Anda di halaman 1dari 17

KASUS KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK

KONSTRUKSI

KLIPING

Oleh

Radiah Ulil Absari


NIM 151903103018

PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK


JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS JEMBER
2017

1
1. PENGERTIAN KECELAKAAN KERJA

Kecelakaan tidak terjadi kebetulan, melainkan ada sebabnya. Oleh karena ada
penyebabnya, sebab kecelakaan harus diteliti dan ditemukan, agar untuk
selanjutnya dengan tindakan korektif yang ditujukan kepada penyebab itu serta
dengan upaya preventif lebih lanjut kecelakaan dapat dicegah dan kecelakaan
serupa tidak berulang kembali (Suma’mur, 2009). World Health Organization
(WHO) mendefinisikan kecelakaan sebagai suatu kejadian yang tidak dapat
dipersiapkan penanggulangan sebelumnya sehingga menghasilkan cedera yang riil.

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga semula yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda (Peraturan
Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) Nomor: 03/Men/1998). Menurut (OHSAS
18001, 1999) dalam Shariff (2007), kecelakaan kerja adalah suatu kejadian tiba-
tiba yang tidak diinginkan yang mengakibatkan kematian, luka-luka, kerusakan
harta benda atau kerugian waktu.

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, kecelakaan kerja


adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang
mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan
kerugian baik korban manusia maupun harta benda. Sedangkan menurut UU No. 3
Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, kecelakaan kerja adalah
kecelakaan yang terjadi dalam pekerjaan sejak berangkat dari rumah menuju tempat
kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.

Faktor penyebab kecelakaan dikemukakan oleh H.W. Heinrich (1930) yang


dikutip dari Soehatman Ramli (2010) dengan teori dominonya yang
menggolongkan atas :

a. Tindakan tidak aman dari manusia (unsafe act), misalnya tidak mau
menggunakan alat keselamatan dalam bekerja, melepas alat pengaman atau
bekerja sambil bergurau.
b. Kondisi tidak aman (unsafe condition) yaitu kondisi di lingkungan kerja baik
alat, material atau lingkungan yang tidak aman dan membahayakan.

2
2. KASUS KECELAKAAN KERJA
2.1 KASUS 1

a. Pemaparan Kasus
PALEMBANG - Dua pekerja pembangunan Light Rail Transit (LRT)
tewas, Jumat (4/8) dini hari, dalam kecelakaan kerja akibat terjatuh dari tiang
penyangga proyek.
Kapolresta Palembang Kombes Pol Wahyu Bintono HB membenarkan
kejadian tersebut yang menimpa Tari (37 tahun) dan Amir (35 tahun).
Keduanya dinyatakan tewas seketika usai terjatuh dari tiang penyangga LRT
yang menjadi tempatnya bekerja yang berlokasi di zona Jalan Demang Lebar
Daun Kecamatan IT I Palembang.
Dua pekerja LRT itu merupakan warga Cirebon, Jawa Barat. "Kedua korban
meninggal. Informasi di lapangan, keduanya terjatuh saat memegang material
LRT yang sebelumnya lebih dulu terjatuh," kata Kapolresta.
Berdasarkan informasi yang dihimpun diketahui bahwa kedua pekerja LRT
ini sedang bekerja menyambut dinding parapet dari bawah dengan
menggunakan alat crane. Namun ketika kedua korban memegang dinding
parapet, tiba-tiba dinding parapet dimaksud jatuh dan kedua korban juga ikut
jatuh.
Mantan Wadir Narkoba Polda Metro ini mengatakan kedua pekerja LRT ini
menggunakan peralatan dan perlengkapan prosedur keamanan saat kejadian.

3
Setelah kejadian ini, jenazah langsung dibawa ke Rumah Sakit M Hoesin untuk
dilakukan visum dan sebagainya.
"Sekarang masih kami selidiki penyebabnya. Saksi-saksi juga sedang kita
periksa untuk dimintai keterangan," kata dia.
Kontruksi LRT Palembang ini telah dikerjakan sejak akhir tahun 2016 untuk
mendukung pelaksanaan Asian Games XVIII tahun 2018. Sebelumnya, pada 1
Agutus 2017, grider baja LRT dan crane menimpa rumah warga dan
menyebabkan beberapa orang terluka di kawasan Jakabaring. (sumber:
sindonews.com)

b. Analsis Kasus
Jika ditinjau dari faktor penyebab kecelakaan kerja, penyebab dasar
kecelakaan kerja adalah human eror. Dalam hal ini, kesalahan terletak pada
kondisi mesin yang mungkin tidak mendukung berat dari dinding parapet yang
membuat saat crane bekerja pengikat dinding tidak kuat dan membuat dinding
parapet menimpa pekerja yang akan memasang dinding tersebut. Menanggapi
hal tersebut, seharusnya saat pemindahan material dari tempat satu ke tempat
lainnya dilakukan pengecekan pengikatan material serta dilakukan pengecekan
crane saat crane akan digunakan.
Kemudian penyebab kecelakaan yang lain adalah kurangnya pengawasan
manajemen dalam bidang kesehatan, keselamatan dan keamanan pada
perusahaan tersebut. Sistem manajemen yang baik seharusnya lebih ketat
pengawasannya terhadap alat ini menyadari alat dan material yang digunakan
memiliki resiko besar untuk menghasilkan kerugian. Beberapa tindakan
manajemen yang bisa dilakukan adalah dengan pengawasan pengikatan
material dengan sling crane atau digunakan wadah pengangkat dinding parapet
agar material tetap stabil saat dipindahkan.
Kemudian apabila terlah terjadi kecelakaan kerja dilakukan investigasi
kecelakaan dan pencatatan serat pelaporan kecelakaan kerja untuk
meningkatkan manajemen dari kesehatan, keamanan serta keselamatan pada
perusaaan tersebut, menentukan tindakan pencegahan yang tepat serta
menurunkan faktor risiko pada kecelakaan tersebut.

4
c. Solusi Mengatasi Kecelakaan Kerja
Ada beberapa alternatif pencegahan selain yang tadi telah disebutkan.
Tindakan tersebut dapat berupa:
1. Dibuat peraturan yang mewajibkan bagi setiap perusahaan untuk memiliki
standarisasi yang berkaitan dengan keselamatan karyawan, perencanaan,
konstruksi, alat-alat pelindung diri, monitoring peralatan dan sebagainya.
2. Adanya pengawas yang dapat melakukan pengawasa di lapangan agar
peraturan perusahaan yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan
kerja dapat terlaksanakan.
3. Dilakukan penelitian bersifat teknis meliputi sidar dan ciri-ciri bahan yang
berbahaya, pencegahan peledakan gas atau bahan beracun lainnya. Berilah
tanda-tanda peringatan beracun atau berbahaya pada alat-alat tersebutdan
letakkan di tempat yang aman.
4. Mengikutsertakan semua pihak yang berada dalam perusahaan dan di
lapangan ke dalam asuransi.

5
2.2 KASUS 2

a. Pemaparan Kasus
SUKABUMI - Seorang warga Kecamatan Parakansalak, Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat, Ujang Ale (45), mengalami luka parah setelah tersengat
listrik tegangan tinggi, Minggu (24/9/2017), sekitar pukul 08.15 WIB. Korban
menderita luka bakar di sekujur tubuh, mata kiri, dan mulut mengeluarkan
darah. Saat ini, korban menjalani perawatan intensif di RSUD Syamsudin,
Bunut, Kabupaten Sukabumi.
Informasi yang diperoleh menyebutkan, pada Minggu (24/9/2017) sekitar
pukul 08.00 WIB, Ujang mendapat pekerjan mengecat dinding rumah milik
Abdi Haryadi di Kampung Taman Bahagia, Kompleks Perumahan Aom RT
01/07, Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi. Korban
kemudian naik ke atap di lantai dua untuk mengecat dinding.
Entah apa sebabnya, korban memegang kabel berarus listrik tegangan
tinggi. Ujang pun tersengat arus listrik selama beberapa menit. Korban
kemudian ditolong oleh Ayi Badrodin (47), rekan kerjanya.
“Korban selanjutnya dibawa ke rumah sakit oleh pemilik rumah. Sampai
saat ini, korban masih dirawat di RSUD Syamsudin karena mengalami luka

6
bakar 90%,” kata Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri
Yunus. (sumber: sindonews.com)

b. Analsis Kasus
Jika ditinjau dari faktor penyebab kecelakaan kerja, penyebab dasar
kecelakaan kerja adalah unsafe human . Dalam hal ini, kesalahan terletak pada
kesalahan pekerja tersebut, dimana tidak memakai alat keselamatan kerja yang
tidak lengkap seperti baju lengan panjang, celana lengan panjang, sepatu safety
dan sarung tangan. Selain itu, mungkin tdak tersusun dengan rapi kabel-kabel
elektrikal di area kerja yang menyebabkan konsleting dan membahayakan
pekerja.
Kemudian penyebab kecelakaan yang lain adalah kurangnya pengawasan
manajemen dalam bidang kesehatan, keselamatan dan keamanan pada
perusahaan tersebut. Sistem manajemen yang baik seharusnya lebih ketat
pengawasannya karena dapat berakibat fatal dan dapat memakan korban.
Kemudian dapat dijadikan riset stastistik dimana untuk mengurangi faktor-
faktor penyebab kecelakaan kerja.

c. Solusi Mengatasi Kecelakaan Kerja


Ada beberapa alternatif pencegahan selain yang tadi telah disebutkan.
Tindakan tersebut dapat berupa:
1. Menetapkan standar resmi atau non-resmi misalnya mengenai konstruksi
yang aman dan jeis peralatan industri tertentu seperti penggunaan alat
keselamatn kerja, kebiasaan aman dan sehat ataupun tentang alat pengaman
perorangan.
2. Adanya pengawas yang dapat melakukan pengawasa di lapangan agar
peraturan perusahaan yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan
kerja dapat terlaksanakan.
3. Dilakukan penelitian psikologis terhadap pola-pola kejiawaan yang
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja serta pemberian diklat tentang
kesehatan dan keselamatan kerja pada karyawan dan pekerja.

7
4. Dilakukan penelitian bersifat teknis meliputi sidar dan ciri-ciri bahan yang
berbahaya, pencegahan peledakan gas atau bahan beracun lainnya. Berilah
tanda-tanda peringatan beracun atau berbahaya pada alat-alat tersebutdan
letakkan di tempat yang aman.
5. Mengikutsertakan semua pihak yang berada dalam perusahaan dan di
lapangan ke dalam asuransi.
6. Persuasi yang dapat dilakukan anatar individu maupun melalui media
seperti poster, spanduk, dan media lainnya untuk menghimbau kesadaran
akan keselamatan.

8
2.3 KASUS 3

a. Pemaparan Kasus
Menteri Agama Indonesia Lukman Saifudin melalui pesan singkat
memastikan sedikitnya satu warga negara Indonesia tewas dalam insiden
ambruknya crane di Masjidil Haram hari Jumat (11/9).
Pemerintah Arab Saudi menyatakan sedikitnya 107 orang tewas dan lebih
dari 238 lainnya luka-luka ketika sebuah crane (derek) berukuran besar ambruk
menimpa atap Masjidil Haram, Mekkah hari Jumat (11/9).
Menteri Agama Indonesia Lukman Saifudin melalui pesan singkat
memastikan sedikitnya satu warga negara Indonesia tewas dalam insiden ini.
Gambar-gambar yang beredar di media sosial menunjukkan para jemah haji
dengan jubah yang ternoda darah dan tumpukan puing-puing dari bagian yang
ditimpa menara derek yang jatuh itu. Konstruksi sedang berlangsung untuk
memperluas kompleks masjid ini.
Teknisi suara di Masjidil Haram, Mohammed Tahir, mengatakan kepada
VOA, cuaca adalah satu faktor dalam keruntuhan itu. “Hujan lebat sedang turun
dengan angin kencang ketika satu menara derek utama menjadi tidak seimbang
karena angin yang kuat itu. Sebagai akibatnya, menara derek tersebut, dengan
lebar jangkauan kira-kira 300 hingga 400 meter, jatuh ke dalam Masjidil
Haram."

9
Tahir mengatakan jemah haji di dalam masjid itu sedang melakukan ibadah
umrah, yang mengharuskan mereka mengelilingi Kaabah di tengah masjid,
tempat yang paling suci dalam Islam. “Jemaah yang sedang berada di sana
banyak yang tewas dan cedera.”
Menteri Agama Indonesia Lukman Saifudin melalui pesan singkat
memastikan sedikitnya satu warga negara Indonesia tewas dalam insiden
ambruknya cranetersebut.
Konstruksi untuk memperluas area kompleks Masjidil Haram memang
sedang berlangsung.
Foto-foto yang beredar di media sosial memperlihatkan para jemaah haji
dengan darah di baju ihram mereka dan puing-puing dari crane yang ambruk.
Tragedi ini terjadi menjelang pelaksanaan ibadah tahunan haji yang akan
dimulai pada akhir September ini. Jutaan warga Muslim dari berbagai penjuru
dunia diperkirakan akan memenuhi kewajibannya untuk berhaji antara tanggal
21–26 September.
Media lokal setempat melaporkan insiden terjadi di tengah hujan deras yang
mengguyur negara kerajaan ini sejak pagi. Gubernur Mekkah Pangeran Khalid
Al-Faisal telah memerintahkan dilakukannya penyelidikan untuk mengetahui
penyebab ambruknya derek berukuran sangat besar itu.
Tahun lalu, kerajaan ini telah memerintahkan pengurangan jumlah jemaah
yang dapat berangkat untuk haji karena alasan keamanan karena adanya
konstruksi di Masjidil Haram ini. (sumber: voaindoneia.com)

b. Analsis Kasus
Jika ditinjau dari faktor penyebab kecelakaan kerja, penyebab dasar
kecelakaan kerja adalah faktor peralatan dan faktor lingkungan dan cuaca.
Dalam hal ini, kesalahan terletak pada faktor lingkungan dimana alat berat yang
berada di area dimana banyak orang yang beribadah dan lahan yang kurang
memadai untuk penempatan alat berat. Selain itu, faktor tanah yang tidak stabil
dan juga cuaca dimana terjadi hujan lebat dan angina kencang. Faktor peralatan
dimana saat alat berat tidak beroprasi seharusnya dapat menahan beban angin
dan pergeseran tanah. Kemudian penyebab kecelakaan yang lain adalah

10
kurangnya pengawasan dari pihak perusahaan dalam proyek ini. Seharusnya
pengawas melakukan pengecekan setiap hari agar meminimalkan terjadinya
kecelakaan kerja dan pihak riset melakukan faktor-faktor yang menimbulkan
suatu kecelakaan kerja.

c. Solusi Mengatasi Kecelakaan Kerja


Adapun solusi yang dapat digunakan pada beberapa kasus diatas. Ada
beberapa alternatif pencegahan selain yang tadi telah disebutkan. Tindakan
tersebut dapat berupa:
1. Kondisikan tempat proyek jauh dari jangkauan masyarakat agar masyarakat
tidak terkena dampak pekerjaan proyek.
2. Dibuat peraturan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja
agar pengguna alat berat tidak lalai dengan alat yang telah digunakan.
3. Perletakan alat berat yang diletakkan diusahakn jauh dari kegiatan manusia
untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja
4. Pemasangan crane harus diperhitungkan kembali agar crane tidak hilang
kendali.
5. Adanya pengawas yang dapat melakukan pengawasa di lapangan agar
peraturan perusahaan yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan
kerja dapat terlaksanakan.
6. Dilakukan penelitian bersifat teknis meliputi sidar dan ciri-ciri bahan yang
berbahaya, pencegahan peledakan gas atau bahan beracun lainnya. Berilah
tanda-tanda peringatan beracun atau berbahaya pada alat-alat tersebutdan
letakkan di tempat yang aman.
7. Mengikutsertakan semua pihak yang berada dalam perusahaan dan di
lapangan ke dalam asuransi.

11
2.4 KASUS 4

a. Pemaparan Kasus
PURBALINGGA - Tiga pekerja proyek talud tewas tertimpa reruntuhan
pondasi yang sedang digalinya. Insiden terjadi Senin (19/9/2016) sekira pukul
10.30 WIB di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Berdasarkan data yang diterima Koran SINDO dari Polres Purbalingga,
insiden itu tepatnya terjadi di Dusun Gembrungan, Desa Selakambang,
RT3/RW10, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga.
Masing-masing korban tewas; Partono alias Gono (38) buruh, warga
RT01/RW02, Desa Sinduraja, Kecamatan Kaligondang; Suparjo alias Barjo
(55) buruh, warga RT6/RW3, Desa Pengadegan, Kecamatan Pengadegan dan
Sukirman (26) buruh warga RT1, Desa Selakambang, Purbalingga.
"Ketiga korban sedang menggali tanah saluran air menggunakan cangkul,
tiba-tiba pondasi ambrol menimpa ketiganya," ungkap Kapolres Purbalingga,
AKBP Agus Setyawan, saat dihubungi Koran SINDO, Senin (19/9/2016).
Mantan Kepala Subbidang Paminal Bidang Propam Polda Jawa Tengah itu
merinci, pondasi itu setinggi 2,1meter, sepanjang 18,5 meter. Sementara
kedalaman saluran air 40 cm. "Korban meninggal dunia tiga orang (pekerja),"
lanjutnya.

12
Insiden ini, sebut Agus, masih dalam penyelidikan pihaknya. Polisi akan
memeriksa peristiwa itu secara menyeluruh.
Di antaranya; klarifikasi otoritas terkait soal spek talud apakah secara fisik
sesuai spesifikasi saat proyek dibangun atau tidak.
"Kami akan usut, apakah murni kecelakaan atau sebab lain, seperti
kesengajaan, dalam hal ini kesengajaan ini soal spek pondasi itu. Kami akan
datangkan ahli dari Semarang, perlu ahli sipil untuk ini," tandasnya.
Polisi juga meminta keterangan saksi-saksi di TKP; Mastur (26) warga Desa
Penaruban, Kecamatan Bukateja dan Supri (35) buruh, warga Desa Sinduraja
RT02/RW01 Purbalingga. (sumber: sindonews.com)

b. Analsis Kasus
Jika ditinjau dari faktor penyebab kecelakaan kerja, penyebab dasar
kecelakaan kerja adalah human eror dan hasil material. Dalam hal ini, kesalahan
terletak pada pondasi yang belum siap umur dan mungkin terdapat pergeseran
tanah yang membuat pondasi bergeser dan menimpa pekerja. Selain itu,
pemakaian alat keselamatan kerja yang tidak memadai dan tidak adanya jaring
pengaman untuk menahan material atau benda benda jika terjadi keruntuhan.
Kemudian penyebab kecelakaan yang lain adalah kurangnya pengawasan
manajemen dalam bidang kesehatan, keselamatan dan keamanan pada
perusahaan tersebut. Sistem manajemen yang baik seharusnya lebih ketat
pengawasannya terhadap hal penggalian dimana penggalian dapat berakibat
fatal, serta pengawasan faktor umur pondasi yang belum siap umur.
Kemudian apabila terlah terjadi kecelakaan kerja dilakukan investigasi
kecelakaan dan pencatatan serat pelaporan kecelakaan kerja untuk
meningkatkan manajemen dari kesehatan, keamanan serta keselamatan pada
perusaaan tersebut, menentukan tindakan pencegahan yang tepat serta
menurunkan faktor risiko pada kecelakaan tersebut.

13
c. Solusi Mengatasi Kecelakaan Kerja
Adapun solusi yang dapat digunakan pada beberapa kasus diatas. Ada
beberapa alternatif pencegahan selain yang tadi telah disebutkan. Tindakan
tersebut dapat berupa:
1. Menetapkan standar resmi atau non-resmi misalnya mengenai konstruksi
yang aman dan jeis peralatan industri tertentu seperti penggunaan alat
keselamatn kerja, kebiasaan aman dan sehat ataupun tentang alat pengaman
perorangan.
2. Adanya pengawas yang dapat melakukan pengawasa di lapangan agar
peraturan perusahaan yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan
kerja dapat terlaksanakan.
3. Dilakukan penelitian psikologis terhadap pola-pola kejiawaan yang
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja serta pemberian diklat tentang
kesehatan dan keselamatan kerja pada karyawan dan pekerja.
4. Dilakukan penelitian bersifat teknis meliputi sidar dan ciri-ciri bahan yang
berbahaya, pencegahan peledakan gas atau bahan beracun lainnya. Berilah
tanda-tanda peringatan beracun atau berbahaya pada alat-alat tersebutdan
letakkan di tempat yang aman.
5. Mengikutsertakan semua pihak yang berada dalam perusahaan dan di
lapangan ke dalam asuransi.
6. Pelatihan yaitu berupa pemberian instruksi praktis bagi para pekerja,
khususnya bagi pekerja baru dalam hal keselamatan kerja.
7. Persuasi yang dapat dilakukan anatar individu maupun melalui media
seperti poster, spanduk, dan media lainnya untuk menghimbau kesadaran
akan keselamatan.

14
2.5 KASUS 5

a. Pemaparan Kasus
KOLKATA – Sebentang jembatan layang yang sedang dibangun ti tengah
kepadatan kota Kolkata, India timur, runtuh tiba-tiba pada Kamis (31/3).
Sedikitnya 15 orang tewas dan sejumlah lainnya diperkirakan masih
terperangkap di bawah reruntuhan.
Operasi SAR masih berlangsung untuk mencapai orang-orang yang diyakini
terperangkap di bawah beton. Tim dari Pasukan Tanggap Bencana Nasional
India (NRDF) dan personil militer dikerahkan untuk membantu upaya
penyelamatan. Sebelum kedatangan mereka, warga dan petugas pemadam
kebakaran setempat dengan tangan kosong berusaha membebaskan para korban
yang terjebak.
Para saksi mata mengatakan sejumlah orang dan kendaraan, termasuk dua
bus yang membawa lebih dari 100 penumpang dan beberapa taksi berada di
bawah jembatan itu ketika truntuh. Para pekerja konstruksi, yang bekerja
dengan jadwal yang ketat untuk menyelesaikan jembatan itu, mendirikan tenda-
tenda di dekat lokasi tersebut, di mana mereka tidur dan memasak.

15
Lokasi runtuhnya jembatan di distrik komersial yang ramai di kota Kolkata
telah menghambat operasi penyelamatan, karena akses untuk derek dan
kendaraan darurat terhambat di kedua sisi jalan oleh bangunan dan jalan-jalan
yang tersumbat dengan lalu lintas yang padat.
Sementara itu Ketua Menteri Bengal Barat, Mamata Banerjee, berkata
mereka yang bertanggungjawab atas bencana itu akan diselidiki. Namun dia
sendiri ikut dipersalahkan atas proyek pembangunan yang sudah lama
terbengkalai itu sehingga rawan dari aspek keamanannya.
November lalu sebuah surat kabar melaporkan Banerjee menginginkan
jembatan yang sudah lima tahun terbengkalai itu rampung menjelang Februari
lalu. Namun ketika itu, seperti diberitakan The Telegraph, perancang proyek
sempat menyuarakan kecemasannya apakah usha mempercepat
pembangunannya itu dapat dilakukan atau tidak.
Runtuhnyan jembatan layang itu adalah satu dari beberapa insiden berdarah
akibat proyek pembangunan yang runtuh di mana ada insiden disebabkan
standard pembangunan yang meragukan. (sumber: riaupos.com)

b. Analsis Kasus
Jika ditinjau dari faktor penyebab kecelakaan kerja, penyebab dasar
kecelakaan kerja adalah faktor material yang digunakan dan kekuatan material
yang tidak mampu menahan beban dari beton. Proyek jembatan layang ini pun
dipertanyakan karena tak kunjung selesai pembangunannya. Jembatan layang
ini telah dibangun sejak 2007 dan sempat terhenti beberapa saat dalam
pembangunannya. Mungkin faktor inilah yang membuat jembatan runtuh
karena sudah lama terbengkalai sehingga rawan dari aspek keamanannya. Dan
kurangnnya pengawasan selama proyek berhenti.
Selain itu, di proyek ini tidak adanya pagar pembatas antara lahan proyek
dengan lahan jalan. Seharusnya, pihak perusahaan memberi pagar pembatas
proyek karena mengingat kawasan tersebut adalah kawasan komersil dimana
banyak sekali warga yang menjadikan lahan parkir taksi tepat dibawah
jembatan yang masih dalam pengerjaan. Selain itu, standarisasi yang
meragukan juga dapat menjadi salah satu penyebab kecelakaan kerja.

16
d. Solusi Mengatasi Kecelakaan Kerja
Adapun solusi yang dapat digunakan pada beberapa kasus diatas. Ada
beberapa alternatif pencegahan selain yang tadi telah disebutkan. Tindakan
tersebut dapat berupa:
1. Dibuat pagar pembatas anatara lahan proyek dan lahan bebas proyek.
2. Pentertiban kendaraan dan warga yang ada di sekitar proyek untuk
mengurangi kecelakaan kerja di sekitar proyek.
3. Adanya pengawas yang dapat melakukan pengawasa di lapangan agar
peraturan perusahaan yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan
kerja dapat terlaksanakan.
4. Dilakukan penelitian bersifat teknis meliputi sidar dan ciri-ciri bahan yang
berbahaya, pencegahan peledakan gas atau bahan beracun lainnya. Berilah
tanda-tanda peringatan beracun atau berbahaya pada alat-alat tersebutdan
letakkan di tempat yang aman.
5. Mengikutsertakan semua pihak yang berada dalam perusahaan dan di
lapangan ke dalam asuransi.

17

Anda mungkin juga menyukai