Anda di halaman 1dari 13

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

OLEH :

KELOMPOK III

Ni Luh Putu Irsa Aritania (1907531045)

I Gusti Ayu Putu Inten Nanda Pramita (1907531226)

I Wayan Galang Kusuma Artha (1907531269)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
DAFTAR ISI

1.1 Akuntansi Sebagai Alat Perencanaan Organisasi ..............................................................1

1.2 Akuntansi Sebagai Alat Pengendali Organisasi..................................................................1

1.3 Peran Akuntansi Manajemen Sektor Publik.......................................................................2

1.4 Tipe Pengendalian Manajamen Sektor Publik....................................................................6

1.5 Struktur Pengendalian Manajemen Sektor Publik..............................................................6

1.6 Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik ................................................................8

DARTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

ii
1.1 Akuntansi Sebagai Alat Perencanaan Organisasi
Dalam organisasi sektor publik, lingkungan yang mempengaruhi sangat heterogen.
Faktor politik dan ekonomi sangat dominan dalam mempengaruhi tingkat kestabilan
organisasi. Informasi akuntansi diperlukan untuk membuat prediksi-prediksi dan estimasi
mengenai kejadian ekonomi yang akan datang diakitkan dengan keadaan ekonomi dan politik
saat ini.
Informasi sebagai alat perencanaan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 3
kelompok yaitu :
· Informasi yang sifatnya rutin
· Informasi kuantitatif ataukah kualitatif
· Informasi disampaiakan melalui saluran formal ataukah informal
Informasi yang sifatnya rutin diperlukan untuk perencanaan yang reguler, misalnya
laporan keuangan bulanan, triwulanan, semesteran atau bulanan. Sementara itu organisasi
sektor publik seringkali menghadapi masalah yang sifatnya temporer dan membutuhkan
informasi yang sifatnya segera. Untuk melakukan perencanaan temporer diperlukan
informasi yang sifatnya temporer.
Informasi akuntansi untuk perencanaan dapat juga dibedakan berdasarkan cara
penyampaiannya. Apakah disampaikan secara formal atau informal. Mekanisme formalnya
misalanya melaului rapat-rapat dinas, rapat komisi dan sebaginya. Pada organisasi sektor
publik, saluran informasi lebih banyak bersifat formal, sedangkan informal relatif jarang
dilakukan. Hal tersebut disebabkan karena adanya batasan transparansi dan akuntabilitas
publik yang harus dilakukan oleh lembaga-lembaga publik, sehingga perencanaan tidak dapat
dilakukan secara personal atau hanya melibatkan beberapa orang saja.

 1.2 Akuntansi Sebagai Alat Pengendali Organisasi


Untuk organisasi sektor publik karena sifatnya tidak mengejar laba serta adanya
pengaruh politik yang besar, maka alat pengendalinya lebih banyak berupa peraturan
birokrasi. Terkait dengan pengukuran kinerja terutama pengukuran ekonomi, efisiensi dan
efektivitas (value for money), akuntansi manajemen memiliki peran utama dalam
pengendalian organisasi yaitu mengkuantifikasi keseluruhan kinerja terutama dalam ukuran
moneter.
Dalam memahami organisasi sebagai alat pengendalian perlu dibedakan penggunaan
informasi akuntansi sebagai alat pengendalian keuangan (financial control) dengan akuntansi
sebagai alat pengendali organisasi (organization control). Pengendalian keuangan terkait
dengan peraturan atau sistem aliran uang dalam organisasi, khususnya memastikan bahwa
organisasi memiliki likuiditas dan solvabilitas yang baik. Pengendalian organisasi diperlukan
untuk menjamin bahwa organisasi tidak menyimpang dari tujuan dan strategi organisasi yang
telah ditetapkan. Pengendalian organisasi memerlukan informasi yang lebih luas diandingkan
pengendalian keuangan. Informasi yang dibutuhkan lebih komplek tidak sekedar informasi
keuangan saja. Sebagai contoh dalam sebuah usulan investasi publik, informasi yang
dibutuhkan untuk pengendalian keuangan adalah berupa prediksi aliran kas dan profitabilitas
dari investasi tersebut. Sementara itu untuk tujuan pengendalian organisasi dibutuhkan
informasi yang lebih luas meliputi asapek ekonomi, sosial dan politik dari investasi yang
diajukan.

1.3 Peran Akuntansi Manajemen Sektor Publik


Peran utama akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik adalah memberikan
informasi akuntansi yang relevan dan handal kepada manajer untuk melaksanakan fungsi
perencanaan dan pengendalian organisasi. Inti akuntansi manajemen adalah perencanaan dan
pengendalian. Peran akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik meliputi :
1. Perencanaan strategik
2. Pemberian informasi biaya
3. Penilaian investasi
4. Penganggaran
5. Penentuan biaya pelayanan (cost of service) dan penentuan tarif pelayanan (charging
for service)
6. Penilaian kinerja

1. Perencanaan Strategik
Pada tahap perencanaan strategik, manajemen organisasi membuat alternatif-
alternatif program yang dapat mendukung strategi organisasi. Program-program tersebut
diseleksi dan dipilih sesuai dengan skala prioritas sumber daya yang dimiliki. Peran

2
akuntansi manajemen adalah memberikan informasi untuk mementukan berapa biaya
program dan berapa biaya suatu aktivitas, sehingga berdasarkan informasi akuntansi
tersebut manajer dapat menentukan anggaran yang dibutuhkan dikaitkan dengan sumber
daya yang dimiliki.
Untuk memberikan jaminan dialokasikannya sumber daya secara ekonomis, efisien
dan efektif maka diperlukan informasi akuntansi manajemen yang handal dan akurat,
relevan untuk menghitung berapa besarnya biaya program, aktivitas atau proyek. Sistem
informasi akunatsni manajemen yang baik dapat mengurangi peluang terjadinya
pemborosan,kebocoran dana dan mendeteksi program-pprogram yang tidak layak secara
ekonomi. Akuntansi manajemen pada sektor publik dihadapkan pada tiga permasalahan
yaitu : efisiensi biaya, kualitas produk dan pelayanan ( cash, quality and service).
Untuk dapat menghasilkan kualitas pelayanan publik yang tinggi dengan biaya yang
murah pemerintah harus mengadopsi sistem informasi akuntansi manajemen yang
modern, yaitu dengan menerapkan teknis akunatnsi manajemen yang diterapkan di sektor
swasta. Terdapat perbedaan antara sektor suasta dan sektor publik dalam hal penentuan
biaya produk atau pelayanan, hal ini disebabkan bahwa sebagain besar biaya pelayanan
pada sektor swasta cenderung merupakan engineered cost yang memiliki hubungan
secara langsung dengan output yang dihasilkan, sementara biaya pada sektor publik
sebagaian besar merupakan discretionary cost yang ditetapkan di awal periode anggaran
dan sering tidak memiliki hubungan langsunmg dengan aktivitas yang dilakukan dengan
output yang dihasilkan. Kebanyakan output yang dihasilkan sektor publik merupakan
intangible output yang sulit diukur, maka peran manajer publik sangat penting dalam
pengendalian biaya
2. Pemberian Informasi Biaya
Biaya (cost) dalam konteks organisasi sektor publik dapat dikategorikan menjadi
tiga kelompok :
 Biaya input, adalah sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan pelayanan. Biaya
input bisa berupa biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku.
 ·Biaya output, adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan produk hingga
samapai ke tangan pelanggan. Pada organisasi sektor publik output dapat diukur dengan

3
berbagai cara tergantung pada pelayanan yang dihasilkan. Contoh pada perusahaan
transportasi massa, biaya mungkin diukur berdasarkan biaya per penumpang
 ·Biaya proses, biaya ini dapat dipisahkan berdasarkan fungsi organisasi, biaya dapat
diukur dengan mempertimbangkan fungsi organisasi, misalnya biaya departemen
produksi, dep personalia, biaya dinas-dinas dan sebagainya.
Proses penentuan biaya meliputi lima aktivitas, yaitu cost finding, cost recording,
cost analizing, strategic cost reduction dan cost reporting.
 Cost finding, pada tahap ini pemerintah mengakumulasi data mengenai biaya yang
dibutuhkan untuk menghasilkan produk/ jasa layanan
 Cost recording,, pada tahap ini yang dilakukan adalah kegiatan pencatatan data ke dalam
sistem akuntansi organisasi
 Cost analizing, ada tahap ini dilakukan analisis biaya yaitu mengindentifikasi jenis dan
perikalku biaya, perubahan biaya dan volume kegiatan. Manajamen organisasi harus
dapat menentukan pemicu biaya (cost driver) agar dapat doilakukan strategi efisiensi
biaya.
 Strategic cost reduction, tahap ini adalah menentukan strategi penghematan biaya agar
tercapai value for money. Pendekatan strategik dalam pengurangan biaya memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1. Berjangka panjang. Manajemen biaya strategik merupakan usaha jangka paanjang
yang membentuk kultur organisasi agar penurunan biaya menjadi budaya yang
mampu bertahan lama
2. Berdasarkan kultur perbaiakan berkelanjutan dan berfokus pada pelayanan kepada
masyarakat
3. Manajemen harus bersifat proaktif dalam melakukan penghematan biaya
4. Keseriusan manajemen puncak (top manager) merupakan penentu efektifitas program
pengurangan biaya karena pada dasarnya manajemen biaya strategik merupakan tone
form the top
 Cost reporting, tahap terakhir adalah memeberikan informasi biaya secara lengkap kepada
pimpinan dalam bentuk internal report yang kemudian diintegrasikan ke dalam suatu
laporan yang akan disampaikan kepada pihak eksternal. Informasi manajemen hendaknya
dapat mendeteksi adanya pemborosan yanbg masih berpotensi untuk diefisiensikan serta

4
mencari metode atau teknik untuk penghematan biaya. Akuntansi manajemen hendaknya
dapat mendukung dan memperkuat pelaksanaan prinsip value for money dan public
accountability organisasi sektor public
3. Penilaian Investasi
Penilaian investasi pada organisasi sektor publik dilakukan dengan menggunakan
analisis biaya – manfaat (cost benefit analysis). Dalam praktek ini sulit dilakukan karena
biaya yang diukur tidak hanya dari sisi finansial tetapi juga dari sisi biaya sosial dan
manfaat sosial yang akan diperoleh dari investasi yang diajukan. Menentukan biaya dan
manfaat sosial dalam satuan moneter sangat silut dilakukan. Kemudian untuk
memudahkan digunakan analisis efektifitas biaya (cost effectiveness analysis), yaitu
menekankan seberapa besar dampak yang dicapai dari suatu proyek atau investasi dengan
biaya tertentu
4. Penganggaran
Akuntansi menajemen berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran publik
yang efektif. Terkait dengan 3 fungsi anggaran, yaitu sebagai alat alokasi sumber daya
publik, alat distribusi dan stabilisasi maka akuntansi manajemen merupakan alat yang
vital untuk proses mengalokasikan dan mendistribusikan sumber dana publik secara
ekonomis, efisien dan efektif adil dan merata. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan
sumber daya manusia yang handal, jika tidak akuntansi manajemen tidak akan banyak
bermanfaat karena hanya akan berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian.
5. Penentuan Cost of Service dan Charging for Service
Penentuan biaya pelayanan (Cost of Service) dan penentuan tarif (Charging for
Service) merupakan satu rangakaian dimana keduanya membutuhkan informasi
akuntansi. Sebagai contoh pemerintah harus dapat menentukan berapa biaya untuk
membangaun terminal bus atau stasiun kereta api yang tertib aman dan nyaman serta
biaya operasioalnya. Bedasarkan informasi ini pemerintah dapat menentukan berapa
besarnya biaya tarif pelayanan yang akan dibebankan kepada para pemakai jasa
pelayanan terminal atau stasiun tsb, demikian juga untuk PDAM dsb.
6. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan bagian dari sistem pengendalian, ini untuk mengetahui
tingkat efisiensi dan efektifitas organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Disini

5
peran akuntansi manajemen adalah dalam pembuatan indikator kinerja kunci dan satuan
ukur untuk masing-masing aktifitas.

1.4 Tipe Pengendalian Manajemen Sektor Publik

Pengendalian adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan


tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja
yang telah ditetapkan tersebut Controlling is the process of measuring performance and
taking action to ensure desired results. (Schermerhorn,2002). Organisasi memerlukan sistem
pengendalian manajemen untuk memberikan jaminan dilaksanakannya strategi organisasi
secara efektif dan efisisen sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Berbagai tipe terdapat di
dalam melaksanakan pengendalian manajemen sektor publik yang dapat dikategorikan
menjadi tiga kelompok yaitu: 

1. Pengendalian preventif (preventif control). Dalam tahap ini pengendalian


manajemen terkait dengan perumusan strategi perencanaan strategik yang
dijabarkan dalam bentuk program-program.
2. Pengendalian operasional (operational control). Dalam tahap ini pengendalian
manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah
ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk
menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis
evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.

1.5 Struktur Pengendalian Manajemen Sektor Publik

Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang baik.
Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban
(responsibility centers). Alasan suatu organisasi menjadi kumpulan dari berbagai pusat
pertanggungjawaban tersebut adalah:

1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan


unit organisasi yang dipimpinnya

6
2. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi
3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi
sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisisen
7. Sebagai alat pengendalian anggaran

Pada dasarnya terdapat empat jenis pusat pertanggungjawaban, yaitu:


a. Pusat biaya (expense center). Suatu unit organisasi disebut sebagai pusat biaya
apabila ukuran kinerja dinilai berdasarkan biaya yang telah digunakan (bukan
nilai output yang dihasilkan). Contoh:  Departemen Produksi, Dinas Sosial, dan
Dinas Pekerjaan Umum.
b. Pusat Pendapatan (revenue center). Pusat pendapatan merupakan pusat
pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan pendapatan
yang dihasilkan. Contoh: Dinas Pendapatan Daerah dan Departemen
Pemasaran.
c. Pusat Laba (profit center). Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang
membandingkan input (expense) dengan output (revenue) dalam satuan
moneter. Kinerja manajer dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan. Contoh:
BUMN dan BUMD, obyek pariwisata milik PEMDA.
d. Pusat investasi (investment center), Pusat investasi adalah pusat
pertanggungjawaban yang prestasi manajernennya dinilai berdasarkan laba yang
dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang ditanamkan pada pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Contoh: Departemen Riset dan
Pengembangan, dan Balitbang.

Pengendalian manajemen berfokus pada pusat pertanggungajawaban merupakan alat


untuk melaksanakan strategi dan program-program yang telah diseleksi melalui proses
perencanaan strategik. Pusat-pusat pertanggungjawaban organisasi mempunyai peran yang
sangat penting dalam melakukan perencanaan dan pengendalian anggaran.
Melalui pusat pertanggungjawaban tersebut anggaran dibuat, dan jika disahkan
anggaran dikomunikasikan kepada manajer level, menengah, dan bawah untuk dilaksanakan.

7
1.6 Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan
menggunakan saluran komunikasi formal dan informal. Saluran komunikasi formal dalam
organisasi meliputi:
1. Rumusan Strategik

Perumusan strategi merupakan proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran,


target (outcome), arah dan kebijakan, serta strategi organisasi. Perumusan strategi
merupakan tugas dan tanggung jawab manajemen puncak (top management).
Dalam organisasi pemerintahan, perumusan straegi dilakukan oleh dewan legislatif
yang hasilnya berupa Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang akan
menjadi acuan bagi eksekutif dalam bertindak.
Strategi yang dihasilkan dari proses perumusan strategi merupakan strategi
global (makro) atau dalam perusahaan disebut corporate level strategy. Strategi
organisasi ditetapkan untuk memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan
organisasi. Salah satu metode penentuan strategi adalah dengan menggunakan
analisis SWOT (strenght, weakness, opportunity, threath). Berdasarkan analisis
SWOT tersebut, organisasi dapat menentukan strategi terbaik untuk mencapai
tujuan organisasi.
Proses perumusan strategi pada organisasi sektor publik banyak dipengaruhi
oleh sektor swasta. Sama halnya dengan sektor swasta, tahap paling awal dari
manajemen strategik pada sektor publik adalah perencanaan. Olsen dan Eadie
(1982) menyatakan proses perumusan strategi terdiri atas lima komponen dasar,
yaitu:
a. Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh
manajemen eksekutif organisasi dan memberikan kerangka pengembangan
strategi serta target yang akan dicapai.
b. Analisis atau scanning lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan
pengukuran (assessment) faktor-faktor eksternal yang sedang dan akan
terjadi dan kondisi yang harus dipertimbangkan pada saat merumuskan
strategi organisasi.
c. Profil internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai faktor
yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan strategik.
d. Perumusan, evaluasi, dan pemilihan strategic.
e. Implementasi dan pengendalian rencana strategic.

8
2. Perencanaan Strategik (Strategic Planning)
Perencanaan strategik adalah proses penentuan program-program, aktivitas, atau
proyek yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi
sumber daya yang akan dibutuhkan. Proses strategik merupakan proses yang
sistematik yang memiliki prosedur dan skedul yang jelas. Organisasi yang tidak
memiliki atau tidak melakukan perencanaan strategik akan mengalami masalah
dalam penganggaran, misalnya terjadinya beban kerja anggaran (budget workload)
yang terlalu berat.
Perencanaan strategik sangat penting bagi organisasi. Adapun manfaat
perencanaan strategik bagi organisasi adalah:
a. Sebagai sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif.
b. Sebagai sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi yang
telah ditetapkan.
c. Sebagai sarana untuk memfasilitasi dilakukannnya alokasi sumber daya
yang optimal (efektif dan efisien).
d. Sebagai kerangka untuk pelaksanaan tindakan jangka pendek (short term
action).
e. Sebagai sarana bagi manajemen untuk dapat memahami strategi organisasi
secara lebih jelas.
f. Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternatif strategi.
3. Penganggaran
Apabila tahap perencanaan strategik telah selesai dilakukan, tahap berikutnya
adalah menentukan anggaran. Tahap penganggaran dalam proses pengendalian
manajemen sektor publik merupakan tahap yang dominan. Proses penganggaran
pada organisasi sektor publik memiliki karakteristik yang agak berbeda dengan
penganggaran pada sektor swasta. Perbedaan tersebut terutama adalah adanya
pengaruh politik dalam proses penganggaran.
4. Penilaian Kinerja
Tahap akhir dari proses pengendalian manajemen adalah penilaian kinerja.
Penilaian kinerja merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen yang
dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Pengendalian manajemen melalui
sistem penilaian kinerja dilakukan dengan cara menciptakan mekanisme reward &
punishment. Sistem pemberian penghargaan (rewards) dan hukuman (punishment)
digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian strategi. Pemberian imbalan
(reward) dapat berupa finansial dan nonfinansial seperti pshycologoical reward dan
social reward. Imbalan atau penghargaan yang sifatnya finansial misalnya berupa
9
kenaikan gaji, bonus, dan tunjangan. Imbalan yang bersifat psikologis dan sosial
misalnya berupa promosi jabatan, penambahan tanggung jawab dan kepercayaan,
otonomi yang lebih besar, penempatan kerja di lokasi yang lebih baik, dan
pengakuan. Mekanisme pemberian sanksi dan hukuman untuk kondisi tertentu
diperlukan. Namun, orientasi penilaian kinerja hendaknya lebih diarahkan pada
pemberian penghargaan (reward oriented).

Sedangkan saluran komunikasi informal dapat dilakukan melalui komunikasi langsung,


pertemuan informal, diskusi, atau melalui metoda management by walking around. Sistem
pengendalian manajemen suatu organisasi dirancang untuk mempengaruhi orang-orang di
dalam organisasi tersebut agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi. Pengendalian
organisasi dapat berupa aturan dan prosedur birokrasi atau melalui pengendalian dan
manajemen informasi yang dirancang secara formal.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://sharingilmupajak.blogspot.com/2013/11/akuntansi-sebagai-alat-
perencanaan.html#:~:text=Akuntansi%20Sebagai%20Alat%20Perencanaan%20Organisasi,-
Perencanaan%20merupakan%20cara&text=Perencanaan%20meliputi%20aktivitas%20yang
%20sifatnya,dan%20prospektif%20untuk%20menfasilitasi%20perencanaan.

Mardisono, 2005, Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta: Andi

11

Anda mungkin juga menyukai