Revisi Makalah Kelompok 4 - Karakteristik, Sumber, Dampak, Hukum Dan Penanganan L
Revisi Makalah Kelompok 4 - Karakteristik, Sumber, Dampak, Hukum Dan Penanganan L
Makalah disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Ekotoksikologi yang dibina oleh
Dr. Sueb, M.Kes. dan Bagus Priambodo, S.Si., M.Si., M.Sc
Yang dipresentasikan pada hari Senin, 5 Oktober 2020
Oleh
Kelompok 4 Offering G-GK
Aisy Hanifah 180342618060
Artika Muliany Tindaon 180342618047
Ayu Febrinanti 180342618039
Zela Lia Qomaria 170342615571
Corresponding author:
sueb.fmipa@um.ac.id,aisy.hanifah.1803426@students.um.ac.id
Abstract. The purpose of this paper is to find out the characteristics, sources,
impacts, laws, and handling of B3 waste. The method used is to review international
articles, national articles, and ebooks. The characters of B3 waste are flammable,
corrosive, reactive, and toxic; sources of B3 chemicals are grouped into 3 types,
namely specific, unspecified B3 waste and expired waste, spills, remaining packages,
or waste; impacts that may arise from disturbances to health and the environment;
and handling of B3 waste by reducing, storing, collecting, transporting, utilizing
waste management and landfilling.
1. Pendahuluan
Limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3) adalah sisa suatu usaha
dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena
sifat dan/atau konsentrasinya dan atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat mencemarkan dan atau merusakkan lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lain [1]. Karakteristik B3 patologis, tajam, farmasi, sitotoksik,
kimiawi, radioaktif, bertekanan, dan memiliki kandungan logam berat yang tinggi [2].
Sumber limbah B3 meliputi industri, kelembagaan perusahaan, laboratorium
penelitian, lokasi pertambangan, lokasi pengolahan mineral, pertanian fasilitas dan
lingkungan alam. Semua sumber yang mengeluarkan cairan, gas atau padat [3].
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun, dijelaskan dapat mencemari dan/ atau merusak
lingkungan hidup, dan/ atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan serta
kelangsungan hidup manusia dan makhluk lain. Kekhawatiran akan limbah menjadi
perhatian penting pemerintah sebagai bentuk perlindungan pada masyarakatnya.
Regulasi baik ditingkat internasional hingga sub-nasional dibuat untuk mengatur dan
mengendalikan limbah B3 dari masyarakat [4,5].
Pengelolaan limbah B3 berupa penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan,
pengangkutan, dan pengolahan limbah B3 termasuk penimbunan hasil pengolahan
tersebut. Mata rantai dalam pengelolaan limbah B3, yaitu penghasil limbah B3,
pengumpul limbah B3, pengangkut limbah B3, pemanfaatan limbah B3 pengolah
limbah B3, penimbun limbah B3 [2].Oleh karena itu, tujuan penulisan makalah ini
adalah mengetahui karakteristik bahan kimia B3, sumber, dampak, hukum dan
penanganan limbah B3.
2. Kajian Pustaka
2.1 Pengertian dan klasifikasi limbah
Limbah menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 adalah sisa suatu
usaha dan kegiatan.Limbah berhubungan erat dengan adanya pencemaran, karena
limbah merupakan salah satu substansi pencemaran lingkungan. Oleh sebab itu,
pengolahan limbah sangat dibutuhkan agar tidak mencemari lingkungan. Berdasarkan
karakteristiknya, limbah digolongkan menjadi empat bagian, yaitu: limbah cair,
limbah padat, limbah gas(partikel), dan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
[6]. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan suatu zat sisa atau hasil
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun karena sifat dan atau
kosentrasinya dan jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan, merusak, dan membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, dan
keberlangsungan hidup makhluk hidup lainnya [7]. Berdasarkan sumbernya, limbah
B3 dapat diklasifikasikan menjadi:
a) Primary sludge, merupakan limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada
pemisahan awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang
stabil dan mudah menguap
b) Chemical sludge, merupakan limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi
dan flokulasi
c) Excess activated sludge, merupakan limbah yang berasal dari proses
pengolahan dengn lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan
organik berupa lumpur dari hasil proses tersebut.
d) Digested sludge, merupakan limbah yang berasal dari pengolahan biologi
dengan digested aerobic maupun anaerobik di mana padatan atau lumpur yang
dihasilkan cukup stabil dan banyak mengandung padatan organik [8].
3. Pembahasan
3.1 Karakteristik Limbah B3
Landasan peraturan limbah berbahaya Resources Conservation and Recovery Act
(RSCA) tentang karakteristik toksisitas limbah, terdapat 4 karakter yang ditentukan
antara lain [13],
1) Mudah terbakar; berdasarkan pada sejumlah kriteria yang material memiliki
kecenderungan untuk meledak menjadi nyala api (secara spontan atau dalam
kondisi tertentu), titik terbakar kurang dari 60°C.
2) Korosi; jika larutan limbah cair adalah asam kuat (pH ≤ 2) atau basa kuat (pH
≥ 12,5) yang mampu mengkorosi logam, maka larutan tersebut memenuhi
kriteria korosif.
3) Reaktif (unstable); dapat menyebabkan ledakan, mengeluarkan asap atau gas
atau uap beracun saat dipanaskan. Contoh bahan kimia reaktif termasuk
baterai lithium sulfur.
4) Toksik; apabila racun (terdaftar dalam peraturan) sseperti arsenik,
trikloroetilen, atau merkuri ditemukan pada tingkat yang melampaui standar
ambang batas, maka bahan dianggap beracun dan berbahaya [14].
Landasan yang telah disebitkan diatas, sejalan dengan Watts (1997) karakteristik
limbah B3 diklasifikasikan menjadi 4 yaitu (1) bersifat mudah terbakar yaitu limbah
liquid dengan titik nyala ≤ 60°C, sedangkan untuk nonliquid yang terbakar di bawah
kondisi normal dikarenakan adanya gesekan, atau perubahan sifat kimia secara
spontan yang dapat menimbulkan bahaya; (2) bersifat korosif yaitu limbah yang
bersifat cair yang memiliki pH 2 atau 12,5 atau cairan yang menyebabkan perkaratan
pada besi yang lebih tinggi dari 6,35 mm/tahun; (3) bersifat reaktif yaitu limbah yang
tidak stabil, dan mengalami perubahan yang besar tanpa adanya pemicu langsung
bereaksi dengan air, limbah ini berpotensi terjadi ledakan apabila bertemu dengan air;
(4) bersifat beracun yaitu limbah yang melalui tes Toxicity Characteristic Leaching
Procedure (TCLP) dinyatakan bersifat racun, dengan membandingkan konsentrasi
leachate mengandung 31 senyawa organik dan 8 senyawa anorganik. Jika test TCLP
melebihi konsentrasi tersebut maka limbah tersebut dinyatakan beracun [15,16].
Pedoman yang digunakan digunakan di Indonesia karakteristik limbah B3
berdasarkan pada Peraturan Pemerintah (PP) nomor 101 tahu 2014 pasal 5 ayat 2,
dinyatakan sifat limbah B3 antara lain: a. mudah meledak; b. mudah menyala; c.
reaktif; d. infeksius; e. korosif; dan atau f. beracun[5]. Indikator toksisitas tersebut
dijelakan oleh Padmaningrum (2010)[17], yaitu:
a) Mudah terbakar (Fleamable)
Limbah ini apabila dekat dengan sumber api, percikan, gesekan mudah menyala
baik selama pengangkutan, penyimpanan atau pembuangan. Contoh jenis ini
buangan Bahan Bakar Minyak (BBM) atau buangan pelarut (benzena, toluen,
aaseton).
b) Mudah meledak (Explosive)
Limbah yang melalui reaksi kimia menghasilkan ledakan dengan cepat.
Limbah ini pada suhu tekanan standar (25°C, 760 mmHg) dapat meledak atau
melalui reaksi kimia atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan
tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya. Senyawa sangat
sensitif terhadap guncangan, gesekan dan panas, serta terdekomposisi secara
eksotermis dengan melepaskan energi panas yang sangat tinggi.
c) Infeksius (Infectious Waste)
Limbah yang dapat mengancam kesehatan manusia maupun makhluk hidup
melalui infeksi yang dirimbulkan oleh substansi tertentu. Komposisi limbah ini
dapat berupa limbah padat, meliputi limbah padat medis 22%, limbah farmasi 1%
dan limbah domestik 77%. Contoh: jarum suntik pasien tertentu, cairan tubuh yang
mengandung penyakit infektif, dan lain-lain.
d) Korosif (Corrosive)
Limbah ini memiliki pH sangat rendah (pH <3) atau sangat tinggi pH > 12,5)
dan dapat bereaksi dengan limbah lain. Limbah bersifat korosif dapat
menyebabkan karat besi. Contoh: sisa karat besi atau logam, dan limbah baterai/
aki.
e) Beracun (Toxic Waste)
Limbah memiliki kemampuan untuk meracuni, menjadikan cacat sampai
memusnahkan mahluk hidup dalam jangka panjang ataupun jangka pendek.
Contoh: senyawa logam berat (seperti Hg, Cr) pada pestisida dan pelarut [17].
4. Simpulan
Karakteristik limbah B3 memiliki 4 karakter utama, yaitu mudah terbakar,
korosif, reaktif, dan beracun.. Limbah B3 dapat diklasifikasikan berdasarkan
sumbernya terdiri dari limbah B3 dari sumber spesifk, limbah B3 tidak spesifik, dan
limbah B3 kadaluarsa, tumpahan, sisa kemasan, atau buangan. Limbah B3
memberikan dampak bagi lingkungan dan kesehatan manusia sehingga perlu adanya
pengelolaan limbah B3.Hukum yang mengatur dan menjadi pedoman untuk
penanganan sekaligus uji penilaian ambang batas limbah B3 secara garis besar
tercantum pada Peraturan Pemerintah (PP) nomor 101 tahun 2014. Penaganan limbah
B3 dilakukan dengan cara reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,
pemanfaatan pengelolaan, dan penimbunan limbah B3.
Referensi
[1] Baeza A, Salas A, Guillén J, Muñoz-Serrano A and Corbacho J A 2019
Removal of radium in a working drinking water treatment plant: Radiological
hazard assessment and waste management J. Hazard. Mater.371 586–91
[2] Taufan H S and Purwanto P 2018 The Management of Toxic and Hazardous
Waste Materials in the Food Industry E3S Web Conf.73
[3] Irawan D S, Fairus S, Rohajawati S, Nursetyowati P, Kautsar M A and Innaqa
S 2019 The Routing of Hazardous and Toxic (B3) Medical Waste
Transportation Using Network Analysis (Case Study: Primary Health Care
Services, Depok, Indonesia) J. Phys. Conf. Ser.1364
[4] Sidik H, Konety N and Aditiany S 2019 Membangkitkan Semangat Peduli
Lingkungan Melalui Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3)
Rumah Tangga Di Rancaekek Kumawula J. Pengabdi. Kpd. Masy.1 62
[5] INDONESIA P R 2014 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014
[6] Nilakandi P, Pitoyo P, Arthana I W and Sudarma I M 2009 KINERJA
PENGELOLAAN LIMBAH HOTEL PESERTA PROPER DAN NON
PROPER DI KABUPATEN BADUNG , PROVINSI BALI 10 33–40
[7] Beracun B D 1995 Keputusan Kepala Bapedal No . 1 Tahun 1995 Tentang :
Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Penyimpanan Dan Pengumpulan Limbah
Bahan
[8] Di P, Prof R and Saroso S 2015 SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B3
TERHADAP INDEKS 3
[9] INDONESIA P R PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 18 TAHUN 1999
[10] Ojeda-benitez S, Ojeda-benítez S, Aguilar-virgen Q, Taboada- P and Cruz-
sotelo S E 2013 Household hazardous wastes as a potential source of
pollution : A generation study
[11] Hidup P L, Hasibuan R, Si M, Tetap D and Labuhanbatu S 2016 Rosmidah
Hasibuan ISSN Nomor 2337-7216 04 42–52
[12] Nugroho S S, Fakultas D, Universitas H and Madiun M 2013
PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN 14
60–70
[13] Achilles C M, Reynolds J S and Achilles S H 2014 Problem analysis Probl.
Anal.39 1–165
[14] Contents C 2011 1 Definition of Hazardous Waste 1–10
[15] Ichtiakhiri T . and Sudarmaji 2015 Pengelolaan Limbah B3 dan Keluhan
Kesehatan Pekerja di PT. Inka (Persero) Kota Madiun J. Kesehat. Lingkung.8
118–27
[16] Muklishoh I 2013 Pengelolaan limbah b3 bengkel resmi kenndaraan bermotor
roda dua di surabaya pusat J. Chem. Inf. Model.53 1689–99
[17] Padmaningrum R T 2010 Pengelolaan Bahan dan Limbah Kimia Lap.
Pengabdi. Masy. FMIPA UNY
[18] Sopiah N and Aviantara D B 2019 Studi Karakterisasi Tanah Terkontaminasi
Minyak Berat J. Teknol. Lingkung.20 151
[19] Rini I D W S, Gunawan A and Arobi A I 2019 Pengujian Logam Berat pada
Tanah Terkontaminasi Air Limbah PLTD di Petung, Kalimantan Timur
SPECTA J. Technol.2 19–26
[20] Fazzo L, Minichilli F, Santoro M, Ceccarini A, Seta M Della, Bianchi F,
Comba P and Martuzzi M 2017 Hazardous waste and health impact : a
systematic review of the scientific literature
[21] Nwakaire J N 2016 AGRICULTURAL WASTE CONCEPT , GENERATION
, UTILIZATION AND AGRICULTURAL WASTE CONCEPT ,
GENERATION , UTILIZATION AND MANAGEMENT
[22] Mmereki D and Baldwin A N 2016 World ’ s largest Science , Technology &
Medicine Open Access book publisher