Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

MANAJEMEN STRATEGIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ullumul Hadist Program Studi
Manajemen Strategik
Semester III – Reguler

Dosen Pembimbing:
Dr. Hj. Yuspiani, S.Pd., M.Pd.
Dr. Hj. Ermi Sola, M.Pd.

Disusun Oleh :
SUBHANABDULLAH
NIM: 80300219006

PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2020

i
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrohiim,
Puji syukur Kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk, rahmat, dan
hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan Makalah Manajemen Strategik yang
berjudul “Hakikat Manajemen Strategik”
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, pemimpin para Nabi dan panutan bagi umat Islam di dunia yang
beriman dan bertaqwa, begitu juga dengan para keluarga dan sahabat yang telah
membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang-benderang “Mina Dzulumati
Ilannur” serta kepada pengemban risalah mulia yang selalu mengikuti metode serta
langkah beliau yang menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman sekaligus sumber hukum.
Penyusun sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan, demi
kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga amal kebaikan dan aktivitas yang kita lakukan
selalu ada dalam rahmat dan ampunannya, Aamiin.

Makassar, 12 Oktober 2020

Pemakalah,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 2
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3
C. Tujuan ............................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakekat Manajemen Startegik……………………………......... 4


B. Tujuan dan Karakteristik Manajemen Strategik......................... 7
C. Perencanaan Strategik ………………………………………….. 9
D. Proses Manajemen Strategik …………………………………… 11
E. Indikator Manajemen Strategik ………………………………… 13
F. Analisis Lingkungan Manajemen Strategik ………………….. 14
G. Menentukan Arah Organisasi …………………………………. 20

BAB III PENUTUP ……………………………………………………… 23

A. Simpulan ........................................................................................ 24

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 25

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Adanya perubahan di dunia dan Indonesia khususnya, menuntut adanya
perencanaan dan implementasi kebijakan strategik untuk mengatasi dan mengantisipasi
masalah yang ada. Tindakan strategic juga diperlukan dalam rangka perubahan dan
pencapaian tujuan yang lebih konkret dan indikatif (terukur). Untuk mengelola semua itu,
dibutuhkan sebuah manajemen strategic yang tepat untuk diterapkan oleh setiap pengambil
keputusan dan kebijakan.
Manajemen strategic yang semula tumbuh dan berkembang dalam dunia bisnis dan
organisasi profit telah di terapkan ke dalam berbagai organisasi, termasuk organisasi
pemerintahan. Meluasnya cakupan manajemen strategic bukan intervensi untuk perubahan
semata, melainkan juga menjadi kebutuhan vital bagi pelaksanaan pemerintah.
Oleh karena itu, para manajer di tiap tingkatan sebagai organ penting dalam sebuah
organisasi profit maupun non profit, di tuntut untuk mengikuti perubahan yang terjadi pada
masyarakat serta mampu menjawab tantangan dan tuntutan dari masyarakat.
Dari realitas di atas tentang manajemen stategik, maka pada makalah ini, penulis
mencoba untuk mengurai lebih dalam tentang hakikat dalam manajemen strategik itu
sendiri.

2
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini dapat pemakalah uraikan sebagai
berikut:

A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dan hakikat Manajemen Strategik?
2. Bagaimana Tujuan dan karakteristik Manajemen Strategik?
3. Bagaimana Perencanaan Manajemen Strategik?
4. Menjelaskan Proses Manajemen Strategik?
5. Menjelaskan Indikator Manajemen Strategik?
6. Bagaiamana Analisis Lingkungan Manajemen Strategik?

7. Bagaimana Menentukan Arah Organisasi?

B. Tujuan dan Kegunaan


1. Untuk mengetahui pengertian dan hakikat manajemen strategik
2. Untuk mengetahui tujuan manajemen strategik
3. Untuk mengetahui Karakteristik manajemen strategik
4. Untuk mengetahui perencanaan manajemen strategic
5. Untuk Mengetahui Proses Manajemen Strategik
6. Untuk Mengetahui Indikator Manajemen Strategik]
7. Untuk Mengetahui Analisis Lingkungan Manajemen Strategik
8. Untuk Mengetahui Arah Organisasi

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Hakikat Manajemen Strategik

Manajemen Strategik merupakan rangkaian dua perkataan terdiri dari kata


“Manaejemen” dan “Strategik” yang masing-masing memiliki pengertian tersendiri, yang
tealh dirangkaikan menjadi satu terminologi berubah dengan memiliki pengertian tersendiri
pula. Perkataan “manajemen” tidak akan dibahas lagi, kerena telah diketengahkan
pengertiaannya, pada bagian awal buku ini. sedangkan perkataan “Strategik” meskipun
secara umum telah banyak dipergunakan, masih peril diperjelas pengaertiannya, agar jika

dirangkaikan dengan perkataan manajemen menjadi “Manajemen Strategik” akan lebih


mudah memahaminya.1
Sejalan dengan uaraian di atas, dari sudut etimologis (asal kata), berarti
pengguanaan kata “strategik” dalam mamajemen sebuah organisasi, dapat diartikan
sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara sistematis dalam melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen, yang terarah pada tujuan strategic organisasi. Rancangan yang
bersifat sistematik itu, di lengkungan sebuah organisasi disebut “Perencanaan Strategik.”

Dalam perjalanan sejarahnya di lingkungan organisasi profit dan not profit pengertian
Manajemen Strategik ternyata telah semakin berkembang. Salah satu diantaranya
mengatakan bahwa Manajemen Strategik adalah “ proses atau rangkaian pengambilan
keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara
melaksanakannya, yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh
seluruh jajaran di dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya.”2

1
Akdon, Strategic Management For Educational Management (Manajemen Strategik
untuk Manajemen Pendidikan), (Bandung: Alfabeta, 2011), h.4.
2
Akdon, Strategic Management For Educational Management, h.4-5.

4
Dari pengertian tersebut terdapat beberapa aspek yang penting, antara lain (a)
Manajemen Strategik merupakan proses pengambilan suatu keputasan. Bagaimana
prosesnya berlangsung dapat dilakuakan dengan mengimplementasikan teori spektrum
pengambilan keputusan yang telah diuraikan terlebih dahulu. (b) Keputusan yang
ditetapkan bersifat mendasar dan menyeluruh yang berarti berkenaan dengan aspek-aspek
yang penting dalam sebuah organisasi, terutama tujuannya dan cara melaksanakan atau cara
mencapainya. (c) Pembuatan keputusan tersebut harus dilakukan atau sekurang-kurangnya
melibatkan pimpinan puncak, sebagai penanggung jawab utama pada keberhasilan atau
kegagalan organisasinya, (d) Pengimplementasian keputusan tersebut sebagai strategi
organisasi untuk mencapai tujuan strategiknya dilakukan oleh seluruh jajaran organisasi,

dalam arti seluruhnya harus mengetahui dan menjalankan peranan sesuai wewenang dan
tanggung jawab masing-masing. (e) Keputusan yang ditetapkan manajemen puncak yang
harus diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam bentuk
kegiatan/pelaksanaan pekerjaan yang terarah pada tujuan strategic organisasi.3
Selanjutnya adapun pengertian manajemen strategic menurut para ahli dapat di
uraikan sebagai berikut:
a. Agustinus Sri Wahyudi mengungkapkan bahwa manajemen strategik adalah
suatu seni dan ilmu dari pembuatan (formulating), penerapan (implementing)
dan avaluasi (evaluating) keputusankeputusan strategis antar fungsi-fungsi yang
memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa mendatang.4
b. Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L menyebutkan bahwa manajemen
strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang
menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.5

3
Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintah, (jogjakarta:
Gadjah Mada University, 2000), h.147.
4
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berpikir Strategik,
Tanggerang Selatan: Binarupa Aksara, h. 31.
5
Ansoff, I. and McDonell, H. Implanting Strategic Management,( Prentice Hall
International (UK) Ltd, Second edition, 1990), h. xv.
5
Jadi dapat di simpulkan dari berbagai pendapat di atas mengatakan bahwa
manajemen strategic merupakan suatu keputusam dan tindakan strategis yang senantiasa
berorientasi untuk jangka panjang untuk keberhasilan secara menyeluruh dari suatu
lembaga atau organisasi.
Selanjutnya manajemen srategik juga pada hakikatnya merupakan proes
pengambilan keputusan dan tindakan yang mengarah kepada pengembangan strategi yang
efektif dan mampu membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dengan demikian,
terdapat dua hal penting yang dapat di simpulkan dalam hakikat manajemen strategic,
yaitu:
Manajemen strategik terdiri dari tiga proses, yaitu: pembuatan strategi yang

meliputi (pengembangan misi dan tujuan jangka panjang, mengidentifikasi peluang dan
ancaman dari luar serta kekuatan dan kelemahan perusahaan , pengembangan alternative
strategi dan penentuan strategi yang sesuai utuk di adopsi), yang kedua ialah penerapan
strategi meliputi penentuan sasaran operasional tahunan, kebijakan organisasi,
pemotivasian anggota dan pengalokasian sumder daya agar strategi yang telah di tetapkan
dapat diimplementasikan, yang ketiga ialah evaluasi atau kontrol strategi, mencakup usaha-
usaha untuk memonitor seluruh hasil pembuatan dan perencanaan strategi, termasuk
mengukur kinerja individu dan perusahaan serta mengambil langkah-langkah perbaikan
jika di perlukan.6
Peran manajemen strategic, pada hakikatnya meraih tujuan yang di inginkan oleh
suatu perusahaan . dengan manajemen strategic, setiap unit atau bagian yang ada di
perusahaan dapat melaksanakan tugas dan tanggug jawabnya sebaik mungkin. Apalagi
melihat perkembangan zaman sekarang ini bahwa setiap organisasi perusahaan telah
melakukan ekspansi pasar untuk mendapatkan keuntungan besar. Semua itu memerlukan
langkah strategic dan taktik yang tepat.7

6
Dr.Rachmat, Manajemen Strategik, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h.14.
7
Dr.Rachmat, Manajemen Strategik, h.14-15
6
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa peningkatan daya saing organisasi bersifat
unik, tetapi pada intinya dipengaruhi oleh aspek kreativitas, kapasitas, teknologi yang
digunakan dan jangkauan pemasaran yang ingin dicapai.hal tersebut dapat diwujudkan
dengan manajemen strategic untuk produktivitas yang tinggi dan pelayanan yang baik.

B. Tujuan dan Karakteristik Manajemen Strategik


Sebelum lebih lanjut menegenal tujuan dari manajemen strategik, alangkah baiknya
kita lebih memahami secara jelas bahwa fungsi manajemen strategik adalah elemen-
element dasar yang selalu ada dan melekat dalam proses manajemen dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan ataupun perencanaan yang terstruktur untuk mencpai tujuan yang telah di

tetapkan, adapun fungsi dari manajemen strategic terbagi menjadi empat, yaitu:
Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan dan Pengevaluasian.8
Manajemen mempunyai tujuan-tujuan tertentu dan bersifat tidak
berwujud.Usahanya ialah mencapai hasil-hasil yang spesifik, biasanya dinyatakan tidak
berwujud karena tidak dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan hasilnya, yakni output
pekerjaan, ada kepuasan pribadi, produk dan servisnya lebih baik. Tujuan utama
manajemen sebagaimana pendapat Shrode dan Voich adalah produktivitas dan
kepuasan.Produktivitas itu sendiri dipengaruhi oleh perkembangan bahan, teknologi dan
kinerja manusia.9
Secara garis besar tujuan manajemen strategik dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang dipilih secara efektif dan efisien.
2. Mengevaluasi kinerja, meninjau dan mengkaji ulang situasi serta melakukan
berbagai penyesuaian dan koreksi jika terdapat penyimpangan di dalam
pelaksanaan strategi.
3. Senantiasa memperbaharui strategi yang dirumuskan agar sesuai dengan
perkembangan lingkungan eksternal.

8
Yohanes Wendelinus, Manajemen Strategik Pendidikan Berbasis Pelangan “ Jurnal” 2011.
9
George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen,( Jakarta: Bumi Aksara, 2009). h. 10.
7
4. Senantiasa meninjau kembali kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bisnis
yang ada.
5. Senantiasa melakukan inovasi atas produk agar selalu sesuai dengan selera
konsumen.10
Selain mempunyai fungsi dan tujuan, manajemen strategic mempuyai berbagai
karakteristik di dalam pengelolaan organisasi ataupun perusahaan, diantaranya sebagai
berikut:
1. Manajemen Strategik diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar
dalam arti mencakup seluruh komponen di lingkungan sebuah organisasi yang
dituangkan dalam bentuk Rencana Strategik (RENSTRA) yang dijabarkan

menjadi Perencanaan Operasioanal (RENOP), yang kemudian dijabarkan pula


dalam bentuk Program Kerja dan Proyek Tahunan.
2. Rencana Strategik berorientasi pada jangkauan masa depan, untuk organisasi
profit kurang lebih sampai 10 tahun mendatang, sedang untuk organisasi non
profit khususnya di bidang pemerintahan untuk satu generasi, kurang lebih
untuk 25 – 30 tahun. Misalnya Negara Indonesia sebagai sebuah organisasi non
profit berskala besar merumuskan Rencana Strategiknya dalam bentuk Garis-
garis besar Haluan Negara (GBHN). SEDNAG Rencana Operasionalnya
ditetapkan untuk setiap lima tahun yang disebut Rencana Pembangunan Lima
Tahun (REPELITA) sebagai rencana jangka sedang, dan terakhir dijabarkan
menjadi jangka pendek dalam bentuk Program dan Proyek dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai Rencana Tahunan.
3. VISI, MISI, pemilihan strategi yang menghasilakan Strategik Induk (Utama),
dan Tujuan Strategik Organisasi untuk Jangka Panjang, merupakan acuan dalam
merumuskan Rencana Strategik (RENSTRA), namun dalam teknik

10
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006). h. 15.
8
penempatannya sebagaia keputusan Manajemen Puncak secara tertulis semua
acuan tersebut terdapat di dalamnya.
4. RENSTRA dijabarkan menjadi Rencana Operasioanal (RENOP) yang anatar
lain berisi program-program Operasioanal termasuk Protek-Proyek, dengan
Sasaran Jangka Sedang masing-masing, juga sebagai keputusan Manajemen
Puncak.
5. Penetapan RENSTRA dan RENOP harus melibatakan Manajemen Puncak
kerena sifatnya sangat mendasar /prinsipil dalam pelaksanaan seluruh Misi
organisasi, untuk mewujudkan dan mengembangkan eksistensi jangka
sedangdan jangkan panjangnya.

6. Pengimplementasian Strategi dan Program-Program termasuk proyek-proyek


untuk mencapai sasarannya masing-masing dilakukan melalui fungsi-fungsi
manajemen lainnya yang mencakup pengorganisasian, pelaksanaan (actuating),
penganggaran dan control. Hasilnya yang diperoleh berupa produk dapat
berbentuk barang, jasa atau hasil yang bersifat non fisik (pembinaan mental,
spirityual keagamaan, pengembangan kebudayaan, tertib hukum, peningkatan
kesejateraan, dan pertumbuhan ekonomi, dalam melaksanakan pelayanan umum
dan cara memeberikan pelayanan, seperti kecepatan, kemudahan, ketertiban,
kenyamanan, ketepatan waktu dan lain-lain yang memuaskan berbagai
pihak/rakyat yang dilayani.11
C. Perencanaan Manajemen Strategik
Dalam setiap usaha atau pekerjaan, lebih-lebih yang melibatkan sejumlah orang,
perencanaan merupakan tahap permulaan yang mutlak perlu. Banyak kali tujuan tak
tercapai karena tiadanya perencanaan yang baik. Akan tetapi perencanaan itu tidak saja
dilakukan pada permulaan kerja melainkan perlu terus menerus dilakukan selama proses
karya berlangsung. Oleh karena itu perencanaan dapat didefinisikan sebagai “Persiapan
yang teratur dari setiap usaha utnuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

11
Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintah, h.150.
9
Perencanaan strategik (strategik planning) adalah bagian dari manajemen strategik.
Perencanaan strategik boleh dikatakan sebagai “lagu wajib” bagi perusahaan maupun
organisasi lainnya.
Dalam perencanaan strategik, sebuah organisasi atau perusahaan melakukan proses
pembelian opsi-opsi dan yang lebih penting penentuan strategik serta membuat keputusan
mengenai pengalokasian sumber daya guna menjalankan strategik tersebut. Perencanaan
strategik memaksa perusahaan untuk memandang masa depan dan berusaha membentuk
masa depannya secara produktif. Inilah salah satu langka krusial yang sering ditekankan
konsultannya kepada para kliennya.
Perencanaan strategik membantu memberikan kesadaran tentang arah yang dituju

perusahaan, menjaga kesinambungan serta memudahkan pendelegasian dan proses


terjadinya kepemimpinan yang efektif. Perencanaan strategik akan mengikat setiap anggota
organisasi kedalam sistem dan menjadi standar akuntabilitas bagi karyawan dalam
melaksanakan program, serta alokasi sumber daya. Perencanaan strategik memiliki tiga
tahapan utama, di antaranya sebagai berikut:12
Fase pertama adalah menyelaraskan kepentingan organisasi dengan kepentingan
para pemangku kepentingan (stakeholder), yaitu setiap pihak yang berkontribusi serta
tekena dampak dari berbagai aktifitas yang dilakukan organisasi.
Fase kedua adalah memformulasikan atau merumuskan apa strategik organisasi,
yang dimulai dengan penyusunan visi dan misi. Selanjutnya akan ditetapkan apa yang
disebut dengan sasaran strategik, yaitu spesifik yang ingin dituju untuk dapat mencapai
misi yang telah direncanakan.
Fase ketiga adalah menyusun rencana bisnis. Dalam rencana bisnis ini, disusun
strategik fungsional dari masing-masing bagian atau departemen dalam organisasi serta
program-program dan aktifitas yang dilakukan untuk mencapainya.

12
Hazaruddin, MM. Manajemen Strategik (Palembang: CV. Amanah, 2018), h. 65-66.
10
D. Proses Manajemen Strategik
Strategik management atau manajemen strategik adalah suatu proses kombinasi tiga
kegiatan yang saling terkait yaitu analisis, perumusan dan pelaksanaan strategi. Dengan
demikian ada tiga komponen yang harus diperhatikan dalam menentukan strategi yaitu
analisis, perumusan, dan pelaksanaan, yang dapat berlaku untuk organisasi baik
perusahaan, organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial maupun lembaga pendidikan.
Michael Hit dan R. Duanne Ireland, Robert E. Hoskisson (1999:29)
memberi batasan bahwa proses manajemen strategik yang dinamis hakekatnya,
adalah serangkaian penuh komitmen keputusan dan tindakan yang diperlukan oleh
sebuah perusahaan (organisasi) untuk mencapai daya saing strategis dan memperoleh hasil

di atas rata-rata. Input strategis efektif relevan berasal dari analisis lingkungan
eksternal dan internal, diperlukan untuk formulasi dan implementasi strtategi yang
efektif.
Rangkaian proses penyusunan manajemen strategi dapat dilihat pada beberapa
Manajemen Operasidel yang dikembangkan para ahli. Salah satu Manajemen Operasidel
yang sering dianjurkan adalah Manajemen Operasidel dengan rangkaian sebagai berikut,
analisis lingkungan internal, eksternal, penyusunan berbagai strategi, pemilihan strategi,
implementasi strategi dan analisis strategi (Gregory Dess -Lex Miller, 1993). Manajemen
Operasidel tersebut dapat dijelaskan sebagaimana berikut ini:13
1. Analisis Lingkungan, adalah proses awal dalam manajemen strategi yang
bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan
disini mencakup semua faktor baik yang berada di dalam maupun di luar
perusahaan dapat mempengaruhi pencapaian tujuan yang diinginkan. Hasil dari
analisis lingkungan ini setidaknya akan memberikan gambaran tentang keadaan
perusahaan yang biasanya digunakan dengan manajemen Operasitret SWOT
(strength, weakness, oppurtinities and threatmen) yang dimilikinya. Menentukan

13
Anam Mifthahulhuda, dkk. Pengantar Manajemen Strategik, (Denpasar: Jayapangus Pers, 2018),
h. 36.
11
dan menerapkan arah organisasi, setelah melakukan analisis lingkungan
eksternal dan internal diharapkan kita sudah dapat memiliki gambaran mengenai
posisi perusahaan dalam persaingan. Dimana kita harus pasti mendefinisikan
SWOT.
2. Formulasi strategi, fokus utama formulasi strategi adalah bagaimana
menyesuaikan diri agar dapat lebih baik dan lebih cepat bereaksi dibanding
pesaing dalam persaingan yang ada.
3. Implementasi strategi, masalah implementasi ini cukup rumit, oleh karena itu
agar penerapan strategi organisasi dapat berhasil dengan baik, manajer harus
memiliki gagasan yang jelas tentang isu-isu yang berkembang dan bagaimana
cara mengatasinya. Dalam tahapan ini, masalah struktur organisasi, budaya
perusahaan dan pola kepemimpinan harus dibahas secara lebih mendalam.
4. Pengendalian Strategi, merupakan suatu jenis khusus dari pengendalian
organisasi yang berfokus pada pemantauan dan pengimplementasikan proses
manajemen strategi.
Adapun bagan tentang proses manajemen Strategik dapat di lihat sebagai berikut:

Strategi The External


Management Envionment

Strategic Compentivene strategic mission &


ss Start Mgmt. & The Internal Strategic Intern
Performance Environment

Strategic Objectives
Strategy Formulation Strategi Implementation

Bus-level Competitive Strategic


Strategy Dynamics Org. Renewal & Strategic
Innovation leadership
Corp-level International Action
Strategy Strategy Corporate Org. Structure &
Goverment Controls
Acquisition & Coorperative
Restructuring Strategy

12
Berdasarkan Analisis Siklus pada bagan proses manajemen strategic di atas, maka
dapat di simpulkan bahwa proses manajemen strategic terdiri dari : Strategy Objectives dan
Input, Strategy Formulation, Strategy Implementation. Yang di mana siklus yang terajadi
pada proses manajemen strategik tidak akan penah berhenti.14
E. Indikator Manajemen Strategik
Pada hakikatnya dari manajemen strategik adalah serangkaian keputusan yang akan
di impelementasikan secara konsepkuen. Di dalam penyusunan nya, di dapat serangkain
proses yang harus dilewati yang dapat digambarkan dengan berbagai indikator di bawah
ini. Manajemen strategik di artikan sebagai seperangkat keputusan dan tindakan yang
menghasilkan perumusan dan penerapan rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran

perusahaan. Manajemen strategik terdiri dari 9 indikator, di antaranya ialah:15


1. Merumuskan misi perusahaan, termasuk pernyataan umum tentang tujuan,
filisofi dan sasaran
2. Melakukan analisis yang mencerminkan kondisi dan kapabilitas internal
perusahaan
3. Menilai lingkungan internal perusahaan baik kopetisi dan faktor-faktor
kontektual umum
4. Menganlisis opsi-opsi perusahaan dan menyesuaikan yang di milikinya dengan
lingkungannya eksternal
5. Mengenali opsi-opsi yang paling diinginkan dengan mengevaluasi setiap opsi
berdasarkan misi perusahaan
6. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategik besar yang mampu
mencapai hasil yang paling diinginkan
7. Mengembangkan sasaran tahunan dan strategik jangka pendek yang sesuai
dengan pilihan seperangkat sasaran jangka panjang dan strategik besar

14
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006). h. 1.
15
Hitt, M.A, Manajemen Strategis: Menyongsong Era Persaingan dan Globalisasi, (Jakarta:
Erlangga, 2011), h. 112.
13
8. Menerapkan pilihan-pilihan strategik melalui pengalokasian sumber daya yang
dianggarkan dimana kesesuaian karyawan struktur teknologi dan sistem
imbalan ditekankan
9. Mengevaluasi proses strategik sebagai masukan bagi pengambilan keputusan
dimasa depan
F. Analasis Lingkungan (eksternal dan Internal)
Salah satu proses dalam konsep manajemen adalah menyusun faktor penentu
keberhasilan yang diawali dengan mengkaji lingkungan strategis yang meliputi
kondisi, situasi, keadaan, peristiwa, dan pengaruh-pengaruh yang berasal dari dalam
maupun dari luar suatu organisasi atau unit satuan wilayah baik pada level Negara,

provinsi, kabupaten, dan kota. Lingkungan internal dan eksternal mempunyai dampak pada
kehidupan dan kinerja seluruh komponen yang terlibat pada pembangunan, mencakup
kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan tantangan eksternal.
Analisis lingkungan dibutuhkan agar perusahaan mampu menentukan tindakan
preventif dan antisipasi atas perubahan- perubahan yang terjadi, sehingga perusahaan
dapat cepat beradaptasi terhadap perubahan-perubahan tersebut dan menjadi perusahaan
yang mampu bertahan di tengah kondisi lingkungan yang sangat rumit. Selain itu, dengan
adanya analisis lingkungan, perusahaan dapat membuat keputusan-keputusan strategi yang
tepat bagi keberlangsungan hidup perusahaan.Pelaksanaan analisis lingkungan strategis
merupakan bagian dari komponen perencanaan strategis dan merupakan suatu proses untuk
selalu menempatkan organisasi pada posisi strategis sehingga dalam perkembangannya
akan selalu berada pada posisi yang menguntungkan. Lingkup analisis lingkungan strategis
meliputi:
1. Analisi Ligkungan Eskternal
Analisis lingkungan eksternal mencangkup pemahaman berbagai faktor di luar
perusahaan yang mengarah pada munculnya kesempatan bisnis/bahkan ancaman
bagi perusahaan. Di dalam analisis lingkungan eksternal berupaya memilah
permasalahan global yang dihadapi perusahaan dalam bentuk, fungsi dan

14
keterkaitan antar bagian. Bagi pengembangan strategis, analisis ini di butuhkan
tidak hanya terbatas pada rincian analisis kesempatan dan ancaman saja tetapi juga
untuk menentukan dari mana dan untuk apa hasil analisis itu di pergunakan. Oleh
karena itu manajer puncak membutuhkan diagnosis lebih lanjut atas hasil analisis
lingkungan eksternal.16
Yang termasuk dalam lingkup Lingkungan eksternal adalah sebagai berikut :
a. Lingkungan Umum (General Environment)
1) Sosial-ekonomi
2) Teknologi
3) Pemerintah

b. Industri
1) Pelanggan
2) Pemasok
3) Pesaing Internasional

Adapun kumpulan dari berbagai faktor lingkungan makro- eksternal,baik secara


langsung maupun tidak langsung yang mempengaruuhi dinamika pada perusahaan.
Lingkungan umum eksternal dapat di kelompokan dalam 3 sektor utama :
sosial-ekonomi, teknologi dan pemerintah.
Pada setiap sektor lingkungan terdapat banyak sub factor yang masing-masing
saling berinteraksi membentuk satu kekuatan yang pada akhirnya mempengaruhi

strategic manager dalam proses pengambilan keputusan. Sebagai konsekuensinya


maka terdapat berbagai macam cara yang dapat di pergunakan untuk menganalisis
dan mendiagnosis kondisi makro eksternal, di antaranya sebagai berikut:
a. Sektor Sosial Ekonomi
Akan banyak berpengaruh terhadap penentuan jumlah permintaan produk
dan besarnya biaya yang di keluarkan untuk menghasilkan produk

16
Eddy Yunus, Manejemen Strategis, (Yogyakart: Andi, 2016), h. 73-75.

15
perusahaan. Kondisi perusahaan, pengaruh iklim dan lingkungan sosial
dapat membantu/memperlambat pencapaian tujuan perusahaan. Tingkat
kejelian mengamati kondisi perekonomian saat ini dan keakurasian dlm
memperkirakan akan sangat berpengaruh terhadap tingkat keuntungan dan
kesuksesan perancangan strategi perusahaan
b. Sektor Teknologi
Adanya perubahan teknologi dapat mendorong munculnya kesempatan
bisnis dan perbaikan upaya pencapaian tujuan organisasi . tapi dapat
juga ancaman bagi kelangsungan produk yang sudah ada. Beberapa produk
teknologi dapat di pergunakan sebagai pendobrak yang mampu

menciptakan kesempatan sekaligus ancaman terhadap kegiatan bisnis anta


ra laim : computer,transitor, perkembangan teknik genetika tanaman dan
pendayagunaan tenaga surya. Oleh karena itu perubahan teknologi sudah
tentu berpengaruh terhadap siklus kehidupan produk . Ketetapan dan
penilaian aiklus kehidupan produk pada gilirannya dapat menenentukan
timing yang tepat untuk meluncurkan produk baru atau modifikasi produk
yang ada. Dalam kasus ini maka pengamatan lingkungan atau di kenal
environmental scanning sangat di perlukan untuk tetap mempertahankan
produk di pasar. Perubahan teknologi juga akan berpengaruh pada pilihan
metode distribusi dan kemampuan tenaga penjual yang di butuhkan untuk
melayani segmen pasar yang di pilih. Tingkat kecepatan atau keterlambatan
dalam mengantisipasi perubahan teknologi dalam banyak hal adalah
merupakan fungsi dari kreativitas sumberdaya manusia,tingkat reseptif
perusahaan dalam industri dan ketersediaan sumber dana untuk membiayai
kegiatan penelitian dan pengembangan serta operasional.
c. Sektor Pemerintah
Peran pemerintah dalam mekanisme penyampaian produk dari produsen ke

konsumen sangat besar. Campur tangan pemerintah tidak dapat dihindari

16
pada setiap tahap dalam rangkaian kegiatan produksi.Alat kendali

pemerintah melalui berbagai paket kebijakan fiscal dan moneter ternyata

cukup efektif untuk mempengaruhi dinamika bisnis. Pemerintah juga

mempunyai otoritas dalam hal peraturan atau tata niaga berbagai

komoditas termasuk didalamnya komposisi penggunaan tenaga kerja

dan pengendalian supply produk.

2. Faktor Lingkungan Internal


Menurut Jauch dan Glueck (2003), pengertian analisis lingkungan adalah “suatu
proses yang digunakan perencana strategis untuk memantau sektor lingkungan
dalam menentukan peluang atau ancaman terhadap perusahaan”.17

Menurut (Glueck, 2008) lingkungan internal dibagi menjadi lima faktor,


antara lain :
a. Faktor pemasaran dan distribusi.
b. Faktor penelitian dan pengembangan suatu fungsi rekayasa.
c. Faktor manajemen produksi dan operasi.
d. Faktor sumber daya dan karyawan perusahaan.
e. Faktor keuangan dan akuntansi.
Analisis lingkungan internal dalam bingkai SWOT analisis merupakan uraian
tentang dimensi kekuatan (S) dan kelemahan (W). Berikut ini adalah contoh
identifikasi kekuatan dan kelemahan suatu unit analisis. Unit analisis yang dipakai
sebagai contoh adalah unit wilayah karena umumnya pendekatan analisis
lingkungan strategis lebih banyak bersentuhan dengan tatanan wilayah.
Adapun untuk menganalisis analisis lingkungan baik secara eksternal dan
internal di gunakanalah analisis SWOT dengan cara mengidentifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenghts) dan

17
Eddy Yunus, Manejemen Strategis, (Yogyakart: Andi, 2016), h. 89-80.

17
peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weakness) dan ancaman (threats).
Selanjutnya selain penjelasan di atas mengenai analisis lingkungan eksternal dan
internal, adapun penjelasan lain mengenai analisis lingkungan dapat di uraikan sebagai
berikut:18
1. Faktor Eksternal
Perubahan lingkungan eksternal merupakan alasan mendasar yang
mempengaruhi aliansi strategik. Perubahan ini mencerminkan ketidakmampuan
sumber daya internal untuk mencapai keunggulan. Oleh karena itu, dalam rangka
memperoleh pemahaman yang lengkap mengenai gerakan dan strategi kompetitif

suatu perusahaan, kita juga harus memahami tingkatan persaingan pada tingkat
nasional, regional dan sektoral. Kita harus mengerti, tidak hanya suatu
perusahaan yang dapat secara bebas memilih strategi mereka sendiri, namun
kondisi-kondisi perusahaan yang ada di tingkat nasional dan sektoral juga
mendorong mereka untuk melakukan perubahan dan mengkaji ulang strateginya.
Adapun dimensi perubahan lingkungan eksternal yang mendorong aliansi adalah
sebagai berikut:
a. Proses globalisasi menjadi kekuatan utama di balik pertumbuhan aktivitas
nilai tambah lintas batas negara, yang pada gilirannya meningkatkan saling
ketergantungan ekonomi. Perkembangan globalisasi membawa serangkaian
reaksi, yang di dalamnya terdapat kecenderungan meningkatnya aktivitas-
aktivitas perusahaan baik domestik maupun internasional yang harus
ditangani tidak hanya melalui internalisasi pasar produk antara dengan
hierarki.
b. Meningkatnya internasionalisasi dan persaingan menimbulkan kebutuhan
untuk bekerja sama secara regional. Di samping itu, karena “keseluruhan

18
Anam Mifthahulhuda, dkk. Pengantar Manajemen Strategik, h. 126.

18
bisa adalah lokal”, perusahaan membutuhkan mitra kerja lokal untuk
menangani perbedaan lingkungan lokal dan budaya.
c. Perkembangan teknologi yang cepat, siklus umur produk yang lebih pendek,
dan kenaikan biaya telah mendorong perusahaan- perusahaan untuk
mewujudkan riset bersama dan berbagi sumber daya yang langka.
d. Munculnya banyak pesaing baru dalam bisnis tradisional telah memaksa
perusahaan yang ada untuk membina hubungan dan memperluas jaringan
yang erat. Selain itu, untuk menciptakan penghalang bagi pesaing baru.
e. Pergeseran dari produk menuju kompetensi memaksa perusahaan untuk
keluar dan mencari pengetahuan yang saling melengkapi dan kompetensi

yang baru. Akibatnya, bila pada dasawarsa 1970- an dan 1980-an aliansi
menekankan pada produk dan didorong oleh pasar, pada dasawarsa 1990-an
aliansi semakin bersifat kerja sama yang berbasis pengetahuan dan
kompetensi.
2. Faktor Internal
Faktor internal yang menjadi motif dan tujuan aliansi. Ada beberapa alasan
mengapa perusahaan-perusahaan berjuang keras mewujudkan aliansi strategik, yang
dapat dijelaskan oleh kondisi internal dan eksternal perusahaan. Rangsangan utama
untuk beraliansi adalah kebutuhan untuk bekerja sama untuk mencapai
fleksibilitas, kompetensi inti, dan insentif yang berasal dari otonomi, pada waktu
yang sama memanfaatkan sumber daya yang saling melengkanpi bagi pembelajaran
dan efisiensi .
Motif dan tujuan perusahaan merupakan faktor pendorong utuma aliansi, selain
faktor-faktor lingkungan eksternal perusahaan. Motif dan tujuan dibentuknya aliansi
stratejik setidaknya meliputi:
a. Teknologi (know-bow),
b. Aset finansial,
c. Persaingan,

19
d. Akses pada segmen pasar,
e. Akses terhadap input, output, dan pengalaman manajemen.,
f. Sumber daya dan kapabilitas yang saling melengkapi.

G. Menentukan Arah Organisasi


Upaya untuk menentukan arah organisasi merupakan suatu proses. Seperti
dimaklumi, berbagai ciri suatu tujuan akhir antara lain ialah:
1. Jangkauan waktunya jauh ke masa depan,
2. Bersifat idealistik,
3. Dinyatakan secara kualitatif,
4. Belum kontret melainkan abstrak.
Karena ciri-ciri demikian, diperlukan berbagai upaya pentahapannya perumusan
misi yang harus diemban, penetapan tujuan antara yang ada kalanya dikenal dengan istilah
sasaran, baik jangka panjang, jangka sedang, dan jangka pendek, sifatnya yang
idealistic perlu dirinci sehingga mempunyai nilai praktis, kuantifikasi hasil yang dicapai
perlu dilakukan yang sekaligus merupakan konkretisasi hasil dan tindakan operasional.
Dengan penahapan berarti bahwa pada satu krun waktu tertentu, sebagian proses
dimaksud berakhir. Hasil-hasil yang dicapai pada suatu tahaplah yang menjadi “objek”
penilaian. Instrument yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian bisa saja serupa
dengan instrument yang di pakai dalam melakukan pengawasan. Jika cara demikian
yang ditempuh, perbedaannya terletak pada orientasi waktu, sasaran dan pemanfaatannya.
Seperti ditekankan di muka, orientasi waktu terselenggaranya pengawasan adalah saat
berlansungnya berbagai kegiatan operasional, sedangkan orientasi waktu penilaian adalah
tahap berikut dalam proses pencapaian tujuan. Telah diketahui pula bahwa sasaran
pengawasan terbatas pada keterkaitannya dengan rencana yang telah ditetapkan sedangkan
sasaran penilaian meliputi seluruh faktor-faktor organisasional. Pemanfaatan hasil temuan
pun berbeda antara pengawasan dan penilian. Hasil temuan pengawasan dimanfaatkan
terutama untuk tindakan yang bersifat preventif dan kalau pun ada “unsur”

20
korektifnya, terbatas pada peningkatan penyelenggaraan kegiatan operasional pada tahap
sekarang. Sebaliknya, hasil temuan penilaian dimanfaatkan untuk memantapkan sikap dan
tindakan yang sifatnya proaktif, yang untuk peningkatan efisiensi, efektivitas dan
produktivitas kerja pada tahapan berikut.19
Dengan penggunaan berbagai instrument dengan penilaian, para manajer yang
melakukan penilaian akan menemukan satu dari tiga bentuk temuan, yaitu:
1. Hasil yang dicapai melebihi harapan dengan target,
2. Hasil yang dicapai sama dengan harapan dan target
3. Hasil yang dicapai kurang dari harapan dan target.
Dalam hal yang dicapai melampaui harapan dan target, manajemen harus waspada

agar jangan sampai terlalu cepat merasa puas. Sikap proaktif tetap diperlukan dalam arti
menumbuhkan kesadaran bahwa keberhasilan yang diraih perlu digunakan sebagai modal
untuk meningkatkan kinerja organisasi, pada tingkat perusahaan, tingkat satuan bisnis,
tingkat bidang fungional dan tingkat operasional di masa depan. Artinya, tingkat
keberhasilan sekarang pasti masih dapat “dinaikkan” di masa depan. Harus disadari bahwa
tidak ada organisasi yang mencapai “titik jenuh dalam keberhasilannya.
Dengan perkataan lain, dalam hal keberhasilan diperlukan penilaian tentang faktor-
faktor organisasional yang mendukung keberhasilan tersebut dan kendala atau masalah
apa yang berhasil diatasi dan bagaimana cara mengatasinya. Misalnya, faktor-faktor
organisasional yang sifatnya mendukung dapat berupa:20
1. Tepatnya sasaran yang ditetapkan untuk dicapai,
2. Tersedianya dana, sarana dan prasarana yang diperlukan yang diperlukan,
3. Pengetahuan dan keterampilan manajerial yang mutakhir
4. Keunggulan produk organisasi sehingga para pesaing tidak dapat
menandinginya,

19
Anam Mifthahulhuda, dkk. Pengantar Manajemen Strategik, h. 124-126
20
Anam Mifthahulhuda, dkk. Pengantar Manajemen Strategik, h. 124-126

21
5. Loyalitas, dedikasi dan semangat kerja yang tinggi dari para pelaksana berbagai
kegiatan operasional,
6. Interaksi positif antara beragai satuan kerja yang membuahkan kerja sama yang
intim dan serasi,
7. Tepatnya rincian strategi bidang fungsionaldan operasional dikaitkan dengan
tujuan, misi, sarana jangka panjang dan strategi induk organisasi.
Oleh karena itu harus diawaspadai pula kemungkinan diraihnya keberhasilan
“semu” dalam menentukan arah organisasi, mengapa? Karena keberhasilan yang diraih
itu hanya karena sasaran dan standar mutu kinerja yang ditentukan terlalu rendah, sehingga
tanpa upaya yang maksimal pun, keberhasilan akan dicapai juga.

22
BAB III
KESIMPULAN

1. Organisasi perusahaan sekarang dan di masa depan menghadapi lingkungan


yang dinamis, yang mengalami perubahan dengan pesat, sehingga
memerlukan pertimbangan terbaik di dalam membawa organisasi menuju
masa depan. Pertimbangan terbaik hanya dapat dilakukan jika manajemen
strategik dilaksanakan.
2. Dengan semakin kompleksnya operasi perusahaan dan semakin kompleks
serta turbulenya lingkungan bisnis yang dihadapi perusahaan, manajemen
puncak tidak lagi mampu memikul sendiri tanggung jawab atas jalanya
perusahaan.
3. Manajemen strategik perlu mengikutsertakan manajemen bawah dan
karryawan untuk merumuskan dan mengimplementasikan hasilnya.
4. Manajemen strategik tidak hanya menggunakan perumusan strategi untuk
menghasilkan keluaran berupa hasil analisis lingkungan makro dan
lingkungan industri, misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar, tujuan dan
strategi.
5. Perumusan strategi digunakan untuk memantau trend perubahan lingkungan
internal dan eksternal, tetapi di gunakan juga untuk:
a. Mengevaluasi kesesuaian misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar, tujuan,
dan strategi organisasi dengan kondisi lingkungan makro dan lingkungan
industri Dari hasil pemantauan terbaru

23
b. Mengevaluasi kesesuaian rencana jangka panjang dan jangka pendek
yang diimplementasikan dengan kondisi lingkungan makro dan
lingkungan industri dari hasil pemantauan terbaru.

Saran : semakin bagusnya peran kepemimpinan dalam menjalankan


strategic perusahaan atau organisasi maka semakin lama pula organisasi
atau perusahaan itu bertahan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Akdon, Strategic Management For Educational Management Manajemen


Strategik untuk Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2011

Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang


Pemerintah, jogjakarta: Gadjah Mada University, 2000.

Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berpikir


Strategik, Tanggerang Selatan: Binarupa Aksara, 2010.

Ansoff, I. and McDonell, H. Implanting Strategic Management,( Prentice


Hall International (UK) Ltd, Second edition, 1990.

Anam Mifthahulhuda, dkk. Pengantar Manajemen Strategik, Denpasar:


Jayapangus Pers, 2018.

Dr.Rachmat, Manajemen Strategik, Bandung: Pustaka Setia, 2014.

Eddy Yunus, Manejemen Strategis, Yogyakart: Andi, 2016.

George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara,


2009.

Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang


Pemerintah, jogjakarta: Gadjah Mada University, 2000.

Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang


Pemerintah, Jogjakarta: Gadjah Madha University, 2000.

Hitt, M. A., Ireland, R. D., Hoskisson, R. E Manajemen Strategis:


Menyongsong Era Persaingan dan Globalisasi, Jakarta: Erlangga,
2011.
25
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya,
2006.

Yohanes Wendelinus, Manajemen Strategik Pendidikan Berbasis


Pelangan “Jurnal” 2011.

26

Anda mungkin juga menyukai