Anda di halaman 1dari 2

YAYASAN AMAL BHAKTI QUR’ANI

SMA IT JAISYULQUR’AN
(Islamic Boarding School)
Tahun Pelajaran 2020-2021

PENILAIAN TENGAH SEMESTER GANJIL


Mata Pelajaran : Sosiologi Nama : ..........................................
Kelas : XI IPS Waktu : .... Menit

UU Cipta Kerja Disahkan, Ekonomi Indonesia Dinilai Diserahkan ke Sistem Liberal Kapitalis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dekan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada ( UGM) Sigit Riyanto mengatakan,
pengesahan Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang memiliki banyak catatan. Pertama, paradigma
UU Cipta Kerja menunjukkan negara diarahkan pada pengelolaan sumber daya yang ekstratif. Hal ini berbahaya karena
bertentangan dengan arus global bahwa pengelolaan sumber daya seharusnya berbasis pada inovasi dan memperhatikan aspek
lingkungan. Kedua, pendekatan yang diambil di dalam RUU Cipta Kerja yang ekstraktif terutama terliat pada pasal-pasal terkait
pengelolaan ekonomi dan sosial.

"Ekonomi negara diserahkan kepada sistem liberal kapitalistik yang tidak sesuai dengan konstitusi dan sepirit pendiri bangsa
kita," kata Sigit seperti dilansir dari Kontan.co.id, Selasa (6/10/2020).

Selanjutnya, pada saat yang sama, UU Cipta Kerja telah mengesampingkan dan memarjinalkan perlindungan terhadap warga
negara. Oleh karena itu, dikhawatirkan UU ini bukannya memberikan kemudahan kepada warga negara yang membutuhkan,
tetapi justru mengesampingkannya.

Keempat, penyusunan RUU Cipta Kerja seharusnya tunduk pada kaidah dan cara-cara tertentu yang mengacu pada
perencanaan atau pra-UU yang baik, dan bisa dipertanggungjawabkan, serta visioner. "Sayangnya menyertai pembahasan UU
ini kertas kerja, masukan yang sudah diberikan oleh para akademisi dan masyarakat sipil dalam proses tidak terakomodasi
bahkan dikesampingkan. Deleberasi pembuatan UU dan ada masalah yang harus disikapi dan direspon dengan kritis," katanya.

DPR telah mengesahkan omnibus law RUU Cipta Kerja menjadi undang-undang melalui rapat paripurna, Senin (5/10/2020).
Dari sembilan fraksi di DPR, hanya Fraksi Partai Demokrat dan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera yang menolak seluruh hasil
pembahasan RUU Cipta Kerja. Hasilnya, RUU Cipta Kerja tetap disahkan menjadi undang-undang. Mayoritas fraksi DPR dan
pemerintah setuju. Pemerintah yang diwakili Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, RUU Cipta
Kerja diperlukan untuk meningkatkan efektivitas birokrasi dan memperbanyak lapangan kerja. Menurut dia, RUU Cipta Kerja
akan memberikan manfaat bagi masyarakat dan pemerintah.

"Kita memerlukan penyederhanaan, sinkronisasi, dan pemangkasan regulasi. Untuk itu, diperlukan UU Cipta Kerja yang
merevisi beberapa undang-undang yang menghambat pencapaian tujuan dan penciptaan lapangan kerja. UU tersebut sekaligus
sebagai instrumen dan penyederhanaan serta peningkatan efektivitas birokrasi," ujar Airlangga.

Berdasarkan artikel di atas, analisalah berdasarkan struktur sosial (stratifikasi dan diferensiasi) dan menurut anda apakah UU
tersebut akan menciptakan harmonisasi di kehidupan sosial?

1
2

Anda mungkin juga menyukai