Pertama – tama mari kita panjatkan puji serta syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kita bisa berkumpul bersama di hari yang cerah nan bahagia ini. Tak lupa shalawat serta salam kita panjatkan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW, tak lupa juga terhadap keluarganya, sahabatnya dan kita selaku umatnya yang insyaallah mendapatkan syafaatnya di akhir zaman, aamiin. Pada kesempatan hari ini, kita akan membahas tentang rasisme. Sebagaimana yang telah kita ketahui tindakan rasisme adalah pandangan terhadap ideologi atau paham yang dianut oleh masyarakat yang menolak atau tidak suka pada suatu golongan masyarakat tertentu yang biasanya berdasarkan rasnya, derajat, dan lain sebagainya. Banyak sekali kasus rasisme yang masih berlangsung hingga saat ini Seperti pada mei bulan lalu, dunia digemparkan karena adanya tindakan rasisme yang dilakukan oleh kepolisian Amerika Serikat terhadap seorang pria kulit hitam. Sebagaimana yang dilaporkan di banyak media, bahwa terdapat seorang pria berkulit hitam kesakitan ketika lehernya ditindih oleh kaki si polisi, sampai akhirnya meregang nyawa. Pria Afrika-Amerika itu bernama George Floyd, sehari-hari ia bekerja sebagai petugas keamanan sebuah restoran di kota Minneapolis. Di mata tetangga, ia dikenal baik. Ia ditangkap karena dituduh bertransaksi dengan uang palsu sejumlah 20 dolar. Ia kemudian ditindih lehernya di aspal, meski ia sudah menyerah dan tak bersenjata. Saudara-saudaraku yang tercinta. Perbuatan rasisme tentu tidak sesuai dengan fitrah manusia manapun. Meremehkan, merendahkan dan menghina orang lain hanya karena berbeda suku, berbeda warna kulit, berbeda bangsa atau negara. Kita dapati rasisme ini masih ada di beberapa tempat di dunia ini dan ini memang yang sangat tidak kita harapkan. Ketahuilah, Islam agama yang mulia telah menghapus dan mengharamkan rasisme tersebut di muka bumi ini. Semua orang pada asalnya sama kedudukannya dan memiliki hak-hak dasar kemanusiaan yang sama serta tidak boleh dibedakan, satu di istimewakan dan satu lagi dihinakan hanya karena alasan perbedaan suku, ras, bangsa semata. Lihat-lah bagaimana Bilal bin Rabah, seorang sahabat yang mulia. Beliau adalah mantan budak dan berkulit hitam legam, tetapi kedudukan beliau tinggi di antara para sahabat. Beliau telah dipersaksikan masuk surga secara khusus yang belum tentu ada pada semua sahabat lainnya. Beliau juga adalah sayyid para muadzzin dan pengumandang adzan pertama umat Islam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Abu Dzar, “Lihatlah, engkau tidaklah akan baik dari orang yang berkulit merah atau berkulit hitam sampai engkau mengungguli mereka dengan takwa.” Allah menciptakan kita berbeda-beda agar kita saling mengenal satu sama lainnya. Yang membedakan di sisi Allah hanyalah ketakwaannya. Perhatikan arti ayat berikut: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. (Al-Hujurat: 13) Jadi kita diciptakan berbeda-beda suku, ras dan bangsa agar kita saling mengenal. Allah menegaskan setelah ayat ini bahwa yang paling mulia adalah yang paling taqwa. Ath-Thabari menafsirkan, “Yang paling mulia di sisi Rabb kalian adalah yang paling bertakwa dalam melaksanakan perintah dan menjauhi maksiat. Bukan yang paling besar rumah atau yang paling banyak keluarganya.” Bahkan Islam melarang keras bentuk ta’assub yaitu membela serta membabi buta hanya berdasarkan suku, rasa atau bangsa tertentu, tidak peduli apakah salah atau benar, dzalim atau terdzalimi. Hadirin yang di muliakan Allah Kesimpulan yang dapat kita ambil dari kesempatan kali ini adalah agar kita tidak membedakan satu sama lain walaupun berbeda ras, suku, warna kulit hingga bangsa. Allah menyuruh kita agar saling kenal-mengenal. Sebelum saya cukupkan pembicaraan kali ini, marilah bersama-sama kita berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari perilaku rasisme atau perilaku lainnya yang tidak sesuai dengan perintah Allah SWT. Terimakasih atas perhatiannya, apabila terdapat kesalahan maka itu merupakan kekurangan dari pribadi saya sendiri, kebenaran hanya milik Allah. Wabillaahit Taufiq Walhidayat Wassalamu’alaikum Warohmatulloohi Wabarakaatuh.