1 Juni 2018
EVALUASI PENYIMPANAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI APOTEK RESTU
FARMA
1. Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor
Korespondensi :afqary@gmail.com
ABSTRAK
Penyimpanan merupakan salah satu proses penting pada pengelolaan obat dan alat kesehatan.
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat –
obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat
merusak mutu obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem penyimpanan obat dan alat
kesehatan yang berada di Apotek Restu Farma.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang
membahas penyimpanan obat dan alat kesehatan di Apotek Restu Farma.Penelitian dilakukan
dengan pengamatan langsung dan wawancara.Hasil penelitian menunjukkan penyimpanan obat dan
alat kesehatan di Apotek Restu Farma di pelayanan dipisahkan berdasarkan bentuk sediaan (tablet,
sirup, infus, dan injeksi) serta khasiatnya.Demikian juga penyimpanan obat dan alat kesehatan di
gudang, dipisahkan berdasarkan bentuk sediaan (tablet, sirup, infus, dan injeksi). Penyimpanan di
ruang pelayanan mencapai persentase 85% dan gudang 75% sehingga sudah sesuai dengan
Permenkes No. 73 Tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di Apotek
ABSTRACT
Storage is one of important process in the management of drug and medical devices.This study
aims to evaluate the storage system of drug and medical devices in the Restu Farma Pharmacy.
This is a descriptive research which carried on by direct observation and interview. This research
was evaluate arrangement of drugs and medical devices in Restu Farma Pharmacy. This research
show that in Restu Pharma Pharmacy the drug and medical devices were arranged by type of drugs
(tablets, syrups, intervereous liquid and injection). The Restu Pharma Pharamcy‟s warehouse was
as the drug and medical devices in Restu Pharma Pharmacy ware house was arrange by type of
drugs (tablets, syrups, intervereous liquid and injection).The storage in the warehouse at 75% and
the service room at 85% is [compliance with Permenkes No. 73 of the years 2016 about standard
of pharmaceutical care at pharmacy.]
10
11 | Muhammad Afqary et al. ( Evaluasi Penyimpanan Obat dan Alat ...)
PENDAHULUAN penyimpanan di Apotek Restu Farma apakah
Di era mobilitas seperti ini kesehatan menjadi sesuai dengan tata cara penyimpanan Obat dan
kebutuhan yang utama, setiap orang Alat Kesehatan di Apotek sudah diatur dalam
mempunyai hak untuk hidup layak, baik Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun
kesehatan untuk diri maupun keluarganya. Oleh 2016.
karena itu usaha untuk meningkatkan kualitas
pelayanan di apotek semakin membaik. Penyimpanan Obat
Berkembangnya pelayanan di Apotek ditunjang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
oleh sarana dan prasarana yang baik sehingga Nomor 30 Tahun 2014 tentang standar
pelayanan kepada pasien dapat dirasakan secara pelayanan kefarmasian di Puskesmas
maksimal dan dapat memudahkan semua orang. penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan
Kegiatan pelayanan kefarmasian didukung oleh dan memelihara dengan cara menempatkan
pekerjaan kefarmasian yang handal dan obat-obatan yang diterima pada tempat yang
professional. Pekerjaan kefarmasian meliputi dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik
pembuatan termasuk pengendalian mutu yang dapat merusak mutu obat.
sediaan farmasi, pengadaaan, penyimpanan, Tata cara penyimpanan obat menurut Peraturan
pendistribusian atau penyaluarn obat, Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 :
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep 1. Obat/ bahan obat harus disimpan dalam
dokter, pelayanan informasi obat, serta wadah asli pabrik. Dalam hal pengecualian
pengembangan obat, bahan obat atau obat atau darurat dimana isi dipindahkan pada
tradisional (Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun wadah lain, maka harus dicegah terjadinya
2009). kontaminasi dan harus ditulis informasi yang
jelas pada wadah baru. Wadah sekurang –
Salah satu hal yang penting bagi
kurangnya memuat nama obat, nomor batch
terselenggaranya kegiatan pekerjaan
dan tanggal kadarluasa.
kefarmasian adalah pengelolaan obat.
Pengelolaan obat di Apotek meliputi [a] Semua obat/ bahan obat harus disimpan pada
perencanaan, pengadaan, penerimaan, kondisi yang sesuai sehingga terjamin
penyimpanan, pendistribusian, pencatatan dan keamanan dan stabilitasnya.[b]Tempat
pelaporan serta pemusnahan. Penyimpanan penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk
merupakan kegiatan menyimpan dan penyimpanan barang lainya yang menyebabkan
memelihara mutu sediaan farmasi serta kontaminasi.[c]Sistem penyimpanan dilakukan
memudahkan pencarian dan pengawasan obat. dengan mempertahankan bentuk sediaan dan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor kelas terapi obat serta disusun secara alfabetis.
30 Tahun 2014 tentang kefarmasian di Pengeluaran obat harus menggunakan sistem
Puskesmas, penyimpanan adalah suatu kegiatan FEFO (First Expire First Out) dan FIFO (First
menyimpan dan memelihara dengan cara In First Out).
menempatkan obat-obatan yang diterima pada
tempat yang dinilai aman dari pencurian serta Standar Penyimpanan Obat
gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.
Dalam upaya pengobatan suatu penyakit, perlu
diberikan beberapa jenis obat yang saling
Menurut penelitian yang dilakukan oleh berbeda baik bentuk sediaannya maupun
Puslitbang Biomedis dan Farmasi (2006) kemasannya, hal ini perlu dipikirkan cara
diketahui bahwa masih banyak gudang menyimpan obat. Bila cara penyimpanan obat
penyimpanan obat di puskesmas dan rumah tidak memenuhi persyaratan cara menyimpan
sakit di Indonesia yang kurang memenuhi obat yang benar, maka akan terjadi perubahan
persyaratan seperti tidak menggunakan sistem sifat obat tersebut, sampai terjadi kerusakan
alfabetis dalam penataannya, tidak obat (BNPB, 20008)
menggunakan sistem FIFO (First In First Out)
atau FEFO (First Expired First Out) dan Menurut Direktorat Jendral Bina
penggunaan kartu stok yang belum memadai. Kefarmasian dan Alat Kesehatan tentang Materi
pelatihan peningkatan pengetahuan dan
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik keterampilan memilih obat bagi Tenaga
untuk melakukan penelitian di Apotek Restu Kesehatan tahun 2008 cara penyimpanan obat
Farma yang berada di .Jl. Raya Leuwiliang ialah sebagai berikut :
No.21 A Pasar Lama Ds. Leuwiliang,
Kec.Leuwiliang. Kab Bogor, untuk mengetahui
Penyimpanan obat dan alat kesehatan yang 2. Semua Obat/ bahan Obat harus disimpan
berada di Apotek Restu Farma di evaluasi pada kondisi yang sesuai sehingga
dengan menyesuaikan dengan Peraturan terjamin keamanan dan stabilitasnya.
Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016 dengan 3. Tempat penyimpanan obat tidak
melihat langsung kondisi penyimpanan dan diperguankan untuk penyimpanan barang
mewawancara pegawai Apotek Restu Farma. lainya yang menyebabkan kontaminasi.
Kemudian dibandingkan dengan peraturan yang 4. Sistem penyimpanan dilakukan dengan
ada apakah kondisi penyimpanan Apotek Restu mempertahankan bentuk sediaan dan
Farma sesuai dengan peraturan yang ada atau kelas terapi Obat serta disusun secara
tidak. alfabetis.
Pengeluaran obat harus menggunakan sistem
Cara Kerja FEFO (First Expire First Out) dan FIFO (First
In First Out).
Prosedur Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan
caramelakukan pengamatan pada tempat Data diperoleh dari hasil wawancara
menyimpan obat dan alat kesehatan di Apotek kepada pengelola dan penanggung jawab
Restu Farma, serta wawancara kepada Apotek, data juga diperoleh dengan
pengelola dan penanggung jawab Apotek. pengamatan langsung dari cara penyimpanan
Dilakukanya evaluasi setiap obat dan alat obat di Apotek Restu Farma secara tertulis dan
kesehatan dan dikelompokan sehingga dapat dibuat dokumentasi (foto).
disesuaikan dengan Peraturan Mentri Kesehatan
No.73 Tahun 20216 yang mencakup: Analisis Data
1. Obat/ bahan Obat harus disimpan dalam Data yang didapat dianalisa secara deskriptif
wadah asli pabrik. Dalam hal dengan melihat keadaan tempat menyimpan
pengecualian atau darurat dimana isi obat dan alat kesehatan. Hasil akan disajikan
dipindahkan pada wadah lain, maka harus secara deskriptif dalam bentuk tabel dan
dicegah terjadinya kontaminasi dan harus diagram.
ditulis informasi yang jelas pada wadah
baru. Wadah sekurang – kurangnya
memuat nama obat, nomor batch dan
tanggal kadarluasa.
Gambaran Persentase Obat dan Alat Obat – obatan yang ada di Apotek Restu Farma
Kesehatan di Pelayanan di golongkan ke beberapa jenis obat
diantaranya ; obat bebas, obat bebas terbatas,
Tata letak penyimpanan obat dan alat kesehatan obat keras dan obat tradisional. Kemudian di
di pelayanan merupakan hal yang penting sesuaikan dengan Peraturan Menteri Kesehatan
karena di Apotek Restu Farma obat dan alat No. 73 Tahun 2016 tentang standar pelayanan
kesehatan cukup banyak mencapai total 235 kefarmasian di Apotek.
jenis obat dan alat kesehatan.
Obat Bebas
Tabel 1. Persentase Kesesuaian Penyimpanan Obat Bebas
Obat Keras
Tabel 3. Persentase Kesesuaian Penyimpanan Obat Keras
Hasil dari obat keras yang sudah sesuai dicampur dengan bahan lain yang menyebabkan
dengan standar penyimpanan adalah Disimpan kontaminasi 96% pada lemari pendingin
dalam wadah asli, Terdapat tanggal kadaluarsa, diletakan makanan dan minuman, hal ini
terdapat nomor batch dan sistem FIFO/ FEFO dikhawairkan menyebabkan kontaminasi pada
sudah dilakukan dengan hasil persentase 100%, obat. Penyimpanan secara alfabetis masih
disimpan sesuai dengan kelas terapinya 98% belum dilakukan dikarenakan ketersediaan stok
hanya lansoprazol yang tidak disimpan sesuai obat di gudang Apotek Restu Farma tidak
dengan kelas terapinya dikarenakan jumlahnya selalu dengan merek yang sama, namu
sedikit sehingga ditempatkan ditempat yang penyimpanan obat di pisahkan dalam bentuk
tidak memakan banyak ruang. Disimpan sesuai sediaan ( tablet, sirup, infus, dan injeksi) Hasil
dengan tempat stabilnya 97% Phenytoin dan rata – rata persentase penyimpanan obat keras
Neo K disimpan dalam lemari pendingin yang di ruang pelayanan mencapai 86.37%.
seharusnya disimpan pada suhu ruangan. Tidak
Alat Kesehatan
Tabel 5. Persentase Kesesuaian Penyimpanan Alat Kesehatan
No Peraturan Permenkes No 73 Tahun 2016 Total jenis Obat yang Persentase N
memenuhi peraturan =40
1 Disimpan sesuai dengan kelas terapinya 40 100%
2 Disusun secara alfabetis 0 0%
3 Disimpan dalam wadah asli 40 100%
4 Terdapat tanggal kadaluarsa pada kemasan 25 63%
5 No Batch 27 67%
6 Disimpan sesuai dengan tempat stabilnya 38 95%
7 Tidak dicampur dengan bahan lain yang 40 100%
menyebabkan kontaminasi
8 FIFO/ FEFO 40 100%
Total Persentase Penyimpanan Alat Kesehatan 78.125%
Hasil data alat kesehatan seperti disimpan wadah asli, tidak dicampur dengan bahan lain
sesuai dengan kelas terapinya, disimpan dalam yang menyebabkan kontaminasi, dan sistem
Hasil penyimpanan obat dan alat kesehatan keamanan persediaan (Direktorat Bina Marga,
diruang pelayanan yang disesuaikan dengan 1999). Pergudangan adalah segala upaya
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun pengelolaan gudang yang meliputi penerimaan,
20016 tentang standar pelayanan kefarmasian di penyimpanan, pemeliharaan, pendistribusian,
Apotek secara keseluruhan sudah sesuai dan pengendalian dan pemusnahan agar kualitas dan
hasil rata – rata persentase penyimpanan adalah kuantitas tetap terjamin (BNPB, 2009).
85% . Apotek Restu Farma memiliki gudang
Evaluasi Penyimpanan Obat dan Alat untuk menyimpan obat dan alat kesehatan.
Kesehatan di Gudang pengelolaan penyimpanan obat dan alat
Gudang merupakan tempat pemberhentian kesehatan di gudang Apotek Restu Farma
sementara barang sebelum dialirkan, dan disesuaikan dengan Peraturan Menteri
berfungsi mendekatkan barang kepeda pemakai Kesehatan No.73 Tahun 2016 tentang standar
sehingga menjamin kelancaran permintaan dan pelayanan kefarmasian di Apotek dengan hasil
sebagai berikut :