dokumen awal pembelian berupa formulir pemesanan atau booking from
hingga membuat perjanjian pendahuluan jual beli (PPJB) setiap konsumen,
menyiapkan data konsumen sesuai dengan persyaratan bank hingga
terlaksananya akad kredit.
5. Divisi legal membantu konsumen untuk membuat rekening tabungan di
bank, membantu konsumen menyiapkan persyaratan akad kredit atau akta
jual beli (AJB) di notaris/ PPAT, membantu konsumen membuat nomer pokok
wajib pajak (NPWP), membuat dan mendokumentasikan seluruh bukti
setoran seperti bukti setoran pajak penghasilan (PPh), Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), bukti pembayaran biaya AJB dan balik
nama, pembayaran asuransi, provisi dan lain sebagainya.
6. Divisi legal harus membuat data keseluruhan konsumen yang sudah
mengajukan KPR maupun yang tidak mengajukan, sehingga dengan data
tersebut akan dapat terpantau perkembangan dari penjualan properti itu.
7. Devisi legal merencanakan anggaran biaya legalitas dan membuat laporan
kegiatan seluruh proses kegiatan perizinan hingga pelaksanaan proyek
properti berakhir.
Kualifikasi yang harus dimiliki seorang pekerja bagian legalitas sutau proyek
adalah sebagai berikut:
1. Seorang yang bekerja di bagian legal harus memiliki sikap, prilaku dan bekerja
dengan jujur, tidak akan berusaha untuk menyalahgunakan jabatannya untuk
keuntungan pribadi sehingga akan merugikan perusahaannya.
2. Pekerja di divisi legal mampu bekerja sama secara tim, guna terjalin komunikasi
yang lancar antar bagian/ divisi dalam perusahaan properti, sehingga
proyek properti dapat perjalan lancar. Divisi legal akan bekerja bersama dan
berhubungan dengan pihak lain, antara lain saat akan membuat/ mengurus
perizinan, membuat Surat Perintah Kerja (SPK) untuk kontraktor berhubungan
dengan bagian konstruksi, membuat KPR akan berhubungan dengan bagian
pemasaran, keperluan anggaran akan berhubungan dengan bagian keuangan.
3. Pekerja di divisi legal harus cermat dan teliti, sehingga saat membaca dan
memahami dalam membuat dokumen-dokumen perjanjian. Kecermatan
dan ketelitian divisi legal diperlukan untuk menghindari perselisihan dalam
perikatan/ perjanjian dengan pihak lain.
4. Pekerja di divisi legal harus paham dan mampu melaksanakan proses jual beli
dan perikatan dengan bank, dengan mempersiapkan persyaratan-persyaratan
BISNIS KONSTRUKSI
32 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
yang diperlukan. Pada proses ini divisi legal akan bekerjasama dengan
notaris/ PPAT yang ditunjuk untuk melaksanakan jual beli serta melengkapi
persyaratan proses akad kredit sesuai ketentuan dari bank kreditur.
5. Pekerja di divisi legal memiliki pemikiran logis, objektif sesuai fakta.
6. Pekerja di divisi legal cerdas dalam memahami bahasa hukum.
7. Pekerja di divisi legal mempunyai keteguhan pendirian dan bersikap tegas.
8. Pekerja di divisi legal memiliki ketrampilan komunikasi yang baik.
9. Pekerja di divisi legal memiliki ketrampilan bernegoisasi yang baik.
10. Pekerja di divisi legal memiliki kemampuan menyusun dokumen perizinan
dan perjanjian kerjasama dengan baik.
11. Pekerja di divisi legal memiliki pemahaman yang baik terkait dengan undang-
undang dan segala peraturan pertanahan, hukum perpajakan dan peraturan
yang berhubungan dengan pembangunan proyek properti.
12. Pekerja di divisi legal wajib memiliki kemampuan beradvokasi dengan baik.
B. IZIN PRINSIP
Pengertian izin usaha
Secara umum Izin usaha merupakan suatu bentuk persetujuan atau
pemberian izin dari pihak berwenang atas penyelenggaraan suatu kegiatam
usaha oleh seorang pengusaha atau suatu perusahaan. Bagi pemerintah
sendiri, pengertian usaha dagang adalah suatu alat atau sarana untuk membina,
mengarahkan, mengawasi, dan menerbitkan izin-izin usaha perdagangan.
Agar kegiatan usaha berjalan lancar, maka setiap pengusaha diwajibkan untuk
mengurus dan memiliki izin usaha dari instansi pemerintah yang sesuai dengan
bidangnya.
Salah satu jenis-jenis izin usaha adalah Izin prinsip yang harus diperoleh
bagi setiap orang atau badan hukum yang akan memanfaatkan ruang untuk
tempat usaha skala besar. Biasanya izin prinsip dikeluarkan oleh pemerintah
daerah kabupaten/ kota yang dituangkan dalam bentuk surat keputusan bupati/
walikota.
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 33
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
AHMAD MUIS
BISNIS KONSTRUKSI
34 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 35
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
36 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
C. IZIN LOKASI
Adanya izin lokasi merupakan bagian yang penting bagi terlaksananya
proyek properti di daerah, karena dengan izin lokasi yang diberikan pemerintah
daerah setempat kepada perusahaan properti untuk memperoleh tanah/ lahan
yang dapat dipakai untuk izin pemindahan hak dan akan digunakan untuk
keperluan penanaman modal di daerah oleh perusahaan properti tersebut.
Perusahaan properti sebagai pemohon izin lokasi, akan diberikan izin
lokasi jika tanah yang akan digunakan untuk proyek properti sudah sesuai dengan
peruntukkanya dan rencana tata ruang wilayah.
Menurut Peraturan Menteri Negara Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2015 tentang Izin Lokasi, izin lokasi diberikan
pada perusahaan properti dalam jangka waktu 3 tahun. Akibat dari perusahaan
properti pemegang izin lokasi tidak dapat menyelesaikan perolehan tanah tepat
waktu, maka perusahaan properti tidak dapat memanfaatkan lahan tersebut
sebagai lokasi properti/ perumahan. Dan akibat lainnya yaitu izin lokasi dapat
diberikan pada perusahaan properti lain yang memenuhi syarat yang sudah
ditentukan.
Proses pemberian izin lokasi kepada perusahaan properti, Pemerintah
Daerah beserta Badan Pertanahan Nasional (BPN), meminta masyarakat
pemegang hak tanah untuk mengikuti rapat koordinasi yang berkaitan dengan
rencana penggunan tanah, dan berapa besarnya ganti rugi yang akan diterima
oleh masyarakat. Kemudian setelah izin lokasi disetujui dan didapat, perusahaan
properti wajib menyelesaikan proses ganti rugi kepada pemegang hak tanah
sesuai dengan besarnya ganti rugi yang sudah disepakati.
Setelah terbitnya izin lokasi yang didapat perusahaan properti, hak
tanah tidak otomatis berpindah pada perusahaan properti sebagai pemegang
izin lokasi. Hak atas tanah masih menjadi milik pemilik tanah, sehingga pemiliki
tanah masih dapat memohon sertifikat atas tanahnya, memperjual-belikan dan
melakukan segala apapun sesuai dengan kepentingan mereka, kecuali pemilik
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 37
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
tanah tidak dapat mengajukan IMB, karena pemerintah tidak dapat mengeluarkan
IMB di lokasi tersebut kecuali kepada pemegang izin lokasi.
Perusahaan properti sebagai pemegang izin lokasi memiliki kewajiban
untuk memberitahukan secara periodik setiap 3 bulan kepada Kepala Kantor
Pertanahan setempat, perihal perolehan tanah yang sudah didapatkan
berdasarkan izin lokasi dan pelaksanaan penggunaan lahan tersebut.
Perusahaan properti sebelum melaksanakan pembangunan properti/
proyek perumahan, memerlukan izin dari masyarakat yang berdekatan/
berbatasan dengan lahan properti yang akan didirikan. Sehingga semakin luas
lahan properti maka semakin banyak yang harus dilakukan perusahaan properti
untuk mendapatkan izin dari masyarakat yang berbatasan dengan proyek
tersebut. Izin dipergunakan sebagai syarat untuk mengajukan izin ke instansi
terkait. Dan jika terjadi perselisihan antara perusahaan properti/ developer
pada saat pelaksanaan proyek properti, atau masyarakat merasa terganggu
oleh keberadaan proyek itu, maka perusahaan dapat menunjukkan surat tidak
berkeberatan yang sudah disepakati dan ditangani oleh mereka.
Adanya Izin lokasi pada masyarakat yang berbatasan dengan proyek
merupakan kewajiban dilakukan perusahaan untuk meminta persetujuan
mereka. Kemudian, secara sosial pihak perusahaan dapat bertemu dengan warga
sekitar sebagai kegiatan silaturahmi dan memperkenalkan diri, karena bisa
jadi proyek perumahan dapat bisa berlangsung hingga bertahun-tahun sampai
proyek tersebut selesai seluruhnya. Perusahaan dengan pendekatan sosial yang
baik, akan berdampak pada kelancaran proyek dan penilaian baik dari masyarakat
sekitar proyek tersebut.
Dampak pelaksanaan proyek properti, biasanya akan mempengaruhi
dan menghidupkan banyak sektor pekerjaan di masyarakat sekitar, misalkan
kontaktor dan pekerjanya, perbankkan, tenaga marketing, konsultan arsitek,
tenaga keamanan, perangkat desa, kecamatan, notaris/ PPAT, petugas perpajakan,
dan sebagainya. Masyarakat sekitar proyek dapat memanfaatkan situasi dengan
cara berdagang untuk memenuhi konsumsi para tukang dan pekerja proyek, ada
juga menyediakan jasa lainnya.
BISNIS KONSTRUKSI
38 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 39
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
40 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 41
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
LEMBAR PRAKTIKUM
BISNIS KONSTRUKSI
42 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
LEMBAR PRAKTIKUM
CAKRAWALA
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 43
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
BISNIS KONSTRUKSI
44 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
RANGKUMAN
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 45
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
BISNIS KONSTRUKSI
46 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
BAB
PROSEDUR PENGUKURAN LOKASI IV
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Mendirikan Bangunan
Pengukuran
Batas Lahan dan Pemato- Bouwplank
kan
KATA KUNCI
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 47
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENDAHULUAN
BISNIS KONSTRUKSI
48 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 4. 3. Bouwplank
Sumber: Rumah Kokoh Semen Gresik
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 49
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Langkah 2
Siapkan alat dan bahan untuk pen-
gukuran dan pemasangan bouw-
plank yang diperlukan seperti met-
eran, slang timbangan, siku, benang
nilon, paku usuk, pensil tukang kayu,
spidol, usuk (kasau) 4/ 6 atau 5/ 7,
papan bouwplank 2/ 20, palu, palu
bodem, gergaji, kapak, parang untuk
menruncingkan kayu usuk, bisa juga
bor portable bila kayu yang digu-
nakan kayu keras.
Siapkan patok kayu dengan panjang masing-masing 1 meter atau menurut kondisi
lapangan dengan perhitungan akan dipasang setiap 2 meter dan diruncingkan salah
satu ujungnya
Siapkan papan bouwplank misal berukuran 2/ 20 yang sudah diluruskan salah satu
sisi tebalnya.
Kemudian tancapkan patok tersebut pada titik –titik patok seperti pada gambar ren-
cana
BISNIS KONSTRUKSI
50 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Langkah 4:
Langkah selanjutnya memasang bouw-
plank diluar as bangunan dengan jarak
1 m dari as terluar. Bouwplank hanya
dipasang di lahan yang akan diren-
canakan bangunan saja terlebih dahu-
lu, untuk pagar dapat dibuat belakan-
gan, agar lahan sisa untuk aktivitas
kegiatan pembangunan lahan kosong
bisa untuk menyimpan material
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 51
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Pindahkan garis (benang) terluar (As E-E) ke atas bouwplank dengan bantuan lot atau
unting-unting.
BISNIS KONSTRUKSI
52 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Pindahkan juga garis (benang) batas terluar As 1-1)ke atas bouwplank, namun kondisi
As 1-1 dengan As E–E belum tentu siku, karena batas lahan yang belum tentu siku
Langkah 7:
Selanjutnya buatlah garis As2-2 dengan
jarak 1, 50 m dari As 1-1 kemudian kon-
trol sikunya dengan perbandingan 3: 4:
5 atau misalnya 1, 5 m: 2 m: 2, 5 m. Garis
As 2-2 ini belum tentu sejajar dengan
garis As 1-1, karena As 1-1 tidak mesti
siku terhadap As E-E.
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 53
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Langkah 8:
Selanjutnya, buatlah garis As 7-7
yang berjarak 8, 50 mdari As 2-2
dan siku terhadap As E-E dengan
cara mengontrol perbandingan
3: 4: 5, dan garis AS 7-7 ini harus
sejajar dengan As 2-2 karena sa-
ma-sama siku terhadap garis As
E-E
BISNIS KONSTRUKSI
54 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Langkah 9:
Buatlah garis As B-B yang seja-
jar dari As E-E dengan jarak 6
m, sehingga terbentuklah segi
empatdengan sisi As B-B, As 2
- 2, As E-E dan As 7-7 yang se-
cara teori sudah siku. Namun
demikian ada baiknya bila kita
kontrol ulang diagonalnya, bila
sudah sama ukurannya, berarti
diagonal itu sudah siku. Di atas
kertas bisa kita hitung panjang
diagonal tersebut menggu-
nakan rumus umum Pytagoras
yaitu √(8, 5)² + 6² = √108, 25
=10, 5 m.
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 55
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Langkah 10:
Buatlah garis As 3-3 berjarak 1, 50 m
dari As 2-2, garis As 4-4 berjarak 3 m
dari As 3-3, garis As 5-5 berjarak 1 m
dari As 4-4, garis As 6-6 berjarak 2
m dari As 5-5, sisanya yakni jarak As
6-6 harus berjarak 1 m dari garis As
7-7. Semua garis yang dibuat terse-
but harus harus sejajar dengan As
2-2 karena semua harus siku terha-
dap As E-E.
BISNIS KONSTRUKSI
56 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Langkah 11:
Buatlah garis As C-C berjarak 2 m dari
As B-B, As D-D berjarak 1 m dari As C-C
atau berjarak 3 m dari dari As E-E, seh-
ingga semua As sudah dibuat, kita ting-
gal memindahkan garis As A-A di atas
papan bouwplank dengan bantuan lot.
As A-A ini juga belum tentu sejajar den-
gan As B-B karena ukuran lahan belum
tentu siku.
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 57
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Kesimpulan:
1. Sudut bagian luar (Garis batas
kaveling) belum tentu siku
2. Bagian lain yang pokok (As 2-2
sampai dengan As 7-7) harus siku
terhadap As E-E
3. As B-B, As C-C, As D-D harus se-
jajar terhadap As E-E
BISNIS KONSTRUKSI
58 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 59
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
REFLEKSI
BISNIS KONSTRUKSI
60 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
BAB
ANALISIS DATA HASIL PENGUKURAN V
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
ANALISIS DATA
PEMERIKSAAN KEBENARAN HASIL
DATA PENGUKURAN PENGUKURAN
PENGUKURAN PENGUKURAN
PENGUKURAN SUDUT
BEDA TINGGI
KATA KUNCI
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 61
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
62 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
pada saat pembacaan alat waterpass, yaitu pembacaan benang atas, benang
bawah dan benang tengah. Hasil pengukuran yang dilakukan oleh dua orang
dapat menghasilkan data ukur yang berbeda. Selain faktor pembacaan alat
ukur, faktor lain yang mempengaruhi hasil pengukuran diantaranya adalah
faktor psikis seperti tingkat emosi, kelelahan dan ketidaknyamanan dalam
melaksanakan pengukuran akibat cuaca yang panas atau penyebab yang
lainnya sehingga tergesa-gesa dalam melakukan pengukuran dan terjadi
kesalahan dalam pencatatan hasilnya.
Sumber: http://geomatika07.files.wordpress.com/2008/07/487602_level_ap8_150x150.gif
Sebagai contoh dalam menganalisis pengukuran jarak menggunakan
waterpass, yaitu dengan meletakkan dua rambu ukur yang berdiri tegak pada
dua titik yang berbeda, kemudian sebisa mungkin tempatkan waterpass
tepat ditengah-tengah kedua rambu tersebut, setelah itu bacalah angka yang
tertera pada benang atas (Ba) dan benang bawah (Bb) di kedua rambu ukur
tersebut. Dengan data yang telah dibaca, maka akan didapatkan jarak (d), yaitu
menggunakan persamaan:
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 63
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Rambu B
Waterpass (W)
Rambu A
Gambar 5.2a
09 Benang
atas (Ba)
Benang
tengah (Bt)
08 Benang
bawah (Bb)
Gambar 5.2b
Gambar (5. 2a). Pengukuran jarak menggunakan Waterpass, Gambar (5. 2b). Pembacaan Rambu Ukur A
menggunakan Waterpass. Sumber: Wagian Dikky Ag Etriana, S. Pd.
Dari Gambar 5. 2b, dapat dianalisis nilai Ba, Bt, dan Bb pada Rambu A, yaitu:
Benang atas (Ba) = 0, 878;
Benang tengah (Bt) = 0, 824;
dan benang bawah (Bb) = 0, 770.
Jika pembacaan pada benang tengah (Bt) belum sesuai, maka dibaca kembali agar
sesuai.
Maka jarak yang didapatkan dari titik Waterpass ke titik Rambu A (dWA) adalah:
dWA = (Ba–Bb) x 100 = (0, 878–0, 770) x 100 = 10, 8 m
Contoh:
Suatu lahan yang tanahnya tidak rata akan diukur jaraknya menggunakan waterpass,
bentuk lahannya seperti yang tertera pada Gambar 5. 3, dan untuk mempermudah
perhitungan buatlah tabel pengukuran terlebih dahulu seperti pada Tabel 5. 1.
BISNIS KONSTRUKSI
64 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
P.04 P.03
P.01 P.02
Gambar 5.3 Suatu lahan yang akan
Gambar 5.3 Suatu bahan yang akan dianalisis jaraknya
dianalisis jaraknya
Tabel 5. 1 Analisis Jarak Menggunakan Waterpass
I Jarak (m)
Titik Beda Tinggi (m)
Benang
BA Belakang Depan
Point Rambu BT ∆ H1 Positif Negatif
BB
0, 895
P. 01 0, 859 7, 2
0, 823
A
0, 814
0, 766 9, 6
0, 718
P. 02
0, 845
0, 805 8
0, 765
B
0, 923
0, 882 8, 2
0, 841
P. 03
0, 910
0, 872 7, 6
0, 834
C
0, 882
0, 837 9
0, 792
P. 04
0, 890
0, 838 10, 4
0, 786
D
0, 904
P. 01 0, 858 9, 2
0, 812
Analisis perhitungan jarak yang terdapat pada Tabel 5. 1, yaitu:
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 65
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
A B
BISNIS KONSTRUKSI
66 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
2
∆T
0 1
∆ T = t1–t2
Keterangan:
∆ T = beda tinggi antara titik 0 - 2
t1 = benang tengah rambu di titik 0
t2 = benang tengah rambu di titik 2
Untuk memperoleh beda tinggi antara dua titik, terlebih dahulu dilakukan
pembacaan benang diafragma pada bak ukur yang meliputi bacaan benang
atas (Ba), benang tengah (Bt), dan benang bawah (Bb) pada titik atau bak ukur
yang dituju, seperti pada gambar di bawah ini:
0 Benang
atas
9 (Ba)
Benang
tengah
08 (Bt)
Benang
bawah
(Bb)
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 67
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Pada gambar di atas terlihat adanya tiga benang yang sejajar secara horizontal
satu dengan yang lain. Benang tersebut merupakan benang tengah (garis yang
ditunjukkan dengan warna oranye) yaitu benang yang melalui optis dan benang
atas (garis yang ditunjukkan dengan warna merah) serta benang bawah (garis yang
ditunjukkan dengan warna ungu) yang sejajar dengan benang tengah. Kesalahan
pembacaan angka yang tercantum pada bak ukur dapat terjadi dalam pelaksanaan
pengukuran di lapangan. Untuk itu, koreksi antara hasil yang didapat di lapangan
dengan hasil dari perhitungan perlu diketahui. Hal ini dilakukan untuk mengkontrol
apakah pembacaan kita sudah tepat dan sesuai dengan perhitungan atau belum.
Perhitungan koreksi benang tengah dapat dihitung dengan rumus di bawah ini:
B
a +Bb
Bt =
2
Keterangan:
Bt = bacaan angka untuk benang tengah
Ba = bacaan angka untuk benang atas
Bb = bacaan angka untuk benang bawah
d = (Ba–Bb) x 100
Keterangan:
d = jarak optis
Ba = bacaan angka pada benang atas
Bb = bacaan angka pada benang bawah
100 = konstanta pesawat
BISNIS KONSTRUKSI
68 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 69
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Dari data tabel di atas, beda tinggi antar titik dapat kita analisis dengan cara
mencari selisih antara nilai pada “BT rambu belakang” dengan “BT rambu depan/
muka”, sebagai berikut:
a. Titik P. 01-P. 02 = 0. 859–0. 766
= 0. 093 (positif )
b. Titik P. 02-P. 03 = 0. 805–0. 882
= -0. 077 (negatif )
c. Titik P. 03-P. 04 = 0. 872–0. 837
= 0. 035 (positif )
d. Titik P. 04-P. 01 = 0. 838–0. 858
= -0. 02 (negatif )
Tabel 5. 2b Nilai hasil perhitungan beda tinggi
BA
Point Rambu BT ∆ H1 Belakang Depan Positif Negatif
BB
0.895
P.01 0.859 7.2
0.823
A 0.093
0.814
0.766 9.6 0.093
0.718
P.02
0.845
0.805 8
0.765
B -0.077
0.923
0.882 8.2 0.077
0.841
P.03
0.910
0.872 7.6
0.834
C 0.035
0.882
0.837 9 0.035
0.792
P.04
0.890
0.838 10.4
0.786
D -0.02
0.904
P.01 0.858 9.2 0.02
0.812
Nilai beda tinggi yang didapat antara titik A sebagai titik awal dengan titik D
sebagai titik akhir harus bernilai “0”, sebagai syarat dari pengukuran waterpass
tertutup. Berdasarkan hasil analisis tabel di atas dapat dilakukan evaluasi terhadap
hasil akhir nilai beda tinggi antara titik A (awal) dan titik D (akhir) apakah sudah
memenuhi persyaratan dengan selisih beda tinggi nol. Apabila masih terdapat selisih
pada beda tinggi, maka diperlukan koreksi data hasil pengukuran agar selisihnya
menjadi nol. Evaluasi data dan analisis data hasil pengukuran prosesnya hampir
sama, perbedaannya apabila pada proses evaluasi teradapat kesalahan-kesalahan
maka dilakukan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan tersebut.
BISNIS KONSTRUKSI
70 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BA
Point Rambu BT ∆ H1 Belakang Depan Positif Negatif
BB
0.895
P.01 0.859 7.2
0.823
A 0.093
0.814
0.766 9.6 0.093
0.718
P.02
0.845
0.805 8
0.765
B -0.077
0.923
0.882 8.2 0.077
0.841
P.03
0.910
0.872 7.6
0.834
C 0.035
0.882
0.837 9 0.035
0.792
P.04
0.890
0.838 10.4
0.786
D -0.02
0.904
P.01 0.858 9.2 0.02
0.812
Evaluasi :
Jumlah BT blkg 3.374 0.128 0.097
Berdasarkan hasil evaluasi data pengukuran beda tinggi pada tabel di atas,
terdapat selisih beda tinggi sebesar +0, 031. Sesuai dengan persyaratan untuk
pengukuran polygon tertutup, maka nilai selisih beda tinggi antara titik A sampai
dengan titik D harus nol. Sehingga untuk memenuhi syarat tersebut harus dilakukan
koreksi data pada hasil evaluasi di atas. Besar nilai koreksi agar selisih beda tinggi
menjadi nol adalah -0, 031. Untuk melakukan koreksi beda tinggi pada tiap titik,
dapat dilakukan dengan cara berikut.
a. Jumlahkan beda tinggi tiap titik = total beda tinggi, kemudian dibagi dengan
nilai selisih beda tinggi. Contoh:
1) Nilai selisih beda tinggi = -0, 031
2) Total beda tinggi = 0, 225
3) Besar koreksi tiap titik = (-) = -0, 13778
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 71
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
3. Pengukuran Sudut
Pengukuran sudut yang dimaksud dalam hal ini adalah menghitung titik
koordinat menggunakan sudut azimuth pada pembacaan alat theodolite. Sudut
azimuth atau biasa juga disebut dengan sudut kompas itu sendiri adalah
sudut yang dihitung mulai dari arah utara hingga satu titik tertentu dan sudut
kebalikannya biasa disebut dengan sudut back azimuth.
Misalnya:
BISNIS KONSTRUKSI
72 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Syarat utama yang digunakan untuk menentukan besar sudut adalah garis acuan,
arah putarannya, dan jarak sudutnya. Satuan yang biasa digunakan untuk mengukur
sudut adalah derajat (º), menit (‘), dan detik (”).
Pada saat pengukuran menggunakan theodolite, alat diletakkan diantara dua
target. Pertama-tama arahkan alat ke target satu, kemudian atur bacaan sudut agar
menunjukkan angka 0º secara horizontal dan dicatat terlebih dahulu. Setelah itu
arahkan alat ke target yang kedua, dan catat bacaan sudut horizontalnya sehingga
akan didapatkan sudut dari kedua target yaitu dengan mengurangkan bacaan sudut
pada target kedua dan bacaan sudut yang ke satu. Ulangi hal tersebut dengan
mengganti bacaan sudut pada terget ke satu dengan misalnya sebesar 30º dan 90º,
agar mengurangi kesalahan dan menghindari human error (salah catat) = ∆e.
MATERI PEMBELAJARAN
Menit
Bacaan Vertikal
7
77
Derajat
Bacaan Horizontal
8
7 78
6 6
0
7
10
7 8 0 10 20 30 40 50 60
20 30
7
40 50
20 40
60
00 20
Satuan Menit
6 6
40
7 7 7
detik
20 40 00 20 40 penunjuk
BISNIS KONSTRUKSI
74 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
a. Titik A-B
b. Titik B-C
c. Titik C-D
d. Titik D-A
MATERI PEMBELAJARAN
INFORMASI:
CAKRAWALA
TOTAL STATION
Total station merupakan alat ukur survei yang digunakan untuk mengukur
sudut, jarak, arah, menentukan koordinat dan perbedaan ketinggian secara
elektronik dalam suatu alat. Alat ukur survei dari hasil pengembangan theodolite
ini dilengkapi dengan komputer untuk mempermudah proses data, juga
dilengkapi dengan reflector sebagai target dan pengganti sumbu ukur. Total
station juga dilengkapi dengan sebuah prosesor sehingga dapat menghitung
perbedaan ketinggian, jarak datar, dan koordinat dengan cepat tanpa harus
menggunakan alat hitung, seperti kalkulator.
BISNIS KONSTRUKSI
76 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
persamaan:
4. Persamaan yang digunakan untuk mencari beda tinggi menggunakan
waterpass yaitu: ∆ T = t1–t2
5. Sudut azimuth atau biasa juga disebut dengan sudut kompas itu
sendiri adalah sudut yang dihitung mulai dari arah utara hingga satu
titik tertentu dan sudut kebalikannya biasa disebut dengan sudut back
azimuth.
6. Pengukuran sudut dengan menghitung titik koordinat menggunakan
sudut azimuth pada pembacaan alat theodolite.
7. Perhitungan titik koordinat yang pertama dilakukan adalah
mengkonversi sudut menjadi satuan derajat, kemudian ukur jarak pada
setiap pertemuan titik dan hitung jaraknya sesuai dengan sumbu x dan
sumbu y. Jumlahkan hasil jarak pada sumbu x dan sumbu y dengan
titik koordinat mula-mula. Pada poligon tertutup selisih perbedaan
(∆e) yang diperbolehkan adalah sebesar 0, 08.
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 77
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
TUGAS MANDIRI
LATIHAN SOAL
A. Essay
Perhatikan tabel berikut ini, dan kerjakanlah soal di bawahnya!
I Jarak (m)
Titik Beda Tinggi (m)
Benang
BA Belakang Depan
Point Rambu BT ∆ H1 Positif Negatif
BB
0, 796
P. 01
0, 745
A
0, 813
0, 785
P. 02
0, 824
0, 788
B
0, 786
0, 754
P. 03
0, 792
0, 748
C
0, 801
0, 772
P. 04
0, 785
0, 743
D
0, 812
P. 01
0, 782
1. Hitunglah besar dari nilai benang tengah untuk disetiap pembacaan rambu!
2. Hitunglah jarak berdasarkan pembacaan benang atas dan benang bawah
pada tabel di atas!
3. Hitunglah nilai beda tinggi pada setiap titik berdasarkan tabel di atas!
REFLEKSI
1. Berilah tanda v apabila sesuai dengan Anda. Dari materi yang sudah dipelajari
pada bab ini
Materi Tidak Kurang Menguasai
Menguasai Menguasai
Perhitungan jarak
Perhitungan beda tinggi
Perhitungan sudut
2. bagaimanakah pemahaman Anda terhadap materi-materi yang ada?
3. Pada bab ini manakah bagian yang paling Anda sukai? Kenapa?
4. Manfaat apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari bab ini
BISNIS KONSTRUKSI
78 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
BAB
PEMBUATAN SITE PLAN VI
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang Site plan ini, peserta didik mampu
memahami site plan dan mampu memahami Amdal
PETA KONSEP
KATA KUNCI
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 79
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENDAHULUAN
Setiap kawasan perlu perencanaan yang baik agar kawasan tersebut menjadi
tempat yang nyaman. Dalam perencanaan sebuah kawasan perlu memperhatikan
berbagai aspek, sehingga membentuk kawasan yang serasi dan selaras serta seim-
bang. Bumi yang kita tinggali saat ini, dahulu kala sudah digunakan oleh nenek moy-
ang kita, sekarang tiba giliran kita untuk menempati, kemudian pada masa yang akan
datang akan ditinggali juga oleh generasi setelah kita. Generasi yang akan datang
yang merupakan anak cucu kita juga punya hak untuk menempati bumi yang saat ini
kita tinggali. Mereka berhak mendapatkan udara yang bersih, berhak mendapatkan
dan melihat jernihnya aliran air, mereka juga berhak untuk mendengarkan kicauan
burung yang indah. Alam yang saat ini dititipkan kepada kita, generasi sekarang perlu
dan penting diperhatikan agar senantiasa lestari dan nyaman untuk ditinggali oleh
generasi mendatang. Oleh karena itu, keseimbangan dalam menggunakan potensi
alam sangat diperlukan sehingga alam yang ada ini akan lestari dan dapat digunakan
oleh generasi yang akan datang. Penggunaan alam tersebut termasuk dalam meren-
canakan sebuah bangunan, sebuah kawasan lingkungan tempat tinggal, kantor, pabrik,
tempat pendidikan, tempat ibadah dan lain sebagainya.
Hal inilah yang mendasari pentingnya perencanaan, gambar yang menunjuk-
kan keseluruhan perencanaan biasa disebut dengan gambar rencana tapak atau site
plan. Dengan perencanaan yang baik tentunya akan menghasilkan gambar rencana
dan kawasan yang baik pula. Dalam bahasan ini akan dijelaskan apa yang dimaksud
gambar rencana tapak atau site plan. Gambar apa saja yang perlu ada di dalam gam-
bar rencana tapak atau site plan. Kemudian bagaimana penerapan gambar tersebut
dalam gambar bestek secara keseluruhan. Karena pentingnya kelestarian alam yang
kita tinggali, maka akan sedikit juga dibahas tentang analisis dampak lingkungan, seh-
ingga perencanaan yang kita buat dapat seimbang dengan ekosistem dengan pemba-
ngunan secara berkelanjutan. Sekali lagi, karena alam yang saat ini kita tinggali, suatu
saat dan itu pasti, akan kita tinggalkan dan akan ditinggali oleh anak cucu kita, oleh
generasi yang akan datang. Mereka, generasi setelah kita, juga berhak untuk bahagia,
melihat indahnya alam semesta, kicauan burung, jernihnya air, udara yang segar. Maka
kita saat ini yang sekarang tinggal di alam ini, tidak boleh semena-mena terhadap
alam, eksploitasi alam secara berlebihan adalah sikap yang kurang bijak. Hal ini terkait
karaktar manusia, jika manusia perencana nya baik dan cukup memperhatikan akan
pentingnya keseimbangan alam semesta.
Salah satu contoh perencanaan kawasan yang kurang bagus, misalnya kawasan
perumahan yang kurang memperhatikan Saluran Air Hujan (SAH), sehingga menye-
babkan tersumbatnya air pada saat musim penghujan, dampak terburuknya adalah
akan mengakibatkan banjir, karena air hujan yang tidak bisa mengalir atau terserap ke
dalam tanah. Contoh lain, suatu kawasan yang kurang peduli terhadap Ruang Terbuka
Hijau (RTH), padahal adanya ruang terbuka yang diperuntukkan sebagai arena hijau,
tanaman dan penghijauan sangat diperlukan, maka kawasan tersebut akan mengala-
mi situasi panas yang berlebihan, jika sudah demikian, kemungkinan penghuni akan
mencari solusi untuk menambah jumlah Air Conditioner (AC) misalnya, padahal pe-
makaian AC secara berlebihan juga akan berdampak negatif terhadap alam.
Contoh lain lagi, kurang nya perhatian khusus terhadap kebutuhan Ruang Ber-
main Anak, atau area terbuka untuk bermain, hal ini yang cukup sering dilupakan oleh
BISNIS KONSTRUKSI
80 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENDAHULUAN
para perencana dan pengembang kawasan perumahan, padahal di suatu kawasan bi-
asanya akan ada anak-anak yang mereka perlu dan butuh untuk ruang bermain, apa
yang terjadi jika ruang bermain anak kurang? Dampak negatif nya mereka akan men-
cari ruang bermain di tempat lain, misalnya di jalan, padahal jalan merupakan akses
untuk lalu lintas, digunakan untuk bermain, tentu akan cukup berbahaya bagi si anak
sendiri maupun bagi pengguna jalan, meskipun itu hanya jalan di kompleks perumah-
an. Atau dampak lain si anak hanya akan sibuk dengan bermain gadget (gawai) sehing-
ga tumbuh kembang fisik motorik anak akan berkurang. Padahal perkembangan fisik
motorik sangat penting untuk tumbuh kembang anak.
Beberapa paparan di atas merupakan beberapa contoh dampak-dampak yang
akan ditimbulkan akibat dari sebuah perencanaan kawasan yang kurang baik. Dampa-
knya, tidak hanya langsung pada alam yang ditinggali, tetapi lebih jauh dari itu, yaitu
aspek psikologi, tumbuh kembang penghuni, suhu udara, keberlangsungan ekosistem,
air dan lain sebagainya, dampak-dampak yang cukup banyak, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Ternyata banyak juga ya yang perlu kita pertimbangkan pada
saat merencanakan sebuah kawasan? Wah jadi pusing dong, oh tidak demikian, jika
Anda tetap belajar dengan tekun, tahap demi tahap, maka semua gambaran yang Anda
pikirkan tersebut akan tidak terasa Anda kuasai, kuncinya adalah tekun dan semangat,
pantang menyerah dan Anda pasti bisa.
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 81
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
82 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
PRT/ M/ 2017 tentang Penyediaan Rumah Khusus pasal 1 ayat 7 adalah peta peta
rencana peletakan bangunan/ kaveling dengan segala unsur penunjangnya dalam
skala batas-batas-batas luas lahan tertentu. Wah, ternyata ada ya perturan tentang
site plan tersebut, maka Anda juga perlu membaca dari sumbernya langsung pen-
gertian dari site plan tersebut.
Site plan juga menunjukkan semua yang ada pada suatu lahan, misalnya area
sawah, jalan, perkantoran, gudang, trotoar, kolam, sungai dan lain sebagainya yang
ada di sekitar lokasi yang akan dibangun tersebut. Dalam kaitannya bangunan
dikerjakan secara bertahap, site plan juga menunjukkan bagian bangunan mana
yang sudah dibangun, yang sedang dibangun dan yang akan dibangun.
Fungsi dari gambar site plan antaralain: pada saat mengajukan Izin Mendiri-
kan Bangunan pemerintah memerlukan gambar site plan untuk: 1) mengetahui apa
yang ingin dibangun atau penambahan dalam kaveling, 2) menentukan Garis Sem-
padan Bangunan (GSB) dan Koefisien Dasar Bangunan (KDB). GSB adalah jarak dari
garis batas lahan ke bangunan atau struktur lainnya sedangkan KDB adalah persen-
tase dari area terbangun kecuali area landscape dan area rumput.
Isi dari gambar site plan secara umum adalah: bangunan, jalan, trotoar, pohon,
taman, kolam (landscape), air, ruang publik, dermaga, bendungan, lingkungan seki-
tar. Dilengkapi juga dengan arah mata angina, skala, legenda dan lain-lain.
Perencanaan site plan merupakan seni dalam menata lingkungan, bagaimana
manusia mendesaian lingkungannya yang apik, asri dan nyaman untuk ditingga-
li. Oleh karena itu, dalam perencanaan site plan diperlukan berbagai disiplin ilmu
yang multidisiplin sehingga dalam merencanakan sebuah site plan dapat aman dan
nyaman.
Bagi kalangan orang yang awam terhadap bangunan sekilas gambar site plan
seperti tidak ada fungsinya, tetapi ada fungsi yang sangat krusial dari gambar site
plan bagi pelaku usaha properti terutama yang bergerak di bidang perumahan.
Dalam pembuatan gambar site plan dimulai dari data hasil pengukuran. Oleh
karena itu, hasil pengukuran yang valid akan menghasilkan gambar site plan yang
akurat. Data hasil pengukuran di lapangan dibawa ke dalam gambar site plan.
Dalam merencana sebuah tapak (site plan) maka kita dapat melihat dua kom-
ponen besar yaitu: a) lingkungan alam dan b) lingkungan buata manusia. Yang ter-
masuk lingkungan alam antaralain: air, udara, energi, tanah, tumbuhan dan lain-lain
sedangkan yang termasuk lingkungan buatan manusia antaralain perkantoran, pe-
rumahan, bendungan, jalan dan lain-lain.
Proses perencanaan menggambar tapak (site plan) dapat dirangkum sebagai
berikut:
1. Menentukan tujuan umum dari pembuatan site plan;
2. Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang terdapat dalam program pembuatan
site plan;
3. Mengidentifikasi potensi-potensi yang ada, konsep perencanaan dan kenda-
la-kendala jika ada;
4. Mempertimbangkan kebijakan daerah setempat dimana site plan akan dibuat;
5. Memperhatikan dampak pembangunan baru atau perubahan/ pengembangan
site plan
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 83
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
84 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 85
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
86 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
INFORMASI:
CAKRAWALA
GLOBE
Anda pernah melihat Globe? Anda pasti tahu apa itu Globe. Dari globe yang
kita lihat, kita dapat merencanakan sebuah kawasan. Pada saat ini perkemban-
gan teknologi telah mengubah cara pandang kita, teknologi telah memudahkan
kita dalam melihat bumi kita. Dulu ada globe, sekarang ada Google Earth yang
dapat dengan mudah kita lihat, dan kita dapat melihat belahan bumi yang lain
dari genggaman tangan kita. Teknologi yang akan datang mungkinkah akan ada
teknologi yang lebih canggih lagi. Giliran Anda yang akan menjawab kemungk-
inan-kemungkinan tersebut, sudah siapkah Anda?
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 87
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
JELAJAH INTERNET
Untuk menambah pengetahuan, perihal Site plan dan Analisis Dampak Lingkun-
gan, Anda bisa kunjungi kunjungi youtube di bawah ini:
https:// www. rumah. com/ panduan-properti/ pahami-site-plan-cara-perubah-
an-dan-manfaatnya-bagi-calon-pembeli-rumah-20080
https:// www. youtube. com/ watch?v=VeI8ekVwXko
https:// www. youtube. com/ watch?v=vOIa30D-oLs
perkembangan teknologi yang begitu cepat sehingga pembuatan site plan
dimudahkan dengan bantuan Google Earth. Anda dapat terus mengembangkan
kemampuan untuk membuat site plan dengan bantuan teknologi.
TUGAS MANDIRI
Kunjungi dan carilah salah satu developer di sekitar Anda, mintalah brosur
kemudian amati dan cermati gambar site plan yang ada dalam brosur tersebut.
1. Bagaimana tanggapan Anda terhadap gambar site plan yang ada dalam bro-
sur tersebut
2. Apakah gambar site plan dalam brosur tersebut sudah bisa mewakili infor-
masi yang diperlukan oleh pembeli
3. Menurut Anda, apakah yang perlu ditambahkan dalam gambar site plan
tersebut
BISNIS KONSTRUKSI
88 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
RANGKUMAN
3. Izin yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada perseorangan atau lem-
baga untuk mendirikan suatu bangunan disebut sebagai …
A. Izin Prinsip
B. Izin Lokasi
C. Izin Mendirikan Bangunan
D. Izin Memakai Bangunan
E. Izin Bangunan
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 89
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
SOAL ESSAY:
1. Jelaskan pengertian Site plan!
2. Jelaskan fungsi dari gambar Site plan!
3. Jelaskan manfaat Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk lingkungan!
4. Jelaskan pengertian Analis Dampak Lingkungan!
5. Jelaskan tujuan dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup!
BISNIS KONSTRUKSI
90 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENILAIAN AKHIR
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL SEMESTER GASAL
A. Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Undang-Undang yang mengatur tentang jasa konstruksi adalah UU Nomor …
a. 1 Tahun 2017
b. 2 Tahun 2017
c. 3 Tahun 2017
d. 2 Tahun 2018
e. 3 Tahun 2018
2. “Properti” merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris yang berarti…
a. Milik
b. Tanah
c. Objek
d. Sarana
e. Bangunan
3. Yang merupakan wilayah pengaturan dari UU No. 2 Tahun 2017 adalah...
a. Jasa Konstruksi
b. Industri Konstruksi
c. Jasa Manufaktur
d. Industri Manufactur
e. Jasa Komunikasi
4. Berikut ini yang termasuk para pelaku dalam bisnis konstruksi dan properti
adalah…
a. Pemilik proyek, Perencana, Pelaksana, Kontraktor
b. Pemilik Proyek, Perencana, Kontraktor, Konsultan
c. Pemilik proyek, Konsultan, Pelaksana, Kontraktor
d. Pemilik proyek, Perencana, Kontraktor, Pengawas
e. Pemilik proyek, Perencana, Konsultan, Pengawas
5. Berikut yang merupakan pengertian dari Pekerjaan Konstruksi menurut UU.
No. 2 Tahun 2017 adalah...
a. Keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan,
pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan
kembali suatu bangunan.
b. Layanan jasa konsultansi konstruksi dan/ atau pekerjaan konstruksi.
c. Yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang jasa
konstruksi.
d. Suatu keadaan keruntuhan bangunan dan/ atau tidak berfungsinya
bangunan setelah penyerahan akhir hasil jasa konstruksi.
e. Keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pengkajian,
perencanaan, perancangan, pengawasan, dan manajemen
penyelenggaraan konstruksi suatu bangunan.
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 91
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
6. Luas ruangan berbentuk bujur sangkar dalam denah rumah seluas 9 cm2
dengan skala 1: 100, maka luas sebenarnya dari ruangan tersebut adalah...
a. 9 cm2
b. 90 cm2
c. 900 cm2
d. 9000 cm2
e. 90000 cm2
7. Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Bertujuan untuk;
a. Mengakses informasi dan keterangan terkait dengan kegiatan
konstruksi yang berdampak pada kepentingan masyarakat:
b. Melakukan pengaduan, gugatan, dan upaya mendapatkan ganti
kerugian atau kompensasi terhadap dampak yang ditimbulkan
akibat kegiatan Jasa Konstruksi:
c. Membentuk asosiasi profesi dan asosiasi badan usaha di bidang
Jasa Konstruksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–
undangan:
d. mewujudkan peningkatan partisipasi masyarakat di bidang Jasa
Konstruksi.
e. Semua salah;
8. Perhatikan pernyataan berikut
1) Mendapatkan proyek
2) Mendapatkan keuntungan
3) Mendapatkan pelanggan
4) Mendapatkan bangunan
5) Menjaga kelangsungan perusahaan
Yang merupakan tujuan bisnis konstruksi dan properti adalah
a. 1), 2), 3)
b. 2), 3), 4)
c. 1), 2), 5)
d. 2), 4), 5)
e. 3), 4), 5)
9. Bangunan bAndara merupakan salah satu jenis investasi bisnis konstruksi dan
properti yang termasuk dalam kategori …
a. Bangunan Real estate
b. Bangunan Residensial
c. Bangunan Komersial
d. Bangunan Industri
e. Bangunan Tujuan Khusus
10. Pemilihan lokasi secara fungsi bisa diklasifikasikan, menurut:
a. Personal dan umum
b. Individu dan umum
c. Pribadi dan umum
d. Personal dan pribadi
e. Khusus dan umum
BISNIS KONSTRUKSI
92 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
11. Suatu kaveling tanah berukuran panjang 20 m dan lebar 25 m maka besarnya
volume pekerjaan persiapan yang harus dilakukan adalah...
a. 20 m2
b. 25 m2
c. 100 m2
d. 200 m2
e. 500 m2
12. Di bawah ini termasuk kategori properti dilihat dari fungsinya, kecuali
a. Properti komersional
b. Properti hunian
c. Properti Industri
d. Properti umum
e. Properti asli
13. Gambar dua dimensi yang menunjukkan detail dari rencana yang akan
dilakukan (dikerjakan) dari sebuah kaveling tanah, merupakan pengertian
dari …
a. Denah
b. Site plan
c. Rencana Bangunan
d. Kaveling Tanah
e. Denah Tapak
14. Di bawah ini gambar yang nampak di site plan, kecuali…
a. Sawah
b. Kantor
c. Jalan
d. Tanaman
e. Ruang Tidur
15. Izin yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada perseorangan atau
lembaga untuk mendirikan suatu bangunan disebut sebagai …
a. Izin Prinsip
b. Izin Lokasi
c. Izin Mendirikan Bangunan
d. Izin Memakai Bangunan
e. Izin Bangunan
16. Undang-undang tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
adalah…
a. UU Nomor 22 Tahun 2009
b. UU Nomor 32 Tahun 2009
c. UU Nomor 12 Tahun 2009
d. UU Nomor 32 Tahun 2012
e. UU Nomor 16 Tahun 2012
17. Tujuan dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup antaralain,
kecuali …
a. menjamin keselamatan, kesehatan dan kehidupan manusia
b. mencapai keserasian, keselarasan dan keseimbangan lingkungan
hidup
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 93
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
BISNIS KONSTRUKSI
94 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
25. Pada pengukuran polygon tertutup, beda tinggi antara titik ukur awal dengan
titik ukur akhir yang benar adalah...
a. Lebih tinggi
b. Sama
c. Lebih rendah
d. Nol
e. Negatif
26. Diketahui bacaan rambu belakang BA = 1, 654; BB = 1, 236 dan bacaan pada
rambu muka BA = 1, 223; BB = 1, 244. Beda tinggi antara kedua titik tersebut
adalah...
a. 0. 2115
b. -0. 2115
c. 2. 6785
d. -2. 6785
e. 2. 467
27. Jika diketahui selisih beda tinggi antara titik awal dan titik akhir = -0, 366.
Berapakah besarnya nilai koreksi beda tinggi antara titik awal dan titik akhir
tersebut...
a. 0. 632
b. -0. 632
c. 0. 365
d. -0. 366
e. 0. 366
28. Pemasangan papan bouwplank sebaiknya dipasang pada jarak...
a. ± 1 meter di luar rencana bangunan
b. ± 1 meter di dalam rencana bangunan
c. ± 5 meter di luar rencana bangunan
d. ± 5 meter di luar rencana bangunan
e. ± 10 meter di luar rencana bangunan
29. Yang paling mempengaruhi harga perumahan. Adalah
a. Harga tanah
b. Lokasi tanah
c. Fasiltas
d. Keindahan lokasi
e. Kemudahan akses
30. Fasilitas akses komunikasi mampu mempengaruhi harga jual perumahan,
karena
a. Alat dan media untuk mempercepat komunikasi jarak jauh menjadi
kebutuhan bisa ditinggalkan dalam proses kehidupan manusia.
b. Alat dan media untuk mempercepat komunikasi jarak jauh menjadi
kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan dalam proses kehidupan manusia
c. Alat dan media untuk mempercepat komunikasi jarak jauh menjadi
kebutuhan yang bisa ditinggalkan dalam proses kehidupan manusia
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 95
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
B. Uraian
Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Tulislah menurut pendapat Anda apa definisi dari bangunan!
2. Pada pembuatan beton untuk cor diperlukan baru koral/ kerikil, selain koral
bahan apa saja yang diperlukan dan jelaskan cara mencampurnya hingga
menjadi beton yang siap dipakai?
1. Secara umum, proyek konstruksi ada beberapa jenis, diantaranya yaitu?
2. Jelaskan manfaat Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk lingkungan!
3. Jelaskan pengertian Analis Dampak Lingkungan!
BISNIS KONSTRUKSI
96 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
BAB
GAMBAR PRARENCANA GEDUNG VII
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi gambar pra rencana bangunan ini, peserta didik
diharapkan memahami pengelolaan gambar pra rencana bangunan serta mampu
membuat gambar pra rencana bangunan
PETA KONSEP
KATA KUNCI
Pra Rencana Tapak, Pra Rencana Ruang, Pra Rencana Bantuk Bangunan, Pra
Rencana Massa Bangunan
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 97
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENDAHULUAN
BISNIS KONSTRUKSI
98 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
A. PRARENCANA TAPAK
Rencana tapak atau yang sering kita sebut site plan yaitu gambar 2D
(dua dimensi yang menunjukkan perencanaan detail dari rencana tapak/ lokasi/
lahan/ kaveling yang akan diolah/ didirikan sebuah bangunan. Dalam gambar
site plan tersebut akan dijelaskan rencana peletakan bangunan, sirkulasi,
jaringan elektrikal mekanikal, saluran-saluran air bersih dan air kotor, serta
peletakkan sarana sosial dan umum.
Rencana tapak dapat dikatakan sebagai bidang lahan dengan
memperlihatkan titik batas-batas lahan yang jelas dan pasti, dengan ciri-ciri
kondisi permukaan lahan yang ada sedangkan perencanaan tapak merupakan
proses kegiatan pengolahan lahan secara fisik, dengan merencanakan tata letak
semua kebutuhan rancangan bangunan di dalamnya. Dalam perancangan lahan
perencana wajib melihat situasi/ kondisi lahan dan segala akibat yang akan
timbul pada perubahan fisik dari lahan tersebut.
Terdapat beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dan dipatuhi
oleh perencana sebelum membuat rencana tapak agar memenuhi kaidah-
kaidah yang sudah ditetepkan dalam peraturan yang berlaku, antara lain:
1. Peruntukan lokasi
a. Perundang-undangan yang berkaitan dengan Penataan Ruang terdapat
pada UU No. 26 Tahun 2017.
b. Peraturan yang berkaitan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
daerah masing-masing.
c. Peraturan Daerah/ Perda tentang Detail Tata Ruang serta Pengaturan
Zoning.
2. Kualitas lingkungan
a. Perundang-undangan yang berkaitan dengan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup terdapat pada UU No. 32 Tahun 2009.
b. Peraturan Pemerintah yang berkaitan dengan Izin Lingkungan, yaitu
PP No. 27 tahun 2012.
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 99
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
B. PRARENCANA RUANG
BISNIS KONSTRUKSI
100 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Setelah kita sudah memahami dan memenuhi peraturan-peraturan
yang berlaku, maka proses selanjutnya yaitu penyusunan tata ruang dan
pembentukan massa bangunan. Proses ini merupakan pengembangan yang
membentuk satu kesatuan pemikiran. Berbagai faktor dalam perencanaan
digabungkan dan diwujudkan dalam perencanaan tata ruang dan massa
bangunan. Perencanaan tata ruang dan massa bangunan akan terpengaruh
oleh faktor-faktor dari dalam dan luar, rancangan gambar lebih bersifat
implementatif sesuai dengan realitas di lapangan.
Prarencana ruang merupakan pengembangan denah ruang
berdasarkan pada pemrograman ruang, sketsa gagasan dan konsepsi ruang
yang telah dkembangkan pada tahap sebelumnya yang bersifat terukur. Dalam
pengembangan gagasan dan konsepsi denah tersebut, diperlihatkan hasil
gambar tata letak ruang dengan mempertimbangkan struktur dan teknologi
bangunan itu dari rencana struktur pondasi, struktur kolom dan balok serta
struktur atap.
Proses perencanaan tata ruang tersebut telah mempertimbangkan berbagai
aspek peraturan yang berlaku, yaitu:
1. Intensitas Bangunan terdiri dari:
a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
Koefisien Dasar Bangunan adalah membandingan antara luas lantai
dasar bangunan dengan luas lahan, sehingga diperoleh berapa
persen KDB tersebut. (LB/ LT x 100%).
b. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
Garis Sempadan Bangunan merupakan batas aman terluar yang
ditetapkan dan diizinkan oleh pemerintah untuk mendirikan
bangunan dan atau pagar yang diukur pada jarak yang ditentukan
dan sejajar dengan as jalan, as rel kereta api, tepi luar kepala
jembatan, tepi sungai, tepi saluran, kaki tanggul, tepi rawa/ situ, tepi
waduk, tepi mata air, jaringan tenaga listrik dan pipa gas.
c. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
Koefisien Lantai Bangunan dapat digunakan untuk menentukan/
membatasi total luas bangunan yang akan didirikan agar sesuai izin
untuk dibangun pada lahan/ tapak kawasan tertentu. KLB merupakan
perbandingan antara total luas bangunan dengan luas lantai dasar
bangunan yang berdasarkan pada KDB yang diizinkan.
d. Tinggi Bangunan (TB)
Tinggi Bangunan merupakan jarak antara muka tanah (0.00) sampai
dengan bangunan paling atas termasuk antena dan sebagainya.
2. Keandalan Bangunan Gedung (KBG)
Pada saat penataan ruang dan massa bangunan, perancang wajib
menyusun berdasarkan pada aspek keandalan bangunan gedung
dari prinsip keamanan, keselamatan, kenyamanan, kesehatan serta
kemudahan sirkulasi pengguna bangunan.
MATERI PEMBELAJARAN
D. PERIZINAN
Proses perizinan untuk pelaksanaan bangunan gedung dapat dilakukan
berdasarkan pada Keterangan Rencana Kota (KRK) dan Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan (RTBL).
1. Keterangan Rencana Kota (KRK)
Keterangan Rencana Kota (KRK) merupakan pedoman/ landasan/ aturan
untuk perencanaan Site plan bangunan dan lingkungan bangunan gedung
yang diperbolehkan dalam rangka untuk mencapai kelancaran pemrosesan
Izin Mendirikan Bangunan/ IMB yang sesuai peraturan yang masih berlaku
dan jadwal yang telah ditetapkan oleh Dinas terkait.
Dalam permohonan Keterangan Rencana Kota terdapat 2 cara yang antara
lain:
a. KRK dapat diterbitkan dan ditetapkan oleh instansi/ dinas terkait atau
didapat sebelum pemohon mengajukan permohonan menggambar
gambar rencana bangunan gedung/ Site plan pada lahan/ persil,
kemudian setelah pemohon memperoleh KRK, pemohon dapat segera
membuat Site plan dan merencanakan bangunan sesuai aturan yang
tertera dalam KRK.
b. KRK dapat diproses dahulu sebelum gambar rencana bangunan/ site
plan diselesaikan, tetapi dalam hal ini ada kemungkinan pemohon
bisa diminta merevisi gambar tersebut agar sesuai dengan aturan
yang sudah tetapkan/ direkomendasikan dalam KRK. KRK merupakan
persyaratan awal bagi penyedia jasa atau pemilik bangunan dalam
proses pengurusan IMB sehingga sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Adapun kegunaan dan ketetapan KRK yaitu:
1) Pemohon dapat mengetahui perencanaan daerah atau kota pada
lokasi dimana bangunan akan didirikan, seperti peruntukan lahan,
GSB, GSJ, KDB, KLB, dan ketinggian bangunan.
2) KRK digunakan untuk melengkapi persyaratan permohonan Izin
Mendirikan Bangunan/ IMB pada dinas terkait.
3) Sebagai kelengkapan persyaratan permohonan hak atas tanah
pada wilayah Badan Pertanahan Nasional/ BPN di daerah tertentu.
BISNIS KONSTRUKSI
102 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
2. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan merupakan pengaturan
dan persyaratan tata bangunan sebagai tindak lanjut dari Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/ kota dan/ atau Rencana Detail tata
Ruang (RDTR)/ Pengaturan Zonasi (PZ), yang dgunakan dalam pengendalian
dan pemanfaatn ruang pada suatu kawasan. RTBL juga sebagai panduan
rancangan kawasan untuk mewujudkan kesatuan karaktar serta menentukan
kualitas bangunan gedung dan lingkungan yang berkelanjutan. RTBL juga
memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana
umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian
rencana, serta pedoman pengendalian pelaksanaan.
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan disusun oleh Pemerintah
Daerah atau berdasarkan kemitraan Pemerintah Daerah, pihak swasta, dan/
atau masyarakat sesuai dengan tingkat permasalahan pada lingkungan/
kawasan yang bersangkutan.
E. PERKIRAAN BIAYA
Pada tahap ini perkiraan biaya sudah termasuk angka biaya rinci
dan lebih fiks daripada perhitungan sebelumnya karena dimensi ruang dan
bangunan serta gambar detail sudah dibuat. Namun untuk itu, pada perhitungan
biaya masih perlu dihitung lebih detail lagi, seperti perhitungan pekerjaan
talang, detail ornamen, atau biaya-biaya yang perlu diperhitungkan sendiri.
Adapun perhitungan biaya-biaya yang pada umumnya muncul pada tahap ini,
yaitu:
1. Biaya pekerjaan persiapan;
2. Biaya pekerjaan sipil;
3. Biaya pekerjaan finishing;
4. Biaya pekerjaan instalasi elektrikal, mekanikal dan plumbing; dan
5. Biaya pekerjaan luar/ halaman.
F. LAPORAN PERENCANAAN
Izin Mendirikan Bangunan/ IMB merupakan produk hukum yang berisi
persetujuan atau perizinan yang dikeluarkan oleh Kepala Daerah setempat
(Pemerintah kabupaten/ kota) dan wjib dimiliki/ diurus pemilik bangunan yang
membangun, merobohkan, menambah/ mengurangi luas bangunan, ataupun
merenovasi suatu bangunan, sehingga sesuai dengan persyaratan administrasi
dan persyaratan teknis yang berlaku. IMB merupakan produk hukum yang
mewajibkan pemilik bangunan agar pada saat akan mendirikan bangunan
mentaati peraturan yang berlaku sehingga menciptakan tata letak bangunan
yang aman, nyaman dan sesuai dengan peruntukan lahan dan sekaligus pemilik
bangunan memiliki kepastian hukum, pada saat terjadi transaksi jual beli. Aturan
yang mewajibkan setiap orang atau badan pada saat mendirikan bangunan
untuk memiliki IMB yaitu pada Peraturan Menteri PUPR 05-2016 tentang Izin
Mendirikan Bangunan Gedung beserta lampirannya. Permen ini menjadi dasar
dalam penyusunan peraturan IMB di masing-masing daerah.
Pemilik bangunan yang sudah memiliki IMB, akan lebih nyaman tinggal
karena bangunan yang dimilikinya telah legal dan sesuai dengan tata ruang
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 103
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
104 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
CAKRAWALA
CARA MENGGAMBAR ARSITEKTUR BANGUNAN
1. GUNAKAN GARIS PERSPEKTIF TITIK HILANG
Menggambar dengan cara perspektif titik hilang itu adalah hal yang paling
penting dan wajib diketahui bagi yang ingin belajar cara menggambar
arsitektur bangunan. cara menggambar perspektif sendiri adalah dengan
membuat 2 titik hilang atau end point sebagai titik dimana objek terjauh.
selengkapnya kalian bisa lihat dan mencermati gambar di bawah ini:
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 105
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
CAKRAWALA
BISNIS KONSTRUKSI
106 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
CAKRAWALA
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 107
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
CAKRAWALA
Sumber: archizone. org/ wp. content/ menggambar-arsitektur-bangunan
BISNIS KONSTRUKSI
108 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
JELAJAH INTERNET
TUGAS MANDIRI
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 109
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
RANGKUMAN
BISNIS KONSTRUKSI
110 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
KATA KUNCI
Konstruksi balok sederhana, Beban, Bidang gaya lintang, Bidang gaya normal,
Bidang Momen, Tumpuan sendi, Tumpuan rol, Reaksi tumpuan
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 111
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
112 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
1. Beban Mati
Sebelum mempelajari perhitungan kekuatan struktur bangunan
sederhana kita harus tahu terlebih dahulu tentang beban-beban yang terdapat
pada struktur bangunan. Beban mati didefinisikan dengan beban konstan dan
berada pada posisi yang sama pada setiap saat. Pada struktur bangunan beban
ini terdiri dari berat sendiri struktur dan beban yang lainnya yang melekat
pada suatu struktur secara permanen. Adapun contoh beban mati ini adalah
berat rangka, dinding, lantai, atap, plumbing, balok, kolom dan lain sebagainya.
Untuk merencanakan beban mati ini harus diperhitungkan untuk
digunakan dalam analisa. Ukuran dan berat elemen struktur tidak
diketahui sebelum analisa struktur selesai dilakukan. Biasanya berat
yang ditentukan dari analisa struktur harus dibandingkan dengan berat
perkiraan semula. Apabila perbedaannya cukup besar, maka perlu dilakukan
analisa ulang dengan menggunakan perkiraan berat yang lebih baik.
2. Beban Hidup
Selain beban mati struktur bangunan juga dibebani dengan beban
hidup. Beban hidup dapat didefinisikan beban yang besar dan posisinya dapat
berubah-ubah. Beban hidup yang dapat bergerak dengan tenaganya sendiri
disebut beban bergerak. Contoh beban bergerak diantarannya, kendaraan,
manusia, hewan, crane dan lain sebagainya. Sedangkan beban hidup yang
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 113
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
dapat dipindahkan adalah furniture, material dalam suatu ruang, dan lain
sebagainya. Termasuk dalam beban hidup adalah angin, hujan, ledakan,
gempa, tekanan tanah, tekanan air, perubahan temperatur, serta beban yang
disebabkan oleh pelaksanaan konstruksi.
BISNIS KONSTRUKSI
114 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
3. Beban angin
Beban angin menjadi permasalahan yang cukup besar dan perlu
diperhatikan pada suatu bangunan, khususnya pada bangunan dengan
konstruksi yang tinggi. Pergerakan angin pada suatu bangunan bersifat
dinamis dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan di suatu daerah,
seperti kekasaran dan bentuk permukaan bangunan, bentuk masa bangunan,
ketipisan dan ketebalan bangunan, serta perletakan dan karaktaristik fisik
bangunan di lingkunagan sekutarnya. Semakin tinggi suatu bangunan maka
kecepatan angin juga akan bertambah.
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 115
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 8. 7 Statik ekivalen (Ghosh & Fanella, 2003) pada beban gempa
Sumber: https:// rezkymulia. wordpress. com/ 2011/ 07/ 22/ perencanaan-beban-gempa-sesuai-asce-7-10/
BISNIS KONSTRUKSI
116 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
5. Beban Khusus
Beban khusus dapat didefinisikan beban-beban yang bekerja pada
bangunan baik itu beban tetap atau beban yang bersifat sementara karena
pengaruh ha-hal tertentu. Termasuk beban khusus adalah beban karena
pengaruh cuaca (salju, hujan, es) beban akibat penggunaan sistem konstruksi
tertentu. Beban akibat tekanan air dan atau tanah, beban ledakan dan lain
sebagainya.
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 117
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
118 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 119
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
∑MB = 0, ∑MA = 0
∑MB = 0
RAV. L–F. b = 0, maka RAV
∑MA = 0
- RBV. L + F. a = 0, maka RBV
Kontrol
F = RAV + RBV
BISNIS KONSTRUKSI
120 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 8. 14 Pembagian gaya miring
Beban vertikal nya didapatkan dengan cara F. sinα
Beban horisontalnya didapatkan dengan cara F. cos α
4. Gaya Momen pada beban terpusat
Momen merupakan perkalian antara gaya dan jarak. Jarak yang dimaksud
adalah jarak yang tegak lurus terhadap garis kerjanya gaya. Pada gambar di
bawah ini, pada titik C terjadi momen maksimum.
Momen pada titik C dapat dihitung dengan:
MC = RAV. L1.
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 121
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Dalam penggambaran bidang momen, dipakai tanda positif (+) jika bagian
bawah mengalami gaya Tarik, dan diberi simbol dengan arsiran tegak lurus
terhadap sumbu batang yang mengalami tarikan momen.
Namun apabila yang mengalami tarikan pada bagian atas maka diberikan
simbol tanda negatif (-) dan diberi arsiran yang sejajar dengan sumbu batang.
Kesepakatan yang dipakai perlu diperhatikan dengan teliti, karena tanda
positif dan negatif merupakan kesepakatan dalam perhitungan, belum tentu
yang berputar ke kanan merupakan momen positif dan yang berputar ke kiri
merupakan momen negatif.
5. Gaya Melintang pada Beban Merata
Beban merata sering diberikan simbol q. jika dalam suatu balok terdapat
beban merata, maka reaksi yang terjadi dalam balok tersebut dapat
digambarkan seperti gambar di bawah ini.
BISNIS KONSTRUKSI
122 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Latihan Soal 1
∑MA = 0
- RBV. L + F. a = 0
- RBV. 6 + 200. 3 = 0, maka RBV = 100 N.
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 123
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Kontrol
F = RAV + RBV
200N = 100N + 100N
200N = 200N OK
Momen Maksimum
MC = RAV. 3 = 100N. 3m = 300 Nm.
Latihan Soal 2
Diketahui konstruksi balok sederhana dengan beban terpusat (F) sebesar
300N. Hitunglah besarnya RA, RB, gaya lintang (bidang D), dan gaya momen
(bidang M).
BISNIS KONSTRUKSI
124 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Latihan Soal 2
Penyelesaian:
I. Cara Analitis
∑MB = 0, ∑MA = 0
∑MB = 0
RAV. L–F. b = 0
RAV. 5–300. 3 = 0, maka RAV = 180 N.
∑MA = 0
- RBV. L + F. a = 0
- RBV. 5 + 300. 2 = 0, maka RBV = 120 N.
Kontrol
F = RAV + RBV
300N = 180N + 120N
300N = 300N OK
Momen Maksimum
MC = RAV. 2 = 180N. 2m = 360 Nm.
atau
MC = RBV. 3 = 120N. 3m = 360 Nm.
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 125
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Latihan Soal 3
Diketahui konstruksi balok sederhana dengan 2 beban terpusat F1 sebesar
200N dan F2 sebesar 300N. Hitunglah besarnya RA, RB, gaya lintang (bidang D),
dan gaya momen (bidang M).
Penyelesaian:
∑MB = 0, ∑MA = 0
∑MB = 0
RAV. L–F1. 3–F2. 1, 5 = 0
RAV. 5–200. 3–300. 1, 5 = 0
RAV. 5–600–450 = 0
RAV. 5–1050 = 0, maka RAV = 210 N.
BISNIS KONSTRUKSI
126 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
∑MA = 0
- RBV. L + F1. 2 + F2. 3, 5 = 0
- RBV. 5 + 200. 2 + 300. 3, 5 = 0
- RBV. 5 + 400 + 1050 = 0
- RBV. 5 + 1450 = 0, maka RBV = 290 N.
Kontrol
F1 + F2 = RAV + RBV
200N + 300N = 210N + 290N
500N = 500N OK
Momen
MC = RAV. 2 = 210N. 2m = 420 Nm.
atau
MC = RBV. 3–F2. 1, 5
= 290N. 3m–300N. 1, 5m
= 870Nm–450Nm
= 420 Nm.
MD = RBV. 1, 5 = 290N. 1, 5m = 435 Nm.
Latihan Soal 4
Diketahui konstruksi balok sederhana dengan 2 beban terpusat F1 sebesar
200N sudut 30o dan F2 sebesar 100N. Hitunglah besarnya RA, RB, gaya melintang
(bidang D), gaya Normal (bidang N) dan gaya momen (bidang M).
Penyelesaian:
∑MB = 0, ∑MA = 0
∑MB = 0
RAV. L–F1sinα. 5–F2. 3 = 0
RAV. 8–(200 sin30o). 5–100. 3 = 0
RAV. 8–(200. 0, 5). 5–300 = 0
RAV. 8–(100). 5–300 = 0
RAV. 8–500–300 = 0
RAV. 8–800 = 0, maka RAV = 100 N.
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 127
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
∑MA = 0
- RBV. L + F1sinα. 3 + F2. 5 = 0
- RBV. 8 + (200 sin30o). 3 + 100. 5 = 0
- RBV. 8 + (200. 0, 5). 3 + 500 = 0
- RBV. 8 + 100. 3 + 500 = 0
- RBV. 8 + 300 + 500 = 0
- RBV. 8 + 800 = 0, maka RBV = 100 N.
Kontrol
F1sinα + F2 = RAV + RBV
200N. sin30o + 100N = 100N + 100N
(200. 0, 5) N + 100N = 100N + 100N
100 N + 100 N = 100 N + 100 N
200N = 200N OK
Momen
MA = 0 Nm.
MC = RAV. 3 = 100. 3 = 300Nm
MD = RAV. 5–F1sinα. 2 = (100. 5)–(100. 2) = 500–200 = 300Nm
MB = 0 Nm.
Kontrol
MB = RAV. 8–F1sinα. 5–F2. 3 = (100. 8)–(100. 5)–(100. 3) = 800-500-300=0Nm
Bidang N (Gaya Normal)
RAH = F1cosα = 200. cos 30o = 200. 0, 866 = 173, 205 Nm
BISNIS KONSTRUKSI
128 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Latihan Soal 5
Diketahui suatu konstruksi balok sederhana dengan di bebani beban merata
sebesar q = 200N/ m’. Hitunglah besarnya RA, RB, gaya melintang (bidang D),
dan gaya momen (bidang M).
Penyelesaian:
∑MB = 0, ∑MA = 0
∑MB = 0
RAV. L–(q. L). 1/ 2L = 0
RAV. 5–(200. 5). (1/ 2. 5) = 0
RAV. 5–(1000). 2, 5 = 0
RAV. 5–(2500) = 0, maka RAV = 500 N
∑MA = 0
- RBV. L + (q. L). 1/ 2L = 0
- RBV. 5 + (200. 5). (1/ 2. 5) = 0
- RBV. 5 + (1000). 2, 5 = 0
- RBV. 5 + (2500) = 0, maka RBV = 500 N
Kontrol
q. L = RAV + RBV
200. 5 = 500 + 500
1000 = 1000 OK
Momen
Momen Maksimum terdapat pada D=0
Mmax = 1/ 8. q. L2
Mmax = 1/ 8. 200. 52
Mmax = 1/ 8. 200. 25
Mmax = 625N
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 129
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
Latihan Soal 6
Diketahui konstruksi balok sederhana dengan beban terpusat F1=300N, beban
merata q=200N/ m’. Hitunglah besarnya RA, RB, gaya lintang (bidang D), dan
gaya momen (bidang M).
Penyelesaian:
∑MB = 0, ∑MA = 0
∑MB = 0
RAV. 9–F1. 7 - (q. 3). 3, 5 = 0
RAV. 9–(300. 7) - (200. 3). 3, 5 = 0
RAV. 9–(2100)–(2100)= 0
RAV. 9–(4200) = 0, maka RAV = 466, 67 N
∑MA = 0
- RBV. 9 + (q. 3). 5, 5 + F1. 2 = 0
- RBV. 9 + (200. 3). 5, 5 + (300. 2) = 0
- RBV. 9 + (3300) + (600) = 0
- RBV. 9 + (3900) = 0, maka RBV = 433, 33 N
Kontrol
F1 + (q. 3) = RAV + RBV
300 +(200. 3) = 466, 67 + 433, 33
300 + 600 = 900
900 = 900 OK
Momen
MA = 0
MC = RAV. 2 = 466, 67. 2 = 933, 34 Nm
MD = RAV. 4–F1. 2 = (466, 67. 4)–(300. 2) = 1866, 68–600 = 1266, 68 Nm
ME = RAV. 7–F1. 5–(q. 3). 1, 5 = (466, 67. 7)–(300. 5)–(200. 3). 1, 5
= 3266, 69–1500–900 = 866, 69 Nm
MB = 0
MATERI PEMBELAJARAN
1 MPa = 1 n/ mm2= 10 kg/ cm2 = 100 t/ m2
1 MPa = 100 t/ m2 = 100. 000 kg/ m2
1 KPa = 100 kg/ m2
1 MPa = 1000 KPa
1 KPa = 1 kn/ m2 = 100 kg/ m2.
Konversi untuk Gaya (N = Newton, MN = Mega newton, kN = Kilo newton)
1 N = 0, 001 kN
1 MN = 1000kN
CAKRAWALA
Sudah menjadi bukti nyata bahwa bangunan kuno era kolonial Belanda yang telah
berumur ratusan tahun masih berdiri kokoh dan dapat dilihat hingga saat ini.
Dengan desain arsitekrtur bergaya khas Eropa, namun kekuatan konstruksi yang
dihasilkan tergolong kuat dan berteknologi maju pada zamannya. Bahkan, jika
dibandingkan dengan bangunan modern, keberadaan situs kuno tersebut seakan
menjadi sebuah mahakarya tersendiri.
Saking kokohnya, jenis bangunan di era modern seakan kalah dengan konstruksi
yang telah berusia ratusan tahun itu. Apa rahasia dibalik kekuatan bangunan
belanda itu?
Rahasianya adalah:
1. Menggunakan semen khusus racikan arsitek Belanda;
2. Menggunakan material batu yang terbaik;
3. Menggunakan barang impor berkualitas tinggi;
4. Teknik merancang bangunan yang presisi; dan
5. Kedisiplinan dan kejujuran menjadi yang utama.
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 131
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
JELAJAH INTERNET
BISNIS KONSTRUKSI
132 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
TUGAS MANDIRI
Soal 2
Hitunglah besarnya RAV, RAH, RBV, RBH, gaya lintang (bidang D), gaya Normal (bidang
N) dan gaya momen (bidang M) dari konstruksi balok sederhana di bawah ini.
Soal 3
Soal 4
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 133
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
TUGAS MANDIRI
Soal 5
Soal 6
PENILAIAN HARIAN
1. Diketahui konstruksi tumpuan sendi dan rol seperti pada gambar, F1 = 100 N,
F2 = 200N dan F3 = 100 N, hitung reaksi di tumpuan A dan B, Serta gambar
bidang gaya melintang dan bidang momen !
2. Diketahui konstruksi tumpuan sendi dan rol seperti pada gambar, F1 = 200 N,
α = 60◦, F2 = 300 N dan F3 = 100 N, hitung reaksi di tumpuan A dan B, Serta
gambar bidang gaya melintang dan bidang momen !
3. Diketahui konstruksi tumpuan sendi dan rol seperti pada gambar, F1 = 200
N, F2 = 300N dan F3 = 200 N, hitung reaksi di tumpuan A dan B, Serta gambar
bidang gaya melintang dan bidang momen !
BISNIS KONSTRUKSI
134 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
TUGAS MANDIRI
5. Diketahui konstruksi tumpuan sendi dan rol seperti pada gambar, F1 = 200 N,
Q = 200N/ M dan F2 = 200 N, hitung reaksi di tumpuan A dan B, Serta gambar
bidang gaya melintang dan bidang momen !
RANGKUMAN
1. Beban pada bangunan secara garis besar dapat dibagi menjadi:
a. Beban mati;
b. Beban hidup;
c. Beban angina;
d. Beban gempa; dan
e. Beban khusus.
2. Beban mati adalah beban konstan dan berada pada posisi yang sama pada
setiap saat. Contohnya: berat rangka, dinding, lantai, atap, plumbing, balok,
kolom dan lain sebagainya.
3. Beban hidup adalah beban yang besar dan posisinya dapat berubah-ubah.
Contohnya: kendaraan, manusia, hewan, crane, furnitur, material dalam suatu
ruang, angin, hujan, ledakan, gempa, tekanan tanah, tekanan air, perubahan
temperatur, serta beban yang disebabkan oleh pelaksanaan konstruksi.
4. Masalah angin pada sebuah bangunan bersifat dinamis dan sangat dipengaruhi
oleh faktor-faktor lingkungan seperti kekasaran dan bentuk permukaan
bangunan, bentuk masa bangunan, ketebalan dan ketipisan bangunan, serta
peletakan dan karaktaristik fisik banguan dilingkungan sekitarnya.
5. Beban gempa adalah beban yang bekerja pada suatustruktur akibat dari
pergerakan tanah yang disebabkan karena adanya gempa bumi (baik itu
gempa tektonik atau vulkanik) yang mempengaruhi struktur tersebut.
6. Beban khusus adalah beban-beban yang bekerja pada bangunan baik itu
beban tetap atau beban yang bersifat sementara karena pengaruh ha-hal
tertentu. Contohnya: beban karena pengaruh cuaca (salju, hujan, es) beban
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 135
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
TUGAS MANDIRI
akibat penggunaan sistem konstruksi tertentu, beban akibat tekanan air dan
atau tanah, beban ledakan dan lain sebagainya.
7. Syarat-syarat keseimbangan gaya adalah sebagai berikut:
a. Jumlah gaya-gaya horizontal sama dengan nol;
∑ H = 0 atau ∑ X = 0
b. Jumlah gaya-gaya vertikal sama dengan nol;
∑ V = 0 atau ∑ Y = 0
c. Jumlah momen gaya sama dengan nol;
∑ M = 0 atau ∑ MA = ∑ME = 0
BISNIS KONSTRUKSI
136 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
BAB
DOKUMEN TENDER IX
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang dokumen tender ini, peserta didik mampu
memahami makna dari pentingnya perencanaan bisnis konstruksi dan properti
dan mampu menerapkan prosedurnya dalam merencanakan bisnis konstruksi dan
properti.
PETA KONSEP
DOKUMEN TENDER
KATA KUNCI
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 137
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
A. DOKUMEN PELELANGAN
Dokumen lelang merupakan seperangkat dokumen yang berisi informasi dan
petunjuk tentang ketentuan atau peraturan dalam penyelenggaraan pelelangan,
sehingga semua pihak yang terkait dalam mengikuti kegiatan pelelangan dapat
mengetahui, memahami serta mematuhi pelaksanaan pelelangan dengan baik,
serta mengetahui hak dan kewajiban dalam melaksanakan kontrak.
Dokumen lelang menjadi dasar hukum yang mengikat semua pihak yang
mengikuti pelelangan yaitu antara penyedia barang/ jasa dan pengguna barang/
jasa yang telah sepakat pada saat pemberian penjelasan dokumen lelang.
Isi dokumen lelang antara lain:
1. Pengumuman atau undangan;
2. Instruksi kepada penawar atau data lelang;
3. Syarat umum kontrak;
4. Syarat khusu kontrak;
5. Daftar kualitas dan harga;
6. Spesifikasi teknis dan gambar;
7. Bentuk surat penawaran;
8. Bentuk jaminan penawaran;
9. Bentuk kontral (surat perjanjian);
10. Bentuk jaminan pelaksanaan; dan
11. Bentuk jaminan pemeliharaan.
BISNIS KONSTRUKSI
138 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
B. DOKUMEN TENDER
Dokumen tender/ dokumen lelang merupakan seperangkat dokumen
yang berisi informasi dan petunjuk tentang ketentuan atau peraturan dalam
penyelenggaraan pelelangan seperti tersebut di atas ditambah dengan addendum.
Addendum yaitu hasil dari penjelasan pekerjaan (aanwijzing) yang dihadiri pihak
owner/ pengguna jasa, rekanan/ pemborong/ penyedia jasa, panitia lelang,
konsultan perencana dan konsultan manajemen konstruksi. Hasil dari penjelasan
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 139
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
pekerjaan tersebut kemudian dibukukan yang akan menjadi bagian dari dokumen
kontrak yang mengikat.
Dalam dunia konstruksi untuk mendapatkan penyedia barang/ jasa/ pekerja
konstruksi menggunakan metode pemilihan dengan sistem tender. Hal ini
dijelaskan dalam Peraturan Presiden No. 16 tahun 2018. Sedangkan pada sistem
tender di luar pemerintah/ swasta, tender dilakukan dengan metode tawaran
resmi dan terstruktur untuk mengajukan penawaran harga pekerjaan untuk
mendapatkan borongan pekerjaan maupun menyediakan barang dan jasa. Tender
resmi pemerintah dan swasta wajib dilakukan dengan bebas, adil, serta tidak ada
suap dan nepotisme.
Pada saat menjalankan tender/ pelelangan, panitia lelang akan mengundang
penyedia jasa untuk membuat presentasi penawaran harganya berikut dengan
kualitas barang/ jasa yang akan diberikan. Tender dapat dilakukan dengan sistem
konvensional atau sistem online untuk mendapatkan pemenang dalam penawaran
dengan harga dan kualitas konstruksi yang terbaik. Seluruh badan usaha yang
secara administratif dinyatakan legal, dengan skala mikro, kecil, menengah
maupun besar dapat menjadi peserta tender.
Pengertian Tender Menurut Para Ahli
1 Sudarsono, menjelaskan tender hukum Merupakan suatu proses kegiatan yang
berhubungan dengan pemborongan pekerjaan atau memilih dan meminta pihak
lain untuk mengerjakan sebagian ataupun seluruh pekerjaan yang sesuai dan
terikat dengan perjanjian kontrak yang dibuat kedua belah pihak (pengguna
jasa dan penyedia jasa.
2 Alfian Malik, tender merupakan Proses tender/ pelelangan adalah rangkaian
kegiatan penawaran yang memiliki tujuan untuk menyeleksi/ memilih, guna
mendapatkan serta menetapkan perusahaan yang paling pantas dan layak
untuk mengerjakan suatu pekerjaan.
3 Guritno, tender proyek merupakan proses kontrak bisnis kontraktor/ supplier
untuk mengerjakan/ memborong/ memasok barang/ jasa tertentu yang
dapat dilakukan dengan dua mekanisme, yaitu sealed bid tender (penawaran
bermaterai yang mana peserta tender tidak menurunkan harga) dan open
bid tender (yaitu penawaran dimana peserta tender dapat bersaing dalam
menurunkan harga).
Dari definisi tender di atas, dapat di simpulan bahwasanya tender adalah
proses mendapatkan penyedia jasa yang berbadan hukum dan berkualitas
sebagai kontraktor proyek, untuk melaksanakan proyek yang disediakan oleh
pihak pemerintah/ swasta. Dalam prosesnya penyedia jasa melakukan penawaran
harga pekerjaan kepada pengguna jasa, kemudian ditentukan pemenangnya dan
diadakan pengikatan dengan kontrak pekerjaan.
1. Persiapan Tender Bagi Calon Penyedia
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan bagi penyedia jasa, jika akan
mengikuti tender/ pelelangan proyek, antara lain:
a. Perusahaan berbadan hukum yang mempunyai persyaratan dan kualitas
yang dipersyaratkan.
b. Perusahaan berbadan hukum yang dapat menjalankan kontrak yang
BISNIS KONSTRUKSI
140 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 141
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
C. DOKUMEN KONTRAK
Dokumen kontrak merupakan dokumen tender yang ditambah dengan
surat-surat klarifikasi dan surat perjanjian kerja yang mengikat.
1. Surat-Surat kalrifikasi
Pada tahap penelitian surat penawaran yang masuk perlu ditanyakan pada
pemilik/ owner kepada penedia jasa untuk mendapatkan nilai sebenarnya.
Surat klarifikasi dibuat jika ada kesalahan kalkulasi hitungan. Kitak jelasan
surat penawaran pemborong, dll.
2. Surat Perjanjian Kerja
Surat perjanjian Kerja, merupakan bukti tertulis legal antara pemberi
kerja sebagai pihak pertama dan penyedia jasa sebagai pihak kedua yang
mendapatkan pekerjaan.
BISNIS KONSTRUKSI
142 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
CAKRAWALA
FISIKA BANGUNAN
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 143
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
JELAJAH INTERNET
BISNIS KONSTRUKSI
144 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
BAB
SPESIFIKASI TEKNIS
X
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang spesifikasi teknis ini, peserta didik mampu
menerapkan konsep tersebut dengan tepat dan mandiri.
PETA KONSEP
Spesifikasi Teknis
KATA KUNCI
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 145
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
146 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
B. SPESIFIKASI TEKNIS
Pengertian dari spesifikasi teknik yaitu suatu keterangan atau persyaratan
yang dirancang secara mendetail dan mengerucut pada suatu barang, cara
ataupun final result suatu pekerjaan yang dapat dikembangkan atau dibangun,
maupun dibeli pihak lain serta dapat merealisasikan tujuan dari semua pihak
yang terkait. Pada Dokumen Lelang suatu proyek konstruksi merupakan satu
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 147
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
148 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 149
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
150 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 151
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
gambar rencana. Bekisting dapat dibuat dengan bahan papan kayu kelas III
dalam kondisi kering dan diperkuat dengan rangka penyangga yang kuat
sehingga mampu mendukung beton sampai proses ikatan beton selesai.
Bagian penting yang harus diperhatikan dalam pemasangan bekisting dan
tulangan sloof adalah posisi atau letak pipa–pipa pembuangan air kotor
dan supply air bersih yang lewa di bawah sloof harus sudah terpasang
pada posisi yang tepat.
d. Pekerjaan kolom, balok dan plat lantai (beton bertulang)
Pekerjaan kolom, balok, dan plat lantai merupakan bagian struktur
atas pada suatu bangunan. Meliputi pembuatan kerangka bangunan dari
beton bertulang untuk bagian strukturnya, yang terdiri dari kolom, balok,
plat lantai, dak beton, tangga beton serta konstruksi beton lainnya.
Bahan dan syarat dalam pelaksanaan pekerjaan beton diantaranya
adalah beton yang digunakan dengan karaktaristik sesuai dengan PBI-
1971. Tulangan besi yang digunakan minimal disesuaikan dengan gambar
rencana, misalnya: menggunakan besi beton U-32 atau U-24. Besi beton
ditempatkan dalam bekisting tidak boleh bersinggungan, baik dengan
dinding maupun dengan dasar sehingga diperlukan jarak (selimut beton).
Apabila pada gambar rencana tidak dicantumkan, maka tebal selimut
beton dapat ditentukan sesuai dengan fungsi strukturnya masing-masing.
Sebelum pekerjaan beton dimulai perlu dilakukan perhitungan mix
design untuk menentukan komposisi campuran mutu beton yang akan
digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam pelaksanaan pekerjaan
beton. Persyaratan bahan-bahan penyusun beton, antara lain:
1) Semen Portland (PC)
Semen Portland kecuali yang tercantum di dalam spesifikasi
harus menggunakan persyaratan Sandar Nasional Indonesia (SNI)
No. 15-2049-1994 dan ASTM C-150-84. Semen harus disimpan di
dalam gudang yang kedap air dan mempunyai ventilasi yang baik
sehingga terhindar dari tempat yang lembab. Tempat penyimpanan
semen dibuat dengan ketinggian tertentu di atas muka tanah (± 30
cm). Sak semen tidak diperbolehkan disusun lebih dari 10 lapis (±
2 m). Hal ini dilakukan untuk menghindari pengerasan pada semen,
baik separuhnya ataupun semuanya dalam satu sak semen. Semen
yang sudah mengeras tidak diperbolehkan untuk digunakan dalam
proyek. Semen juga harus disimpan dan dipisah berdasarkan urutan
kedatangan, untuk mencegah sak semen yang disimpan terlalu lama.
2) Agregat (pasir, kerikil atau batu pecah)
Agregat kasar atau kerikil yang dipilih dan digunakan harus
bersih dari kotoran atau lumpur, bebas dari bagian-bagian yang
halus, berkualitas, serta mempunyai gradasi dan kekerasan yang
dipersyaratkan dalam PBI 1971. Untuk beton menggunakan material
kerikil beton batu pecah atau split.
Bahan agregat halus seperti pasir harus bersih dan berbutir tajam,
bebas dari lumpur atau gumpalan tanah, bersih dari bahan organik
BISNIS KONSTRUKSI
152 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
3. PEKERJAAN LANTAI
Pada umumnya pekerjaan ini menggunakan bahan keramik dengan jenis
tertentu. Apabila jumlahnya tidak sesuai dengan kebutuhan atau kesulitan
mencari merk atau jenis keramik maka dapat menggunakan keramik dengan
jenis yang sama dan menyesuaikan pada jenis/ merk keramik yang ada
(untuk pekerjaan rehabilitasi/ perbaikan). Keramik harus membentuk siku,
ukuran panjang serta lebar harus berdasarkan syarat yang diizinkan. Sebelum
dilakukan pemasangan keramik, harus dipasang pasir urug yang padat dan
rata di bawahnya. Pemasangan lantai keramik harus dalam kondisi rata dengan
menggunakan bantuan waterpass, tali atau selang air. Pada sambungan antar
keramik seharusnya lurus dengan syarat jarak maksimum 2 mm, mengisi
dengan semen putih pada celah antar keramik atau bahan pengisi yang
berwarna sesuai dengan warna keramiknya. Bagian sisi bawah keramik yang
akan dipasang harus dalam kondisi kasar agar keramik dapat menempel
dengan kuat. Pasir pasang yang digunakan untuk memasang harus diayak
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 153
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
154 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
kayu tersebut diketam dengan rapi dan ukuran sesuai dengan yang ada pada
gambar sedangkan untuk pemasangannya sendiri haruslah baik, tegak lurus,
kesikuan baik, dan setelah pintu atau jendela terpasang dapat terbuka dan
tertutup dengan baik. Pada saat kusen dipasang melekat dengan pasangan
bata, kusen harus dipasang angkur agar lebih kuat melekat pada pasangan
bata dengan ukuran 3/ 8” sebanyak 8 buah tergntung ukuran kusen itu sendiri.
Sedangkan untuk kaca sendiri harus bermutu baik, dan tebal kira-kira 5 mm.
7. PEKERJAAN PENGECATAN
Pekerjaan pengecatan mencakup pekerjaan pengecatan pada dinding
serta pengecatan pada kusen, pintu dan jendela. Bahan-bahan yang biasa
dibutuhkan adalah seperti cat air atau cat tembok, cat minyak, dempul untuk
tembok, dempul untuk kayu, dan amplas. Serta peralatan yang digunakan
adalah seperti kuas cat, skrap, dan skrap dempul.
Bahan-bahan tersebut haruslah memenuhi ketentuan yang berlaku
seperti cat minyak dengan kualitas yang baik harus mudah melekat dan cepat
kering, dempul kayu atau beton harus mudah melekat, dan semuanya haruslah
berkualitas baik serta tidak mudah pudar hingga dua tahun berselang baik
pengecatan bagian luar maupun bagian dalam. Dan pengecatan paling tidak
dilakukan sebanyak tiga kali hingga mendpatkan hasil yang baik.
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 155
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
serta grendel. Dengan ketentuan alat penggantung dan kunci memiliki jenis,
tipe dan kualitas yang baik dan sesuai dengan apa yag ada pada bangunan itu
sendiri. Dan pada setiap pintu yang dipasang pada kusen harus terdiri dari tiga
engsel yang berdimensi (4 x 3)”, sedangkan engsel pada jendela terdiri dari
dua buah yang berdimensi (3 x 2, 5)”. Serta pada daun jendela harus terdiri
dari dua buah hak angin, dua grendel dan satu buah tarikan. Antara kusen
dan jendela juga tidak boleh terlihat ada kerenggangan, apabila itu terjadi
renggang maksimal yang dibolehkan adalah sekitar 2–5 mm saja.
BISNIS KONSTRUKSI
156 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
INFORMASI!
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 157
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
1. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat atau biasa disingkat dengan RKS adalah
suatu rencana pekerjaan dan syarat-syarat administrasi yang dibutuhkan
yang berupa tentang instruksi yang harus dilakukan oleh penyedia jasa.
2. Spesifikasi teknik adalah suatu uraian atau ketentuan-ketentuan yang
disusun secara lengkap dan jelas mengenai suatu barang, metode atau
hasil akhir pekerjaan yang dapat dibeli, dibangun atau dikembangkan oleh
pihak lain sehingga dapat memenuhi keinginan semua pihak yang terkait.
3. Tujuan dari penyusunan spesifikasi teknis yaitu sebagai landasan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi supaya proyek konstruksi tersebut
mendapatkan nilai yang efektif/ efisien dan bisa dipertanggungjawabkan
secara teknis, berdasarkan pada standar yang berlaku.
4. Dalam menyusun spesifikasi teknis, biasanya digunakan beberapa sumber:
Brosur Produk; Rincian/ Item Pekerjaan; Standar; Ahli/ Konsultan.
BISNIS KONSTRUKSI
158 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
RANGKUMAN
5. Hal-hal yang yang harus ada dalam pembuatan Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat (RKS), antara lain: BAB Umum (Mengenai Pemilik Proyek/
Pemberi Tugas, Mengenai Perencanaan/ Desain, Mengenai Syarat Peserta
Lelang, Mengenai Bentuk Surat Penawaran dan Cara Penyampainnya),
BAB Administrasi (Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan, Tanggal Waktu
Penyerahan, Syarat Pembayaran, Denda Atas Keterlambatan, Besar
Jaminan Penawaran, Besar Jaminan Pelaksanaan), dan BAB Teknis (Jenis
dan Uraian Pekerjaan, Jenis dan Mutu Bahan, Cara Pelaksanaan Pekerjaan,
Jenis Material/ Bahan).
TUGAS MANDIRI
Carilah beberapa informasi tentang Spesifikasi Teknis dan RKS yang ada di
Indonesia. Informasi tersebut dapat Anda cari pada media cetak, artikel, web
atau media sosial. Kemudian lakukan analisis mengenai perbedaan subbab
apa saja yang ada pada dokumen-dokumen tersebut. Setalah itu, jabarkan
perbedaan-perbedaan tersebut kedalam hal mana yang memang perlu
dijelaskan atau tidak dalam Spesifikasi Teknik dan RKS!
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 159
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
BISNIS KONSTRUKSI
160 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 161
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
13. Pada pembuatan Spesifikasi Teknis terdapat sumber yang bisa digunakan,
antara lain kecuali …
A. Pendapat Pimpinan
B. Brosur Produk
C. Rincian Pekerjaan
D. Peraturan
E. Konsultan Ahli
14. Spesifikasi teknis untuk adukan pasangan atau plesteran agar kedap air
adalah:
A. 1 Sp: 1 Tras: 3 Ps
B. 1 Kp: 1 Tras: 2 Ps
C. 1 Kp: 1 Sm: 1 Ps
D. 1 Sp: ½ Kp: 3 Ps
E. 1 Sp: 2 Ps
15. Fungsi adukan pada pasangan pekerjaan bangunan diantaranya sebagai
berikut, kecuali:
A. Sebagai pengikat antara bata yang satu dengan yang lain
B. Sebagai ornamen dalam konstruksi
C. Untuk menyalurkan beban yang berada di atasnya
D. Untuk menghilangkan deviasi dari permukaan bata
E. Untuk meratakan permukaan tembok
16. Tahapan pekerjaan yang dilakukan setelah pekerjaan pemasangan papan
bouwplank adalah …
A. Galian tanah pondasi
B. Urugan pasir
C. Urugan tanah
D. Pasangan batu kosong
E. Lantai kerja
17. Perhatikan syarat–syarat teknis berikut:
a) Dipengaruhi oleh merek/ produk tertentu
b) Sebisa mungkin mengupayakan penggunaan standar nasional yang
terbaru
c) Disesuaikan terhadap jadwal waktu pelaksanaan
d) Mencantumkan syarat bahan yang digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan
BISNIS KONSTRUKSI
162 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 163
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
REFLEKSI
1. Berilah tanda v apabila sesuai dengan anda. Dari penjelasan yang sudah
dipelajari pada bab ini bagaimanakah pemahaman Anda terhadap materi-
materi yang ada?
Tidak Kurang
Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
Pengertian Spesifikasi
Teknis
Sumber Spesifikasi
Teknis
Penyusunan Spesifikasi
Teknis
2. Pada bab ini manakah bagian yang paling Anda sukai? Kenapa?
3. Manfaat apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari bab ini?
BISNIS KONSTRUKSI
164 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
BAB
PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA
XI
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
KATA KUNCI
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 165
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENDAHULUAN
BISNIS KONSTRUKSI
166 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 167
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
langkah yang runtut serta tepat. Perencanaan tenaga kerja harus dilaksanakan
dengan matang dan penuh pertimbangan karena akan ikut berpengaruh pada
besarnya Biaya, kualitas Mutu dan Waktu (BMW) yang digunakan di proyek-proyek
konstruksi.
BISNIS KONSTRUKSI
168 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 169
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
sumber daya manusia akan lebih mudah dalam mencapai tujuan dari
proyek konstruksi tersebut.
b. Pemikiran baru dan pandangan mengenai isu-isu sumber daya manusia
akan membuat proyek berjalan sesuai tujuan.
c. Menguji komitmen manajemen terhadap tindakan yang akan dilakukan
di proyek sehingga hal tersebut akan dapat menciptakan proses yang
baik bagi alokasi sumber daya pada program-program sepesifik dan juga
aktivitas proyek.
d. Mengembangkan hal yang mendesak atau biasa disebut “sense of urgency”
dan komitmen untuk bertindak.
e. Meningkatkan pendayagunaan SDM untuk memberikan konstribusi terbaik.
f. Menyelaraskan aktivitas SDM dengan sasaran organisasi agar setiap pekerja
dapat mengoptimalkan potensi dan keterampilannya guna meningkatkan
kinerja organisasi.
g. Penghematan tenaga, biaya, waktu yang diperlukan, sehingga dapat
meningkatkan efisiensi guna kesejahteraan pegawai/ karyawan. (point 5-7
dari Narawi, 1997:143).
BISNIS KONSTRUKSI
170 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 171
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
output pada sebuah kegiatan yang berlangsung. Hal tersebut terjadi karena
produktivitas adalah hasil yang diperoleh oleh suatu unit produksi dengan jumlah
tenaga kerja yang dimiliki dari produktivitas kerja yang tinggi akan menunjukkan
kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja tersebut yang juga tinggi.
Kemampuan produktivitas dari sumber daya dapat dibedakan ke dalam dua
jenis (Asiyanto 2002: 79), yaitu:
1. Produktivitas Individu yang dipengaruhi oleh kualitas sumber daya yang
bersangkutan.
2. Produktivitas kelompok, yang dipengaruhi tidak hanya oleh kualitas sumber
daya secara individu saja, tetapi juga oleh komposisi dari anggota kelompok.
BISNIS KONSTRUKSI
172 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
MATERI PEMBELAJARAN
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 173
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
CAKRAWALA
terpanjang-di-dunia
BISNIS KONSTRUKSI
174 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
https:// ejournal. warmadewa. ac. id/ index. php/ paduraksa/ article/ download/
375/ 274
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 175
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
RANGKUMAN
Dari materi yang dipelajari di atas, dapat dituliskan rangkuman sebagai berikut:
1. Pelaksanaan proyek konstruksi dimulai dari melakukan perencanaan untuk
pekerjaan yang akan dilaksanakan di proyek. Pada proses perencanaan
terdapat beberapa hal yang harus direncanakan terlebih dahulu.
Perencanaan perlu dan harus dilakukan karena hal tersebut akan menjadi
patokan sehingga mempunyai pengaruh yang besar pada pelaksanaan
proyek konstruksi.
2. Perencanaan kebutuhan tenaga kerja adalah semua usaha untuk mengetahui
dan mengukur masalah ketenagakerjaan dan kesempatan kerja dalam satu
wilayah pasar kerja yang terjadi pada waktu sekarang atau mendatang,
serta merumuskan kebijakan usaha dan langkah yang tepat dan runtut
mengatasinya.
3. Perencanaan tenaga kerja termasuk dalam proses manajemen proyek.
Manajemen merupakan proses terpadu di mana individu-individu sebagai
bagian dari organisasi dilibatkan untuk merencanakan, mengorganisasikan,
menjalankan dan mengendalikan aktivitas-aktivitas, yang kesemuanya
diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan dari berlangsung terus-
menerus seiring dengan berjalannya waktu.
4. Aktivitas perencanaan tenaga kerja dapat dilihat dari dua hal yaitu merancang
kebutuhan tenaga kerja dan suplly tenaga kerja. Dalam menentukan
kebutuhan tenaga kerja pada masa depan, maka harus ditentukan dahulu
rencana strategis dari perusahaan dan perkiraan tingkat kegiatan masa yang
akan datang.
5. Dalam menghitung kebutuhan tenaga kerja diperlukan data perencanaan.
Data perencanaan tersebut adalah volume pekerjaan, Analisi Harga Satuan
(AHS) Pekerjaan, dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pekerjaan.
TUGAS MANDIRI
Perencanaan tenaga kerja adalah hal yang penting dalam rangkaian proses
pekerjaan proyek konstruksi. Untuk lebih dapat memahami cara merencanakan
tenaga kerja Anda dapat mencari contoh RAB dari sumber belajar lain (internet,
buku dan lain-lain). Lalu, Anda dapat mencoba mencari kebutuhan tenaga kerjanya.
Ambillah selembar kertas untuk mencoba mencari kebutuhan tenaga kerja pada
suatu proyek!
BISNIS KONSTRUKSI
176 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 177
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
B. Essay
1. Sebutkan pentingnya dari merencanakan tenaga kerja!
2. Sebut dan jelaskan Manfaat dari perencanaan tenaga kerja di proyek
konstruks!
3. Aktivitas perencanaan tenaga kerja dapat dilihat dari dua hal, jelaskan
aktivitas perencanaan tersebut!
4. Jika diketahui volume pekerjaan pada plesteran dan acian beton adalah
sebesar 168, 52 m2, durasi pekerjaan dilakukan selama 7 hari, dengan
harga satuan pekerjaan sebesar Rp. 9500, 00. Untuk perbandingan tenaga
kerja adalah 1 tukang batu: 2 pekerja. Maka berapakah jumlah tukang dan
pekerja untuk pekerjaan tersebut?
5. Jika diketahui volume untuk pekerjaan cat plafond gypsum dan beton
expose ex Catilac adalah sebesar 738, 50 m2, sedangkan pekerjaan
dilaksanakan selama 17 hari dengan harga satuan pekerjaan sebesar Rp 3.
500, 00 lalu perbandingan tenaga kerja 1 tukang cat: 2 pekerja. Berapakah
jumlah tukang dan pekerja untuk mengerjakan pekerjaan
REFLEKSI
Setelah mempelajari BAB 11 ini, Anda akan menjadi lebih paham mengenai
proses perencanaan tenaga kerja pada proyek konstruksi. Hal-hal apa saja
yang harus dihitung sebelum mencari kebutuhan tenaga kerja masing-masing
pekerjaan di proyek konstruksi. Dari berbagai materi yang ada pada BAB ini,
materi mana yang menurut Anda paling sulit untuk dipahami? Jika terdapat
materi yang sulit dipahami, coba Anda diskusikan dengan teman maupun guru.
karena dari bertanya dan berdiskusi kita dapat lebih memahami materi yang
sedang dipelajari.
BISNIS KONSTRUKSI
178 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENILAIAN AKHIR
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP
SEMESTER GENAP
Pilihlah salah satu jawaban soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!
A. Pilihan Ganda
1. Pada analisis pengukuran jarak menggunakan waterpass, untuk menghitung
jarak yang dibutuhkan adalah...
A. Benang tengah–benang bawah
B. Benang atas–benang tengah
C. Benang tengah–benang atas
D. Benang atas–benang bawah
E. Benang bawah–benang tengah
2. Gambar kerja yang digunakan oleh pelaksana lapangan disebut juga...
A. as built drawing
B. gambar denah
C. gambar tampak
D. shop drawing
E. gambar potongan
3. Beban konstan dan berada pada posisi yang sama pada setiap saat di
definisikan sebagai beban:
A. Beban hidup
B. Beban mati
C. Beban khusus
D. Beban gempa
E. Beban angin
4. Benda-benda berikut termasuk beban mati pada konstruksi bangunan,
kecuali:
A. Plambing
B. Usuk/ Kasau
C. Meja kursi
D. Genteng
E. Balok
5. Syarat-syarat keseimbangan gaya dalam suatu konstruksi bangunan adalah
sebagai berikut, kecuali:
A. ∑ H = 0
B. ∑ V = 0
C. ∑ M = 0
D. ∑ X = 0
E. ∑ RAV = 0
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 179
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
6. Susunan gaya yang tegak lurus terhadap sumbu batang disebut:
A. Gaya lintang
B. Gaya normal
C. Gaya momen
D. Gaya dalam
E. Gaya luar
7. Yang merupakan hasil dari perkalian antara gaya dan jarak disebut:
A. Reaksi tumpuan
B. Gaya lintang
C. Gaya normal
D. Gaya dalam
E. Momen
8. Persamaan yang digunakan dalam mengoreksi pembacaan benang tengah
yaitu...
A.
B.
C.
D.
E.
9. Apabila diketahui benang tengah sebesar 1, 350 dan benang atas sebesar 1,
670, maka besar benang bawah yang seharusnya adalah...
A. 1, 300
B. 1, 003
C. 1, 330
D. 1, 303
E. 1, 030
10. Maksud dari beton mutu K 250 adalah
A. Beton yang memiliki mutu kekuatan 250 kg/ cm²
B. Beton yang memiliki mutu kekuatan 250 kg/ m²
C. Beton yang memiliki mutu kekuatan 250 kg/ mm²
BISNIS KONSTRUKSI
180 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 181
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
A. Terukur dengan skala
B. Komunikatif dan mudah dimengerti
C. Efektif atau tepat guna
D. Cermat
E. Estetik atau indah
16. Pondasi batu kali berbentuk trapesium ukuran atas 30 cm, bawah 80 cm,
dan tinggi 60 cm dengan panjang 12 m, maka volume batu kali tersebut
adalah...
A. 0, 0396 m3
B. 0, 3960 m3
C. 3, 9600 m3
D. 39, 600 m3
E. 396, 00 m3
17. Gambar denah merupakan tampak (potongan atau penampang mendatar)
suatu bangunan yang dilihat dari atas ke arah bawah diambil kurang lebih
setinggi 1 (satu) meter, sehingga gambar denah bangunan akan terlihat:
A. potongan dinding, potongan kolom, potongan kosen pintu dan jendela,
gambar penempatan perabot, nama dan ketinggian suatu lantai
ruangan, Jarak antara dinding ke dinding yang lainnya, notasi bahan
bangunan
B. potongan dinding, potongan kolom, potongan kosen pintu dan jendela,
gambar penempatan perabot, nama dan ketinggian suatu lantai
ruangan, jarak antara dinding ke dinding yang lainnya, simbol bahan
bangunan
C. potongan dinding, potongan kolom, potongan kosen pintu dan jendela,
gambar penempatan perabot, nama dan ketinggian suatu lantai
ruangan, Simbol bahan bangunan
D. potongan dinding, potongan kolom, potongan kosen pintu dan jendela,
gambar penempatan perabot, Jarak antara dinding ke dinding yang
lainnya.
E. potongan dinding, potongan kolom, potongan kosen pintu dan jendela.
18. Gambar rencana pondasi merupakan gambar penempatan pondasi (pondasi
pelat setempat atau pancang) dan pondasi lajur, dimana titik, lebar dan jarak
antar pondasi ditentukan ukurannya. Dan gambar ini akan digunakan dalam
pembuatan:
A. papan piket (bouwpalk) yang selanjutnya akan digunakan sebagai
pedoman dalam penggalian.
BISNIS KONSTRUKSI
182 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
B. rencana pemasangan sloof
C. rencana pasangan kusen pintu dan jendela
D. rencana atap bangunan
E. pemasangan pondasi batu kali dan pemasangan dinding batu bata.
19. Sengketa yang terjadi dalam kontrak kerja konstruksi diselesaikan dengan
prinsip dasar musyawarah untuk mencapai…
A. Keadilan
B. Kemufakatan
C. Kesetaraan
D. Kesepakatan
E. Semua benar
20. Urutan yang benar pada pengerjaan plesteran dinding adalah:
A. Menyiram permukaan pasangan tembok–menentukan ketebalan
plesteran–membuat kepala plesteran tembok.
B. Membersihkan permukaan pasangan tembok–menentukan ketebalan
plesteran–membuat kepala plesteran tembok.
C. Membersihkan permukaan pasangan tembok–membasahi permukaan
pasangan tembok–menentukan ketebalan plesteran–membuat kepala
plesteran tembok.
D. Membasahi–membersihkan–menentukan ketebalan plesteran –
membuat kepala plesteran.
E. Menentukan ketebalan plesteran–membuat kepala plesteran–
membasahi–membersihkan.
21. Apa yang dimaksud dengan gambar rencana lantai?
A. Gambar untuk merencanakan pemasangan lantai dari ubin, keramik
atau parket agar antara ruangan tidak terkesan berdiri sendiri.
B. Gambar ukuran keramik lantai dan dinding
C. Gambar untuk dimensi keramik atau granit
D. Gambar-gambar motif keramik lantai ataupun dinding
E. Gambar luasan ruangan yang akan dipasang keramik
22. Pada pekerjaan pembuatan gambar perencanaan akan menggunakan teknik
gambar komputer maka peralatan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
A. 1 Set komputer dengan software Ms. Office dan Printer/ Plotter
B. 1 Set komputer dengan software Corel Draw dan Printer/ Plotter
C. 1 Set komputer dengan software Auto Cad dan Printer/ Plotter
D. 1 Set komputer dengan software 3DHome Printer/ Plotter
E. 1 Set komputer dengan software Ms. Exel dan Printer/ Plotter
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 183
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
23. Ukuran batu bata menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah:
A. Panjang: 24cm, Lebar: 12cm, Tebal: 5cm.
B. Panjang: 24cm, Lebar: 11, 5cm, Tebal: 5cm.
C. Panjang: 23cm, Lebar: 11, 5cm, Tebal: 5cm.
D. Panjang: 23cm, Lebar: 11cm, Tebal: 5cm.
E. Panjang: 23cm, Lebar: 11cm, Tebal: 5, 5cm.
24. Adukan untuk pasangan tembok batu bata pada konstruksi bangunan kedap
air adalah:
A. 1 kapur: 1 semen: 3 pasir.
B. 1 semen: 3 pasir.
C. 1 semen: 1 kapur: 4 pasir.
D. 1 kapur: 2 semen: 6 pasir.
E. 1 semen: 1 semen merah: 6 pasir.
25. Untuk menaksir secara kasar rencana anggaran biaya memerlukan data...
A. luas bangunan dan harga bangunan per m2
B. harga bahan saja
C. harga bahan dan upah
D. volume pekerjaan
E. luas bangunan
26. Pada perencanaan tenaga kerja, pemerintah telah mengatur undang-undang
mengenai pengertian dari tenaga kerja itu sendiri. Dimana tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau masyarakat.
Pengertian tersebut dimuat dalam Undang-Undang...
A. No. 12 Tahun 2003
B. No. 13 Tahun 2003
C. No. 13 Tahun 2004
D. No. 14 Tahun 2003
E. No. 14 Tahun 2004
27. Semua usaha untuk mengetahui dan mengukur masalah ketenagakerjaan
dan kesempatan kerja dalam satu wilayah pasar kerja yang terjadi pada
waktu sekarang atau mendatang, yang digunakan untuk merumuskan
kebijakan usaha dan langkah yang tepat serta runtut dalam mengatasinya
adalah pengertian dari...
A. Tenaga kerja
A. Perencanaan dasar
B. Perencanaan tenaga kerja
BISNIS KONSTRUKSI
184 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
C. Perencanaan pembangunan
D. Perencanaan tingkat tinggi
28. Di bawah ini yang merupakan bagian dari kompresi daur hidup produk pada
pentingnya merencanakan tenaga kerja adalah...
A. Kecepatan menghasilkan produk
B. Adanya sertifikasi ISO perusahaan
C. Perkembangan ilmu pengetahuan
D. Standar internasional
E. Kompleksitas proyek
29. Dalam pembuatan rencana tenaga kerja dibutuhkan struktur organisasi,
untuk dapat menempatkan posisi sesuai dengan kebutuhan proyek yang
akan berlangsung. Di bawah ini merupakan manfaat dari adanya struktu
organisasi dalam perencanaan proyek, kecuali...
A. Mengembangkan “sense of urgency” dan komitmen untuk bertindak.
B. Meningkatkan pendayagunaan SDM untuk memberikan konstribusi
terbaik.
C. Menyelaraskan aktivitas SDM dengan sasaran organisasi agar setiap
pekerja dapat mengoptimalkan potensi dan keterampilannya guna
meningkatkan kinerja organisasi.
D. Penghematan tenaga, biaya, waktu yang diperlukan, sehingga dapat
meningkatkan efisiensi guna kesejahteraan pegawai/ karyawan.
E. Terdapat ancaman bagi sumber daya manusia sehingga gagal dalam
mencapai tujuan proyek konstruksi
30. Jika jarak pengukuran diketahui sepanjang 9, 2 meter, dan pembacaan
benang bawah sebesar 1, 145. Maka besar benang atas yang seharusnya
adalah...
A. 10, 345
B. 2, 065
C. 1, 1542
D. 1, 237
E. 93, 145
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 185
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
B. Uraian
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Dinding pada bangunan ada yang sudah menggunakan bata ringan, banyak
orang memilihnya. Apa yang menarik dari bata ringan?
2. Pada pembuatan beton untuk cor diperlukan baru koral/ kerikil, selain koral
bahan apa saja yang diperlukan dan jelaskan cara mencampurnya hingga
menjadi beton yang siap dipakai?
3. Agar beton kuat menahan tarik perlu tambahan bahan, apa bahanannya dan
bagaimana cara menggabungkannya?
4. Tulislah syarat-syarat konstruksi pondasi yang harus memenuhi
persyaratan?
5. Banyak bangunan yang terbuat dari beton, apa alasannya banyak orang
memilih beton untuk bahan membuat rumah?
BISNIS KONSTRUKSI
186 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 187
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
GLOSARIUM GLOSARIUM
BISNIS KONSTRUKSI
188 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
GLOSARIUM
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 189
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS 1
Nama Lengkap : Betti Sri Purwani, SPd, M. Eng
Telepon/ HP : 08122646113
Email : bettisripurwani@gmail. com
Akun Facebook :
Alamat Kantor : SMKN 3 Yogyakarta
Jl. R. W. Monginsidi
No. 2 Yogyakarta
Kompetensi Keahlian : Desain Pemodelan dan
Informasi Bangunan
BISNIS KONSTRUKSI
190 DAN PROPERTI
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS 2
Nama Lengkap : Slamet Mulyanto, S. Pd.
Telepon/ HP : 081328834357
Email : slametmulyanto@smkn3jogja. sch. id
AkunFacebook :
Alamat Kantor : SMKN 3 Yogyakarta
Jl W Monginsidi No 2 Yogyakarta
KompetensiKeahlian : DesainPemodelan dan Informasi
Bangunan
BISNIS KONSTRUKSI
DAN PROPERTI 191
PERENCANAAN BISNIS
KONSTRUKSI DAN PROPERTI
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS 3
Nama Lengkap : Ali Anton Senoaji, S. T.
Telepon/ HP : 0818274650
Email : wastuaji03@gmail. com
aliantonsenoaji@smkn3jogja. sch. id
Akun Facebook : wastuaji74@yahoo. com
Alamat Kantor : SMKN 3 Yogyakarta
Jl. R. W. Monginsidi No. 2
Yogyakarta
Kompetensi Keahlian : Desain Pemodelan dan
Informasi Bangunan
BISNIS KONSTRUKSI
192 DAN PROPERTI