OLEH:
PUTU INDAH PERMATA SARI
NIM. P07120320017
KELAS NERS A/ PRODI PROFESI NERS
Penurunan kekuatan
anestesi
Kesulitan melakukan
aktivitas
Gangguan
Mobilitas Fisik
Risiko Infeksi
Penurunan kekuatan
Kesulitan melakukan
aktivitas
Gangguan
Mobilitas Fisik
5. Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil
yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan
dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel
yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang
memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak
terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan
pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum
mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil
selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang
kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi
oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple
dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap
gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional
(hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada
kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang
disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi
dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang
clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari,
terutama bila disertai dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan
tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak.
Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan
ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan
(mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang
serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous.
Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis
ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari
germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi
elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan
mesodermal. Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium
ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-
folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam
sonogram. Kista-kista itu sendiri bukan menjadi problem utama dan
diskusi tentang penyakit tersebut diluar cakupan artikel ini.
6. Klasifikasi
Menurut Nugroho (2010), klasifikasi kista ovarium adalah :
a. Tipe kista normal
Kista fungsional ini merupakan jenis kista ovarium yang
paling banyak ditemukan. Kista ini berasal dari sel telur dan korpus
luteum, terjadi bersamaan dengan siklus menstruasi yang normal.
Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada
masa subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap
dibuahi oleh sperma. Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi
kista folikuler dan akan hilang saat menstruasi. Kista fungsional
terdiri dari: kista folikel dan kista korpus luteum. Keduanya tidak
mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan dapat menghilang sendiri
dalam waktu 6–8 minggu.
Terapeutik
Diskusikan jenis analgesic yang
disukai untuk mencapai analgesia
optimal, jika perlu
Edukasi
Jelaskan efek terapu dan efek samping
obat
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesik, sesuai indikasi
2. Risiko Infeksi (D.0142) Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi (I.14539)
Definisi : keperawatan selama .... X .... jam Observasi
Berisiko mengalami peningkatan terserang menit diharapkan tingkat Monitor tanda dan gejela infeksi local
organisme patogenik infeksi menurun dengan kriteria dan sitemik
hasil:
Faktor Risiko : Terapeutik
Kebersihan tangan (5)
Penyakit kronis (mis. diabetes militus) Batasi jumlah pengunjung
Kebersihan badan (5)
Efek prosedur invasif Berikan perawatan kulit pada area
Nafsu makan (5) edema
Malnutrisi
Demam (5) Cuci tangan sebelum dan sesudah
Peningkatan paparan organisme pathogen kontak dengan pasien dan lingkungan
lingkungan Kemerahan (5)
pasien
Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer Nyeri (5)
Pertahankan kondisi aseptik pada
Diabetes militus
Tindakan infasif
Penyalahgunaan obat
Kanker
Gagal ginjal
Imunosupresi
Lymphedema
Leukositopenia
Kelemahan otot abdomen Nyeri abdomen (5) Sediakan makanan tinggi serat
Sclerosis multipel
Edukasi
Penyakit Parkinson
Jelaskan etiologi masalah dan alasan
Demensia tindakan
Prolaps rektal
Ulkus rektal
Rektokel
Tumor
Penyakit hircsprung
Impaksi feses
4. Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054) Setelah dilakukan tindakan Dukungan Ambulasi (I.06171)
Definisi : keperawatan selama .... X .... jam Observasi
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau menit diharapkan mobilitas fisik Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
lebih ekstremitas secara mandiri meningkat dengan kriteria hasil: fisik lainnya
Penyebab : Pergerakan ekstemitas (5)
Identifikasi toleransi fisik melakukan
Kerusakan integritas struktur tulang
Kekuatan otot (5) ambulasi
Perubahan metabolisme
Rentang gerak (ROM) (5) Monitor frekuensi jantung dan tekanan
Ketidakbugaran fisik darah sebelum memulai ambulasi
Nyeri (5)
Penuruna kendali otot Monitor kondisi umum selama
Kecemasan (5)
melakukan ambulasi
Penurunan kekuatan otot
Kaku sendi (5)
Terapeutik
Keterlambatan perkembangan
Gerakan tidak terkoordinasi Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan
Kekuatan sendi (5) alat bantu (mis. tongkat, kruk)
Objektif mobilisasi
Trauma
Fraktur
Osteoarthritis
Ostemalasia
Keganasan
DAFTAR PUSTAKA