DISUSUN OLEH:
NAMA : HILDA
NINDYA
REYNA DINI
WIGUSTHA
NIM : 061530100753
KELAS : 1SE
TEKNIK SIPIL
2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A.4 . Drainase..........................................................................................................
A.5. Banjir.............................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 KESIMPULAN
C.1. Kesimpulan................................................................................................
C2. Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada saya sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah salah satu
persyaratan untuk melengkapi mata kuliah Bahasa Indonesia.
Atas terselesaikannya laporan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Amron, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan
pelajaran dan bimbingannya, serta semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Sigit Akbar
NIM 061530100753
BAB 1
A. PENDAHULUAN
Letak kota Palembang adalah antara 101o-105o dan antara 1,5o-2o Lintang Selatan
atau terletak pada bagian timur provinsi Sumatera Selatan, dipinggir kanan kiri sungai musi
lebih kurang 105 km dari laut (selat bangka) dengan luas daerah sebesar 400,610 km 2.
Pendahuluan letak dekat khatulistiwa, serta banyaknya aliran sungai membuat keadaan alam
di kota ini menjadi tropis. Pengembangan pembangunan Kota Palembang dilaksanakan dan
diseesuaikan dengan kebijakan strategi pengembangan Tata Ruang Wilayah Kota yang
berorientasikan Palembang sebagai kota yang kompak, nyaman dan bertaraf internasional
yaitu sistem wilayah dan menata penggunaan lahan peruntukan, serta dilengkapi dengan
prasarana lingkungan dan fasilitas umum.
Pada daerah di Kota Palembang yang khususnnya di sekitar kawasan Jl.Amphibi
Kelurahan 20 Ilir D II, saat musim hujan dengan intensitas tinggi kawasan tersebut sering
digenangi air hingga menutupi bagian ruas jalan raya. Kondisi ini juga dikarenakan jaringan
eksisting drainase yang ada belum mampu mengalirkan kapasitas debit air hujan dan air
limbah pada kawasan tersebut.
Hal ini pun ditambah dengan banyaknnya sampah yang menutup dan endapan
lumpur pada saluran drainase semakin menambah masalah yang ada. Kurangnya kesadaraan
masyarakat untuk merawat dan menjaga lingkungan membuat drainase yang kondisinya
kerap tersumbat hingga air meluap ke jalan dan perumahan warga.
Oleh karena itu, masalah ini meupakan permasalahan yang selalu dihadapi pada
daerah tersebut setiap tahunnya. Dengan adanya permasalahan ini maka penulis ingin
melakukan studi di daerah tersebut dengan judul “Studi Eksisting Jaringan Drainase Di
Kawasan JL. Amphibi Kelurahan 20 Ilir D II Kota Palembang”.
1. Mengetahui kondisi eksisting jaringan drainase yang sekarang dilokasi study serta
mengetahui luas catchment area untuk mengetahui debit rancangan dari debit air
hujan dan debit air kotor.
2. Menentukan kapasitas dari debit eksisting jaringan drainase, debit as built drawing dan
debit rancangan hasil perhitungan dari debit air hujan dan debit air kotor berdasarkan
luasan catchment area.
A.4 Drainase
Drainase yang berasal dari bahasa inggris drainage yang mempunyai arti mengalirkan,
membuang atau mengalirkan air. Menurut H. A Halim Hasmar (2011), drainase secara umum
didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air dalam satu
konteks pemanfaatan tertentu, baik yang berasal dari hujan, rembesan maupun yang lainnya di
suatu kawasan, sehingga fungsi kawasan tidak terganggu.
a) Tujuan Drainase
c) Permasalahan Drainase
A.5 Banjir
Banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya kering)
karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan
disuatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai.
Ada beberapa jenis banjir yang sering terjadi di indonesia di antaranya :
1. Banjir Air.
2. Banjir “cileunang”.
3. Banjir Bandang.
4. Banjir Rob (Laut Pasang).
5. Banjir lahar dingin.
6. Banjir lumpur.
A.6 Siklus Hidrologi
Secara keseluruhan jumlah air di palnet bumi ini relatif tetap dari masa ke masa. Air
di bumi menagalami suatu siklus melalui serangakaian peristiwa yang berlangsung terus
menerus-menerus, dimana kita tidak tahu kapan dan dari mmana berawalnya dan kapan dan
pula berakhir. Serangkaian tersebut disebut dengan siklus hidrologi (hydrologi cycle). Air
menguap dari permukaan samudra akibat energy panas matahari. Laju dan jumlah
pengupaan bervariasi, terbesar terjadi di dekat equator, dimana radiasi matahari lebih kuat.
Uap air adalah murni, karena pada waktu dibawa naik ke atmosfir kandungan garam
ditinggalkan.
B. PEMBAHASAN
Lokasi studi yang ditinjau berada di kawasan Jl. Amphibi Kelurahan 20 Ilir D II yanng
terletak di Kecamatan Kemuning Kota Palembang. Area eksisting drainase yang menjadi
objek studi berada pada lokasi yang cukup strategis dimana terletak di daerah perkotaan.
Namun, daerah ini merupakan daerah yang rawan terjadi banjir yang mengakibatkan akses
jalan menjadi macet dan juga terggenangnya air di kawasan tersebut.
a. Data Primer
Data ini di peroleh dengan cara meninjau langsung lokasi studi yaitu di sepanjang area
eksisting drainase serta melakukan wawancara dengan warga setmpat dan tokoh
masyarakat. Data primer yang dimaksud meliputi kondisi lapanngan, wawancara dan
dokumentasi foto-foto.
b. Data Sekunder
Data ini di peroleh dengan cara studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku dan
berbagai literatur lain yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas
serta mendatangi badan-badan yang berhubungan dengan masalah banjir. Data
sekunder ini meliputi data curah hujan, peta kontur daan jumlah penduduk dari
wilayahh studi.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan adalah dengan menggunakan
cara studi yaitu dengan melakukan observasi langsung ke objek/ lokasi yang diteliti. Selain
itu, juga mendatangi badan-badan yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas
dan melakukan kegiatan mencari informasi langsung dari masyarakat di lokasi studi.
B.3.1 Teknik Pengambilan Data Primer
Teknik pengumpulan data primer yaitu dilakukan dengan melakukan survey ke lapangan
dan melakukan pengukuran langsung ke titik tinjauan. Data yang diperoleh dari hasil survey
tersebut berupa panjang saluran dari titik awal sampai ke outlet, ukuran bentuk penumpang
terdiri dari panjang, tinggi dan lebar saluran, kemiringan saluran serta berapa tinggi
sedimentasi dari masing saluran tersebut.
Data curah hujan di dapat dari Badan Meteorolog Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
daerah Kenten Kota Palembang. Data curah hujan ini diperoleh dengan cara mengirimkan
surat permohonan permintaan data dari Jurusan Teknik Sipil yang ditujukan kepada BMKG
Kenten Kota Palembang. Setelah mendapatkan balasan dari BMKG maka data yang
diinginkan dapat diambil. Data yang diperlukan yaitu data curah hujan harian maksimum
Kota Palembang.
B. Peta Kontur
Peta Kontur wilayah studi didapatkan dari instansi pemerintahan “BAPPEDA” Kota
Palembang dengan menggunakan foto udara dengan skala 1: 100. Dengan menggunakan
kamera udara jenis Wild Re-10 dimana ketinggian elevasi muka tanah dapat diketahui.
C. Data Jumlah Penduduk dan Luas Daerah
Data jumlah penduduk dan luas kelurahan dapat diperoleh dari kantor Kelurahan
setempat. Data ini diperoleh dengan cara mengirimkan surat permohonan permintaan data
dari Jurusan Teknik Sipil yang ditujukan kepada kepala Kelurahan 20 Ilir D II Kota
Palembang. Setelah mendapatkan balasan dari kepala kelurahan 20 Ilir D II maka data yang
diinginkan dapat diambil. Data yang diperlukan yaitu data data jumlah penduduk dan luas
kelurahan 20 Ilir D II Kota Palembang.
Studi eksisting jaringan drainase yang dilakukan berada di kawasan Jl. Amphibi
Kelurahan 20 Ilir D II Kota Palembang berpengaruh pada suplay air di jaringan eksisting
jaringan drainase yang ditinjau. Jaringan drainase yang ditinjau adalah drainase utama yang
memiliki dimensi berbeda pada panjang tertentu, dengan kondisi saluran hampir semuanya
terbuat dari pasangan batu yang diplester, sementara outlet jaringan yang ditinjau ini adalah
DAS sungai.
Dari hasil studi yang dilakukan didapatkan bentuk penampang, panjang saluran, kondisi
as built drawing dan ketinggian elevasi eksisting saluran drainase yang kemudian dianalisis
sebagai berikut :
1. Saluran T1-T2
Pada titik T1-T2 panjang saluran adalah 249 m. Pengukuran penampang diambil
sebanyak 3 kali. Saluran ini berbentuk persegi dengan material saluran berupa pasangan batu
bata dengan plesteran.
Jari-jari Hidraulis :
A
R=
P
0,555 m2
R=
2,217 m
R= 0,250 m
Kecepatan aliran :
1
V= x R2/3 x S1/2
n
1
V= x 0,250 2/3 x 0,060240961/2
n
m
V = 3,203
det
Debit aliran :
Q =AxV
m
Q = 0,555 m2 x 3,203
det
m3
Q = 1,777
det
Dari hasil studi eksisting jaringan drainase, maka didapatkan hasil berupa gambaran
dan skema dari drainase yang ada di lokasi studi, dimensi penampang menggunakan
perhitungan penampang ekonomis, elevasi dan kondisi yang ada di drainase yang
ditinjau. Kemudian hasil data yang didapat tersebut dibandingkan dengan kondisi hasil
perhitungan berdasarkan luasan catchment area, sehingga didapatkan penyebab dari
ganngguan yang ada dilokasi studi.
Curah Hujan
No. Tahun
(mm)
1. 2004 96
2. 2205 114
3. 2006 121
4. 2007 84
5. 2008 114,3
6. 2009 102,2
7. 2010 133
8. 2011 129,9
9. 2012 133
10. 2013 107,7
Berikut ini adalah rincian data catchment area yang didapat dari lokasi studi jaringan
drainase.
No Titik L Lo A
S nd C
Dari Ke (m) (m) (m2)
T1 T2 248 199 0,0260240964 0,013 31655 0,4
T3 T2 284 194 0,0119019113 0,2 38351 0,4
T4 T2 185 166 0,0348108108 0,013 27441 0,4
T2 T7 153 105 0,0010457516 0,013 11450 0,4
T5 T7 297 89 0,0122483206 0,2 27173 0,4
T6 T7 221 90 0,0253081722 0,013 22123 0,4
T7 T10 221 134 0,0028506787 0,013 18749 0,4
T8 T10 69 173 0,0017338836 0,2 12664 0,4
T9 T10 213 186 0,0235219622 0,02 25539 0,4
10 T11 198 112 0,0047979798 0,013 18109 0,4
Dimana :
L = Panjang saluran (m)
Lo = Jarak terjatuh ke saluran (m)
S = Kemiringan dasar saluran
nd = Koefisien lapisan permukaan
A = Luas daerah (m2)
C = Koefisien limpasan
Untuk perhitungan debit air kotor, didapatkan dari asumsi jumlah rumah pada luasan
daerah yang dikalikan dengan kepadatan penduduk rata-rata. Dengan asumsi banyaknya
orang berdasarkan jumlah penduduk dan luas daerah yang termasuk di dalam catchment
area.
Dari data jumlah penduduk yang termasuk di dalam catchment area, didapatkan satu
kelurahan yaitu Kelurahan 20 Ilir D II Kota Palembang diperoleh jumlah jiwa berdasarkan
data kelurahan sebagai berikut:
Berdasarkan data jumlah jiwa dan luas area kelurahan akan didapat jumlah per jiwa
per satuan luas. Ditinjau dari luas catchment area wilayah studi, diambil data luas tiap
perpotongan catchment area dan wilayah kelurahan, sehingga didapat jumlah jiwa dalam
satuan luas catchment area sebagai berikut:
Untuk mengetahui debit air kotor yang diperoleh sesuai dengan luasan area, dihitung
dengan mengansumsikan air buangan kotor rata-rata perhari untuk setiap orang sebesar 120
liter/org/hari. Berikut ini adalah contoh perhitungan untuk debit air kotor pada luasan A1 :
= 0,0000013888 m3/org/detik
Untuk penduduk area A1 sejumlah 251 jiwa, maka debit air kotor perluasan dapat
dihitung sebagai berikut:
Dari hasil perhitungan didapat debit air kotor untuk A1 sebesar 0,000349 m3/detik.
BAB 3
C. PENUTUP
C.1 Kesimpulan
Dari uraian-uraian pada bab sebelumnya dengan judul “Studi Eksisting Jaringan
Drainase Di Kawasan JL. Amphibi Kelurahan 20 ilir D II Kota Palembang” maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari hasil survey kondisi eksisting yang ada di kawasan tersebut kondisi drainase
tidak mampu menampung debit air dan sering banjir apabila terjadi hujan lebat.
Dari hasil tinjauan didapatkan beberapa titik saluran yang perlu di redesign yaitu
T2-T7, T7-T10 dan T10-T11 serta titik yang harus di normalisasi yaitu T1-T2 dan
T2-T4. Luas catchment area pada daerah tinjauan tersebut yaitu 233.353 m2
2. Berikut data saluran dari hasil perhitungan yang perlu dilakukan redesign
diantaranya sebagai berikut:
C.2 Saran
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menanggulangi kelebihan debit air air
pada kondisi eksisting jaringan drainase di Kawasan JL. Amphibi kelurahan 20 Ilir D II Kota
Palembang adalah sebagai berikut:
1. Perlunya dilakukan redesign saluran dan normalisasi saluran pada titik saluran
tertentu agar saluran mampu menampung debit air dari hasil perhitungan.
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam meningkatkan kebersihan lingkungan
dan pemanfaatan saluran, seperti membuang sampah pada tempatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Marga, 1990, Petunjuk Desain Drainase Permukaan Jalan, Jakarta.
Hasmar, Halim, H.A, 2012, Drainase Terapan, UII Press, Yogyakarta.
Suripin, Dr.M.Eng, 2004. Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan, Andy,
Yogyakarta.
Said Idaman nusa, Ir.M.Eng, 2008, Pengolahan Air Limbah Domestik Individual Semi
Komunal, Buku Pengolahan air limbah domestik di DKI Jakarta pada tinjauan
permasalahan strategi dan teknologi pengolahan, pusat teknologi lingkungan.
Triatmodjo Bambang, 2008, Hidrologi Terapan, Beta Offset, Yogyakarta
http://aimyaya.com/id/../10-akibat-dan-dampak-negatif-banjir
http://enprint.undip.ac.id/33846/7/1796chapter-4.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/daerah-aliran-sungai