Disusun Oleh :
Muhammad Choirul Mustofa (021910093 )
Achmad Fachrizal Febrianto (021910070 )
Muhammad Habib Abdillah (021910094 )
Khabibul Cahyo Agung (0219101109)
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA I
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2019
KATA PENGANTAR
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
C. Tujuan ......................................................................................................... 1
Kesimpulan ...................................................................................................... 7
Pada dasarnya yang menjadi sumber norma dan hukum islam adalah
kitab suci Alqur’an dan sunah Rasulullah saw. Keduanya merupakan sumber
pokok atau sumber utama. Akan tetapi kalau di rinci, sebetulnya selain dua
sumber tersebut, masih ada sumber lain yang berkedudukan sebagai sumber
perlengkap atau tambahan-tambahan atau penjelasan, yang disebut “Ijtihad” ini
bentuk bermacam-macam, seperti Ijma’ ra’yu, Qiyas, istihsan mashallah
mursalah, istihab, dan saddu-dzair’ah.
Al-Qur’an berasal dari kata Qara’a yang berarti bacaan atau sesuatu yang
di baca. Secara istilah Al-Qur’an adalah kalamullah kepada nabi Muhammad
SAW. Melalui perantaraan malaikat jibril untuk disampaikan kepada umatnya.
Al-Qur’an terdirfi dari 6666 ayat dan 144 surat yang di turunkan secara
berngsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari kepada nabi Muhammad.
Permulaan turunnya Al-Qur’an adalah pada tanggal 17 ramadhan tahun 611 M.
Al-qur’an dimulai dengansuratAl-fatihah dan di sudahi dengansuratAn-Nas.
Nama yang sangat umum di kenal umat islam adalah Al-Qur’an. Nama
demikian sesuai dengan sifatnya bahwa umat islam selalu membacanya, baik di
mengerti maknanya maupun tidak. Selain itu Al-Qur’an juga memiliki nama lain,
seprti, Al-kitab, Al-Furqan, Al-Zikri, Ar-Ruh.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan
1
Sebagai landasan dalam menegakkan hukum islam dalam masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian sumber
Sumber adalah suatu wadah yang dari wadah itu dapat di temukan atau ditambah
norma hukum. Sedangkan “dalil hukum” berarti suatu yang memberi petunjuk dan
menuntun kita dalam menemukan hukum Allah.
Kata “sumber” dalam artian ini hanya dapat digunakan untuk Al-Qur’an dan
sunnah. Karena memang keduanya merupakan wadah yang dapat di tambah hukum
sya’ra tetapi tidak mungkin kata ini di gunakan untuk ijma dan qiyas karena keduanya
bukanlah wadah yang dapat ditambah norma hukum.
1. Al Qur’an
Adalah kitab suci umat islam. Kitab tersebut diturunkan kepada nabi terakhir,
yaitu nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril. Al-qur’an memuat banyak sekali
kandungan. Kandungan-kandungan tersebut berisi perintah, larangan, anjuran,
ketentuan, dan sebagainya.
2. As Sunnah (Al-Hadits)
Sunnah dalam Islam mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara
Rasulullah menjalani hidupnya atau garis-garis perjuangan / tradisi yang
dilaksanakan oleh Rasulullah. Sunnah merupakan sumber hukum kedua dalam Islam,
setelah Al-Quran.
3. Ijma’
Adalah kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum hukum dalam
agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits dalam suatu perkara yang terjadi. Ijma'
terbagi menjadi dua:
2
Ijma' Qauli, yaitu suatu ijma' di mana para ulama' mengeluarkan pendapatnya
dengan lisan ataupun tulisan yang menerangkan persetujuannya atas pendapat
mujtahid lain di masanya.
Ijma' Sukuti, yaitu suatu ijma' di mana para ulama' diam, tidak mengatakan
pendapatnya. Diam di sini dianggap menyetujui.
4. Taklid atau Taqlid
Adalah mengikuti pendapat orang lain tanpa mengetahui sumber atau alasannya.
5. Mazhab
Menurut para ulama dan ahli agama Islam, yang dinamakan mazhab adalah
metode (manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian, kemudian
orang yang menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman yang jelas batasan-
batasannya, bagian-bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah.
6. Qiyas
7. Bid‘ah
Dalam agama Islam berarti sebuah perbuatan yang tidak pernah diperintahkan
maupun dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW tetapi banyak dilakukan oleh
masyarakat sekarang ini. Hukum dari bidaah ini adalah haram. Perbuatan dimaksud
ialah perbuatan baru atau penambahan dalam hubungannya dengan peribadatan
dalam arti sempit (ibadah mahdhah), yaitu ibadah yang tertentu syarat dan rukunnya.
8. Istihsan
3
Sifat Hukum Islam
Menurut Tahir Azhary, ada tiga sifat hukum islam yakni bidimensional, adil, dan
individualistik.
Bidimensional artinya mengandung segi kemanusiaan dan segi ketuhanan (Ilahi).
Di samping itu sifat bidimensional juga berhubungan dengan ruang lingkupnya
yang luas atau komprehensif. Hukum Islam tidak hanya mengatur satu aspek
saja, tetapi mengatur berbagai aspek kehidupan manusia. Sifat dimensional
merupakan sifat pertama yang melekat pada hukum islam dan merupakan sifat
asli hukum Islam.
Adil, dalam hukum Islam keadilan bukan saja merupakan tujuan tetapi
merupakan sifat yang melekat sejak kaidah – kaidah dalam sya’riat ditetapkan.
Keadilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap manusia baik sebagai
individu maupun masyarakat.
Individualistik dan Kemasyarakatan yang diiikat oleh nilai-nilai transedental
yaitu Wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan
sifat ini, hukum islam memiliki validitas baik bagi perseorangan maupun
masyarakat. Dalam sistem hukum lainnya sifat ini juga ada, hanya asaja nilai-
nilai transedental sudah tidak ada lagi. (Mohammad Tahir Azhary, 1993:48-49)
Ruang Lingkup Hukum islam baik dalam pengertian syari’at maupun fiqih
dibagi menjadi dua bagian besar, yakni bidang ibadah dan muamalah. Ibadah artinya
4
menghambakan diri kepada Allah dan merupakan tugas hidup manusia. Ketentuannya
telah diatur secara pasti oleh Allah dan dijelaskan oleh Rasul-Nya. Dengan demikian
tidak mungkin adanya perubahan dalam hukum dan tata caranya, yang mungkin berubah
hanyalah penggunaan alat-alat modern dalam pelaksanaannya. Adapun mu’amalat
adalah ketetapan Allah yang langsung mengatur kehidupan sosial manusia meski hanya
pada pokok-pokoknya saja. Oleh karena itu sifatnya terbuka untuk dikembangkan
melalui ijtihad.
Hukum islam tidak membedakan dengan tajam antara hukum perdata dan hukum
publik seperti halnya dalam hukum barat. Hal ini disebabkan karena menurut hukum
islam pada hukum perdata ada segi-segi publik dan begitu pula sebaliknya. Dalam
hukum Islam yang disebutkan hanya bagian-bagiannya saja.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Qur’an adalah sumber hukum islam yang utama yang dapat menjadi panutan
dan tuntunan bagi umat islam, tetapi selain Al-Qur’an islam juga mempunyai sumber-
sumber hukum yang lain seperti sunnah yang secara etimologis berarti cara yang biasa
dilakukan, apakah cara itu sesuatu yang baik atau buruk. Selain Al-Qur’an dan sunnah
islam juga mempunyai sumber hukum islam yang lain yaitu ra’yu yang berarti melihat,
juga ijma’ yang artinya ketetapan hati untuk melakukan sesuatu atau keputusan berbuat
sesuatu, dan Qiyas yang merupakan suatu cara penggunaan ra’yu untuk menggali hukum
syara’ dalam hal-hal yang nash. Oleh karean itu Hukum Islam penting sebagai dasar
ajaran islam untuk di pelajari dalam kerangka dasar sebagai bagian dari agama islam.
DAFTAR PUSTAKA
http://mangihot.blogspot.com/2017/02/pengertian-dan-sumber-hukum-islam.html