Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK

MENERAPKAN HASIL PENELITIAN YANG BERHUBUNGAN


DENGAN PERMASALAHAN PADA LANSIA

DI SUSUN OLEH :

Putri Eriandi

P27220020265

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN

PROFESI NERS

2020
1. Permasalahan yang ditemukan pada lansia
a. Pada Tn. K yang berumur 75 tahun diketahui memiliki penyakit
stroke non hemoragik dengan kelemahan otot.
b. Pada Tn. S yang berumur 78 tahun diketahui memiliki penyakit
hipertensi.
c. Pada Ny. M yang berumur 65 tahun diketahui memiliki penyakit
asam urat.
d. Pada Ny. M yang berumur 68 tahun diketahui memiliki penyakit
Diabetes Mellitus.
e. Pada Tn. D yang berumur 75 tahun diketahui memiliki penyakit
Dimensia.

2. Analisa Jurnal
a. Pada Tn. K yang berumur 75 tahun diketahui memiliki penyakit
stroke non hemoragik dengan kelemahan otot.
Judul Jurnal : Genggam Bola Untuk Mengatasi
Hambatan Mobilitas Fisik Pada Pasien Stroke Nonhemoragik
Populasi dan sampel : Subyek dari studi kasus ini adalah 2 orang
pasien stroke non hemoragik dengan kriteria pasien mengalami
hemiparesis sebagian.
Intervensi : Intervensi pada kasus ini dengan terapi
latihan fisik: penerapan genggam bola dengan cara atur posisi,
memberikan gerakan pemanasan genggam bola seperti (Menggerakan
siku mendekati lengan atas atau Fleksi, meluruskan kembali lengan
atas atau Ekstensi, jari-jari tangan: Menggenggam atau Fleksi,
membuka genggaman atau Ekstensi, meregangkan jari-jari tangan atau
abduksi, merapatkan kembali atau Adduksi, mendekatkan ibu jari
ketelapak tangan atau oposisi) Letakkan bola karet diatas telapak
tangan, intruksikan menggenggam kuat atau mencengkram bola karet
selama 5 detik kemudian kendurkan genggaman, lakukan pengulangan
selama durasi waktu 3-10 menit.
Comparison :-
Outcome : Hasil studi kasus pada pasien I dan II
mengalami peningkatan skala kekuatan otot. Disimpulkan bahwa studi
kasus dalam penerapan genggam bola dapat mengatasi hambatan
mobilitas fisik pada pasien SNH.
Time : Penelitian dilakukan pada 27 November
2018 sampai 03 Desember 2018.

b. Pada Tn. S yang berumur 78 tahun diketahui memiliki penyakit


hipertensi.
Judul Jurnal : Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap
Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di Puskesmas Kayon Kota
Palangka Raya
Populasi dan sampel : Jumlah sampel sebanyak 39 orang.
Intervensi : Memberikan intervensi senam hipertensi
pada penderita hipertensi.
Comparison :-
Outcome : Hasil penelitian menggunakan uji statistik
wilcoxon menunjukkan bahwa nilai p value < α yaitu 0,000 < 0,05
yang berarti Ha diterima menunjukkan ada pengaruh senam hipertensi
terhadap tekanan darah pada penderita Hipertensi di Puskesmas Kayon
Kota Palangka Raya.
Time : Waktu penelitian ini dilakukan pada
tanggal 20 Juni sampai dengan 07 Juli 2018 selama 3 minggu dengan
frekuensi senam 2 kali dalam seminggu.

c. Pada Ny. M yang berumur 65 tahun diketahui memiliki penyakit


asam urat.
Judul Jurnal : Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun
Salam (Syzygium Polyanthum) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat
Populasi dan sampel : Jumlah sampel sebanyak 20 orang
Intervensi : Pemberian Air Rebusan Daun Salam
Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat
Comparison :-
Outcome : Pada penelitian ini didapatkan rata-rata
kadar asam urat sebelum diberikan air rebusan daun salam adalah 7,16
mg/dL, dengan kadar asam urat tertinggi adalah 8,2 mg/dL, dan kadar
aam urat terendah 6,4 mg/dL. Rata-rata kadar asam urat setelah
pemberian air rebusan daun salam adalah 5,76 mg/dL, dengan kadar
asam urat tertinggi adalah 6,7 mg/dL, dan kadar asam urat terendah
adalah 4,9 mg/dL. Rata-rata perbedaan hasil penurunan kadar asam
urat sebelum dan sesudah pemberian air rebusan daun salam adalah
1,40 mg/dL. Hasil uji 2 beda rata-rata ( t test ) menunjukkan ada
penurunan kadar asam urat antara sebelum dan sesudah diberikan air
rebusan daun salam pada penderita asam urat, dengan p value = 0,000
Time : Penelitian dilakukan pada tahun 2016.

d. Pada Ny. M yang berumur 68 tahun diketahui memiliki penyakit


Diabetes Mellitus.
Judul Jurnal : Pengaruh Jalan Kaki Ringan 30 Menit
terhadap Penurunan Kadar Gula Darah pada Lansia Penderita
Diabetes Melitus Tipe 2 di Desa Dukuh Kecamatan Gondang
Kabupaten Tulungagung Tahun 2017
Populasi dan sampel : Subyek dari studi kasus ini adalah lansia
penderita Diabetes Militus tipe 2 di Desa Dukuh, Kecamatan Gondang
Kabupaten Tulungagung sebanyak 24 responden.
Intervensi : Intervensi pada kasus ini latihan fisik
latihan jalan kaki ringan 30 menit dengan menggunakan lembas
observasi untuk mengetahui data dengan cara mengecek kadar gula
darah, menggunakan Glucotest sebelum dan sesudah melakukan
latihan jalan kaki ringan 30 menit
Comparison :-
Outcome : Berdasarkan hasil analisis komparatif
sederhana menggunakan uji statistik wilcoxon sign rank test (SPSS
16.0 For Windows) dimana tingkat kemaknaan atau α = 0,05 diperoleh
P value = 0,000 sehingga P value < nilai α atau 0,000 < 0,05 hal ini
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti
terdapatterdapat pengaruh latihan jalan kaki ringan 30 menit terhadap
penurunan kadar gula darah pada lansia penderita diabetes melitus tipe
2.
Time : Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2017

e. Pada Tn. D yang berumur 75 tahun diketahui memiliki penyakit


Dimensia.
Judul Jurnal : Permainan Tradisional Dhakonan
Mencegah Progresifitas Tingkat Demensia Pada Lansia
Populasi dan sampel : Populasi adalah lansia dengan Demensia di
Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo. Total sampel
adalah 20 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi. Pengambilan
sampel adalah simple random sampling
Intervensi : pemberian permainan dhakonan
Comparison :-
Outcome : Berdasarkan uji Wilcoxon Sign Rank Test
didapatkan p <0,05 untuk fungsi kognitif, tingkat depresi, dan tingkat
demensia pada kelompok perlakuan (fungsi kognitif, p = 0,005; tingkat
depresi, p = 0,005; tingkat demensia, p = 0,014), artinya permainan
tradisional dhakonan berpengaruh terhadap demensia. tingkat pada
orang tua. Pemberian intervensi permainan tradisional dhakonan dapat
meningkatkan fungsi kognitif lansia melalui latihan menganalisa,
pemikiran strategi, menghitung, serta melatih motorik halus lansia.
Time : Permainan dhakonan dilakukan 9 kali
selama 3 minggu

Anda mungkin juga menyukai