Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Islam semester dua.
Disusun oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam mulai masuk ke Eropa sudah dimulai dari berabad-abad yang lalu.
Semua itu di awali oleh penaklukan negara Andalusia pada tahun 756 M – 1492
M di Semenanjung Iiberia. Kemudian berlanjut melalui Sisilia serta penaklukan
wilayah Balkan yang dilakukan oleh kekhalifahan Utsmaniyyah. Kehadiran dan
perkembangan Islam di Eropa kemudian berlanjut dari imigrasi besar-besaran
umat Islam yang berada di negara-negara Islam menuju Eropa setelah selesai
perang dunia kedua.
Dengan terbukanya Eropa untuk tenaga kerja asing memberikan
kesempatan pada tenaga kerja yang datang dari negara-negara yang mayoritas
Muslim. Pada saat itulah Kehadiran Muslim ke Eropa dimulai. Melalui imigrasi
Muslim tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua arus kedatangan dalam
melihat kehadiran mereka. Pertama, Banyak imigran Muslim yang direkrut
sebagai tenaga kerja melalui kebijakan pekerja tamu atau guest-worker scheme
yang diterapkan oleh negara-negara Eropa. Barat, khususnya negara Jerman
sebagai pelopor dari kebijakan tersebut. Sebagian besar imigran Muslim berasal
dari negara-negara mediterania seperti Turki, Maroko, dan negara Afrika Utara
lainnya. Kedua, sejak tahun 1950an, Inggris, Prancis dan Belanda mengalami
migrasi pasca-kolonial (post-colonial migration) dimana banyak pendatang ke
Eropa dari bekas wilayah jajahan. Imigran dari India, Pakistan, Bangladesh, dan
Karibia datang ke Inggris. Prancis yang kedatang imigran dari Aljazair, Tunisia,
dan wilayah bekas jajahan lainnya.
Dalam perkembangannya, Islam menjadi sumber ilmu bagi orang Eropa.
Karena itu, kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan.
Perkembangan Islam di Eropa berasal dari pekerja imigran. Meningkatnya angka
imigran Muslim di Eropa, pada mulanya disambut baik oleh pemerintah Negara-
negara di Eropa karena mereka termasuk sumber tenaga kerja yang murah. Namun
secara perlahan para imigran mulai memunculkan jati diri mereka dan identitas
keIslamannya, diantaranya ialah dengan membangun masjid serta pusat-pusat
keIslaman, dan secara aktif menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat luas
4
di Eropa. Dan pada saat itulah pemerintah mulai merasa terancam bahaya.
Ditambah lagi dengan dakwah serta pengenalan Islam di Eropa semakin luas
sehingga semakin banyak masyarakat Eropa yang memeluk agama Islam.
Setelah berakhirnya periode Islam klasik, setelah Islam mulai memasuki
masa kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu
bukan saja terlihat dalam bidang politik dengan keberhasilan Eropa mengalahkan
kerajaan Islam dan bagian dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Bahkan kemajuan dalam bidang inilah yang
mendukung keberhasilan politiknya. Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak dapat
dipisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol. Dari Islam, Spanyol di Eropa
banyak menimba ilmu. Pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa
keemasannya, Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang sangat penting,
menyaingi Baghdad di Timur. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen banyak
belajar di perguruan tinggi Islam di sana. Islam menjadi “guru” bagi orang Eropa.
Karena itu, kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan.
Pada saat periode pemerintahan Abbasiyah sebagai pemerintah pusat
melemah. Ibukota negara-negara propinsi muncul menyaingi Baghdad, daulah-
daulah kecil berlomba untuk maju, terutama dalam bidang peradaban dan ilmu
pengetahuan. Salah satunya di Andalusia (Spanyol) ini, muncul Bani Umayyah II
yang beribukota Cordova. Di Afrika Utara berdiri daulah Murabithun, kemudian
daulah Muwahidin. Di Sicilia ada kerajaan Normandia, walaupun beragama
Kristen namun mereka memajukan peradaban dan ilmu pengetahuan Islam. Di
Mesir muncul Daulah Fathimiyah, kemudian Ayyubiyah. Disebelah timur kota
Baghdad berdiri bani Ghaznawiyah. Kerajaan-kerajaan kecil ini pada masanya
masing-masing ikut andil memajukan ilmu pengetahuan dalam Islam [3].
Nama Andalusia berasal dari kata Vandal, nama sebuah bangsa yang
menguasai Spanyol sebelum bangsa Goth dan Islam. Ketika Daulat Abbasiyah
(750-1258 M) di timur mencapai puncak kemajuan ilmu pengetahuan, daulah
Umayyah di Spanyol (756-1027 M) dengan Universitas Cordova, Granada, dan
Sevilla menjadi gerbang transformasi kemajuan ilmu pengetahuan di Eropa –
sementara Eropa sendiri saat itu masih dalam masa kegelapan (peperangan dan
kelaparan). Universitas-universitas tersebut menjadi simbol kecemerlangan Islam
5
yang memberi kontribusi besar bagi kemajuan Eropa di abad pertengahan
menjelang Reinansance pada abad ke -14. Segala kontribusi tersebut menjadi
mungkin diberikan lantaran luasnya muatan studi universitas tersebut. Sebagai
gambaran, Universitas Cordova menyelenggarakan program studi Astronomi,
Matematika, Kedokteran, Hukum, dan Teologi.
Berkaitan dengan hal inilah, maka penulis mendapat kesempatan untuk
menuliskan secara ringkas tentang “Islam di Eropa/Barat” serta hal-hal yang
berkaitan dengan materi tersebut. Semoga isi makalah ini dapat memberi manfa’at
dan pengetahuan bagi kita semua terutama tentang sejarah peradaban Islam di
Spanyol tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja factor-faktor penyebab Eropa/Barat tertarik pada Islam?
2. Bagaiamana Aspek-aspek ajaran Islam yang menarik perhatian masyarakat
Eropa/Barat?
3. Bagaiamana pertumbuhan dan perkembangan kehidupan keagamaan Islam di
Eropa /Barat?
4. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan Lembaga-lembaga Pendidikan
dan keagamaan Islam di Eropa/Barat?
C. Tujuan
1. Mengetahui factor-faktor penyebab Eropa/Barat tertarik pada Islam.
2. Mengetahui Aspek-aspek ajaran Islam yang menarik perhatian masyarakat
Eropa/Barat.
3. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kehidupan keagamaan Islam di
Eropa /Barat.
4. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan Lembaga-lembaga Pendidikan
dan keagamaan Islam di Eropa/Barat.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
elemen-elemen dasar keyakinan, menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan
agama islam di Eropa. Sementara syariah sebagai sistem nilai berisi peraturan yang
menggambarkan fungsi agama. Sedangkan akhlaq sebagai sistematika
menggambarkan arah dan tujuan yang hendak dicapai agama.
C. Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan keagamaan Islam di Eropa
/Barat
Pada periode ini, Spanyol berada dibawah pemerintahan para wali yang diangkat
oleh Kalifah Bani Umayyah, yang berpusat di kota Damaskus. Periode ini
stabilisasi negeri Spanyol belum aman dan terkendali, gangguan-gangguan masih
terjadi baik internal maupun eksternal. Karena ituasi inilah maka Islam di periode
ini belum memasuki kegiatan pembangunan dan peradaban. Periode ini berakhir
dengan datangnya Abd al-Rahman ad-Dakhil ke Spanyol dan memerintah pada
tahun 138 H/755 M.
2. Periode Kedua (755 M-912 M)
Pada periode ini Spanyol berada dibawah pemerintahan Kalifah Abbasiyah
di Baghdad. Ketika Daulah Umayyah di Damaskus dihancurkan oleh Bani Abbas,
Abd al-Rahman ibn Mu’awiyah berhasil meloloskan diri dan menginjakkan
kakinya di Andalusia tahun 132 H/750 M. Ia diberi gelar ad-Dakhil karena beliau
adalah pangeran dinasti Umayyah pertama yang menginjakkan kakinya di
8
Semenanjung Iberia. Beliau berhasil menyingkirkan Yusuf ibn abd al-Rahman al-
Fihri, yang menyatakan diri tunduk kepada dinasti Bani Abbas, pada tahun 138
H/756 M. Abd al-Rahman ad-Dakhil memproklamirkan bahwa Andalusia lepas
dari kekuasaan Dinasti Bani Abbas dan ia berhasil mendirikan Dinasti Umayyah di
Spanyol serta memakai gelar amir (bukan khalifah).
Selama 32 tahun berkuasa, ad-Dakhil (755-788 M) berhasil mengatasi
berbagai ancaman, baik dari dalam maupun luar, karena ketangguhannya ia diberi
gelar Rajawali Quraisy. Karena kekuasaan Bani Abbas sepeninggal al-Mutawakkil
(247 H/861 M) semakin merosot, ad-Dakhil memproklamirkan diri sebagai
khalifah dan memakai gelar amir al-mukmininAd-Dakhil mendirikan Masjid
Cordova sebagai pusat ilmu pengetahuan dan sekolah-sekolah di kota besar
Spanyol.
Penguasa-penguasa Spanyol pada periode ini adalah Abd al-Rahman ad-
Dakhil (755-788 M), Hisyam ibn Abd al-Rahman/ Hisyam I (788-796 M), Hakam
ibn Hisyam/ Hakam I (796-822 M), Abd al-Rahman al-Ausath (822-852 M),
Muhammad ibn Abd al-Rahman al-Ausath (852-886 M), Munzir ibn Muhammad
(886-888 M), dan Abdullah ibn Muhammad (888-912 M).
3. Periode Ketiga (912 M-1013 M)
Periode ini dimulai dari pemerintahan Abdurrahman III yang bergelar An-
Nashir, sampai munculnya “raja-raja kelompok” yang dikenal dengan Muluk al-
Thawaif. Gelar yang dipakai pada masa ini adalah khalifah, yang dipakai mulai
tahun 929 M. Kemudian muncul Hakam II dan Hisyam II. Pada periode ini umat
Islam beranjak mencapai puncak kejayaan dan kemajuan menyaingi Daulah
Abasiyah di Baghdad. Hal ini ditandai dengan berdirinya Masjid Abdurrahman III
yang diteruskan Al-Hakam II dengan membangun Universitas Cordova, lengkap
dengan perpustakaan dan isi bukunya. Pada masa ini masyarakat dapat menikmati
kesejahteraan dan kemakmuran. Khalifah-khalifah besar yang memerintah pada
periode ini ada tiga orang, yaitu: Abd Al-Rahman Al-Nashir (912 M-961 M),
Hakam II (961 M-976 M), dan Hisyam II (976 M-1009 M).
4. Periode Keempat (1013 M-1086 M)
Pada periode ini, kekuasaan Islam Spanyol sedang dalam konflik internal.
Wilayahnya terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil yang dipimpin oleh
9
raja-raja golongan/ kelompok (Al-Muluk Al-Thawaif) yang berpusat di kota seperti
Cordova, Sevilla, Toledo, dan sebagainya. Yang terbesar diantaranya adalah
Abbadiyah di Sevilla, Hudiyah di Saragossa, sebagian lainnya di Barbar seperti
Miknasa Aftashiyah di Badajoz, Zennun di Toledo dan Hammudiyah di Malaga,
dan silsilah keturunan mereka melalui Idrisiyyah di Marokko samapi ke Khalifah
Ali, juga sebagian Dinasti Thaifa dari para pasukan Afrika yang datang di akhir
abad 10 di bawah Al-Manshur, seperti Shanhaja, Barbar, Ziriyyah dari Elvira
memperoleh kemajuan di Valencia. Pada tahun 1085 M orang Kristen berhasil
merebut Toledo dan in memaksa raja Abbadiyah, Al-Mu’tamid, berpaling kepada
pemerintahan Al-Murawiyyah Barbar.
Selain perpecahan dalam kerajaan kecil, pada masa ini juga terjadi pertikaian
besar diantara kekuasaan Islam itu sendiri. Beberapa diantaranya bekerjasama
dengan pasukan kekuasaan Kristen untuk mempertahankan wilayahnya. Di sisi lain,
melihat kekuasaan Islam yang lemah dan terpecah, kekuasaan Kristen melakukan
penyerangan kepada beberapa kekuasaan Islam. Walau demikian dunia akademik
dan keilmuan terus berlangsung, perpindahan ilmu dan pengembangan ilmu
pengetahuan tidak terhenti.
5. Periode Kelima (1086 M-1248 M)
Pada periode ini meskipun masih terpecah dalam beberapa Negara, tapi
terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan Dnasti Murabithun dan
Dinasti Muwahhidun. Dinasti ini muncul atas undangan para penguasa Islam untuk
mempertahankan Islam dari serangan orang-orang Kristen. Dinasti ini menguasai
kembali kota-kota penting seperti Cordova, Almeria, dan Granada antara tahun
1114 M dan 1154 M. namun mengalami kehancuran kembali dan pulang ke Afrika
Utara pada tahun 1235 M. Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa
Kristen dan Sevilla jatuh tahun 1248 M. seluruh Spanyol kecuali Granada lepas dari
kekuasaan Islam.
6. Periode Keenam (1248 M-1492 M)
Pada periode ini, Islam hanya berkuasa di Granada, dibawah pemerintahan
Bani Ahmar (1232 M-1492 M). peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di
zaman Abd Al-Rahman An-Nashir. Kekuasaan Islam terakhir di Spanyol ini
berakhir karena perselisihan orang-orang istana. Pada periode inilah mulai
10
musnahnya Islam di Spanyol karena dikalahkan oleh pihak Kristen sampai terjadi
tragedi yang sangat merugikan umat Islam. Tragedi tersebut terjadi tahun 1499 M
saat itu Cardinal Ximenez de Cisnores mengunjungi Granada dan diskusi dengan
para hakim dan ahlihukum disana. Hasilnya, tahun 1502 M muslim Granada
(Spanyol) diberi dua pilihan: masuk Kristen atau keluar dari Spanyol, umat Islam
memilih keluar dan pindah ke Afrika Utara. Setelah itu umat Islam di Spanyol tidak
ada lagi, namun pada abad 20 M, muslim di Spanyol mulai mendapat sedikit ruang
untuk berkembang lagi.
D. Pertumbuhan dan perkembangan Lembaga-lembaga Pendidikan dan
keagamaan Islam di Eropa/Barat?
Transformasi ilmu pengetahuan Islam ke dunia Barat dikemukakan oleh
Mehdi Nakosteen, seorang penulis buku Kontribusi Islam Atas Dunia Intelektual
Barat: Diskripsi Analisis Abad Keemasan Islam, terbangun melalui dua cara.
Pertama, melalui para mahasiswa dan cendekiawan Eropa Barat yang menimba
ilmu di sekolah-sekolah tinggi ataupun universitas Islam di Spanyol. Kedua,
melalui hasil karya cendekiawan Muslim yang berhasil diterjemahkan dari bahasa
Arab ke bahasa mereka sendiri.
Ilmu-ilmu yang diajarkan dalam agama Islam bagi umat manusia adalah
sebuah harta karun yang sangat menarik dan didambakan oleh semua pihak, tidak
terkecuali pihak non-Muslim. Pada tahun 1213 di Eropa berdirilah sebuah
universitas pertama mereka yaitu Universitas Paris dan pada akhir abad
pertengahan disusullah pendirian 18 universitas lainnya di Eropa. Di universitas-
universitas tersebut diajarkan pula ilmu-ilmu dari ilmuwan Islam seperti, ilmu
falak, filsafat, kedokteran, yang diadopsi dari universitas Islam.
Pemuda Eropa dahulu memang banyak yang menuntut ilmu di universitas
Islam di Spanyol seperti Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada, dan Salamanca. Saat
belajar, mereka bukan hanya sekadar duduk dan mendengarkan, tetapi mereka
juga aktif menerjemahkan buku-buku buah karya para intelektual Muslim.
Sepulangnya mereka ke negerinya, mereka pun mendirikan sekolah dan
universitas yang sama.
11
Berkat kerja keras mereka mengadopsi dan menerapkan khazanah
keilmuan Islam, akhirnya muncullah tunas-tunas baru sarjana keilmuan Barat
yang dibanggakan masyarakat Eropa.
Petrus Alfonsi salah satunya. Ia adalah seorang sarjana Eropa yang
dahulunya menggeluti ilmu kedokteran pada salah satu fakultas kedokteran di
Spanyol. Ketika selesai belajar dan kembali ke negerinya, Inggris, ia dipercaya
oleh Raja Henry I untuk menjadi dokter pribadinya. Selain itu, bekerjasama
dengan Walcher, ia juga dipercaya untuk menyusun mata pelajaran ilmu falak
berdasarkan ilmu yang didapatkannya di Spanyol.
Sementara itu Mehdi Nakosteen dan Samsul Nizar, penulis buku Sejarah
dan Pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam: Potret Timur Tengah Era Awal dan
Indonesia, menambahkan bahwa proses transformasi penyebaran pengetahuan
Islam terjadi melalui berbagai jalur. Jalur tersebut antara lain, pertama, jalur
Andalusia, yakni ketika Islam mulai masuk ke Andalusia yang dibawa oleh
Thariq.Kedua, melalui Pulau Sisilia yang berhasil ditaklukan kaum Muslimin
melalui tangan Dinasti Aghlabiyyah yang berkuasa di kawasan Tunis dan Aljazair
saat itu. Ketiga, melalui Perang Salib yang merupakan proses pertukaran
peradaban antara dua bangsa di Laut Tengah. Keempat, jalur perdaganganantara
Barat dan Timur melewati Mesir sejak Dinasti Fathimiyyah berkuasa di negeri
tersebut. Kelima, jalur pendidikan seperti pendirian sekolah dan universitas Islam,
dan penerjemahan karya-karya ilmuwan Muslim ke dalam bahasa Latin.
Berikut beberapa kontribusi intelektual Muslim dalam peradaban dunia di
berbagai bidang:
1. Astronomi
Astronomi atau ilmu falak adalah salah satu bidang ilmu yang paling
digemari oleh para ilmuwan Muslim selain matematika. Hal ini disebabkan
karena kedua bidang ilmu tersebut sangat mendukung peribadatan Islam,
seperti dalam menentukan awal dan akhir bulan Ramadhan, hari raya Idul
Fitri, hari raya Idul Adha, dan sebagainya. Di antara para ahli astronomi
Muslim yang tersohor adalah: al-Biruni, al-Battani (ia termasuk dalam 20
besar ahli astronomi penting dunia), Abul Wafa (penemu kemiringan
12
bulan), Hassan Ibn Haitam (penemu optik yang menjadi dasar teropong
Roger Bacon dan Kepler), dan lainnya.
2. Matematika
Ilmu matematika dalam bahasa Arab disebut aljabar (perhitungan),
sedangkan istilah algoritme adalah berasal dari nama penemunya yaitu al-
Khawarizmi, yang memiliki nama lengkap Muhammad bin Musa bin
Khawarizmi. Ia merupakan salah satu ahli matematika Muslim terkenal di
masa khalifah al-Ma’mun. Iamenulis buku aljabar.
3. Fisika
Ilmu fisika juga berhubungan erat dengan ilmu astronomi. Sehingga karya-
karya tentang optik yang ditemukan oleh Hassan Ibn Haitam (965-1039 M)
dijadikan dasar bagi bangunan ilmu fisika, yakni dasar bagi Bacon dan
Kepler dalam penemuan teropong, teleskop maupun mikroskop dan dasar
dari fotografi.
4. Kimia
Meskipun bangsa Yunani telah mengenal sejumlah zat kimia, namun
mereka tidak tahu apa-apa mengenai subtansi unsur-unsur zat kimia, seperti:
alkohol, asam sulfur, maupun asam nitrat. Orang Arablah yang menemukan
itu semua, yang bersamaan dengan penemuan potasium, asam amoniak,
nitrat perak, dan merkuri. Maka, tidak heran jika berbagai istilah penting
dalam kimia juga berasal dari bahasa Arab, seperti; alkohol, alembrik,
alkali, dan kimia itu sendiri. Salah satu ilmuwan Muslim yang membidangi
kimia adalah Abu Musa Jakfar al-Kufi.
5. Ilmu Hayat
Dalam bidang ilmu hayat, bangsa Arab tidak berpuas diri dengan hasil dari
penerjemahan karya-karya bangsa Yunani. Bangsa Arab pun melakukan
kajian dan observasi sendiri secara intensif. Sehingga tidak heran jika
mereka berhasil memperkaya daftar macam-macam tumbuhan yang
tercantum dalam “Daftar Dioscorides” yang berisi sekitar 2000 spesies.
Farmapodia atau sejenis ensiklopedia tetumbuhan obat yang disusun bangsa
Arab Muslim berisi berbagai macam tumbuhan dan bahan-bahan obat yang
13
belum dikenal bangsa Yunani, seperti: kaper, daun senna, tamarin, kasia,
dan mauna.
6. Ilmu Kedokteran
Salah seorang ahli kedokteran Muslim yang sangat terkenal di dunia Barat
adalah Abu Ali al-Hussein bin Abdallah ibn Sina, yang lebih dikenal
sebagai Ibnu Sina atau Avicenna. Bukunya yang berjudul al-Qanun fi at-Tib
atau petunjuk tentang kedokteran. Buku tersebut berisi tentang lima hal,
yaitu fisiologi, kebersihan, patologi, pengambilan terapi, dan materi
pengobatan. Selain itu Ibn Zohr juga merupakan salah seorang ahli
kedokteran yang terkenal karena dialah yang telah memperkenalkan aspek
hukum dalam observasi bidang kedokteran. Ia juga menemukan kekuatan
dari jenis penyakit tertentu. Kemudian Ibn Nafis dari Siria yang pada tahun
1289 telah berhasil mempertontonkan sistem sirkulasi darah secara akurat,
tiga ratus tahun sebelum Servert, seorang dokter kebangsaan Portugis yang
selama ini dianggap sebagai penemu pertama.
7. Filsafat
Ibn Sina atau Avicenna juga merupakan seorang ahli filsafat. Ia telah
membentuk sistem keilmuan dan pandangan filsafat skolastiknya secara
gamblang. Adapun karya-karya utamanya antara lain Kitab al-Shifa (Buku
Penyembuhan), dan Kitab al-Isharat wa’l Tanbihat (Pegangan Bagi
Pengajaran dan Peringatan).
Upaya penerjemahan karya-karyanya dimulai sejak abad XII dan semenjak
itu para pemikir Arab mulai mewarnai pikirannya sesuai apa yang
diterapkan oleh Ibnu Sina. Sementara itu Abdul Wahid Muhammad Ibn
Rushd atau Averroes dalam banyak hal lebih berpengaruh ketimbang
Avicenna, berkat bukunya yang mengomentari karya filsafat Aristoteles.
8. Sastra
Para ilmuwan Muslim juga memberikan kontribusi yang besar terhadap
dunia Barat di bidang sastra. Hal ini terbukti dari hasil kajian Asian Palacios
atas karya-karya surealism dalam Islam dan atas buku La Devina Comedia
karya Dante Aleghery yang menyimpulkan bahwa Dante telah mendapat
pengaruh yang besar dari karya mistik Muhyidin ibn Arabi maupun penyair
14
buta Abul Ala al-Maari. Sedangkan novel bernilai filsafat dari Ibn Tufail,
Hayy ibn Yaqzan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Edward
Pococke pada tahun 1671 dan buku inilah yang mengilhami Daniel Defoe
dengan kisahnya Robinson Crusoe.
9. Geografi dan Sejarah
Masyarakat Arab dikenal gemar mengarungi pulau maupun benua untuk
berdagang. Karena itu mereka harus menguasai geografi maupun sejarah
setiap kawasan yang akan dijelajahi. Hal inilah yang menjadi latar belakang
untuk menekuni ilmu-ilmu geografis maupun sejarah. Dalam bukunya yang
berbahasa Inggris berjudul Golden Pastures, Hasan Ali al-Masudi
memaparkan gambaran lengkap tentang setiap negeri yang pernah
dikunjunginya pada pertengahan abad ke-10. Bahkan sejarah menunjukkan
bahwa selama lebih dari tiga abad para ahli kartografi Eropa senantiasa
mengutip karya-karya geografi Muslim, seperti karya Nasrudin Tusi
maupun hasil observasi al-Koshaji yang telah berhasil menuyusun hasil
petualangannya di Cina dan mengoreksi perhitungan garis lintang bumi
maupun ukuran bumi. Sedangkan di bidang sejarah, Ibn Miskawaih
merupakan seorang sejarawan Muslim terkenal yang meninggal pada tahun
1030. Dalam bukunya yang berjudul Tajarib al-Umam (Pengalaman
Bangsa), ia memaparkan kisah sejarah tentangPersia dan Arab sampai
dengan masa hidupnya dan menyatakan bahwa penyerbuan Arab atas Persia
telah terjadi sejak jauh sebelum Islam lahir.
10. Sosiologi dan Ilmu Politik
Ibn Khaldun (1332-1406 M) merupakan pemikir filsafat sosiologi dan
sejarah yang terkenal dalam peradaban Islam. Salah satu bukunya yang
disebut sebagai Prolegomena membahas refleksi umum sejarah manusia
dan berbagai macam peradaban manusia sebagai hasil dari perbedaan iklim,
kehidupan kaum pengembara maupun yang telah menetap dan istiadat atau
latar belakang peradaban yang berbeda, termasuk kelembagaan sosial, ilmu
pengetahuan dan seni yang mereka kembangkan.
Sementara, al-Farabi menulis buku yang sangat terkenal tentang filsafat
politik yang berjudul al-Madinatul Fadhilah. Dalam buku tersebut, ia
15
menyatakan bahwa pemimpin suatu negara harus mampu memberikan
jaminan agar penduduknya mencapai kehidupan yang sejahtera baik di
dunia maupun di akhirat. Untuk itu negara harus dipimpin oleh seorang
kepala negara yang memiliki kualitas sempurna, yakni: 1) tinggi
kecerdasannya; 2) kuat ingatan; 3) fasih berbicara; 4) rajin bekerja; 5)
sederhana; 6) luhur budi; 7) adil; 8) teguh pendirian, dan 9) konsisten.
11. Arsitektur dan Seni Rupa
Arsitektur Muslim tampak dalam bentuk istana maupun masjid yang
gemerlapan yang di kemudian hari berpengaruh pada seni bangunan gereja
pada abad pertengahan di Eropa. Seperti pengaruh arsitektur masjid di
Cordova terhadap gereja katedral Notre Dane du Puy dalam wujud
lengkungan susun tiga, cuping ganda, lengkungan sepatu kuda maupun
unsur dua warna yang merupakan ciri masjid di Cordova.
12. Musik
Seorang musikus Muslim bernama Abul Hasan Ali Ibn Nafis atau sering
dipanggil Ziriyab telah mendirikan konservatorium musik-musik
Andalusia. Sejak itu teori musik mulai dikembangkan oleh al-Farabi, yang
menulis Kitab al-Musiki (Pegangan Musik). Dengan menggunakan prinsip-
prinsip ilmu matematika dan fisika para penulis musik mampu memberi
penjelasan secara ilmiah tentang suara dan bagaimana mendorong
pembuatan instrumen musik lebih lanjut, seperti gitar, seruling, tambur,
prototipe piano, organ dan sebagainya.
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dewasa ini islam di Eropa/Barat sudah berkembang dengan pesat. Banyak
mualaf – mualaf bermunculan akibat banyak nya bangsa Eropa/Barat yang
mempelajari Islam. Begitu juga dengan berdirinya Masjid di Eropa/Barat yang
sudah banyak dibangun untuk kepentingan ibadah umat Islam di Eropa/Barat. Itu
merupakan tanda – tanda kemajuan Islam di Eropa/Barat yang sempat mundur.
Dapat disimpulkan bahwa Islam perlahan sudah menunjukan kemajuan nya di
eropa. Penulis berharap kemajuan Islam tidak hanya di Eropa/Barat saja, namun
bisa mencakup seluruh bangsa. Akhir kata penulis mohon maaf jika ada salah dalam
penulisan. Semoga makalah ini bisa berguna bagi pembaca.
17
Daftar Pustaka
18