Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Kesehatan. Vol. 12. No. 1. Juni 2019. ISSN 1979-7621 (Print). ISSN 2620-7761 (Online).

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE ROLE


PLAY TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X

Farid Setyo Nugroho1


1
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl. Letjend Sujono Humardani
No. 1 Sukoharjo
Email : faridsetyo25@gmail.com

ABSTRAK
Masih tingginya stigma dan diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV dan
AIDS (ODHA) dan Anak Dengan HIV dan AIDS (ADHA) disebabkan
kurangnya pengetahuan dan sikap masyarakat tentang tata cara penularan
HIV. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pendidikan kesehatan dengan metode roleplay tentang ODHA terhadap
pengetahuan dan sikap siswa kelas X. Penelitian ini menggunakan quasi
eksperimen dengan Pre dan Post Test.Terdapat pengaruh pendidikan
kesehatan dengan metode role play dengan pengetahuan siswa kelas X
tentang ODHA dimana p value sebesar 0,000. Terdapat pengaruh pendidikan
kesehatan dengan metode roleplay dengan sikap siswa kelas X tentang
ODHA dimana p value sebesar 0,000. Pendidikan kesehatan dengan role play
memberikan pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan terbentuknya
sikap yang positif terhadap ODHA.

Kata kunci : AIDS, HIV, Pendidikan kesehatan, Roleplay, Siswa

ABSTRACT
The stigma and discrimination against people lived with HIV and AIDS and
Children with HIV and AIDS was high due to a lacked of community
knowledge and attitudes about HIV transmission procedures. The purposed of
this study was to determine the effect of health education with roleplay
methods about people lived with HIV and AIDS on students' knowledge and
attitudes. This study used a quasi-experimental method with Pre and Post
Test. There was influence of health education using the role play method with
class X students' knowledge about people lived with HIV and AIDS where
the p value = 0,000. There was influence of health education with roleplay
methods with the attitude of class X students about people lived with HIV
and AIDS where the p value = 0,000. Health education with role play had an
effect on increased knowledge and forming positive attitudes towards people
lived with HIV and AIDS.
.
Keywords: AIDS, HIV, Helath education, Roleplay, Students

46
Jurnal Kesehatan. Vol. 12. No. 1. Juni 2019. ISSN 1979-7621 (Print). ISSN 2620-7761 (Online).

PENDAHULUAN Indonesia yaitu DKI Jakarta sebesar


55.099, selanjutnya Jawa Timur
Human Immunodeficiency Virus sebesar 43.399, Jawa Barat sebesar
atau HIV adalah virus golongan RNA 31.293, Papua sebesar 30.699, dan
yang spesifik menyerang sistem Jawa Tengah sebesar 24.757 (Kemkes
kekebalan tubuh manusia dan RI, 2018).
menyebabkan AIDS. AIDS merupakan Berdasarkan hasil Riset
kependekan dari Acquired Immune Kesehatan Dasar tahun 2018 diketahui
Deficiency Syndrome. Acquired” bahwa pengetahuan masyarakat yang
artinya didapat bukan diturunkan ; benar tentang HIV dan AIDS baik dari
“Immune” adalah sistem daya tahan sisi pengertian, cara penularan dan
atau kekebalan tubuh; “Deficiency” pencegahan, serta cara pengobatannya
artinya tidak cukup atau kurang; dan masih rendah yaitu sebesar 31,8 %
“Syndrome” adalah kumpulan tanda (Kemkes RI, 2018). Pengetahuan yang
dan gejala penyakit (Card et al., 2008; masih rendah kemungkinan
Vorberding, Sande, Lange dan Greene, menyebabkan terjadinya stigma dan
2008). diskriminasi terhadap ODHA. Undang-
Orang Dengan HIV dan AIDS undang kesehatan tahun 2009 no 36
(ODHA) dan Anak Dengan HIV dan pasal 7 dan 8 tahun bahwa setiap orang
AIDS (ADHA) merupakan istilah yang berhak untuk mendapatkan informasi
merujuk kepada seseorang yang secara dan edukasi tentang kesehatan yang
laboratoris dinyatakan positif terinfeksi seimbang dan bertanggung jawab serta
Human Immunodeficiency Virus (HIV). memperoleh informasi tentang data
Stigma dan diskriminasi sering dialami kesehatan dirinya termasuk tindakan
oleh populasi ini, baik berupa dan pengobatan yang telah maupun
dikucilkan di masyarakat dan hambatan yang akan diterimanya dari tenaga
dalam mendapatkan akses layanan kesehatan (Depkes RI, 2009).
kesehatan serta tidak diperkenankan Kabupaten Sukoharjo
mengikuti sekolah (KPA, 2009). Oleh merupakan salah satu kabupaten yang
sebab itu, diperlukan adanya sebuah berada di Provinsi Jawa Tengah.
upaya untuk menghilangkan stigma dan Berdasarkan data Komisi
diskriminasi serta mendukung upaya Penanggulangan AIDS (KPA)
pencegahan dan perawatan serta Sukoharjo total kasus HIV dan AIDS
pengobatan secara maksimal bagi sampai dengan Desember 2018 adalah
populasi ini (Kementrian Kesehatan, 519 kasus. Sebanyak 6% atau 32
2011) penderita masih tergolong dalam
Jumlah penderita HIV sampai kategori pelajar atau mahasiswa,
pada bulan Juni tahun 2018 sebesar sedangkan sebanyak 87% atau 451
301.959 penderita (47% dari perkiraan penderita masih tergolong dalam usia
yang terinfeksi jumlah orang dengan produktif Hal ini menunjukkan bahwa
HIV dan AIDS pada tahun 2018 masih banyaknya ODHA pada
sebesar 640.443 penderita) penderita kalangan pelajar atau mahasiswa atau
HIV dan AIDS paling banyak pada usia produktif (KPA Kabupaten
ditemukan pada kelompok usia 25-49 Sukoharjo, 2018).
tahun dan 20-24 tahun. Provinsi dengan Berdasarkan penelitian Hati
penderita HIV paling tinggi di dkk (2017) pengetahuan, persepsi, dan
47
Jurnal Kesehatan. Vol. 12. No. 1. Juni 2019. ISSN 1979-7621 (Print). ISSN 2620-7761 (Online).

sikap memberikan pengaruh stigma digunakan pada variabel sikap karena


terhadap ODHA. Masih rendahnya data berdistribusi normal.
pengetahuan masyarakat tentang
penularan HIV, sikap masyarakat HASIL DAN PEMBAHASAN
tentang ODHA serta masih banyak
terjadinya stigma serta diskrimimasi Role Play
terhadap ODHA membuat peneliti Metode bermain peran dalam
tertarik untuk mengetahui apakah penelitian ini mengambil cerita tentang
pendidikan kesehatan dengan metode seorang anak sekolah yang memiliki
role play tentang ODHA dapat banyak pacar, dan melakukan
meningkatkan pengetahuan dan hubungan seks bebas. Siswa ini
membentuk sikap yang positif pada kemudian menderita penyakit
remaja? pembengkakan kelenjar getah bening,
setelah diperiksa pada puskesmas,
METODE PENELITIAN ternyata siswa tersebut terinfeksi HIV.
Keadaan ini kemudian diketahui oleh
Jenis Penelitian ini adalah teman-teman disekolahnya, yang
kuantitatif dengan menggunakan kemudian mengalami stigma.
rancangan Quasi eksperimen dengan Selanjutnya Warga Peduli AIDS
Pre dan Post Test. Populasi dalam (WPA) memberikan pendidikan
penelitian ini adalah siswa di SMAN I kesehatan mengenai cara penularan
Sukoharjo sejumlah 725. Berdasarkan HIV, pencegahan, dan pengobatannya.
perhitungan menggunakan sampel Setelah mendapatkan pendidikan
tunggal untuk estimasi proporsi kesehatan, siswa memahami tentang
diperoleh sampel sebesar 61 siswa, HIV, sehingga tidak lagi menstigma
sedangkan teknik pengambilan sampel temanya yg terinfeksi HIV.
menggunakan teknik simple random Reponden dalam penelitian ini
sampling. Pendidikan kesehatan adalah siswa kelas X, alasan peneliti
tentang tatacara penularan HIV memilih kelas X sebagai responden
diberikan dengan metode role play karena merupakan siswa yang baru saja
yaitu metode yang diberikan dengan memasuki jenjang SMA, dan penelitian
cara bermain peran yang diperankan ini dilakukan 1 bulan setelah
oleh beberapa orang (drama) dan penerimaan siswa baru, sehingga
ditampilkan oleh siswa. Langkah pengetahuan responden mengenai
penelitiannya antara lain : siswa ODHA masih kurang, akan tetapi
mengisi pretest dengan menggunakan setelah diberikan pendidikan kesehatan
kuesioner, penampilan roleplay dan tingkat pengetahuan responden tentang
siswa mengisi post test menggunakan ODHA menjadi meningkat. Menurut
kuesioner. Data pengetahuan yang Sardiman (2011) menyatakan belajar
diambil yaitu tentang tatacara merupakan perubahan perilaku atau
penularan HIV dan data sikap siswa tampilan dengan serangkaian kegiatan
terhadap ODHA. seperti meniru, mendengarkan,
Uji Wilcoxon digunakan pada membaca, mengamati sedangkan
variabel pengetahuan karena distribusi menurut Winkel dalam (Purwanto,
data tidak normal dan uji Paired T-test 2008) mengatakan belajar merupakan
kegiatan mental atau psikologis yang
48
Jurnal Kesehatan. Vol. 12. No. 1. Juni 2019. ISSN 1979-7621 (Print). ISSN 2620-7761 (Online).

berinteraksi aktif dengan lingkungan responden tentang ODHA menjadi


dan menghasilkan perubahan- meningkat. Begitu pula dengan sikap
perubahan pengetahuan, keterampilan responden tentang ODHA, sebelum
dan sikap.” Terjadinya perubahan diberikan pendidikan kesehatan
diperoleh melalui hasil pengamatan. responden masih memiliki sikap yang
negatif yaitu enggan untuk berjabat
Karaktersitik responden tangan dan berpelukan dengan ODHA
1. Jenis kelamin karena takut tertular HIV, setelah
Tabel 1 Distribusi frekuensi jenis diberikan pendidikan kesehatan,
kelamin responden responden menunjukkan sikap yang
Jenis Frekuensi Persentase (%) positif yaitu bersedia berjabat tangan
Kelamin dan berpelukan dengan ODHA.
Laki-laki 24 39,3
Perempuan 37 60,7 2. Usia
Total 61 100
Tabel 2 Distribusi frekuensi usia
responden
Berdasarkan Tabel 1 diketahui Umur Frekuensi Persentase
bahwa sebagian besar sebagian besar (%)
responden berjenis kelamin perempuan 15 tahun 5 8,2
dengan jumlah 37 responden (60,7 %). 16 tahun 46 75,4
Responden merupakan Siswa kelas X 17 tahun 10 16,4
di SMAN I Sukoharjo yang berada Total 61 100
pada tingkat kelas yang sama, maka
untuk mengetahui karakteristik Berdasarkan Tabel 2 diketahui
responden peneliti memberikan bahwa sebagian besar responden
pertanyaan mengenai jenis kelamin dan berusia 16 tahun dengan jumlah 46
usia responden. Sebagian besar responden (75,4%), sedangkan usia
responden berjenis kelamin perempuan rata-rata responden adalah sebesar 16
sebesar 37 responden. Responden tahun. Usia seseorang hubungannya
merupakan Siswa kelas X di SMAN I erat terhadap tingkat pengetahuan,
Sukoharjo yang berada pada tingkat sebab semakin bertambah usia makan
kelas yang sama, maka untuk akan semakin bertambah pula
mengetahui karakteristik responden pengetahuan seseorang. Rosyari
peneliti memberikan pertanyaan (2014), semakin bertambah usia
mengenai jenis kelamin dan usia seseorang maka akan semakin
responden. Sebagian besar responden memahami terhadap dirinya dan
berjenis kelamin perempuan sebesar 37 mampu menerima informasi tentang
responden. berbagai hal dari berbagai macam
Responden merupakan siswa sumber pengetahuan.
yang baru saja memasuki jenjang Asnita (2011) menyatakan
SMA, karena penelitian ini dilakukan 1 bahwa terdapat hubungan antara
bulan setelah penerimaan siswa baru, variabel usia dengan pengetahuan
sehingga pengetahuan responden responden mengenai HIV dan AIDS
mengenai ODHA masih kurang, akan dengan p value = 0,001. Sedangkan
tetapi setelah diberikan pendidikan menurut Notoadmojo (2010),
kesehatan tingkat pengetahuan pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa

49
Jurnal Kesehatan. Vol. 12. No. 1. Juni 2019. ISSN 1979-7621 (Print). ISSN 2620-7761 (Online).

faktor, diantaranya usia, pendidikan, sebanyak 52,5 % responden menjawab


sumber informasi, status ekonomi, salah, artinya menganggap bahwa
hubungan sosial. keringat ODHA dapat menularkan
HIV. Setelah diberikan pendidikan
Pengetahuan dan Sikap kesehatan sebesar 100 % responden
Berdasarakan Gambar 1 atau semua responden menjawab
diketahui bahwa terdapat perbedaan dengan benar pertanyaan, artinya
nilai antara sebelum dan sesudah bahwa responden mengetahui keringat
intervensi, artinya terdapat peningkatan ODHA tidak dapat menularkan HIV.
pengetahuan responden tentang Peningkatan pengetahuan yang
ODHA. Berdasarkan penelitian signifikan ini dikarenakan didalam role
diketahui bahwa setelah diberikan play terdapat pesan bahwa ada empat
pendidikan kesehatan dengan metode syarat yang harus dipenuhi supaya HIV
role play terjadi peningkatan dapat menular, yaitu Enter (adanya
pengetahuan tentang ODHA. Sebesar pintu masuk virus ke tubuh), Exit
88,5 % responden diketahui mengalami (Pintu keluar virus dari tubuh ODHA),
peningkatan pengetahuan tentang Sufficient (jumlah virus harus cukup
ODHA. Dari 10 pertanyaan, peneliti untuk menginfeksi), dan Survival (virus
mengambil contoh pertanyaan “terkena harus mampu bertahan diluar tubuh
keringat ODHA dapat tertular HIV”. ODHA.
Sebelum pendidikan kesehatan,

Gambar 1. Grafik nilai Pre dan Post Test Pengetahuan

Gambar 2. Grafik nilai Pre dan Post Test Sikap


50
Jurnal Kesehatan. Vol. 12. No. 1. Juni 2019. ISSN 1979-7621 (Print). ISSN 2620-7761 (Online).

Berdasarakan Gambar 2 bahwa terdapat pengaruh antara


diketahui bahwa terdapat perbedaan pendidikan kesehatan dengan
nilai antara sebelum dan sesudah menggunakan metode role play pula
intervensi, artinya pendidikan diketahui bahwa nilai rata-rata
kesehatan membentuk sikap yang responden pada saat pre test sebesar
positif terhadap ODHA. Berdasarkan 16,33 dan nilai post test responden
penelitian diketahui bahwa setelah sebesar 19,10. Hal ini menunjukkan
diberikan pendidikan kesehatan dengan bahwa terdapat peningkatan
metode role play terjadi perubahan pengetahuan responden tentang
sikap yang positif terhadap ODHA penularan HIV setelah diberikan
yaitu sebesar 70,5% responden pendidikan kesehatan dengan metode
memiliki sikap yang positif terhadap role play.
ODHA. Menurut Mubarok (2007),
Dari 10 pertanyaan, peneliti pengetahuan merupakan keberhasilan
mengambil contoh terjadinya individu untuk menyampaikan kembali
peningkatan sikap, yaitu pada apa yang telah diketahui baik berupa
pertanyaan “keluarga kita sebaiknya jawaban yang benar dalam bentuk
dijauhkan dari ODHA karena dapat lisan, maupun dalam bentuk tulisan.
tertular HIV”. Sebelum pendidikan Pengetahuan dapat pula dikatakan
kesehatan, sebesar 59 % responden sebagai bagian dari terbentuknya
masih memiliki sikap yang positif, perilaku yang baru terutama pada
artinya setuju bahwa keluarga manusia usia dewasa.
responden harus dijauhkan dari ODHA Menurut Bloom dalam
karena dapat tertular HIV. Notoadmodjo (2010) pengetahuan
Setelah diberikan pendidikan manusia mampu untuk menimbang
kesehatan, sebesar 100 % responden dalam bersikap dan berperilaku.
atau semua responden menjawab tidak Pengetahuan dalam penelitian ini
setuju kalau keluarga harus dijauhkan adalah pengetahuan responden siswa
dari ODHA, artinya bahwa terbentuk kelas X di SMAN I Sukoharjo pada
sikap yang positif pada semua saat sebelum dan setelah diberikan
responden, responden setuju bahwa metode pendidikan kesehatan berupa
ODHA tidak perlu dijauhi. Peningkatan role play. Pengetahuan mengenai cara
pengetahuan yang signifikan ini penularan HIV dari ODHA kepada
dikarenakan ketika role play orang sehat yang dinilai dengan
tersampaikan sebuah pesan bahwa kuesioner sebelum dan sesudah
seorang ODHA tidak boleh dijauhi, intervensi untuk dapat diketahui
akan tetapi harus kita berikan pengetahuan responden dalam
dukungan dalam menjalani pengobatan, menjawab secara benar dari
yang harus dijauhi adalah penyakitnya pertanyaan-pertanyaan yang ada.
(HIV) bukan orangnya.
Tabel 3. Pengaruh Pendidikan
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Kesehatan dengan Pengetahuan
terhadap Pengetahuan Variabel Rata-rata p-
Berdasarkan hasil uji statistik Pre test Post test value
diketahui bahwa nilai p < 0,05 yaitu Pengetahuan 16,33 19,10 0,000
sebesar 0,000. Hasil ini menunjukkan
51
Jurnal Kesehatan. Vol. 12. No. 1. Juni 2019. ISSN 1979-7621 (Print). ISSN 2620-7761 (Online).

Hasil penelitian menunjukkan pendidikan kesehatan berupa role play


bahwa terjadi peningkatan pengetahuan mampu meningkatkan pengetahuan
responden dari skor rata-rata sebelum responden. Menurut Notoadmodjo
intervensi sebesar 16,33 meningkat (2007) agar memperoleh hasil yang
menjadi 19,10 setelah intervensi. efektif dalam meningkatkan
Setelah intervensi diketahui pula bahwa pengetahuan diperlukan alat bantu
sebesar 88,5 % responden mengalami berupa media, media tidak selalu
peningkatan pengetahuan. Berdasar berupa benda mati, akan tetapi
hasil kuesioner diketahui bahwa mahkluk hidup seperti manusia dapat
sebelum intervensi responden paling pula menjadi media. Kegunaan dari
banyak menjawab salah pada media itu sendiri adalah membantu
pertanyaan “Ibu hamil yang positif penyuluh dalam menyampaikan sebuah
HIV, bayi yang dikandungnya pasti materi kesehatan dan supaya menarik
tertular HIV”. Responden yang perhatian dari responden. Pemilihan
menjawab salah sebelum intervensi dan penggunaan media adalah
sebesar 86,9 %, akan tetapi setelah komponen yang yang penting untuk
diberikan intervensi jawaban benar dilakukan, dengan
meningkat dari sebelumnya 13,1 %
menjadi 54,1 %. Peningkatan Pengaruh Pendidikan Kesehatan
pengetahuan secara signifikan terjadi terhadap Sikap
pada pertanyaan “Terkena keringat Tabel 4. Hasil uji bivariat Pendidikan
ODHA dapat tertular HIV”. Sebelum Kesehatan dengan Sikap Responden
intervensi, sebanyak 52,5 % responden Variabel Rata-rata p-
menjawab salah, artinya menganggap Pre test Post test value
bahwa keringat ODHA dapat Sikap 17,44 19,82 0,000
menularkan HIV. Setelah diberikan
intervensi diketahui 100 % responden Berdasarkan hasil uji statistik
atau semua responden menjawab diketahui bahwa nilai p < 0,05 yaitu
dengan benar pertanyaan, artinya sebesar 0,000. Hasil ini menunjukkan
bahwa responden mengetahui keringat bahwa terdapat pengaruh antara
ODHA tidak dapat menularkan pendidikan kesehatan dengan
Berdasarakn hasil uji menggunakan metode role play
Wilcoxon diketahui bahwa p-value terhadap sikap siswa tentang ODHA di
0,000 hal ini berarti bahwa pendidikan SMAN I Sukoharjo. Dapat pula
kesehatan dengan metode role play diketahui bahwa nilai rata-rata
memberikan pengaruh terhadap responden pada saat pre test sebesar
peningkatan pengetahuan responden 17,44 dan nilai post test responden
tentang ODHA. Berdasarkan teori sebesar 19,82. Hal ini menunjukkan
keterpaparan terhadap sebuah bahwa terdapat peningkatan sikap yang
informasi (messages) yang diperoleh positif responden tentang ODHA
dari manusia (informan), media, setelah diberikan pendidikan kesehatan
maupun dari sebuah pendidikan dengan metode role play . Sikap adalah
kesehatan seperti role play dapat hasil dari sebuah proses sosialisasi
mempengaruhi peningkatan yang dimana manusia akan bereaksi
pengetahuan pada seseorang (receiver) terhadap sebuah stimulan yang telah
(Sarwono, 2006). Maka intervensi didapatkan.
52
Jurnal Kesehatan. Vol. 12. No. 1. Juni 2019. ISSN 1979-7621 (Print). ISSN 2620-7761 (Online).

Proses inilah yang positif bahwa tidak perlu menjauhi


membedakan antara pengetahuan dan ODHA karena proses penularan HIV
sikap, karena sikap akan memberikan tidak mudah. Sikap positif responden
aspek positif dan aspek negatif yang selalu terjaga pada pernyataan “HIV
akan berorientasi pada persoalan yang adalah penyakit yang disebabkan
bersifat umum, sedangkan menurut kutukan atau azab dari tuhan Yang
Nurdjaya (2005) sikap merupakan rasa Maha Esa”. Sebesar 93,4% responden
setuju dan tidak setuju terhadap memiliki sikap yang positif sebelum
sesuatu. Menurut Fishbein dan Ajzen intervensi, dan setelah intervensi sikap
dalam Notoadmojo (2010), sikap ini meningkat menjadi 98,4 %. Hal ini
merupakan faktor predisposi (latar berarti bahwa hampir semua responden
belakang) yang dipelajri untuk meyakini bahwa HIV bukanlah
memberikan respon positif atau negatif penyakit yang disebabkan oleh kutukan
terhadap sebuah objek ataupun situasi. atau azab dari tuhan.
Sikap dalam penelitian ini adalah Berdasarakn hasil uji statistik
tanggapan atau respon responden siswa diketahui bahwa p-value 0,000 hal ini
kelas X di SMAN I Sukoharjo pada berarti bahwa pendidikan kesehatan
saat sebelum dan setelah diberikan dengan metode role play memberikan
metode role play. sikap responden pengaruh terhadap terbentuknya sikap
dalam merespon setiap pernyataan- yang positif responden tentang ODHA.
pernyataan yang ada dalam kuesioner. Menurut Sarwono (2006), sikap
Berdasarkan penelitian merupakan siapnya manusia dalam
diketahui bahwa bahwa terjadi bertindak terhadap suatu hal. Sikap
peningkatan sikap responden dari skor mampu bersifat positif dan atau bersifat
rata-rata sebelum intervensi sebesar negatif. Sikap yang positif, akan
17,44 meningkat menjadi 19,82 setelah cenderung melakukan tindakan berupa
intervensi. Setelah intervensi diketahui menyayangi, mengharapakan,
pula bahwa sebesar 70,5 % responden menyenangi, dan mendekati objek
mengalami peningkatan sikap, dari tertentu. Sedangkan sikap yang negatif
yang sebelumnya tidak setuju akan cenderung melakukan tindakan
(menolak) menjadi setuju (menerima). membenci, menjauhi, menghindari, dan
Berdasar hasil kuesioner diketahui tidak menyukai suatu obyek tertentu.
bahwa sebelum intervensi responden Sedangkan menurut Purwanto (2003)
paling banyak menjawab tidak setuju sikap merupakan bentuk reaksi
pada pernyataan “Keluarga kita terhadap sebuah stimulus. Sebuah
sebaiknya dijauhkan dari ODHA kecenderungan melakukan reaksi
karena dapat tertular HIV”. Responden dengan langka-langkah tertentu
yang menjawab setuju sebelum terhadap sebuah stimulus dan atau
intervensi sebesar 59%, akan tetapi situasi yang telah dihadapi. Sikap
setelah diberikan intervensi terjadi terapat beberapa tingkatan diantaranya
peningkatan sikap sebesar 41%, yang menerima (receiving), merespon
artinya 18 siswa menyatakan setuju (responding), menghargai (valuing),
untuk menjauhi ODHA, berubah dan bertanggung jawab (responsible).
sikapnya menjadi tidak setuju untuk Menurut Machfoedz (2008) sikap
menjahuhi ODHA. Hal ini berarti memiliki tiga komponen, yaitu: (1)
semua responden memberikan respon kognitif, (2) afektif, dan (3). perilaku.
53
Jurnal Kesehatan. Vol. 12. No. 1. Juni 2019. ISSN 1979-7621 (Print). ISSN 2620-7761 (Online).

Hal ini sejalan dengan pendapat Kholid UCAPAN TERIMA KASIH


(2012) bahwa sikap memiliki tiga
komponen, yaitu: (1). komponen Ucapan terima kasih
kognitif, (2) perasaan, (3) disampaikan kepada Ketua LPPM
kecenderungan bertindak (action UNIVET Bantara Sukoharjo yang telah
tendency). memberikan dukungan pendanaan
dalam pelaksanaan penelitian ini.
KESIMPULAN Peneliti juga mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada
Pendidikan kesehatan dengan Kepala Sekolah SMA N I Sukoharjo
metode role play memberikan yang telah berkenan bekerjasama
pengaruh terhadap peningkatan dalam pelaksanaan dan kelancaran
pengetahuan dan sikap tentang ODHA penelitian ini.
siswa kelas X di SMAN I Sukoharjo

DAFTAR PUSTAKA

Asnita. (2011). Hubungan Faktor Sosiodemografi Dengan Pengetahuan Dan Sikap


Tenaga Kerja Indonesia Tentang HIV/AIDS. Skripsi. Universitas
Indonesia. Depok
Card, J. J., Amarillas, A., Conner, A., Akers, D. D., Solomon, J., & DiClemente,
R. J. (2008). The Complete HIV and AIDS Teaching Kit. New York:
Springer Publishing Company
Hati Konstantinus, Zahroh Shaluhiyah, Antono Suryo. (2017). Stigma Masyarakat
Terhadap ODHA di Kota Kupang Provinsi NTT. Jurnal Promosi
Kesehatan Indonesia, 12 (1): 62-77
Kementerian Kesehatan. (2011). Pedoman Penghapusan Stigma dan Diskriminasi
Bagi Pengelola Program, Petugas Layanan Kesehatan dan Kader.
Jakarta: Balitbangkes
Kemkes RI, (2018). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta
Balitbankes
Kholid, A. (2012). Promosi Kesehatan dengan pendekatan teori prilaku, media,
dan aplikasinya. Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT).
Jakarta: Rajawali Pers
KPA Kabupaten Sukoharjo. (2018). Laporan Perkembangan HIV dan AIDS
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2018. Sukoharjo: KPA Kabupaten
Sukoharjo
KPA. (2009). ODHA dan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar Penelitian
Partisipatif. WHO. Jakarta: UNAIDS
Machfoedz, I, Suryani, E, Sutrisno, Santoso, S. (2008). Pendidikan Kesehatan
Bagian Dari Promosi Kesehatan.Yogyakarta: Fitramaya
Mubarak. (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Pengamatan Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta.

54
Jurnal Kesehatan. Vol. 12. No. 1. Juni 2019. ISSN 1979-7621 (Print). ISSN 2620-7761 (Online).

Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka


Cipta
Nurdjaya, I.G. (2005). Sikap dan Motivasi Pembelajaran Bahasa, Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran IKIPN Singaraja, 38 (3): 50-64.
Purwanto, N. (2003). Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rosyari, F.N.A. (2014). Perbedaan Pengaruh Intervensi Penyuluhan Antara
Media Kartu Berjodoh Dengan Media Lembar Balik Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Gizi Dan Faktor Yang Berhubungan Pada Ibu
Balita Di Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. Skripsi. Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sardiman A.M. (2011). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sarwono, S.W. 2006. Pengantar Umum Psikologi, Jakarja: PT Bulan Bintang.

55

Anda mungkin juga menyukai