Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir yang berjudul
Financial Distress dan Indikator Keuangan yang Relevan pada Industri Dasar dan
Kimia merupakan karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir laporan ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
ABSTRACT
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Disetujui oleh
Dr fr Budi Purwanto, ME
Pembimbing
Diketahui oleh
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2015 ini adalah
kebangkrutan, dengan judul Financial Distress dan Indikator Keuangan yang
Relevan pada Industri Dasar dan Kimia.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Budi Purwanto,ME
selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi masukan dan saran, Ibu
Farida Ratna Dewi SE,MM dan Ibu Erlin Trisyulianti STP,M.Si selaku dosen
penguji. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua beserta
teman teman Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Institut Pertanian Bogor atas
doa dan bantuannya dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Putri
DAFTAR ISI
1 Penelitian terdahulu 9
2 Proses penentuan sampel 14
3 Pengujian kelayakan model 17
4 Matrik klasifikasi 17
5 Hasil pengujian regresi logistik 17
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka penelitian 11
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Batasan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Keuangan
Financial Distress
suatu cara tertentu. Rasio keuangan dapat digunakana sebagai indikasi adanya
kebangkrutan. Menurut Hanafi et al. (2009) financial distress dapat digambarkan
dari dua titik ekstrim yaitu kesulitan likuiditas jangka pendek, tetapi bisa
berkembang menjadi parah. Indikator kesulitan keuangan dapat dilihat dari
analisis aliran kas, analisis strategi perusahaan, dan laporan keuangan perusahaan.
Faktor-faktor penyebab financial distress menurut Toto (2008) yaitu:
a. Kesulitan arus kas, terjadi ketika penerimaan pendapatan perusahaan dari
kegiatan operasional tidak cukup untuk menutupi beban-beban yang timbul
dari aktivitas operasi. Selain itu kesulitan arus kas bisa disebabkan oleh
kesalahan manajemen dalam mengelola aliran kas perusahaan dalam
pembiayaan aktivitas operasi
b. Besarnya jumlah hutang, terjadi ketika sudah jatuh tempo hutang, akan tetapi
perusahaan tidak mempunyai cukup dana untuk melunasi hutang tersebut,
sehingga kreditur dapat melakukan penyitaan terhadap harta kekayaan milik
perusahaan.
c. Kerugian dalam kegiatan operasional perusahaan selama beberapa tahun,
terjadi ketika beban operasional lebih besar dari penerimaan perusahaan,
sehingga menyebabkan arus kas rendah atau cenderung negatif
Rasio Keuangan
Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas merupakan hal yang mendasar
bagi perusahaan, dalam rutinitas sehari-hari, likuiditas akan tercermin dalam
bentuk kemampuan perusahaan dalam membayar kreditur tepat waktu atau
membayar gaji karyawan tepat waktu
Pengukuran likuiditas biasanya mengaitkan kewajiban jangka pendek
dengan aset lancar yang tersedia untuk melunasinya. Lingkup dari penelitian ini
rasio likuiditas yang dipakai yaitu rasio lancar. Current ratio (rasio lancar) adalah
rasio untuk mengukur seberapa jauh aset lancar dapat melunasi kewajiban jangka
pendeknya. Aset lancar yang ssemakin tinggi akan semakin aman bagi para
kreditur Toto (2008). Adapun rumus rasio lancar sebagai berikut:
Aset lancar
CR (1)
Kewajiban lancar.........................................................................................
Rasio Leverage
Rasio Leverage atau rasio solvabilitas menurut Toto (2008) merupakan rasio
yang menunjukkan bahwa perusahaan mampu memenuhi seluruh kewajiban
finansialnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan yang
dianggap solvable apabila perusahaan tersebut memiliki kekayaan yang cukup
untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Sebaliknya, perusahaan yang tidak
memiliki kekayaan untuk melunasi seluruh kewajibannya maka dikategorikan
perusahaan insolvable. Dalam penelitian ini rasio leverage diproksikan
menggunakan rasio hutang (debt to asset ratio)
Rasio hutang merupakan rasio perbandingan antara jumlah keseluruhan
kewajiban dengan jumlah kekayaan yang dimiliki perusahaan, yang mampu
menunjukkan sejauh mana kewajiban perusahaan dapat tertutup oleh besarnya
aktiva yang dimiliki. Adapun rumus rasio hutang sebagai berikut:
Total Hutang...............................................................................................
DR = Total Asset (2)
Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh keuntungan atau laba pada periode tertentu dan
menggambarkan tingkat efektivitas manajemen dalam melaksanakan aktivitas
operasinya. Efektivitas manajemen dapat terlihat dari besarnya perolehan laba dari
hasil penjualan dan investasi. Laba yang diperoleh perusahaan seringkali
dibandingkan dengan penjualan, aktiva dan ekuitas yang disebut rasio
profitabilitas. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas di proksikan dengan rasio
pengembalian aset/return on asset (ROA)
Return on Asset (ROA) menurut Toto (2008) merupakan rasio yang menilai
besarnya tingkat laba terhadap aset yang digunakan dalam menghasilkan laba
6
tersebut. Tinggi rendahnya rasio ini mampu menunjukkan tingkat efisiensi yang
dilakukan oleh pihak manajemen. Selain itu rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan dalam mengoptimalkan kepemilikan aktivanya agar dapat
memperoleh laba. Adapun rumus dari ROA sebagai berikut:
ROA = EBIT ........................................................................ (3)
Total Aset
Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang menunjukkan ukuran seberapa efektif
perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada di perusahaan.
Rasio aktivitas menganggap sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara
penjualan dan beragam unsur aset. Dalam penelitian ini rasio aktivitas di
proksikan dengan rasio perputaran aset dan rasio modal kerja (Toto 2008)
Rasio perputaran aset merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi
penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume
penjualan tertentu. Jadi semakin besar rasio ini, semakin baik, berarti aktiva dapat
cepat berputar menghasilkan laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan
aktiva dalam menghasilkan penjualan. Adapun rumus rasio perputaran aset
sebagai berikut:
Penjualan.........................................................................
Rasio perputaran aset =
Total Aset
(4)
Rasio modal kerja merupakan rasio yang mengukur aktivitas bisnis terhadap
kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya
penjualan yang didapat perusahaan. Rasio modal kerja merupakan kemampuan
modal kerja berputar dalam satu periode siklus kas dari perusahaan. Adapun
rumus Rasio modal kerja sebagai berikut:
Aset lancar – Kewajiban lancar..................................................
Rasio modal kerja = Total Aset (5)
Houston (2009) mengatakan jika kewajiban lancar meningkat cepat dibanding aset
lancar, maka rasio lancar akan turun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara rasio lancar dengan financial distress adalah negatif
Berdasarkan penelitian Almilia dan Kristijadi (2003) menganalisis rasio
keuangan untuk memprediksi financial distress. Penelitian ini menunjukkan
bahwa likuiditas yang diproksikan dengan rasio lancar memiliki pengaruh negatif
terhadap financial distress
H11: Rasio lancar berpengaruh negatif terhadap financial distress.
Penelitian Terdahulu
Lanjutan Tabel 1
No Nama Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil
Penulis
4 Doddy S dan Pengaruh Rasio Dependen: Current Ratio, cash
Wahyu Keuangan Financial ratio, total liabilities to
(2009) terhadap Kondisi Distress total asset, current
Financial Distress Independen: liabilities to total asset
Perusahaan Current ratio, quick dan sales growth tidak
Otomotif ratio, cash ratio, berpengaruh terhadap
profitabilitas, debt to financial distress.
total asset, current Sedangkan quick ratio,
liabilities to total profitabilitas
asset berpengaruh negatif
terhadap financial
distress
5 Kamaludin Prediksi Financial Perusahaan yang tidak
dan Karina A Distress Kasus Dependen: mengalami financial
(2011) Industri Altman Z-Score distress memiliki
Manufaktur Independen: current ratio, gross
Pendekatan Model Current profit margin dan
Regresi Logistik ratio. inventory turnover yang
leverage ratio, gross tinggi sedangkan pad
profit margin, perusahaan yang
inventory turnover, mengalami financial
return on equity distress memiliki ROE
dan leverage yang
tinggi.
6 Jiming, Wei An Emperical Debt asset ratio
Wei (2011) Study on the berpengaruh positif dan
Corporate Dependen: signifikan terhadap
Financial Distress Financial financial distress
Prediction Based distress sedangkan Inventory
on Logistic Model Independen: Turnover berpengaruh
Evidence from -Financial Indicator negatif dan signifikan
China’s (Cash to current terhadap financial
Manufacturing liability ratio, debt distress
Industry equity ratio, debt
asset ratio, inventory
turnover, total asset
turnover
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Penelitian ini menggunakan metode earning per share dimana metode ini
melihat nilai EPS perusahaan periode keuangan 2010-2014, untuk memberikan
suatu gambaran yang jelas dan sistematis terhadap indikator-dikator keuangan,
seperti: rasio-rasio keuangan yang terdapat di metode prediksi kebangkrutan.
Financial distress
Hipotesis:
H01: Rasio lancar tidak berpengaruh terhadap financial distress
H11: Rasio lancar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kondisi financial distress
H02: Rasio hutang tidak berpengaruh terhadap kondisi financial
distress H12: Rasio hutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kondisi
financial distress
H03: Rasio Return on Asset tidak berpengaruh terhadap kondisi financial
distress
H13: Rasio Return on Asset berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kondisi financial distress
H04: Rasio Modal kerja tidak berpengaruh terhadap kondisi financial distress
H14: Rasio modal kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kondisi
financial distress
H05: Rasio perputaran aset tidak berpengaruh terhadap kondisi financial
distress
H15: Rasio perputaran aset berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kondisi financial distress
12
Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel independen
(bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel merupakan abstraksi dari gejala,
peristiwa atau masalah yang memerlukan penyelidikan
Variabel Dependen
Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi
oleh variabel independen. Adapun variabel dependen dalam penelitian ini adalah
financial distress. Financial distress sebagai tahap penurunan kondisi keuangan
yang terjadi sebelum terjadi kebangkrutan ataupun likuidasi. Dalam penelitian ini,
perusahaan yang mengalami financial distress yaitu perusahaan yang memiliki
earning per share negatif, dimana hal tersebut menandakan kinerja keuangan
yang kurang baik dan apabila hal ini tidak menjadi perhatian perusahaan maka
bisa terjadi kondisi yang lebih buruk lagi yaitu kebangkrutan. Perusahaan-
perusahaan dalam penelitian ini dikelompokkan dengan ukuran 0 untuk EPS
positif atau non financial distress, 1 untuk perusahaan yang memiliki EPS negatif
atau mengalami financial distress.
Variabel Independen
Variabel Independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain. Adapun variabel independen dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Rasio Lancar
Rasio lancar bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancarnya. Rasio
lancar dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar. Data
yang digunakan yaitu data tahunan dari laporan tahunan perusahaan.
2. Rasio hutang
Rasio hutang merupakan rasio perbandingan antara jumlah keseluruhan
kewajiban dengan jumlah kekayaan yang dimiliki perusahaan. Rasio ini
mampu menunjukkan sejauh mana kewajiban perusahaan dapat tertutup oleh
besarnya aset yang dimiliki. Dengan kata lain rasio ini diperoleh dengan
membagi total kewajiban dengan total aset. Data yang digunakan yaitu data
tahunan dari laporan tahunan perusahaan.
3. Rasio Return on Asset (ROA)
Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang menilai besarnya tingkat
pengembalian terhadap keseluruhan aset yang dimiliki oleh perusahaan.
Tinggi rendahnya rasio ini mampu menunjukkan tingkat efisiensi yang
dilakukan oleh pihak manajemen. Selain itu rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan dalam mengoptimalkan kepemilikan asetnya agar dapat
memperoleh laba. ROA diperoleh dengan membagi laba sebelum beban
bunga dan pajak dengan total aset. Data yang digunakan yaitu data tahunan
dari laporan tahunan perusahaan.
4. Rasio modal kerja
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
modal kerja bersih dari keseluruhan aset yang dimiliki. Rasio ini dihitung
13
dengan modal kerja bersih dibagi total aset. Modal kerja bersih didapat dari
pengurangan aset lancar dengan kewajiban lancarnya. Data yang digunakan
yaitu data tahunan dari laporan keuangan tahunan perusahaan.
5. Rasio perputaran aset
Rasio ini merupakan ukuran keseluruhan perputaran seluruh aset. Rasio ini
cukup sering digunakan yang cakupannya luas. Rasio ini dapat
menggambarkan seberapa baik dukungan aset untuk memperoleh penjualan.
Rasio ini dihitung dengan penjualan dibagi dengan total aset. Data yang
digunakan yaitu data tahunan dari laporan keuangan tahunan perusahaan.
Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder menurut Ulber Silalahi (2009) merupakan data yang dikumpulkan dari
tangan kedua atau dari sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian
dilakukan. Sumber data dalam penulisan skripsi ini adalah dari berbagai sumber
buku, jurnal dan penelitian terdahulu yang mendukung penelitian. Sedangkan
untuk sumber data yang ingin diolah dalam analisis penelitian adalah
www.idx.co.id situs web resmi BEI.
Data ini diperoleh dari data historis perusahaan industri dasar dan kimia,
studi literatur, laporan penelitian, dan laporan keuangan yang diterbitkan
perusahaan maupun internet yang telah diaudit selama lima tahun 2010-2014.
Metode yang dilakukan untuk mendapatkan data yang diinginkan dengan
membuka Website dari objek yang diteliti, sehingga dapat diperoleh laporan
keuangan, gambaran umum perusahaan serta perkembangannya yang kemudian
digunakan penelitian.
Situs yang digunakan adalah www.idx.co.id. Selain itu, dilakukan juga studi
pustaka yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari dan memahami buku-
buku yang mempunyai hubungan dengan analisis prediksi kebangkrutan seperti
dari literatur, jurnal-jurnal, media massa dan hasil penelitian yang diperoleh
dari berbagai sumber, baik dari perpustakaan maupun sumber lain.
Ln 1–p
p
= βo + β1 CR + β2 DR + β3 ROA + β4 WCR + β5 STA........................(6)
15
Keterangan:
P/1-p = Financial distress (1) dan Non Financial distress (0)
βo = Konstanta
β1 CR = Rasio lancar
β2 DR = Rasio hutang
β3 ROA = Return on asset
β4 WCR = Rasio modal kerja
β5 STA = Rasio perputaran aset
Analisis pengujian model regresi logistik sebagai berikut:
a. Menilai kelayakan model (Hosmer and Lemeshow)
Menurut Ghozali (2005) menilai kelayakan model dapat dilakukan dengan
memperhatikkan output dari Hosmer and Lemeshow’s Goodness of fit test
dengan hipotesis:
H0: Model yang dihipotesiskan fit dengan data
H1: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow sama dengan atau kurang dari 0,05
maka hipotesis nol ditolak yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara
model dengan nilai observasinya sehingga goodness fit model tidak baik
karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik
Hosmer and Lemeshow lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat
ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya
b. Uji kelayakan keseluruhan model (Overall fit model test)
Dalam menilai overall fit model test dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya:
1. Chi Square (X2)
Tes statistik Chi Square digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood
pada estimasi model regresi. Likelihood(L) dari model adalah probabilitas
bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. L
ditransformasikan menjadi -2logL untuk menguji hipotesis nol dan
alternatif. Penggunaan nilai x2 untuk keseluruhan model terhadap data
dilakukan dengan membandingkan nilai -2 log likelihood awal (hasil
block number 0)dengan nilai -2 log likelihood hasil block number 1.
Dengan kata lain nilai Chi Square didapat dari nilai -2logLi-2logLo.
Apabila terjadi penurunan, maka model tersebut menunjukkan regresi
yang baik.
2. Cox and Snell’s R Square dan Nagelkerke’s R Square
Nilai Cox and Snell’s R Square dan Nagelkerke’s R Square menunjukkan
seberapa besar variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
variabel independen (Ghozali 2005). Cox and Snell’s R Square
merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R Square pada multiple
regression, maka digunakan Nagelkerke’s R Square.
3. Tabel klasifikasi 2x2
Tabel klasifikasi 2x2 menghitung nilai estimasi yang benar (correct) dan
salah (incorrect). Pada kolom merupakan dua nilai prediksi dari variabel
dependen dalam hal ini financial distress (1) dan non financial distress
(0). Pada baris menunjukkan nilai observasi sesungguhnya dari variabel
dependen. Pada model sempurna, maka semua kasus akan berada pada
diagonal dengan ketepatan peramalan 100% (Ghozali 2005)
16
PEMBAHASAN
Perusahaan sektor industri dasar dan kimia merupakan salah satu sektor
cabang industri manufaktur yang menghasilkan bahan-bahan dasar yang
selanjutnya akan diproses menjadi barang jadi. Jumlah perusahaan sektor industri
dasar dan kimia sebanyak 60 perusahaan yang terbagi menjadi 8 sub sektor yaitu,
semen, keramik&porselen, logam, plastik, pakan ternak, kayu&pengolahan,
pulp&kertas, serta kimia. Dalam penelitian ini hanya meneliti 44 perusahaan
dengan masa 5 tahun.
Sektor industri dasar dan kimia merupakan sektor yang paling banyak
emiten dibanding sektor lainnya pada perusahaan manufaktur. Sektor industri
dasar dan kimia menurut Vibiznews.com (2014) pada rentang waktu penelitian
dilakukan menjadi salah satu pemberat indeks saham. Hal ini dikarenakan sektor
industri dasar dan kimia terdapat beberapa perusahaan yang menggunakan bahan
impor yang harga jual produknya dipengaruhi faktor global.
Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai data yang diperoleh dan
penyajian hasil perhitungan sejumlah variabel, lalu dianalisis. Analisis data
merupakan suatu proses dalam memecahkan masalah agar tujuan suau penelitian
dapat tercapai. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor
industri dasar dan kimia yang dipublikasi di Bursa Efek Indonesia periode 2010-
2014. Berdasarkan kriteria-kriteria yang ada diperoleh 44 perusahaan selama 5
tahun. Setelah data terkumpul, maka dihitunglah indikator keuangan yang
dianggap mampu mempengaruhi financial distress seperti rasio lancar, rasio
hutang, return on asset, rasio modal kerja serta rasio perputaran aset yang
merupakan rasio yang digunakan Altman dalam menetapkan metode prediksi
Altman Z-Score. Dalam pengujian financial distress penguji melihat nilai dari
earning per share, apabila EPS bernilai negatif, maka perusahaan tersebut
diprediksi mengalami kesulitan keuangan, apabila EPS positif, kondisi keuangan
perusahaan dalam keadaan baik.
Sebagaimana telah diuraikan dari pada bab sebelumnya, penelitian ini
bertujuam umtuk mengetahui pengaruh rasio keuangan terhadap financial
distress. Rasio-rasio keuangan tersebut terbatas hanya menggunakan rasio
keuangan seperti rasio lancar, rasio hutang, rasio return on asset, rasio modal
kerja dan rasio perputaran aset
17
1 12,237 8 ,141
Prediksi
Kesulitan Keuangan Persentasi
Observasi
EPS EPS
Positif Negatif
Kesulitan EPS Positif 171 4 97,7
Implikasi Manajerial
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
[IAI] Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta (ID):
Salemba Empat.
Irmani S. 2007. Analisis Stuktur Kepemilikan dan Rasio Relatif Industri sebagai
Prediktor dalam Model Kesulitan Keuangan [Jurnal Bisnis dan Manajemen
Vol. 1, No. 1].
Jiming, Wei Wei. 2011. An Emperical Study on the Corporate Financial Distress
based on Logistic Model: Evidence from China’s Manufacturing Industry.
The Journal of Banking and Finance [Internet] [diunduh 2016 Januari 15]
Tersedia pada: http;//docslide.us/documents/44jdcta-june-48.html/
Kamaludin, Karina AP. 2011. Prediksi Financial Distress Kasus Industri
Manufaktur Pendekatan Model Regresi [Jurnal]. Palembang (ID): STEI
MDP
Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Ed ke-4. Yogyakarta (ID): Liberty.
Salehi M. 2009. Financial Distress Prediction in Emerging Market Emperical
Evidence from Iran. The Journal of Bussiness Inteligence Vol. 2 No. 2
[Internet] [diunduh 2016 Januari 15]. Tersedia pada:
www.researchgate.net/publication/26844799_Financial_distress_Prediction
_in_Emerging_Market_Emperical_Evidences_from_Iran/.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan dan Kombinasi.
Bandung (ID): Alfabeta
Toto P.2008. 7 Deteksi Cepat Kondisi Laporan Keuangan: Analisis Laporan
Keuangan. Ed ke-1. Jakarta (ID): PPM.
Pasaribu R. 2008. Penggunaan Binary Logit untuk Memprediksi Financial
Distress Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta [Jurnal]. Jakarta
(ID): Perbanas
Platt H, Platt MB. 2002. Predicting Financial Distress [Journal of Economic and
Finance Vol. 21 No. 26 hal. 491-510]
Republika. 2015. Saham Sektor Properti dan Industri Dasar Paling Anjlok
[Internet]. [diunduh 2015 desember 18]. Tersedia pada:
www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/15/08/21/ntf3g7368-sesi-
saham-sektor-properti-dan-industri-dasar-paling-anjlok
Ulber S. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung (ID): PT Rafika Aditama
Vibiznews. 2016. Denyut Sektoral IHSG: Sektor Industri Dasar Pemberat, dan
Saham DPNS Turun Tertinggi [Internet] [diunduh pada 2016 Maret 13].
Tersedia pada: http://vibiznews.com/2016/01/07/denyut-sektoral-ihsg-
sektor-industri-dasar-pemberat-dan-saham-dpns-turun-tertinggi/
Wahyu W, Doddy S. 2009. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kondisi Financial
Distress Perusahaan Otomotif [Jurnal]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas
Maret.
23
LAMPIRAN
24
25
No Nama Perusahaan
1 PT Arwana Citramulia, Tbk
2 PT Asahimas Flat Glass, Tbk
3 PT Intikeramik Alamasri Industri, Tbk
4 PT Keramika Indonesia Assosiasi, Tbk
5 PT Mulia Industrindo, Tbk
6 PT Surya Toto, Tbk
7 PT Sumalindo Lestari Jaya, Tbk
8 PT Tirta Mahakam Resources, Tbk
9 PT Charoen Pokphand, Tbk
10 PT Japfa Comfeed, Tbk
11 PT Malindo Feedmill, Tbk
12 PT Sierad Produce, Tbk
13 PT Holcim Indonesia, Tbk
14 PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk
15 PT Semen Indonesia, Tbk
16 PT Alkindo Naratama, Tbk
17 PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia, Tbk
18 PT Fajar Surya Wisesa, Tbk
19 PT Suparma, Tbk
20 PT Aneka Kemasindo Utama, Tbk
21 PT Argha Karya Prima Industri, Tbk
22 PT Asiaplast Industries, Tbk
23 PT Berlina, Tbk
24 PT Champion Pacific Indonesia, Tbk
25 PT Sekawan Intipratama, Tbk
26 PT Siwani Makmur, Tbk
27 PT Trias Sentosa Tbk
28 PT Yanaprima Hastapersada Tbk
29 PT Budi Acid Jaya, Tbk
30 PT Chandra Asri Petrochemical, Tbk
31 PT Duta Pertiwi Nusantara, Tbk
32 PT Ekadharma International, Tbk
33 PT Etereindo Wahanatama, Tbk
34 PT Indo Acidatama, Tbk
35 PT Intanwijaya International, Tbk
36 PT Alakasa Industrindo, Tbk
37 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk
26
Lanjutan lampiran 1
No Nama Perusahaan
38 PT Beton Jaya Manunggal, Tbk
39 PT Gunawan Dianjaya Stell, Tbk
40 PT Indal Aluminium Industry, Tbk
41 PT Jakarta Kyoei Stell Works, Tbk
42 PT Jayapari Stell, Tbk
43 PT Lionmesh Prima, Tbk
44 PT Pelangi Indah, Tbk
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Jakarta pada tanggal 13 Maret 1992 dari keluarga
Bapak Dadang Iskandar dan Ibu Rinchie Rusmi. Penulis adalah anak tunggal dari
keluarga Bapak Dadang Iskandar. Tahun 2004 penulis menyelesaikan Sekolah
Dasar di SDN Cipinang Cempedak 04 pagi dan tahun 2007 menyelesaikan
pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SMPN 62 Jakarta. Pada
tahun 2010 penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA)
di SMAN 31 Jakarta dan pada tahun yang sama penulis di terima di Institut
Pertanian Bogor (IPB) pada program keahlian Akuntansi melalui jalur Undangan
Seleksi Masuk IPB (USMI). Tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan jenjang
Sarjana di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Program Sarjana Alih Jenis
Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen.
Sejak di bangku sekolah dasar hingga perguruan tinggi, penulis aktif
dalam berbagai organisasi. Adapun organisasi terakhir yang diikuti penulis adalah
Executive of Management (EXOM) sebagai Manajer Keuangan.