Outlook Kelapa 2014 PDF
Outlook Kelapa 2014 PDF
KELAPA
OUTLOOK
KOMODITI KELAPA
ISSN : 1907-1507
Penyunting :
Ir. Dewa Ngakan Cakrabawa, MM.
Dr. Leli Nuryati, MSc.
Naskah :
Roydatul Zikria, S.Si
Design Sampul :
Suyati, S.Kom
Diterbitkan oleh :
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
2014
KATA PENGANTAR
Guna mengemban visi dan misinya, Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian mempublikasikan data sektor pertanian serta hasil analisis datanya.
Salah satu hasil analisis yang telah dipublikasikan secara reguler adalah Outlook
Komoditi Perkebunan.
Publikasi ini disajikan dalam bentuk buku dan dapat dengan mudah
diperoleh atau diakses melalui website Pusdatin yaitu
http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id.
Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan publikasi ini,
kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Kritik dan
saran dari segenap pembaca sangat diharapkan guna dijadikan dasar
penyempurnaan dan perbaikan untuk penerbitan publikasi berikutnya.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
BAB I. PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
Melakukan Penyusunan Buku Outlook Komoditi Kelapa yang berisi
keragaan data series di Indonesia, ASEAN, dan dunia, serta dilengkapi dengan
hasil proyeksi penawaran dan permintaan kelapa di Indonesia, proyeksi
ketersediaan kelapa di ASEAN dan di dunia.
Produksi Kelapa di
8. 1980-2012 FAO Kelapa Butir
ASEAN
Produktivitas Kelapa di
9. 1980-2012 FAO
ASEAN
Ekspor Impor Kelapa
10. 1980-2011 FAO
di ASEAN
Luas Tanaman
11. Menghasilkan Kelapa 1980-2012 FAO
di Dunia
Produksi Kelapa di
12. 1980-2012 FAO Kelapa Butir
Dunia
Produktivitas Kelapa di
13. 1980-2012 FAO
Dunia
Ekspor Impor Kelapa
14. 1980-2011 FAO
di Dunia
Jumlah Penduduk Hasil Proyeksi
15. 2014-2019 BPS
Indonesia BPS
Produksi pada tahun ke-t diduga merupakan fungsi dari luas areal
tahun ke-t dan harga produsen tahun ke-t.
Dengan memperhatikan ketersediaan data, analisis penawaran
dilakukan berdasarkan data produksi dalam periode tahunan. Untuk
peubah-peubah bebas yang tidak tersedia datanya dalam periode waktu
yang bersesuaian maka dilakukan proyeksi terlebih dahulu dengan
menggunakan model analisis trend (trend analysis), model pemulusan
eksponensial berganda (double exponential smoothing) atau model time
series lain yang sesuai.
SS Regresi
R2
SS Total
dimana : SS Regresi adalah jumlah kuadrat regresi
SS Total adalah jumlah kuadrat total
Sementara, untuk model time series baik analisis trend maupun
pemulusan eksponensial berganda (double exponential smoothing), ukuran
kelayakan model berdasarkan nilai kesalahan dengan menggunakan
statistik MAPE (mean absolute percentage error) atau kesalahan
persentase absolut rata-rata yang diformulasikan sebagai berikut:
kelapa PR turun sebesar 0,59% per tahun, luas areal PBN naik sebesar
2,17% per tahun sedangkan luas areal PBS turun 6,11% per tahun. Secara
umum luas areal kelapa di Indonesia pada periode 2009-2013 turun
sebesar 0,68% per tahun (Tabel 3.1). Sedangkan kontribusi luas areal
kelapa di Indonesia selama lima tahun terakhir didominasi oleh PR
sebesar 98,76%, sisanya sebesar 0,12% merupakan kontribusi PBN,
sedangkan PBS berkontribusi sebesar 1,13% (Gambar 3.2).
Luas Areal
Tahun
PR PBN PBS Indonesia
Tabel 3.2. Rata-rata Luas Areal dan Kontribusi Kelapa Dalam dan Kelapa
Hibrida di Indonesia Tahun 2009-2013
Gambar 3.3. Kontribusi Luas Areal Kelapa Dalam dan Kelapa Hibrida
di Indonesia Tahun 2009-2013
Produksi
Tahun
PR PBN PBS Indonesia
Tabel 3.4. Rata-rata Produksi dan Kontribusi Kelapa Dalam dan Kelapa
Hibrida di Indonesia Tahun 2009–2013
Produksi (Ton)
Tahun
Kelapa Dalam Kelapa Hibrida Kelapa
2009 3.138.648 119.321 3.257.970
Kelapa dalam di Provinsi Sulawesi Utara dikuasai oleh PR, PBN dan
PBS. Pada tahun 2013 sebanyak 16,92% produksi kelapa dalam di provinsi
Sulawesi Utara berasal dari Kabupaten Minahasa Utara. Kabupaten
berikutnya dengan produksi kelapa dalam terbesar di Sulawesi Utara
adalah Kabupaten Minahasa Tenggara (14,28%), Kabupaten Minahasa
Selatan (12,81%), Kabupaten Bolaang Mongondow (11,95%), Kabupaten
Kepulauan Sangihe (7,78%), Kabupaten Minahasa (7,21%), dan Kabupaten
Kepulauan Talaud (7,10). Sedangkan sisanya sebesar 21,95% merupakan
kontribusi dari kabupaten lainnya (Gambar 3.12). Kabupaten sentra
produksi kelapa dalam di Sulawesi Utara dan kontribusinya disajikan
secara rinci pada Lampiran 8.
Untuk Provinsi Jawa Timur, kelapa dalam juga dikuasai oleh PR,
PBN dan PBS. Pada tahun 2013 Kabupaten Sumenep adalah kabupaten
penghasil kelapa dalam terbesar dengan kontribusi produksi mencapai
17,20% dari produksi kelapa dalam di Jawa Timur. Kabupaten penghasil
kelapa dalam terbesar lainnya adalah Kabupaten Banyuwangi (12,71%),
Kabupaten Blitar (8,19%), Kabupaten Pacitan (7,73%), Kabupaten
Tulungagung (6,74%), Kabupaten Trenggalek (5,60%), Kabupaten Malang
(5,58%), Kabupaten Jember (5,14%), dan Kabupaten Kediri (3,73%).
Sedangkan sisanya sebesar 27,37% merupakan kontribusi dari kabupaten
lainnya (Gambar 3.13). Kabupaten sentra produksi kelapa dalam di Jawa
Timur dan kontribusinya disajikan secara rinci pada Lampiran 9.
Gambar 3.21. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Bungkil Kelapa dan
Minyak Kelapa di Indonesia Tahun 1980-2013
pada tahun 2011. Perkembangan nilai ekspor dan impor kelapa di ASEAN
disajikan secara rinci pada Lampiran 23.
Tabel 5.1. Hasil Analisis Fungsi Respon Terkait Penawaran Komoditi Kelapa
di Indonesia
Sig.
No Model Fungsi R2 F
F
Ln Produksit = -1,58 + 1,07 ln LAt + 0,06 ln HPt
Respon
1. t : -0,30 3,11 3,33 0,57 6,64 0,01
Produksi
p-value : 0,77 0,01 0,01
Smoothing
2. MAPE :1
Luas Areal
Smoothing
3. Harga MAPE : 5,9
Produsen
Keterangan :
LAt : luas areal tahun ke-t (Ha)
HPt : harga produsen tahun ke-t (Rp/Butir)
Proyeksi Pusdatin
Tahun Produksi Harga Produsen
Luas Areal (Ha)
(Ton) (Rp/Butir)
2014 3.156.454 3.642.491 2.079
Rata-rata
Pertumb. -0,37 -0,59 4,72
(%/tahun)
produsen kelapa diproyeksikan sebesar Rp. 2.079 per butir, tahun 2015-2018
masing-masing naik menjadi Rp. 2.187 per butir, Rp. 2.294 per butir, Rp.
2.402 per butir, dan Rp. 2.510 per butir. Tahun 2019 harga produsen kelapa
diproyeksikan sebesar Rp. 2.618 per butir.
Kelapa merupakan komoditi ekspor dimana Indonesia menempati urutan
pertama sebagai negara produsen sekaligus negara eksportir kelapa di dunia,
namun hasil proyeksi Pusdatin menunjukkan bahwa rata-rata produksi dan luas
areal kelapa enam tahun kedepan (2014-2019) turun, maka perlu dilakukan
upaya intensif yang mendukung peningkatan produksi maupun luas areal
kelapa agar pada tahun-tahun mendatang produksi kelapa semakin meningkat
sehingga Indonesia tetap menjadi negara produsen dan negara eksportir
kelapa di dunia.
Tabel 5.3. Hasil Analisis Fungsi Respon Terkait Permintaan Komoditi Kelapa
di Indonesia
Sig.
No Model Fungsi R2 F
F
Ln Konsumsit = 5,91 - 0,49 ln HKt
Respon
1. t : 16,35 -10,15 0,91 103,04 0,00
Konsumsi
p-value : 0,00 0,00
Trend
2. Harga MAPE : 14,90
Konsumen
Keterangan :
HKt : harga konsumen tahun ke-t (Rp/Butir)
Tabel 2 halaman 21, konversi kelapa dari butir ke kopra dengan satuan kg
sebesar 20%, dengan kata lain 1 butir kelapa menghasilkan 0,2 kg kopra atau 5
butir kelapa menghasilkan 1 kg kopra. Hasil proyeksi permintaan kelapa,
proyeksi harga konsumen dan proyeksi jumlah penduduk disajikan pada Tabel
5.4.
Keterangan: Konsumsi dan Harga Konsumen Tahun 2014–2019 Angka Hasil Proyeksi Pusdatin
Jumlah Penduduk Tahun 2014-2019 Angka Hasil Proyeksi BPS
Surplus/Defisit
Tahun Penawaran (Ton) Permintaan (Ton)
(Ton)
2012 36.491.276
2013 37.028.964
2014 37.566.652
2015 38.104.340
2016 38.642.028
2017 39.179.716
2018 39.717.404
2019 40.255.092
Rata-rata
Pertumb. 1,41
(%/Tahun)
2012 59.663.653
2013 60.623.666
2014 61.583.679
2015 62.543.692
2016 63.503.705
2017 64.463.718
2018 65.423.731
2019 66.383.744
Rata-rata
Pertumb. 1,54
(%/Tahun)
DAFTAR PUSTAKA
Produksi (Ton)
Tahun Pertumb. Pertumb. Pertumb. Pertumb.
PR PBN PBS Indonesia
(%) (%) (%) (%)
1980 1.629.726 - 3.701 - 32.646 - 1.666.073 -
1981 1.764.567 8,27 3.887 5,03 24.468 -25,05 1.792.922 7,61
1982 1.587.177 -10,05 4.457 14,66 11.411 -53,36 1.603.045 -10,59
1983 1.590.173 0,19 3.443 -22,75 14.022 22,88 1.607.638 0,29
1984 1.737.263 9,25 2.430 -29,42 10.795 -23,01 1.750.488 8,89
1985 1.905.241 9,67 4.147 70,66 11.043 2,30 1.920.431 9,71
1986 1.950.290 2,36 7.628 83,94 16.724 51,44 1.974.642 2,82
1987 2.054.514 5,34 24.359 219,34 19.671 17,62 2.098.544 6,27
1988 2.116.975 3,04 9.471 -61,12 17.541 -10,83 2.143.987 2,17
1989 2.192.851 3,58 13.072 38,02 15.434 -12,01 2.221.357 3,61
1990 2.297.832 4,79 14.890 13,91 18.848 22,12 2.331.570 4,96
1991 2.431.616 5,82 20.538 37,93 26.162 38,81 2.478.316 6,29
1992 2.425.452 -0,25 20.785 1,20 29.047 11,03 2.475.284 -0,12
1993 2.557.908 5,46 17.852 -14,11 30.143 3,77 2.605.903 5,28
1994 2.601.424 1,70 21.043 17,87 26.567 -11,86 2.649.034 1,66
1995 2.661.641 2,31 15.127 -28,11 27.518 3,58 2.704.286 2,09
1996 2.686.768 0,94 19.370 28,05 54.748 98,95 2.760.886 2,09
1997 2.619.926 -2,49 21.020 8,52 62.992 15,06 2.703.938 -2,06
1998 2.690.204 2,68 22.018 4,75 65.905 4,62 2.778.127 2,74
1999 2.903.716 7,94 12.205 -44,57 78.701 19,42 2.994.622 7,79
2000 2.951.005 1,63 9.038 -25,95 84.485 7,35 3.044.528 1,67
2001 3.068.997 4,00 8.272 -8,48 85.749 1,50 3.163.018 3,89
2002 3.010.894 -1,89 4.815 -41,79 82.787 -3,45 3.098.496 -2,04
2003 3.136.360 4,17 2.629 -45,40 115.865 39,96 3.254.854 5,05
2004 3.000.839 -4,32 4.489 70,75 49.183 -57,55 3.054.511 -6,16
2005 3.052.461 1,72 3.659 -18,49 40.724 -17,20 3.096.844 1,39
2006 3.061.408 0,29 2.897 -20,83 66.853 64,16 3.131.158 1,11
2007 3.122.995 2,01 2.935 1,31 67.337 0,72 3.193.266 1,98
2008 3.176.004 1,70 3.000 2,21 60.668 -9,90 3.239.672 1,45
2009 3.181.582 0,18 3.293 9,77 73.094 20,48 3.257.969 0,56
2010 3.126.383 -1,73 1.805 -45,19 38.478 -47,36 3.166.666 -2,80
2011 3.132.843 0,21 3.107 72,13 38.428 -0,13 3.174.378 0,24
2012 3.148.810 0,51 3.009 -3,15 38.078 -0,91 3.189.897 0,49
2013 3.028.999 -3,80 2.922 -2,89 36.059 -5,30 3.067.980 -3,82
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)
1980-2013 1,98 8,72 5,09 1,95
1980-1997 2,94 22,57 8,91 3,00
1998-2013 0,95 -5,99 1,02 0,85
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Keterangan : PR = Perkebunan Rakyat
PBN = Perkebunan Besar Negara
PBS = Perkebunan Besar Swasta
Wujud produksi adalah kopra
Produktivitas (Kg/Ha)
Tahun Pertumb. Pertumb. Pertumb. Pertumb.
PR PBN PBS Indonesia
(%) (%) (%) (%)
2002 1.082 - 939 - 1.573 - 1.097 -
2003 1.123 3,84 491 -47,64 1.491 -5,23 1.134 3,34
2004 1.094 -2,62 1.109 125,64 1.023 -31,39 1.093 -3,62
2005 1.109 1,37 845 -23,81 890 -13,00 1.105 1,10
2006 1.116 0,63 667 -21,07 1.357 52,47 1.119 1,27
2007 1.142 2,33 788 18,14 1.338 -1,40 1.145 2,32
2008 1.164 1,93 1.471 86,68 1.448 8,22 1.169 2,10
2009 1.169 0,43 1.075 -26,92 1.490 2,90 1.175 0,51
2010 1.158 -0,94 798 -25,77 1.321 -11,34 1.159 -1,36
2011 1.156 -0,17 1.354 69,67 1.322 0,08 1.158 -0,09
2012 1.155 -0,09 1.390 2,66 1.308 -1,06 1.157 -0,09
2013 1.134 -1,82 1.365 -1,80 1.245 -4,82 1.135 -1,90
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)
2002-2013 0,44 14,16 -0,41 0,33
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Keterangan : PR = Perkebunan Rakyat
PBN = Perkebunan Besar Negara
PBS = Perkebunan Besar Swasta
Produktivitas (Kg/Ha)
Tahun Pertumb. Pertumb. Pertumb. Pertumb. Pertumb.
PR PBN PBSN PBSA Indonesia
(%) (%) (%) (%) (%)
2002 1.083 - 790 - 1.521 - 1.268 - 1.091 -
2003 1.126 3,97 849 7,47 1.306 -14,14 816 -35,65 1.135 4,06
2004 1.093 -2,93 1.109 30,62 1.228 -5,97 816 0,00 1.094 -3,60
2005 1.100 0,64 845 -23,81 998 -18,73 816 0,00 1.099 0,41
2006 1.110 0,91 667 -21,07 938 -6,01 816 0,00 1.108 0,87
2007 1.138 2,52 788 18,14 874 -6,82 727 -10,91 1.138 2,70
2008 1.163 2,20 1.471 86,68 989 13,16 727 0,00 1.163 2,20
2009 1.168 0,43 1.075 -26,92 1.509 52,58 728 0,14 1.168 0,43
2010 1.159 -0,77 798 -25,77 865 -42,68 728 0,00 1.158 -0,90
2011 1.154 -0,43 1.354 69,67 881 1,85 728 0,00 1.153 -0,40
2012 1.153 -0,09 1.390 2,66 917 4,09 728 0,00 1.152 -0,06
2013 1.132 -1,82 1.365 -1,80 916 -0,11 728 0,00 1.131 -1,84
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)
2002-2013 0,42 10,53 -2,07 -4,22 0,35
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Produktivitas (Kg/Ha)
Tahun Pertumb. Pertumb. Pertumb. Pertumb.
PR PBN PBS Indonesia
(%) (%) (%) (%)
2002 1.046 - 1.356 - 1.640 - 1.278 -
2003 1.056 0,96 416 -69,32 2.205 34,45 1.375 7,58
2004 1.142 8,14 0 -100,00 855 -61,22 1.075 -21,87
2005 1.396 22,24 0 0,00 828 -3,16 1.260 17,20
2006 1.299 -6,95 0 0,00 1.718 107,49 1.405 11,58
2007 1.280 -1,46 0 0,00 1.796 4,54 1.402 -0,24
2008 1.265 -1,17 0 0,00 1.799 0,17 1.379 -1,64
2009 1.229 -2,85 0 0,00 1.526 -15,18 1.297 -5,95
2010 1.092 -11,15 0 0,00 1.839 20,51 1.216 -6,28
2011 1.245 14,01 0 0,00 1.823 -0,87 1.344 10,54
2012 1.232 -1,04 0 0,00 1.775 -2,63 1.323 -1,52
2013 1.189 -3,49 0 0,00 1.649 -7,10 1.268 -4,18
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)
2002-2013 1,57 -15,39 7,00 0,48
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
2 Sulawesi Utara 260.841 269.880 278.248 265.822 258.890 266.736 8,40 29,88
3 Jawa Timur 250.847 257.890 268.328 277.120 270.049 264.847 8,34 21,48
4 Maluku Utara 248.181 242.070 255.095 251.490 251.391 249.645 7,86 37,74
5 Sulawesi Tengah 200.151 200.965 187.389 187.468 185.048 192.204 6,05 43,80
6 Jawa Tengah 178.388 180.176 181.712 183.371 188.245 182.378 5,74 49,54
7 Jawa Barat 167.895 140.290 102.526 104.408 102.837 123.591 3,89 56,95
2 Sulawesi Selatan 11.419 10.770 9.584 8.783 9.569 10.025 9,31 71,46
3 Sulawesi Barat 3.806 3.794 6.223 4.474 4.474 4.554 4,23 75,69
4 Sulawesi Utara 4.610 3.352 4.862 4.862 4.890 4.515 4,19 79,89
5 Kalimantan Barat 5.095 4.521 4.206 3.964 3.973 4.352 4,04 83,93
Konsumsi Pertumb.
Tahun
(Butir/Kap/Tahun) (%)
2002 11,99 -
2003 12,67 5,65
2004 11,32 -10,70
2005 11,78 4,14
2006 10,43 -11,50
2007 11,26 8,00
2008 9,59 -14,82
2009 8,66 -9,78
2010 8,29 -4,22
2011 7,46 -10,07
2012 6,94 -6,99
2013 6,10 -12,03
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) -5,66
Sumber : BPS, diolah Pusdatin
Keterangan : Wujud konsumsi adalah kelapa dan minyak kelapa
Lampiran 16. Perkembangan Ekspor Impor Bungkil Kelapa dan Minyak Kelapa
di Indonesia Tahun 1980–2013
4 Viet Nam 121.100 121.500 140.300 127.017 145.000 130.983 1,88 97,62
8 Brunei Darussalam 205 201 209 208 215 208 0,003 100,00
4 Viet Nam 1.095.100 1.128.500 1.162.200 1.201.563 1.250.000 1.167.473 3,15 97,16
8 Brunei Darussalam 351 349 339 330 258 325 0,001 100,00
United Republic of
4 663.933 681.841 660.000 670.000 680.000 671.155 5,70 77,22
Tanzania
5 Sri Lanka 394.840 394.840 394.840 394.840 394.840 394.840 3,35 80,57
5 Sri Lanka 2.210.840 2.168.280 1.990.440 2.057.320 2.000.000 2.085.376 3,47 81,93
Ekspor Impor
Tahun Volume Nilai Volume Nilai
(Ton) (000 US$) (Ton) (000 US$)
1980 33.666 3.679 23.905 2.314
1981 35.549 4.062 22.694 2.284
1982 32.483 2.962 19.965 1.428
1983 35.520 3.685 25.407 2.417
1984 44.634 5.691 26.890 3.156
1985 40.126 5.556 29.181 3.565
1986 45.832 5.852 32.499 3.831
1987 50.302 6.549 35.111 4.191
1988 61.357 6.487 46.488 4.859
1989 60.524 8.315 44.404 4.254
1990 67.248 9.504 46.653 4.068
1991 42.326 6.907 43.975 5.057
1992 41.944 7.872 34.677 3.686
1993 44.888 7.434 40.314 3.922
1994 62.361 8.170 39.073 2.886
1995 51.360 7.049 34.323 6.882
1996 61.160 16.050 19.087 4.000
1997 45.179 11.552 13.516 2.522
1998 61.528 17.487 19.822 2.556
1999 77.303 20.930 57.277 4.770
2000 112.647 25.446 21.411 3.205
2001 113.546 25.007 11.926 2.460
2002 142.534 29.953 26.391 3.541
2003 142.396 24.391 19.756 3.733
2004 159.711 23.627 22.038 4.303
2005 190.627 42.144 42.173 6.606
2006 276.161 53.186 69.903 12.222
2007 224.974 56.104 69.214 11.695
2008 219.617 72.882 63.179 13.771
2009 259.652 64.961 60.252 14.354
2010 312.692 82.133 84.708 17.240
2011 536.391 154.717 216.693 58.604
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)
1980-2011 11,62 17,05 17,84 20,63
1980-1997 3,58 11,50 -1,32 7,46
1998-2011 21,39 23,78 41,11 36,63
Sumber : FAO, diolah Pusdatin
2 Viet Nam 105.682 93.501 121.244 124.530 112.884 111.568 35,91 81,41
Ekspor Impor
Tahun Volume Nilai Volume Nilai
(Ton) (000 US$) (Ton) (000 US$)
1980 79.520 14.687 80.633 20.135
1981 85.223 14.566 76.057 20.095
1982 87.843 12.831 77.635 17.601
1983 87.988 12.702 87.471 19.725
1984 103.914 16.550 90.490 21.018
1985 106.064 16.379 98.916 22.830
1986 116.787 17.698 110.414 24.889
1987 123.385 19.214 131.918 29.086
1988 141.494 23.017 149.045 38.399
1989 145.983 26.285 139.662 35.144
1990 164.336 31.307 161.910 42.688
1991 149.281 31.904 149.625 45.877
1992 138.755 32.008 142.415 49.212
1993 134.841 31.283 144.787 45.867
1994 171.298 35.838 156.065 52.504
1995 176.621 36.982 154.564 55.534
1996 198.385 53.104 133.129 65.203
1997 152.170 52.032 199.256 83.432
1998 174.205 60.637 219.537 81.986
1999 178.890 64.680 202.530 71.797
2000 222.292 67.463 184.552 64.806
2001 212.313 54.066 202.517 60.127
2002 227.704 61.789 244.991 71.300
2003 247.931 55.748 257.662 78.397
2004 277.455 61.020 267.994 81.686
2005 279.911 88.265 291.260 100.818
2006 406.250 99.460 359.616 108.457
2007 335.769 97.766 369.314 130.479
2008 354.714 131.023 340.760 145.874
2009 381.639 127.210 369.695 148.143
2010 457.866 151.131 395.467 158.455
2011 669.706 249.789 587.551 313.154
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)
1980-2011 8,07 10,87 7,48 10,64
1980-1997 4,52 8,50 6,32 9,36
1998-2011 12,37 13,75 8,90 12,20
Sumber : FAO, diolah Pusdatin
2 Viet Nam 105.682 93.501 121.244 124.530 112.884 111.568 25,36 57,49
5 Sri Lanka 15.850 31.814 20.070 29.258 18.521 23.103 5,25 75,87
1 China, mainland 106.636 98.852 129.864 138.470 199.349 134.634 32,63 32,63
3 United States of America 29.090 29.785 33.522 34.322 34.919 32.328 7,84 53,77
5 United Arab Emirates 16.631 19.444 20.531 18.700 23.234 19.708 4,78 64,19