Anda di halaman 1dari 71

SPO BEDAH KEPERAWATAN

PENGATURAN KERJA SAMA DISIPLIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/1

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

Hal ini mengatur tentang tata kerja/kerja sama antar disiplin dalam
PENGERTIAN menangani/memberikan tindakan dalam upaya penyembuhan pasien di
kamar operasi Rumah Sakit Kurnia

Sebagai pedoman dalam melakukan kerja sama antar disiplin ilmu


TUJUAN sehingga pasien dapat terlayani dengan baik di Kamar Operasi Rumah
Sakit Kurnia

Direktur RS menetapkan kebijakan dan prosedur pelaksaan pertemuan


KEBIJAKAN
berkala antar disiplin di Kamar Operasi

1. Penderita yang membutuhkan penanganan/konsultasi dengan


dokter lain dilaksanakan oleh petugas Kamar Operasi
2. Semua pasien yang dioperasi dan membutuhkan tindakan anestesi
bekerja sama dengan tenaga /tim anestesi
3. Bagi pasien yang membutuhkan segera darah dilaksanakan oleh
petugas Kamar Operasi kerja sama dengan petugas laboratorium
PROSEDUR 4. Bila memerlukan obat-obatan/alat segera dilakukan oleh petugas
Kamar Operasi bekerjasama dengan unit Farmasi/ruang yang
bersangkutan
5. Bila memerlukan pemeriksaan radiologi dilakukan oleh petugas
Kamar Operasi bekerjasama dengan unit Radiologi
6. Semua pasien yang dioperasi dan memerlukan pemeriksaan EKG,
bekerja sama dengan petugas ruangan perawatan bedah dan
ruangan EKG
1. Instalasi Kamar Bedah
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Farmasi
3. Laboratorium
4. Radiologi

PENGATURAN KERJA SAMA ANTAR DISIPLIN DI KAMAR


OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/1

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

Prosedur yang menerangkan langkah-langkah/tata cara dalam


PENGERTIAN
pelaksanaan pertemuan berkala antar disiplin di Kamar Operasi bedah

Sebagai pedoman dalam pelaksanaan, pertemuan berkala antar disiplin


TUJUAN
di kamar operasi bedah Rumah Sakit Kurnia

Direktur RS menetapkan kebijakan dan prosedur pelaksaan pertemuan


KEBIJAKAN
berkala antar disiplin di Kamar Operasi setiap 1 bulan sekali

1. Kepala kamar operasi menentukan jadwal pertemuan berkala


2. Kepala kamar operasi menginformasikan waktu pertemuan berkala
3. Kepala kamar operasi mengundang unit terkait sehari sebelum
pertemuan
4. Kepala kamar operasi memimpin rapat pertemuan berkala pada hari
PROSEDUR
yang ditentukan
1. Instalasi Kamar Bedah
UNIT TERKAIT
2. Poliklinik Spesialis

PERAN KAMAR BEDAH DALAM KEADAAN DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/1

Ditetapkan oleh,
STANDAR
Tanggal Terbit Direktur RS KURNIA
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

Pelayanan kamar bedah berperan dalam menaggulangi atau menangani


PENGERTIAN
korban akibat keadaan darurat

Agar dalam keadaan darurat pelayanan kamar bedah siap sedia setiap
TUJUAN
saat dalam menangani atau menghadap keadaan darurat

Dalam memberikan pelayanan kamar bedah, selalu siap sedia dalam


KEBIJAKAN
menangani korban keadaan darurat atau bencana

1. Petugas menerima laporan siaga atau keadaan darurat


2. Petugas melaporkan keadaan siaga ke Ka. kamar operasi
3. Petugas mengecek kembali kadaan siaga
4. Ka. Kamar operasi menginstruksikan persiapan kamar operasi
5. Ka. Kamar operasi menghubungi petugas OK, Dokter ahli bedah
dan anestesi
PROSEDUR 6. Petugas OK, dokter bedah dan anestesi melaksanakan tindakan
koordinasi dan tindakan pembedahan
7. Petugas meminta laporan keadaan siaga selesai
1. Instalasi Kamar Bedah
UNIT TERKAIT
2. Semua unit di rumah sakit
PENAMBAHAN JADWAL OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/1

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

Suatu prosedur yang mengatur penambahan jadwal operasi yang sudah


PENGERTIAN
ada

Agar penambahan jadwal operasi dapat sebaik-baiknya agar pelayanan


TUJUAN
kamar bedah berjalan lancar

Penambahan jadwal operasi yang sudah ada dapat diatur dengan


KEBIJAKAN
sebaik-baiknya agar pelayanan kamar bedah berjalan lancar

1. Perawat menerima laporan penambahan jadwal operasi


2. Perawat mengatur jadwal yang sudah ada dengan penambahan
jadwal baru
3. Perawat menambah jadwal operasi efektif sesuai ketentuan 24
PROSEDUR jam, di luar ini, penjadwalan otomatis dipindahkan ke hari
berikutnya dengan konfirmasi ke dokter atau ruangan perawatan
4. Perawat menghubungi dokter bedah dan dokter anestesi tentang
penambahan jadwal operasi yang baru
5. Perawat melakukan pencatatan, pemberitahuan pada tim operasi
6. Perawat mempersiapan peralatan
1. Instalasi Kamar Bedah
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat inap
3. Dokter Bedah dan Dokter Anestesi
PENJADWALAN OPERASI CITO

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/1

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

PENGERTIAN Suatu sistem yang mengatur penjadwalan operasi cito

Agar penambahan jadwal operasi dapat sebaik-baiknya agar pelayanan


TUJUAN
kamar bedah berjalan lancar

Dalam memberikan pelayanan kamar bedah sudah diatur penanganan


KEBIJAKAN
pasien dengan kegawatdaruratan pembedahan
1. Perawat menerima pendaftaran operasi cito
2. Perawat menulis di kertas rencana operasi : nama pasien, umur,
jenis kelamin, diagnosis, anestesi, tanggal dan jam operasi
3. Perawat melaporkan kepada Ka. Kamar Operasi, Dokter Bedah
dan Dokter Anestesi
PROSEDUR
4. Perawat menghubungi dokter bedah dan dokter anestesi tentang
penambahan jadwal operasi yang baru
5. Perawat memberitahukan kepada petugas kamar operasi yang
bertugas
1. Instalasi Kamar Bedah
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap
3. ICU
4. IGD

PENUNDAAN JADWAL OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/1
Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

Suatu prosedur yang diambil pada saat terjadi penundaan jadwal


PENGERTIAN
operasi

Agar semua pihak yang terlibat dalam jadwal operasi yang mengalami
TUJUAN
penundaan tersebut dapat mengetahui

Jadwal operasi yang ada bila terjadi penundaan maka semua pihak
KEBIJAKAN yang terlibat untuk diberitahu dan membuat rencana untuk
penjadwalan baru

1. Perawat ruangan menerima laporan penundaan


2. Perawat ruangan melakukan konfirmasi untuk penjadwalan baru
dari ruangan perawatan atau dari dokter yang bersangkutan
PROSEDUR 3. Perawat menghubungi semua dokter bedah dokter anestesi tentang
penundaan dan penjadwalan yang baru
4. Perawat melakukan pencatatan pemberitahuan pada tim operasi

1. Instalasi Kamar Bedah


UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap
3. Dokter Bedah dan Dokter Anestesi
PENERIMAAN PASIEN DI KAMAR BEDAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/1

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

Pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan di ruang pre operasi


PENGERTIAN
dari ruang rawat inap atau di luar rumah sakit

Persiapan-persiapan untuk dilakukan pembedahan mencakup bio,


psiko, sosial, spiritual dan kelengkapan administrasi termasuk infomed
TUJUAN
concent dan persiapan lainnya agar proses tindakan pembedahan dapat
berjalan dengan baik dan lancar

Pasien yang akan dilakukan tindakan medis di kamar perlu dilakukan


KEBIJAKAN
serah terima dari perawat ruangan dan perawat/petugas kamar operasi
1. Perawat memeriksa identitas pasien dengan menggunakan daftar
cek pre operasi/ surgical sefety checlist
2. Perawat memastikan diagnosis pasien
3. Perawat memastikan lokasi dan teknis operasi
PROSEDUR 4. Perawat ruangan menggantikan baju pasien dengan baju kamar
operasi
5. Perawat ruangan melakukan serah terima dengan perawat kamar
operasi
6. Perawat ruangan memindahkan pasien ke brancart kamar operasi
1. Instalasi Kamar Bedah
2. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 3. IGD

PEMASTIAN TEKNIK PEMBEDAHAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,

PROSEDUR Direktur RS KURNIA


OPERASIONAL
Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

PENGERTIAN Suatu cara untuk menentukan lokasi dan teknik pembedahan

Untuk menentukan teknik pembedahan dan aproach yang terbaik


TUJUAN sesuai dengan keadaan pasien, kelainannya dan diagnosis serta hasil
pemeriksaan penunjang

Semua pasien yang akan dilakukan tindakan pembedaan harus terlebih


KEBIJAKAN
dahulu dipastikan teknik pembedahan dan pendekatan lokasi insisi

1. Perawat membaca order Dokter dan menyatakan kepada pasien


keluhan dan daerah penyakitnya
2. Perawat melakukan pemeriksaan dan memberi tanda lokasi operasi
3. Perawat memberitahukan kepada Dokter bedah dan menanyakan
PROSEDUR kepada Dokter teknik operasi yang akan dilakukan
4. Bila memerlukan pencukuran lokasi operasi dapat dilakukan < 1 jam
sebelum insisi
5. Perawat instrumen mempersiapkan instrumen dan keperluan teknik
operasi tersebut
1. Instalasi Kamar Bedah
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap
3. IGD
4. ICU
PENGENDALIAN INFEKSI DAN

PERLINDUNGAN DARI PENULARAN

PENYAKIT HIV / HEPATITIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/1

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

Prosedur yang mengatur pengendalian dan perlindungan dari penularan


PENGERTIAN
penyakit seperti hepatitis dan HIV

Agar ada pencegahan atau pengendalian dari penularan penyakit hepatitis atau
TUJUAN
HIV

Pelayanan kamar bedah harus sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan
KEBIJAKAN untuk pencegahan pengendalian dan penularan penyakit kepada petugas atau
pasien lainnya

1. Perawat menerima pasien dikamar operasi dengan memperhatikan


penyakit yang ada pada pasien tersebut
2. Bila ditemukan pasien dengan penyakit menular seperti hepatitis atau HIV
perawat mempersiapkan alat dan personil khusus
3. Perawat memakai Double Gloves
4. Perawat menggunakan apron plastik
5. Setelah operasi dilakukan, perawat meletakan semua linen pada 1 wadah
khusus untuk dibersihkan dari darah dan direndam dengan cairan
desinfekstan selama 24 jam dan dibawa ke PPAS
6. Perawat meletakan instrumen operasi pada wadah khusus, untuk dibilas
dari darah dan direndam dengan cairan desinfektan selama 24 jam, disikat
dibawah air mengalir
PROSEDUR 7. Petugas mensterilkan alat dan linen kembali, bila perlu diperiksa ke
laboratorium
8. Ruangan langsung dibersikan dan di foging
1. Instalasi Kamar Bedah
2. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 3. IGD
4. ICU
5. LABORATORIUM

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN PRE ANESTESI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/2

Ditetapkan,

Direktur RS KURNIA

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

Asuhan keperawatan kepada pasien yang akan dilakukan pembedahan


PENGERTIAN
dengan anestesi

1. Mengurangi rasa cemas


TUJUAN 2. Mencegah resiko dan komplikasi pada waktu anestesi dan atau
pembedahan
Memberi pelayanan yang aman secara fisik dan psikologi kepada pasien
KEBIJAKAN
yang akan dilakukan pembedahan dengan anestesi

PROSEDUR 1. Melakukan serah terima pasien dari petugas bangsal dikamar operasi
meliputi : identitas pasien dan persiapan yang telah dilakukan di bangsal
2. Melakukan pengkajian, perencanaan, tindakan, dan evaluasi keperawatan
terhadap pasien secara fisik dan psikologi agar siap menjalani
anestesi/pembedahan
3. Cek ulang kelengkapan persiapan pasien berupa informed concent, hasil
konsultasi ahli, hasil pemeriksaan diagnostik ( Lab, Rad, USG, CT-Scan,
EKG dll ) alat/ bahan/obat yang dibawa pasien dari bangsal
4. Memastikan personal hygiene pasien dalam keadaan sudah mandi, bebas
dari prosese make up dan perhiasan, tidak bercat kuku, rambut bersih,
mulut bersih dan memakai baju dan topi khusus kamar operasi
5. Cek ulang persiapan daerah operasi, meliputi area operasi sudah dicukur
dan dibersihkan. Untuk operasi pada saluran pencernaan sudah
dilaksanakan sesuai protap
6. Cek ulang dan melaksanakan tindakan persiapan untuk anestesi,
meliputi : persiapan persetujuan, anestesi, puasa, persediaan darah,
mengukur TTV, BB, TB, memasang IV line sesuai keadaan pasien dan
kebutuhan operasi

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN PRE ANESTESI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 2/2

1. IGD
UNIT TERKAIT 2. ICU
3. Instalasi Rawat Inap
MEMINDAHKAN PASIEN DARI KERETA DORONG KE MEJA
OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/2

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

Memindahkan pasien dari kereta dorong ke meja operasi untuk dilakukan


PENGERTIAN
pembedahan

TUJUAN Menjaga keselamatan pasien

Semua perawat yang melakukan tindakan keperawatan harus sesuai


KEBIJAKAN
standar yang berlaku

PROSEDUR A. Persiapan Alat :


1. Meja operasi
2. Perlengkapan untuk mengatur posisi
3. Selimut pasien
B. Persiapan Pasien :
1. Beri penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan, Sesuai tingkat pemahaman
C. Peaksanaan Tindakan :
1. Beri alas meja operasi dengan perlak sehingga menutupi seluruh
meja operasi
2. Tutup kembali perlak dengan laken meja operasi khusus
3. Beri informasi kepada pasien akan dipindahkan dari kereta dorong
ke meja operasi
4. Tutup pasien dengan selimut yag telah disiapkan
5. Dekatkan kereta dorong ke meja operasi
6. Angkat/geser pasien secara bersamaan, satu orang pada kepala dan
bahu, satu pada pinggang, satu pada bagian tungkai
7. Atur posisi tidur pasien senyaman mungkin
D. Hal – hal yang harus diperhatikan :
1. Tidak boleh meninggalkan pasien sendirian dimeja operasi
2. Untuk keadaan umum pasien tertentu/operasi tertentu yang
memerlukan posisi khusus pasien dipindahkan setelah dilakukan
narkose

MEMINDAHKAN PASIEN DARI KERETA DORONG KE MEJA


OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 2/2

UNIT TERKAIT Instalasi Kamar Bedah


ANESTESI UMUM (GENERAL)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/2

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

Suatu tindakan perawatan untuk menjaga keselamatan pasien yang hilang


PENGERTIAN
kesadaran selama pembiusan

1. Supaya pasien tidur


TUJUAN 2. supaya pasien relaks
3. supaya pasien tidak kesakitan
4. memperlancar tindakan pembedahan
1. Mempertahankan mekanisme haemodinamik yang stabil
KEBIJAKAN 2. Menjaga kelancaran ventilasi paru
3. Menjaga kebersihan airway
PROSEDUR 1. Persiapan Alat Anestesi Umum :
a) Main unit mesin anestesi dengan satu /dua vaporizer
b) Laringoskop
c) Pipa trakea
d) Oropharingeal airway
e) Plester/gunting
f) Introduster
g) Conector
h) Suction
i) Obat-obatan
j) Bedside monitor
k) Spuit
2. Langkah persiapan pasien :
a) Serah terima pasien dengan pengiriman pasien
b) Persiapan mental spiritual
c) Persiapan fisik
d) Persiapan administrasi
e) Persiapan IV line
f) Pemasangan monitor

ANESTESI UMUM (GENERAL)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 2/2

3. Langkah asisten anestesi :


a) Memberikan suntikan obat premidikasi
b) Memberikan oksigenasi
c) Memberikan suntikan obat induksi
d) Membatu tindakan intubasi
e) Memfiksasi ETT mengisi cuff ETT
PROSEDUR f) Pemeliharaan anestesi dengan atau tan pa intubasi
g) Memonitor vital sign merekam tindakan keperawatan
h) Pengakhiran anestesi dan pembersihan airway
i) Serah terima dengan petugas ruang PACU
j) Membersihkan dan merapihkan alat anestesi siap dipakai kembali
k) Menyelesaikan administrasi obat-obatan

1. Instalasi Kamar Bedah


UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap
3. ICU
4. IGD
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN INTRA OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/1

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

Asuhan keperawatan yang dilakukan kepada pasien selama tindakan


PENGERTIAN
pembedahan dengan anestesi
Monitoring tindakan anestesi, status hemodinamik dan vital sign selama
TUJUAN
tindakan pembedahan

Memberikan asuhan keperawatan, kenyamanan dan menjaga keselamatan


KEBIJAKAN
terhadap pasien selama dilakukan anestesi/pembedahan

1. Persiapan mesin anestesi dan obat-obatan anestesi


2. Menyiapkan /memasang bedside monitor
3. Asistensi dokter anestesi melakukan induksi
PROSEDUR 4. Asistensi dokter anestesi melakukan sungkup muka/ intubasi
5. Monitoring vital sign selama dilakukan tindakan pembedahan
6. Monitoring keseimbangan cairan dan elektrolit
7. Asistensi dokter untuk pengakhiran anestesi dan atau melakukan
ekstubasi
UNIT TERKAIT Instalasi Kamar Bedah
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN PASCA OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/1

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
31 Desember 2013
OPERASIONAL

Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

Asuhan keperawatan yang dilakukan kepada pasien setelah dilakukan tindakan


PENGERTIAN
anestesi pada pembedahan

1. Memulihkan kesadaran pasien seminimal/tanpa komplikasi pembedahan


dan atau pembiusan
TUJUAN 2. Mempertahankan haemodinamik
3. Memenuhi kebutuhan oksigenasi
4. Memenuhi kebutuhan pengobatan dan perawatan, serta membantu proses
penyembuhan
Memberikan asuhan keperawatan, terhadap pasien setelah dilakukan
KEBIJAKAN
anestesi/pembedahan dengan aman dan nyaman sampai sadar kembali

1. Melakukan serah terima pasien dari perawat kamar operasi kepada perawat
kamar pemulihan (RR)
2. Menjaga kelancaran airway denga memposisikan kepala tengadah (ekstensi)
pada pasien dengan pembiusan umum, dan kepala lebih tinggi (semi fowler)
Pada pasien dengan regional anestesi
3. Penghisapan lendir daerah mulut dan trachea
PROSEDUR 4. Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
5. Memasang pengaman bed untuk menghindari pasien jatuh
6. Menilai keadaan umum pasien, pernafasan, tekanan darah dan nadi
7. Observasi muntah
8. Penilaian kesadaran/pemulihan pasien pada pembiusan untuk bisa pindah
keruangan
9. Apabila sudah dapat dipindahkan ke bangsal, dilakukan serah terima antara
perawat ruang pulih dengan perawat bangsal
1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT
2. ICU

PERHITUNGAN KASA/INSTRUMEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/1

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. TubagusEdi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

Prosedur kasa dan instumen suatu cara persiapan instrumen pada setiap operasi
PENGERTIAN
di kamar bedah sebelum dan sesudah operasi

1. Untuk persiapan operasi


2. Agar kebutuhan instrumen terpenuhi pada saat operasi
TUJUAN 3. Menghindari tertinggalnya alat/kasa di tubuh pasien
Sebelum dilakukan operasi, intra operasi dan setelah tindakan operasi harus
dilakukan perhitungan kasa dan instrumen agar tidak terjadi ketidak sesuaian
KEBIJAKAN penghitungan atau pun tertinggalnya alat/kasa didalam tubuh pasien

PROSEDUR 1. Sebelum operasi perawat instrumen dan perawat sirkuler menyiapkan


benang dan kasa dihitung sesuai yang dibutuhkan dan dicatat di formulir
2. Sebelum luka operasi ditutup perawat instrumen dan perawat sirkuler
menghitung kasa dan instrumen sebelum luka di tutup disesuaikan dengan
jumlah kasa dan instrumen sebelum operasi
3. Perawat akan melakukan perhitungan ulang dan pencarian hingga ketemu
apabila terjadi ketidak sesuaian perhitungan kasa dan instrumen
4. Perawat membungkus alat linen yang sudah kotor kedalam trolly
5. Petugas mendorong instumen dan trolly ketempat
6. Pencucian alat dan bawa instrumen yang sudah bersih ke tempat sterilisasi
7. Petugas rapihkan ruangan operasi
UNIT TERKAIT Instalasi Kamar Bedah

PENGATURAN POSISI PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/1

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

Suatu tindakan untuk mengatur posisi tertentu untuk memperlancar operasi sesuai
PENGERTIAN
dengan kebutuhan

TUJUAN Agar posisi sesuai dengan kebutuhan operasi


KEBIJAKAN Setiap pasien yang dilakukan pembedahan diatur posisi sesuai tindakan

1. Setelah Pasien dibius, atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan


PROSEDUR 2. Ikat tangan dan kaki dengan tali, agar tidak merosot atau berontak pada waktu
operasi.
UNIT TERKAIT Instalasi Kamar Bedah
PENGATURAN LAMPU OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/1

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. TubagusEdi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

PENGERTIAN Suatu tindakan penerangan pada daerah operasi

TUJUAN Agar daerah operasi terlihat jelas

KEBIJAKAN Setiap tndakan harus dilakukan penerangan yang jelas

1. Hidupkan lampu operasi.


PROSEDUR 2. Atur kekai dengan maksimal uatan lampu sesuai dengan kebutuhan .
3. Atur fokus lampu operasi pada derah operasi.
4. Tahapan selesai dan matikan lampu
UNIT TERKAIT Instalasi Kamar Bedah
HISTEREKTOMI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/2

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

Histerektomi adalah pemotongan dan pengangkatan uterus ( dikeluarkan dari rongga


PENGERTIAN
pelvis)

TUJUAN Melakukan penyembuhan penyakit pada uterus dengan tindakan pembedahan

1. Di lakukan di kamar operasi


KEBIJAKAN 2. Tersedian sarana dan instrument operasi
3. Adanya tim pelaksana : Dokter ahli bedah Doketer Anestesi dan perawat
kamar bedah.
PROSEDUR 1. Menyiapkan alat kesehatan
2. Posisikan pasein tidur terlentang dalam keadaan narcose umum
3. Lakukan Time Out
4. Cuci tangan steril, memakai gowen steril dan pakai sarung tangan steril
5. Lakukan anestesi umum / regional
6. Antisepsis daerah operasi ( Abdomen bawah ) dan sekitarnya serta pasang
duk steril.
7. Menghitung instrument dan kasa
8. Insisi kulit secara melintang dari SIAS kiri Ke SIAS kanan
9. Insisi di perdalam sampai peritoneum lalu peritoneum di buka.
10. Peritoneum di buka tampak uterus.
11. Adnexa di klem pada 2 sisi, di gunting dan di jahit dengan chromic 2/0.
12. Dinding luar uterus insisi lips secara sirkuler ( pada bagian bawah uterus)
dan dinding uterus di bebaskan secara tumpul sampai ke bawah (Pangkal
Uterus ).
13. Uterus dipotong pada pangkal uterus kemudian dikeluarkan dari rongga
pelvis dan di jahit dengan polysorb no 2.
14. Plika dijahit dengan chromic 2/0
15. Cek perdarahan
16. Angkat tampon usus
17. Bersihkan dengan NaCl

HISTEREKTOMI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

475/SPO/01/2013 0 2/2

18. Hitung instrument dengan kasa


19. Tutup lapis demi lapis
PROSEDUR 20. Bersihkan luka operasi
21. Tutup luka dengan sofratul dan kasa lalu di plester.
22. Operasi selesai pasien di kirim ke ruang recovery dan di monitor.
23. Catat pemakaian pada form alkes.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Kamar Bedah
2. Komite Medik
MYOMEKTOMI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,

PROSEDUR Direktur RS KURNIA SERANG


OPERASIONAL

Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS


NIP. 19720320040811001

PENGERTIAN Myomektomi adalah pemotongan dan pengangkatan myoma uteri.

TUJUAN Mengangkat serta mengeluarkan myoma uterus dengan tindakan pembedahan.

1. Di lakukan di kamar operasi


KEBIJAKAN 2. Tersedian sarana dan instrument operasi
3. Adanya tim pelaksana : Dokter ahli bedah Doketer Anestesi dan perawat
kamar bedah.
1. Menyiapkan alat kesehatan
2. Pasien tidur terlantang dalam keadaan narcose umum
3. Lakukan Time Out
4. Cuci tangan steril , pakai baju dan pakai sarung tangan steril
5. Menghitung instrument dan hitung kasa catat di format askep.
6. Lakukan anestesi umum /regional
7. Antisepsis daerah operasi ( Abdomen bawah ) dan sekitarnya serta pasang
duk steril.
8. Insisi kulit secara melintang dari SIAS kiri ke SIAS kanan (secara mediana)
9. Insisi diperdalam sampai peritoneum lalu peritoneum di buka dengan hal
PROSEDUR lalu pasang tampon usus.
10. Lakukan indentifikasi myoma uteri, kemudian angkat pada tempat
implantasi myoma di jahit dengan chromic 2/0
11. Lakukan identifikasi myoma uteri kemudian diangakat ( myomektomi)
tempat myoma uteri di jahit.
12. Jaringan myoma uteri di PA
13. Perdarahan di rawat.
14. Luka operasi di jahit tutup lapis demi lapis
15. Tutup dengan kasa steril
16. Operasi selesai, pasien di kirim keruang recovery
17. Catat pemakaian pada form alkes.

MYOMEKTOMI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 2/2

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Kamar Bedah


2. Komite Medik
KISTEKTOMI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/2

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

PENGERTIAN Kistektomi adalah pemotongan dan pengangkatan kista ovarium

TUJUAN Melakukan penyemb uhan pada penderita kista ovarium.

1. Dilakukan di kamar operasi


KEBIJAKAN 2. Tersedian sarana dan instrument operasi
3. Adanya tim pelaksana : Dokter ahli bedah, Doketer Anestesi dan perawat
kamar bedah.
PROSEDUR 1. Menyiapkan alat kesehatan
2. Posisikan pasien tidur terlentang
3. Lakukan Time Out
4. Lakukan Pembiusan anestesi umum / regional .
5. Cuci tangan steril , pakai baju dan pakai sarung tangan steril
6. Menghitung instrument dan hitung kasa catat di format askep.
7. Pasang duk steril
8. Siapkan instrument dan berikan sesuai dengan kebutuhan.
9. Lakukan antisepsis daerah operasi abdomen bawah dan sekitarnya serta
dropping.
10. Insisi kulit secra melintang dari SIAS kanan ke SIAS kiri
11. Insisi di perdalam sampai peritoneum lalu peritoneum di buka.
12. Hack dan tampon secsio di pasang maka lapang operasi di ekspose
13. Identifikasi kista ovarium, kemudian kapsul kista ( dingding luar kista ) di
insisi dan di bebaskan secara tumpul.
14. Gunting dan di jahit dengan polysorb no 2.
15. Untuk kista intra ligamenter kapsul kista di insisi dan dipisahkan secara
tumpul.
16. Dijahit dengan chromic 2/0
17. Isi kista diangkat dan dikeluarkan ( kistektomi ) serta jaringan di PA
18. Kapsul ( dingding ) luar kista di jahit dengan cara flep spiral
19. Perdarahan di rawat, angkat tanpon usus
20. Bersihkan dengan NaCl

KISTEKTOMI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 2/2

21. Hitung kasa dan instrument catat di format askep


22. Jahit peritoneum dan otot traktus abdominus dengan chromic 2/0
23. Jahit fasia dengan polisorb no 2
24. Jahit subcutis dengan chromic no 2/0
PROSEDUR 25. Jahit kulut dengan sutra no 2/0 atau dengan chromic 3/0
26. Prosedur selesai, bangunkan pasien bawa ke ruang recovery
27. Membuat laporan operasi
28. Membuat laporan anestesi
29. Catat pemakaian pada form alkes
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Kamar Bedah
2. Komite Medik

SEKSIO SESAREA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,

PROSEDUR Direktur RS KURNIA


OPERASIONAL
Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

PENGERTIAN Tindakan pengangkatan janin secara terbuka

TUJUAN Mengeluarkan janin

KEBIJAKAN Pasien berhak mendapatkan pelayanan sesuai prosedur ini

1. Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan


2. Posisikan pasein tidur terlentang dimeja operasi
3. Lakukan Time Out
4. Cuci tangan steril dan menggunakan gown dan handscoon steril
5. Lakukan anestesi umum atau regional
6. Lakukan assepsis pada daerah abdomen dan genetalia
7. Pasang duk steril
8. Hitung instumen dan kasa
9. Dilakukan insisi secara panenstill diperdalaman hingga peritoneum
10. Peritonium dibuka tampak uterus pasang hak abdomen
11. Plika digunting dan dipisahkan dari uterus, pasang hak abdomen
PROSEDUR 12. Insisi SBR
13. Insisi diperluas secara tumpul
14. Ketuban dipecahkan dengan pinset
15. Hasil konsepsi dikeluarkan dan klem tali pusat pada 2 sisi dan gunting
16. Plasenta dikeluarkan
17. Bersihkan uterus dengan kasa
18. Jahit uterus dengan polisorb no2
19. jahit plika dengan cromic gut no. 2/0
20. Cek perdarahan, bersihkan dengan Nacl atau RL
21. Hitung instrumen dan kasa
22. Jahit peritoneum dan otot dengan cromic 2/0
23. Jahit fasia dengan polisorb no 2
24. Jahit subcutis dengan cromic 2/0

SEKSIO SESAREA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 2/2

PROSEDUR 25. Jahit kulit dengan sutra no 2/0 dengan cromic 3/0
26. Bersihkan daerah operasi
27. Tutup luka dengan kasa dan plester
28. Bersihkan daerah vagina
29. Operasi selesai pasien dibangunkan
30. Antar pasien ke recovery room
31. Membuat laporan operasi
32. Bereskan alat-alat instrumen dan ruangan
33. Mencatatpemakaian alkes pad form alkes
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Kamar Bedah
2. Komite Medis

MEMBUAT LAPORAN PEMBEDAHAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/2

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA

STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

Penulisan laporan operasi pada setiap tindakan pembedahan pada formulir yang telah
PENGERTIAN
disediakan

TUJUAN Mengurikan tentang teknik pelaksanaan pembedahan dan temuan selama operasi

Pada setiap tindakan operasi harus dilakukan pelaporan operasi secara lengkap meliputi
:
KEBIJAKAN
1. Temuan selama operasi
2. Melakukan perhitungan kasa sebelum dan sesudah operasi
3. Pemasangan drainage
1. Perawat mengambil formulir laporan yang tersedia
PROSEDUR
2. Perawat menulis nama pasien, umur, jenis kelamin, jenis operasi, diagnosa,
pre dan post operasi :
a) MR
b) Tanggal
c) Teknik pembedahan
d) Perhitungan kasa
e) Pembalutan drainage
f) Temuan operasi
g) Patologi
3. Orang yang terlibat staf bedah/anestesi, perawat instrumen
4. Dokter bedah/operator menuliskan laporan tindakan operasi secara narasi dan
gambar
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Kamar Bedah
2. Instalasi rawat inap

ALUR

PENYERAHAN SPESIMEN OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,

PROSEDUR Direktur RS KURNIA


OPERASIONAL
Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

Alur penyerahan spesimen pasien operasi dari kamar operasi ke divisi patologi anatomi
PENGERTIAN
(PA)

TUJUAN tidak terjadi kekeliruan spesimen

KEBIJAKAN

Specimen (dari kamar operasi)


jika ada pemeriksaan FNA durante op
konfirmasi petugas PA saat pasien mau masuk OK
Ditunjukkan pada keluarga
(oleh perawat OK,RR)

Konfirmasi ke petugas PA

PROSEDUR (per-telepon : spesimen akan dikirim)

Serah terima jaringan - mencatat dibuku serah terima :


Petugas OK,RR dan PA (nama pasien, no register, diagnosa, jumlah spesimen, ttd
petugas OK,RR dan PA )
- menyerahkan spesimen + status pasien

Note :
Hasil FNA durante op disampaikan pertelepon oleh dokter PA diterima dokter operator
1. Instalasi Kamar Bedah
UNIT TERKAIT 2. RR
3. PA
ALUR PRO OPERATIF & POST OPERATIF

LOCAL ANESTESI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/2

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
31 Desember 2013
OPERASIONAL
Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

PENGERTIAN Prosedur pasien pro operasi dan post operasi dengan lokal anestesi

TUJUAN Memperlancar kegiatan pelayanan di kamar operasi dan recovery room

KEBIJAKAN

RUANG TRANSIT
- pasien ganti baju khusus dalam
- timbang berat badan (terutama anak-anak)
- pasien dimasukkan ke kamar operasi
OK
- pasien dipersilahkan tidur
- persiapan : mengatur posisi pasien, pasang plat elektrotom, marker
daerah operasi oleh operator, desinfeksi daerah operasi
PROSEDUR - dilakukan tindakan operasi
RR
- bservasi post operasi
- persiapan KRS
KASIR
- penyelesaian administrasi oleh keluarga
- memberikan tanda bukti penyelesaian administrasi ke RR

PX KRS
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Kamar Bedah
2. RR
3. Komite Medik

ALUR PRO OPERATIF & POST OPERATIF

GENERAL ANESTESI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/2

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

PENGERTIAN Alur pasien pro operasi dan post operasi dengan general anestesi

TUJUAN Memperlancar kegiatan pelayanan operasi di kamar operasi.

KEBIJAKAN

PROSEDUR
Ruang Perawatan

- Penjelasan tujuan tindakan dan risiko tindakan


- Inform consent persetujuan tindakan
- cukur rambut pubis hingga bersih
- Lepas semua perhiasan dan ganti baju pasien dengan baju cover
sementara
- Menyeka/membersihkan tubuh pasien bila perlu
- Perawat menjelaskan ke pasien kalau akan diantar ke ruang persiapan
operasi
- Perawat mengantar pasien ke ruang RR dengan kursi roda/tidak
- Serah terima dengan perawat ruang dan perawat ruang persiapan

R. PERSIAPAN
- Persiapan pre operasi minimal 1 jam sebelum operasi.
- Ganti semua baju cover dengan duk bersih, lepas semua perhiasan bila
masih ada, beri penutup kepala, lakukan senyaman mungkin sesuai tata
krama.
- Tenangkan pasien
- Pastikan kepada pasien bahwa tidak ada alergi atau riwayat penyakit
lainnya
- dengan Premedikasi : pasien diantar ke OK menggunakan kursi roda /
brankart
- tanpa Premedikasi : pasien diantar ke OK menggunakan kursi roda / tidak

OK
- pasien dipersilahkan tidur
- persiapan : dipasang elektrode, manset TD, saturasi O2, IV line dan pastikan
kelancarannya
- dokter operator visite pasien sebelum obat bius dimasukkan
- obat bius dimasukkan sesuai advise
- jika pasien sudah tidur : mengatur posisi pasien sesuai daerah operasi dan
jenis operasi, menutup mata dengan leukofix atau diberi salep mata,
pasang plat elektrotom, marker daerah operasi oleh operator, desinfeksi
daerah operasi
- kemudian dilakukan tindakan operasi
- selesai operasi : menutup daerah operasi, memasukkan obat sesuai advise
dokter anestesi, brankart untuk perpindahan pasien, konfirmasi petugas RR
bahwa operasi selesai

RR
- Posisi kepala pasien lebih rendah dan kepala dimiringkan pada pasien
dengan pembiusan umum, sedang pada pasein dengan anaesthesi regional
posisi semi fowler.
- Pasien yang belum sadar jangan diberi bantal agar tidak menyumbat
saluran pernapasan.
- Pasang pengaman pada tempat tidur.
- 2 jam pertama monitor tanda vital : TN, HR, RR, suhu axila / 15 menit. 2
jam berikutnya monitor tanda vital/30 menit. Laporkan jika ada tanda syok,
perdarahan dan menggigil pada dr. Sp.An.
- Penghisapan lendir daerah mulut dan trakhea.
- Infus, kateter dan drain yg terpasang juga perlu diperhatikan
- Beri O2 2-3 liter sesuai perintah dokter.
- Observasi adanya muntah.
- Catat intake dan out put cairan.
- Semua pesan harus ditulis dan dibawa ke bangsal masing-masing.
- Staf dari unit dimana pasien harus dipindahkan, perlu diingatkan untuk 
menyiapkan dan menerima pasien tersebut
- Jika setelah 4 jam keadaan pasien membaik, pasien bisa dipindahkan ke
ruang perawatan disertai adanya bukti serah terima dan persetujuan antara
perawat RR dengan perawat ruangan.
- Selama perpindahan jaga jalan nafas
- Usahakan agar pasien tenang dan rileks

1. Instalasi Kamar Bedah


UNIT TERKAIT 2. RR
3. Komite Medik
ALUR

LOGISTIK KAMAR OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/2

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

PENGERTIAN Prosedur permintaan obat dan alat di kamar operasi

TUJUAN Untuk memenuhi kebutuhan logistik ruangan yang diperlukan dalam satu minggu.

KEBIJAKAN

Order logistik
1. Order dilakukan sesuai jadwal dan form order di serahkan sebelum jam 13.00.
Jadwal order :
- Linen : setiap hari
- ATK : setiap hari rabu
- Obat/ alkes : setiap hari selasa dan jum’at
- Cetakan : setiap hari rabu
PROSEDUR
- Kebutuhan rumah tangga : setiap hari senin
2. Order dilakukan dengan menggunakan form order yang telah
disediakan.
3. Form order harus di tandatangani oleh supervisor ruangan.
4. Serah terima orderan dilakukan oleh petugas logistik dengan
petugas ruangan dengan menggunakan form order.
5. Bila ada barang yang belum terpenuhi dalam 2 hari petugas
ruangan akan konfirmasi dengan petugas logistik.
1. Instalasi Kamar Bedah
UNIT TERKAIT
2. logistik

PEMBAGIAN KAMAR OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/2

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

Pembagian dan pembatasan ruangan OK yang harus diketahui oleh semua petugas OK,
PENGERTIAN untuk menjaga agar ruangan aseptik terhindar dari kontaminasi.

1.Petugas mampu membedakan perlakuan terhadap masing - masing bagian dalam


TUJUAN ruangan kamar operasi.
2.Mencegah terjadinya kontaminasi di kamar operasi

KEBIJAKAN
1. Daerah Publik :
Daerah yang dapat dimasuki oleh semua orang tanpa ada syarat khusus,
daerah ini misalnya; kamar tunggu, counter, gang di depan ruang pathologi
klinik.
2. Daerah Semi Publik :
Daerah ini hanya dapat di masuki oleh orang-orang tertentu saja, dengan
PROSEDUR beberapa persyaratan khusus, antara lain harus memakai scort dan sandal
khusus. Daerah ini misalnya, RR, ruang transit RR, dirty area, ruang ganti.
3. Daerah Aseptik :
Kamar bedah, ruangan ini hanya boleh di masuki oleh perawat, dokter serta
pasien yang akan di operasi, dengan terlebih dahulu memakai baju khusus,
topi, masker serta sandal khusus yang telah disediakan.

1. Instalasi Kamar Bedah


UNIT TERKAIT

PERSIAPAN RUANGAN

PRO OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 ½

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,

PROSEDUR Direktur RS KURNIA


OPERASIONAL
Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

Prosedur persiapan kamar operasi yang diperlukan untuk memperlancar kegiatan


PENGERTIAN
operasi.

1. Menjaga kelancaran operasional kamar operasi


TUJUAN
2. Menjaga sterilitas kamar operasi

KEBIJAKAN

1. Petugas kamar operasi datang 1 – 2 jam sebelum operasi.


2. Petugas menyiapkan ruangan untuk tindakan operasi :
- lampu seluruh ruangan dinyalakan
- re-cek jadwal operasi
- re-cek kebersihan seluruh ruangan kamar operasi.
- mematikan lampu UV (lampu UV dimatikan minimal 2 jam sebelum
operasi )
PROSEDUR - menyiapkan mesin anestesi unit dan peralatan anestesi yang lain.
- Membuka tabung O2 dan N2O yang ada di dirty area.
- Menyiapkan mesin diatermi
- Menyiapkan suction
- Cek persiapan tempat sampah dan tempat linen kotor
3. Menyiapkan instrument steril untuk tindakan operasi
4. Menyiapkan obat anestesi
5. Re-cek status, hasil pemeriksaan dan disiapkan dimeja ruang administrasi.
Instalasi Kamar Bedah
UNIT TERKAIT
JOB DESKRIPSI

PERAWAT KAMAR OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 ½

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

PENGERTIAN Uraian tugas yang menjadi pedoman petugas dalam melaksanakan kegiatan pelayanan

TUJUAN 1. kegiatan pelayanan berjalan sesuai prosedur


2. pembagian tugas tiap karyawan jelas
KEBIJAKAN

PROSEDUR I. Perawat Instrument


1. Membaca buku laporan dan jadwal operasi
2. Operan pagi
3. Cek ruang sterilan
4. Cek instrument sebelum operasi
5. Menyiapkan instrument operasi
6. Perawat instrument pada waktu operasi
7. Cek instrument sesudah operasi
8. Menyiapkan instrument dan linen untuk disteril

II. Perawat Asistant


1. Membaca buku laporan dan jadwal operasi
2. Operan pagi
3. Cek kelengkapan alat OK
4. Mematikan lampu UV
5. Menyalakan lampu ruangan
6. Cek AC
7. Meja operasi, lampu operasi
8. menyiapkan Suction
9. Tempat sampah basah & kering
10. Membuka tabung O2 & N2O
11. Perawat asistant pada waktu operasi
12. Cek dan menyiapkan alat & obat untuk besok

III. Perawat Omloop :


1. Menyiapkan status dan hasil pemeriksaan
2. Menyiapkan lembar operasi, PA, resep, lembar obat
dan alat habis pakai
3. Menunjukkan jaringan PA pada pasien + keluarga
4. Perawat omloop pada waktu operasi
5. Menyiapkan obat anestesi
6. Merapikan peralatan setelah operasi
7. Menyiapkan baju petugas untuk besok
8. Menulis laporan operasi + pethidine di buku dan
komputer
9. Operan dengan petugas RR

IV. Perawat Administrasi


1. Membaca buku laporan dan jadwal operasi
2. Operan
3. Cek dan menulis jadwal operasi dipapan
whiteboard, buku, komputer
4. Penjadwalan operasi pertelpon
5. Konfirmasi petugas SC tentang : jadwal praktek,
acara lain dokter bedah.
6. Konfirmasi dokter operator untuk jam operasi
7. Konfirmasi OK RS. luar untuk jadwal operasi
8. Konfirmasi IRNA RS. luar : jadwal operasi, no
kamar
9. Konfirmasi dokter operator bila pasien sudah mrs
di RS. luar
10. Konfirmasi petugas PA (FNA, IOC, VC)
11. Konfirmasi petugas radiologi (USG marker, MM,
lokalisasi prosedur)
12. Konfirmasi petugas SC tentang jadwal operasi
(jam operasi)
13. Konfirmasi jadwal operasi ke dr. anestesi
14. Ada pambatalan operasi konfirmasi ke : dokter
operator, anestesi, petugas PA, petugas SC.

UNIT TERKAIT
JOB DESKRIPSI

HELPER KAMAR OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 ½

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,

PROSEDUR Direktur RS KURNIA


OPERASIONAL
Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

PENGERTIAN Uraian tugas yang menjadi pedoman petugas dalam melaksanakan kegiatan pelayanan

1. kegiatan pelayanan berjalan sesuai prosedur


TUJUAN
2. pembagian tugas tiap karyawan jelas

KEBIJAKAN

1. Membaca buku laporan & jadwal operasi


2. Operan
3. Cek kebersihan & kelengkapan peralatan seluruh
ruangan OK
PROSEDUR 4. Membersihkan OK setelah operasi selesai
5. Mencuci instrument OK
6. Mengisi air autoclave
7. Order linen
8. Order ATK & rumah tangga

UNIT TERKAIT
JADWAL DINAS PETUGAS

KAMAR OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 ½

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

Jadwal dinas yang harus diikuti oleh semua petugas yang bertugas di unit kerja OK, RR
PENGERTIAN
dan CSSD

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR
1. Jadwal jaga perawat
 Hari senin – jum’at :
 Pagi : jam 08.00 - 16.00 WIB
 Sore : on call
 Hari sabtu :
 pagi : jam 08.00 – 12.00 BBWI
 sabtu sore : on call
 Jika ada operasi emergency on call (di luar jam kerja)
 Jika ada perubahan jadwal operasi, jadwal jaga bisa berubah
2. Jadwal jaga Helper
 Hari senin – jum’at :
 Pagi : jam 08.00 - 16.00 WIB
 Sore : on call
 Hari sabtu :
 pagi : jam 08.00 – 12.00 BBWI
 sabtu sore : on call
 Jika ada operasi emergency on call (di luar jam kerja)

UNIT TERKAIT

INFORM CONCERN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/2

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

Surat pernyataan persetujuan yang diberikan oleh pasien dan keluarga atas
dilakukannya suatu tindakan yang diberikan kepada penderita.
PENGERTIAN
Tanda tangan persetujuan ini harus dilakukan sebelum tindakan di berikan.

TUJUAN 1. tindakan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum

KEBIJAKAN 1. tanda tangan persetujuan dilakukan oleh penderita dan salah satu keluarga
sebagai saksi
2. penderita dengan usia di atas 21 tahun dapat mewakili dirinya sendiri, kecuali
untuk operasi dengan resiko yang besar.
I. Isi inform concern :
1. Identitas dari keluarga pasien yang memberikan persetujuan.
2. Pernyataan persetujuan dari pihak keluarga.
3. Identitas pasien yang akan dilakukan tindakan.
4. Penjelasan tentang tindakan & kemungkinan resiko yang akan di
hadapi.
5. Tanda tangan dan nama terang pasien dan keluarga yang menyetujui
dilakukannya tindakan.
6. Pernyataan bahwa dokter yang merawat telah menjelaskan tindakan
yang akan dilakukan dan kemungkinan resiko yang akan di hadapi.
7. Tanda tangan dan nama terang dari dokter yang merawat & yang akan
melakukan tindakan.
II. Inform concern dilakukan pada :
1. Pasien pro operasi
PROSEDUR
2. Pasien pro chemotherapy
3. Pasien yang dilakukan tindakan invasive dengan kemungkinan resiko.
III. Yang berhak tanda tangan di inform concern :
1. Pasien sendiri bila usia 16 tahun ke atas, terutama untuk tindakan operasi
dengan lokal anesthesi.
2. Bila pasien kurang dari 16 tahun harus ada pihak keluarga yang mewakili.
3. Bila pasien dengan keterbatasan fisik sehingga tidak bisa tanda tangan, bisa
menggunakan cap jempol ibu jari kanan.
4. Keluarga pasien yang bisa memberikan persetujuan operasi adalah :
 Bila pasien belum menikah : Ayah, ibu yang di beri kuasa.
 Bila pasien sudah menikah : Suami
 Bila pasien sudah tidak punya orang tua dan belum minikah maka yang
berhak tanda tangan adalah saudara terdekat atau wali yang di beri kuasa.
5. Dokter yang memberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
Dokter,perawat,pasien dan keluarga
UNIT TERKAIT
TATA TERTIB

PETUGAS KAMAR OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/2

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

PENGERTIAN Tatacara dan perlakuan yang diterapkan bagi petugas yang masuk kamar operasi bersih

TUJUAN 1. Menjaga kelancaran operasional kamar operasi


2. Menjaga sterilitas kamar operasi
KEBIJAKAN

1. Wajib memakai baju, topi dan sandal khusus yang telah disediakan
2. Wajib memakai baju, topi dan sandal khusus yang telah disediakan
3. Wajib menjaga personal hygiene masing-masing (badan, rambut & kuku harus
pendek)
4. Cuci tangan dan kaki pada saat akan masuk ruang kamar operasi (saat akan mulai
dan sesudah kerja)
5. Tidak boleh memakai perhiasan selama sedang bertugas di kamar operasi.
PROSEDUR 6. Dilarang membawa makanan atau minuman di kamar operasi
7. Dilarang memasukkan benda yang berasal dari luar (tas,laptop dll)
8. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
9. Sebelum dan sesudah kegiatan operasi, semua petugas harus mengikuti briefing
yang dipimpin oleh chief ruangan OK.
10. Untuk petugas lain yang akan memasuki daerah kamar operasi :
a. Memakai scort atau baju khusus yang telah disediakan.
b. Cuci tangan dan kaki saat akan masuk ruang kamar operasi
Instalasi Kamar Bedah
UNIT TERKAIT

PENGGUNAAN MEJA OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/2

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

PENGERTIAN Tatacara penggunaan meja operasi dan fungsi-fungsi bagian dari meja operasi.

1. Memberikan petunjuk penggunaan dan perawatan yang benar.


TUJUAN 2. Menghindari kesalahan perlakuan yang mungkin terjadi

KEBIJAKAN

PROSEDUR
1. Tinggi meja operasi diatur sejajar dengan siku operator.
2. Meja operasi harus di kunci untuk menghindari pergerakan meja yang tidak perlu.
3. Meja operasi di alasi dengan perlak besar dilapisi dengan kain penutup, menutupi
semua permukaan meja operasi.
4. Bantal kecil di pasang di bagian kepala dialasi dengan perlak dan kain penutup.
5. Selimut pasien dilipat di taruh di bawah bagian kaki pasien
6. Panjatan kaki di pasang sebelah kanan untuk memudahkan pasien naik ke meja
operasi.
7. Tali tangan disiapkan di bawah tempat lengan pasien dan tali kaki disiapkan di
sebelah kiri meja operasi.
8. Standart infuse di taruh di bagian lengan pasien yang di pasang infuse.
NB :
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat, segera lapor bagian IPS.
Instalasi Kamar Bedah
UNIT TERKAIT

PENGGUNAAN LAMPU HALOGEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/2

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
31 Desember 2013
OPERASIONAL
Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

PENGERTIAN Tata cara pemakaian lampu halogen untuk tindakan pembedahan.


TUJUAN 1. Memberikan petunjuk penggunaan dengan benar.
2. Membantu kelancaran tindakan yang sedang berlangsung.
KEBIJAKAN

1. Arahkan lampu halogen disisi lateral lokasi operasi dengan membentuk sudut
ke belakang pada siku lengan lampu halogen.
2. Arah sinar sejajar dengan sudut pandang mata operator, fokus dan pasti ( tidak
bergoyang )
3. Untuk keperluan stiril, pasang tutup stiril lampu pada bagian tengah lampu,
dan bila ingin melepas kap lampu yang telah terpakai tekan panel pembuka
kemudian kap di tarik keluar.
PROSEDUR
4. Untuk menyalakan tekan tombol ON dan untuk mematikan tekan tombol OFF.
5. Kekuatan sinar lampu dapat di atur dengan meningkatkan derajat sinar lampu
yang tertera pada panel pengatur yang bergambar arah panah.

NB :
1. * Setiap ada keluhan atau kerusakan alat ,segera lapor bagian IPS.
Instalasi Kamar Bedah
UNIT TERKAIT

PENGGUNAAN SUCTION UNIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


..../SPO/..../2016 0 1/2

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

PENGERTIAN Tatacara menggunakan alat suction.

1. Memberikan tuntunan pemakaian alat suction dengan benar.


TUJUAN 2. Menghindari kesalahan pemakaian yang dapat mengakibatkan kerusakan.
3. Memperlancar tindakan
KEBIJAKAN

1. Sambungkan selang panjang dengan kanule suction, kemudian sambungkan dengan


konektor pada tutup tabung.
2. Sambungkan konektor satunya dengan selang yang menghubungkan dengan box
suction.
3. Sambungkan kabel power ke switch.
4. Untuk menyalakan tekan panel ON dan untuk mematikan tekan panel OFF
PROSEDUR 5. Untuk Mem-vacum botol redon, sambungkan konektor botol dengan selang
konektor suction.
6. Untuk tekanan diatur dengan memutar kearah kanan sesuai dengan ukuran yang
tercantum dalam box suction.

NB :
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat , segera lapor bagian IPS.
Instalasi Kamar Bedah
UNIT TERKAIT
PENGGUNAAN ALAT FOGGING

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/2

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

PENGERTIAN Tata cara menggunakan alat fogging untuk sterilisasi ruangan.

1. Memperlancar proses fogging


TUJUAN 2. Memberikan petunjuk cara fogging yang baik & merata
3. Menjaga keamanan dan keselamatan petugas
KEBIJAKAN

PROSEDUR
1. Isi tabung alat fogging dengan cairan desinfectan ( Contoh : Neo-Resiguard
1: 80 ) sebanyak 3-4 liter (minimal ujung selang filter terendam)
2. Pastikan semua peralatan yang ada di ruangan ditutup dengan kain.
3. Petugas memakai pelindung ( scort lengan panjang, kaca mata
khusus,masker )
4. Sambungkan kabel power ke sumber listrik / stop kontak ( sebelumnya
pastikan alat dalam posisi Off)
5. Angkat alat fogging dengan dua tangan,tekan tombol On dan arahkan
merata ke seluruh ruangan ( ke arah atas dan dilanjutkan ke arah bawah )
6. Setiap ruangan diperlukan fogging selama 2-3 menit.
7. Setelah proses fogging selesai, matikan tombol On-Off dan cabut kabel
power.

NB :
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat ,segera lapor bagian IPS.
Kamar Operasi & Seluruh Unit
UNIT TERKAIT

DAFTAR ALAT DAN OBAT

ANESTESI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 1/2

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

PENGERTIAN Alat dan obat anestesi yang harus tersedia untuk tindakan operasi

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR
I. Alat anestesi
1. mesin anestesi (dengan vaporizer enflurane dan halothan)
2. laringoskop (blade neonatus, pediatric, adult)
3. monitor elektrik (NIBP + ECG + pulse oximetri/saturasi oksigen)
4. tensimeter + stetoskop
5. endotraceal tube no : 2,5 – 7,5
6. oropharingeal
7. jarum spinal : spinocan no 26G
8. suction dan kanula suction
9. jackson-reese : pediatric dan adult

II. Obat anestesi


1. xylocain spray
2. premedikasi
- sulfas atropin
- midazolam (miloz/ dormicum)
- pethidin dan morphin
- clonidin (catapress)
3. induksi
- propofol (recovol/ diprivan)
- pentothal (thiopental)
- ketamin (ketalar)
4. inhalasi
- oksigen
- N2O
- Enflurane (ethrane)
- halothane
5. analgesik
- ketorolac (toradol)
- tramadol (tramal)
- antalgin (novalgin /antrain)
- ketoprofen (profenid supp/ pronalges inj. dan supp)
6. anti muntah
- metoclopramide (primperan)
- ondansetron (frazon/ ondavell)
7. H2-blocker
- cimetidine (ulsikur)
- ranitidine (rantin)
8. obat emergency
- ephedrin 50 mg/ml
- epinefrin/adrenalin
- dexamethasone 4 mg/ml
- aminophilin 24 mg/ml
9. anestesi lokal
- lidokain 2%
- narophin 7,5% (10 cc)
- marcain heavy, marcain 0,5% (20 cc)
III. Cairan
1. kristaloid
- Rl
- Asering
- PZ/ NaCL 0,9%
- D5 1/4S
- D5 1/2S
2. koloid
- haess 6%
- gelofusin
- expafusin
3. manitol, mantos 10%
Alat dan obat anestesi yang harus tersedia untuk tindakan operasi
UNIT TERKAIT
GENERAL ANESTESI

( MASKER )

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 ½

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

Prosedur anesthesi dengan menidurkan pasien dengan obat-obat tertentu dengan


PENGERTIAN
bantuan pemberian oksigen dengan menggunakan masker.

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR
A. persiapan alat
1. alat anestesi
a. mesin anestesi
b. monitor elektrik
c. tensimeter + stetoskop
d. oropharingeal
e. suction dan kanula suction
2. alat lain
a. spuit (sesuai kebutuhan)
b. jarum (sesuai kebutuhan)
c. aquadest steril (25 ml)
d. kapas alkohol
e. kasa
f. bengkok
B. persiapan obat
1. inhalasi
1. O2 & N2O
2. enflurane (ethrane)
2. premedikasi
1. petidine (100 mg/ 2 ml) diencerkan jadi 10 ml
( 10 mg/ml)
2. dormicum (15 mg/ 3 ml)
3. sulfas atropin (0,25 mg/ ml)
3. induksi
1. propofol (200 mg/ 20 ml, sediaan cair)
diencerkan dengan lidokain 2% : 1 amp (10 mg/ ml)
2. pentotal (pentotal 500 mg/vial, sediaan serbuk)
diencerkan jadi 20 ml (25mg/ ml)
3. ketalar (1000mg/ 10 ml, sediaan cair)
4. analgesik : toradol (30 mg/ ml)
5. anti muntah
1. frazon (4mg/ 2ml)
2. primperan (10 mg/2 ml)
6. H2-blocker : rantin (50 mg/ 2ml)
C. langkah kerja
1. semua obat disiapkan, kemudian obat dimasukkan sesuai
advis (obat premedikasi, obat induksi)
2. setelah pasien tidur, masker dipasang oleh dr. Anestesi
3. sebelum operasi selesai diberikan obat analgesik
1. Instalasi Kamar Bedah
UNIT TERKAIT
GENERAL ANESTESI

( INTUBASI )

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 ½

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

PENGERTIAN Prosedur pemberian anesthesi dengan menidurkan pasien dengan obat-obatan


tertentu dengan memberikan bantuan oksigen dengan menggunakan teknik intubasi

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Persiapan alat
A. alat anestesi
1. mesin anestesi
2. laringoskop
3. monitor elektrik
4. endotrakeal tube (ukuran sesuai kebutuhan) + stilet
5. tensimeter + stetoskop
6. oropharingeal
7. suction + kanula suction
8. spuit 20 ml (untuk fixasi)
9. suction dan kanula suction
B. alat lain
1. spuit (sesuai kebutuhan)
2. jarum (sesuai kebutuhan)
3. aquadest steril (25 ml)
4. kapas alkohol
5. kasa
6. bengkok
C. persiapan alat dan obat
1. inhalasi
- O2 & N2O
- enflurane (ethrane)
2. premedikasi
- petidine (100 mg/ 2 ml)
- diencerkan jadi 10 ml ( 10 mg/ml)
- dormicum (15 mg/ 3 ml)
- sulfas atropin (0,25 mg/ ml)
3. induksi
- propofol (200 mg/ 20 ml, sediaan cair)
- diencerkan dengan lidokain 2% : 1 amp (10 mg/ ml)
- pentotal (pentotal 500 mg/vial, sediaan serbuk)
- diencerkan jadi 20 ml (25mg/ ml)
- ketalar (1000mg/ 10 ml, sediaan cair)
4. analgesik : toradol (30 mg/ ml)
5. anti muntah
- frazon (4mg/ 2ml)
- primperan (10 mg/2 ml)
6. H2-blocker : rantin (50 mg/ 2ml)
D. langkah kerja
1. semua obat disiapkan, kemudian obat dimasukkan sesuai advis (obat
premedikasi, obat induksi)
2. kemudian dilakukan intubasi
3. selesai intubasi, pasien disiapkan posisi operasi
4. sebelum operasi selesai diberikan obat analgesik

1. Instalasi Kamar Bedah


UNIT TERKAIT
2. RR

SAB

No. Dokumen No. Revisi Halaman


..../SPO/..../2016 0 ½

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR
Persiapan alat
A. alat anestesi
1. mesin anestesi
2. monitor elektrik
3. tensimeter + stetoskop
4. set alat (steril) untuk anestesi :
- jarum spinocan 1
- cucing 2
- depres 3
- desinfeksi klem 1
- spuit 3 ml 1
- handschoen 1
- hansaplast kecil 1
- betadine 20 ml
- alkohol 20 ml
- doek lubang 1

B. alat lain
1. spuit (sesuai kebutuhan)
2. jarum (sesuai kebutuhan)
3. aquadest steril (25 ml)
4. kapas alkohol
5. kasa
6. bengkok

C. persiapan obat
1. inhalasi : O2
2. SAB
- lidodex 5%
- valium
- marcain
- ..........................
3. analgesik : toradol (30 mg/ ml)
4. anti muntah
- frazon (4mg/ 2ml)
- primperan (10 mg/2 ml)
5. H2-blocker : rantin (50 mg/ 2ml)
D. langkah kerja
1. pasien disiapkan posisi miring (kepala
ditekuk kearah dada, kaki ditekuk keatas dan kedua tangan menarik kaki)
2. daerah lumbal dan sekitarnya didesinfeksi
dengan betadine, alkohol
3. obat lidodex dibuka kemudian
dimasukkan pada spuit. Jarum spuit diambil lalu diganti dengan jarum
spinocath
4. obat dimasukkan, setelah selesai bekas
tusukan diberi hansaplast.
5. pasien disiapkan posisi sesuai jenis
operasi
6. sebelum operasi selesai diberikan obat
analgesik

UNIT TERKAIT
ANESTESI LOKAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

..../SPO/..../2016 0 ½

Ditetapkan oleh,

Direktur RS KURNIA
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Tubagus Edi Kusnadi, MARS

NIP. 19720320040811001

PENGERTIAN Prosedur anesthesi dengan hanya melokalisasi daerah yang akan di operasi saja.

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR
A. Persiapan alat dan obat
1. lidokain 2% atau lidokain comp.2% (2ml/amp)
2. aquadest steril (25 ml)
3. spuit (sesuai keperluan)
4. jarum (sesuai keperluan)
5. kapas alkohol
6. kasa
7. bengkok

B. Langkah kerja
1. spuit dan jarum dibuka, diletakkan dimeja instrument (spuit dan jarum dalam
keadaan steril)
2. lidokain bagian leher diusap dengan kapas alkohol kemudian dibuka dan
aquadest steril bagian atas diusap kapas alkohol juga.
3. lidokain diambil lalu diencerkan dengan aquadest steril (perbandingan 1:1)

UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai