Nama Mahasiswa :
NIM :
Kelompok :
Tanggal Praktik/Minggu ke :
Tempat Praktik :
Tanggal/jam pengkajian :
Tanggal /jam MRS :
Identitas Pasien:
Nama : Tn. AS
Umur : 71 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Ciamis Malang
Pendidikan terakhir : SMA
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan :-
No.Rekam Medik :
Diagnosis : Diabetes Melitus tipe II
Diagnosis keperawatan:
Diagnosis keperawatan:
3. Pola Eliminasi
Tanggal defekasi terakhir : 12 Oktober 2020
Frekuensi defekasi : 1 x sehari
Konsistensi: Lembek
Warna: tidak terkaji
Masalah defekasi: tidak ada masalah
Penggunaan alat bantu (laksatif/pispot): pasien menggunakan popok diapers
Mobilitas
Pola latihan yang biasa dilakukan: keluarga pasien mengatakan melakukan
latihan sendi kepada pasien tetapi tidak rutin
Aktivitas di waktu luang: pasien hanya berbaring ditempat tidur dan hanya
dibantu keluarga dalam melakukan latihan sendi
Sejak sakit: pasien hanya berbaring ditempat tidur dan hanya dibantu
keluarga dalam melakukan latihan sendi
Rentang gerak: terbatas
Skala kekuatan otot 5555 5555
2222 2222
Diagnosis
keperawatan: .........................................................................................................
...............................................................................................................................
...................
...............................................................................................................................
11. Pola Nilai – Kepercayaan
Persepsi klien tentang agama : Pasien mengatakan beragama Islam dan
pasien percaya dengan agama yang dianutnya.
Kegiatan keagamaan : Pasien nampak mendengarkan kajian-kajian
agamanya dari handphone
Sikap terhadap nilai : Pasien menghormati dan meghargai nilai-nilai
keagamaan
Bantuan spiritual : pasien selalu berdoa dan sholat untuk kesembuhannya.
Lain-lain.
TERAPI MEDIS
Masalah
No. Data Etiologi
(Problem)
1. DS : ATP menurun Hambatan mobilitas fisik
- Keluarga mengatakan semua kebutuhan b.d Penurunan kekuatan
pasien dibantu oleh keluarga secara total otot
DO : Kelelahan
- Pasien hanya berbaring di tempat tidur
- Pasien mengalami kelemahan di tungkai
kiri dan kanan dengan skala otot = 2 Penurunan kekuatan
- Pasien mengalami kekauan dan dominan otot
di tungkai sebelah kiri
- Rentang gerak pasien terbatas
- ADL pasien dibantu total oleh keluarga
yaitu istri pasien itu sendiri
2 DS: Kerusakan vaskuler Nyeri akut b.d Agen
- Keluarga pasien mengatakan bahwa jika cedera fisik
pasien melakukan perawatan luka terkadang
pasien mengeluhkan sakit/nyeri Neuropati perifer
DO:
- Terdapat nyeri pada area luka dengan Terjadi ulkus (agen
kriteria nyeri yaitu: cedera fisik)
P: Luka dekubitus
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: Punggung
S: Skala 2 (Ringan)
T: Pada saat di sentuh/ dilakukan perawagtan
luka
3 DS: Kerusakan vaskuler Kerusakan Integritas
- Istri pasien mengatakan terdapat luka Jaringan b.d Hambatan
pada bagian punggung pasien Mobilitas Fisik
Neuropati perifer
DO:
- Terdapat luka pada bagian punggung
pasien dengan panjang luka 1 cm, lebar 1 Terjadi ulkus
cm dan kedalaman luka ½ cm
Hambatan mobilitas
fisik
PRIORITAS MASALAH
Keterangan:
1= Sangat besar
2= Besar
3= Sedang
4= Terbatas
5= Tidak ada
Pengecekan Kulit
1. Monitor warna dan suhu kulit
2. Monitor kulit untuk adanya ruam dan
lecet
3. Monitor kulit adanya kekeringan yang
berlebihan dan kelembaban
4. Monitor sumber tekanan dan gesekan
5. Periksa pakaian yang terlalu ketat
4. Risiko cedera faktor risiko Kontrol Risiko
hambatan fisik ditandaiKontrol risiko dilakukanPerawatan Luka
dengan : selama 1x24 jam, risiko cedera 1. Monitor karakteristik luka, warna,
- istri pasienpada pasien dapat cegah, ukuran dan bau
mengatakan pasiendengan kriteria hasil: 2. Ukur luas luka yang sesuai Pengecekan Kulit
hanya berbaring 1. Mengetahui perubahan warna dan
ditempat tidur 1. Mengidentifikasi faktor 3. Berikan rawatan insisi pada luka yang peningkatan suhu pada kulit
- aktifitas sehari-hari risiko (2 ke 4) diperlukan
2. Mengetahui apakah terjadi kemerahan dan
pasien dibantu secara 2. Memonitor factor risiko 4. Oleskan salep yang sesuai dengan sulit
luka pada kulit sekitar
menyeluruh (total dilingkungan (2 ke 4) 5. Reposisi setidaknya setiap 2 jam sekali
care), 3. Memonitor factor dengan tepat 3. Mengetahui tingkat kekeringan atau
- pasien mengalami risiko individu (2 ke 4) 6. Dokumentasi lokasi luka, ukuran dan kelembaban dari kulit
kelemahan otot : 4. Mengembangkan 4. Menhindari terjadinya luka akibat tekanan
tampilan
5555-5555-2222- strategi yang efektif dan gesekan yang mungkin terjadi
2222 dalam mengontrol 5. Untuk meminimalisir tekanan pada kulit
risiko (2 ke 4)
5. Menjalankan strategi Perawatan Luka
control risiko yang 1. Mengetahui karakterisiktik luka, warna
telah ditetapkan (2 ke pada luka dan apakah terdapat bau pada
4) Manajemen lingkungan
1. Sediakan lingkungan yang aman luka
untuk pasien 2. Mengetahui ukuran luka
Keterangan : 2. Identifikasi kebutuhan keamanan 3. Untuk mencegah terjadinya perluasan
1. Tidak pernah pasien,sesuai dengan kondisi fisik dan abses kejaringan lain
menunjukkan fungsikognitif pasien dan riwayat
4. Untuk mempercepat penyembuhan pada luka
2. Jarang penyakitterdahulu pasien
dan mencegah terjadinya infeksi
menunjukkan 3. Menghindarkan lingkungan yang
3. Kadang-kadang berbahaya (misalnya 5. Mengurangi tekanan
menunjukkan memindahkan perabotan) 6. Untuk mengetahui perkembangan luka
5. 4. Sering menunjukkan 4. Menyediakan tempat tidur yang
5. Secara konsisten nyaman dan bersih
menunjukka 5. Memberikan penerangan yang cukup
6. Menganjurkan keluarga untuk Manajemen lingkungan
menemani pasien 1. Membantu pasien merasa lebih tenang
7. Mengontrol lingkungan dari dan nyaman
kebisingan 2. Membantu memenuhi kebutuhan pasien
8. Memindahkan barang-barang yang 3. Mencegah terjadinya cedera pada pasien
dapat membahayakan 4. Menyediakan tempat tidur yang nyaman
dan bersih untuk memberikan rasa
nyaman pada pasien
5. Memberikan penerangan yang cukup
untuk meningkatakan penglihatan
pasien terhadap lingkungan sekitar
6. Agar pasien merasa lebih diperhatikan
7. Membuat pasien menjadi lebih tenang
dan tidak gelisah
8. Meminimalisir terjadinya cedera pada
pasien