BIOSINTESIS FLAVANOID
Disusun oleh :
NIM : 1748201014
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang maha Esa yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah
mengenai “Biosintesis Flavanoid” yang diajukan untuk memenuhi tugas Farmasi
Bahan Alam
Saya juga menyadari bahwa makalah yang saya susun ini masih banyak
kekurangan. Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran
atau kritik yang membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang kaya akan berpuluh-puluh ribu tumbuhan yang
banyak dibudidayakan sebagai tumbuhan pangan, industri, tanaman obat, dan banyak
lagi lainnya. Masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu telah mengenal berbagai
macam tanaman yang mempunyai khasiat obat atau menyembuhkan berbagai macam
penyakit. Tanaman yang berkhasiat obat tersebut dikenal dengan sebutan tanaman
obat tradisional. Sebagai tanaman obat, kegunaannya pun tidak terbatas dan
menghasilkan zat yang berkhasiat melalui proses biosintesis.
Eksplorasi bahan alami yang mempunyai aktivitas biologis menjadi salah satu
target para peneliti, setelah senyawa-senyawa sintetik yang mempunyai aktivitas
biologi seperti senyawa antioksidan sintetik ( butylated hydroxytulen ), Butylated
hydroxyanisole (BHA). Beberapa penelitian yang telah dikembangkan, senyawa-
senyawa yang mempunyai potensi sebagai antioksidan umumnya merupakan
senyawa flavonoid, fenolat, dan alkaloid.
Flavonoid dalam bidang pengobatan banyak digunakan sebagai anti virus, anti
keradangan, diuretic, antispasmodic, dan bersifat sitotoksik. Flavonoid adalah
senyawa dengan struktur rantai karbon C6-C3-C6 merupakan pigmen yang terdapat
pada beberapa bagian tumbuhan seperti pada akar, bunga, daun, tepungsari, dan buah.
Flavonoid jarang ditemukan dalam satu golongan flavonoida, namun sebagai
campuran beberapa golongan. Hal ini menjadikan suatu masalah yang sangat menarik
bagi para peneliti. Yaitu terbukti dari adanya beratus-ratus penelitian tentang
flavonoid dari banyak spesies dengan teknik isolasi dan pemisahan modern. Misalnya
M. Hamburger etal yang mengisolasi 12 glikosida flavonol dari daun Searidaca
diversifolia. Nianbai Fang, Mark Leidig, Tom J. yang mengisolasi 51 flavonoid dari
Butierrezia microcephala.
1.2 Rumusan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
Nama “flavonoid” digunakan pertama kali oleh Geissman dan Hinreiner sekitar
32 tahun yang lalu, yaitu untuk menamakan golongan senyawa yang mempunyai
struktur kerangka dasar C6 – C3 – C6 32. Setiap bagian C6 merupakan cincin benzena
yang dihubungkan dengan tiga atom karbon (C3) yang merupakan rantai alifatis yang
dapat pula membentuk cincin ketiga. Ketiga cincin tersebut diberi tanda A, B, dan C
untuk memudahkan dalam pembahasan. Atom karbon dinomori menurut sistem
penomoran yang menggunakan angka biasa untuk cincin A dan C serta angka
beraksen untuk cincin B.
Terdapat 2 macam istilah dengan pengertian yang berbeda, yaitu flavonoid dan
flavanoid. Istilah flavonoid berasal dari kata flavon atau fenil 2 kromon yang
mempunyai kerangka dasar piron, sedangkan istilah flavanoid berasal dari kata
flavan atau fenil 2 kroman yang mempunyai kerangka dasar piran. Namun saat ini
istilah flavonoid lebih umum digunakan dari pada flavanoid.Flavonoid
dikelompokkan menjadi 6 golongan, yaitu: flavon, isoflavon, flavanon, flavonol,
kalkon, dan antosianidin.
1. Flavon
Senyawa flavon ini dapat dioksidasi sehingga memiliki bentuk yang bervariasi
bergantung pada tingkat oksidasinya. Senyawa dasar flavon yang tidak teroksidasi
disebut flavan. Flavon yang sering dijumpai adalah apigenin dan luteolin.
2. Flavonol
3. Isoflavon
Isoflavon merupakan isomer flavon, tetapi jumlahnya sangat sedikit dan
sebagai fitoaleksin yaitu senyawa pelindung yang terbentuk dalam tumbuhan sebagai
pertahanan terhadap serangan penyakit. Isoflavon sukar dicirikan karena reaksinya
tidak khas dengan pereaksi warna manapun. Beberapa isoflavon (misalnya daidzein)
memberikan warna biru muda cemerlang dengan sinar UV bila diuapi amonia, tetapi
kebanyakan yang lain tampak sebagai bercak lembayung yang pudar dengan amonia
berubah menjadi coklat.
4. Kalkon
Khalkon adalah pigmen fenol kuning yang berwarna coklat kuat dengan sinar
UV bila dikromatografi kertas. Aglikon flavon dapat dibedakan dari glikosidanya,
karena hanya pigmen dalam bentuk glikosida yang dapat bergerak pada kromatografi
kertas dalam pengembang air. (Harborne, 1996)
6.Antosianin
Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan paling tersebar luas
dalam tumbuhan. Pigmen yang berwarna kuat dan larut dalam air ini adalah penyebab
hampir semua warna merah jambu, merah marak , ungu, dan biru dalam daun, bunga,
dan buah pada tumbuhan tinggi. Secara kimia semua antosianin merupakan turunan
suatu struktur aromatik tunggal yaitu sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen
sianidin ini dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan
metilasi atau glikosilasi.
Adapun cincin A dari struktur flavonoid berasal dari jalur poliketida, yakni
kondensasi dari tiga unit asetat atau malonat, sedangkan cincin B dan tiga atom
karbon dari rantai propan berasal dari jalur fenilpropanoid (jalur sikimat).
Jalur Poliketida
Jalur Fenilpropanoid (Jalur Sikimat)
Geissman memberikan garis besar tata kerja untuk memeriksa kromatogram kertas
flavonoid. Tata kerja ini berlaku juga untuk lapisan tipis:
1. Perhatikan bercak yang kelihatan (antosianin, kalkon, auron)
2. Periksa dibawah sinar UV dengan panjang gelombang 365nm – beberapa
senyawa berfluoresensi (flavonol, kalkon) yang lain menyerap sinar dan
tampak sebagai bercak gelapdengan latar belakang berfluoresensi (glikosida
flavono, antosianin, flavon)
3. Uapi dengan uap ammonia sambil diperiksa di bawah sinar UV – glikosida
flavon dan flavonol berfluoresensi kuning, flavanon kelihatan kuning pucat,
katekin biru pucat.
4. Periksa lagi di bawah cahaya biasa sambil diuapi uap ammonia – flavon
kelihatan kuning, antosianin kelabu-biru, kalkon dan auron merah jingga.
Spektrofotometri UV-Vis
Sebagian besar peneliti mengidentifikasi dengan menggabungkan cara
spektrofotometri dengan kromatografi. Semua flavonoid mamiliki pita serapan yang
kurang lebih kuat pada sekitar 220-270 nm dan pita kuat lain pada panjang
gelombang lebih tinggi. Mungkin juga terdapat pita lebih lemah tambahan. Letak
kira-kira pita serapan maksimum pada panjang gelombang tinggi berbagai flavonoid
sebagai berikut :
Antosianin : 500-530 nm
Flavon dan flavonol : 330-375 nm
Kalkon dan auron : 370-410 nm
Flavanon : 250-300 nm
Isoflavon : 310-330 nm
1. Maserasi
Ekstraksi dilakukan secara maserasi bertingkat dengan menggunakan pelarut
mula-mula n-heksana kemudian etanol 95%. Sejumlah 1 kg serbuk kering daun katu
pertama-tama diekstrasi dengan n-heksana berkali-kali sampai filtrat jernih. Ampas
dikeringkan kemudian diekstraksi dengan etanol 95% berkali-kali hingga filtrat
jernih. Masing-masing ekstrak dipekatkan dengan penguap putar vakum sehingga
diperoleh ekstrak kental. Pada penelitian ini yang digunakan adalah ekstrak etanol.
2. Metode Charaux-Paris
Ekstrak pekat etanol dilarutkan dalam air panas, disaring kemudian diekstraksi
dengan n-heksana, fraksi n-heksana dikumpulkan dan di pekatkan, diperoleh fraksi n-
heksana pekat. Fraksi air diekstraksi dengan kloroform, fraksi kloroform
dikumpulkan dan dipekatkan diperoleh fraksi kloroform pekat. Fraksi air diekstrasi
lagi dengan etil asetat, fraksi etil asetat dikumpulkan dan dipekatkan, diperoleh fraksi
etil asetat pekat. Kemudian fraksi air diekstraksi dengan n-butanol, fraksi n-butanol
dikumpulkan dan dipekatkan, sehingga diperoleh fraksi n-butanol pekat. Ekstraksi
dengan n-butanol dilakukan 3 kali, setiap kali dengan pelarut n-butanol yang baru,
sehingga diperoleh fraksi n-butanol I, fraksi n-butanol II dan fraksi n-butanol III.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Flavonoid adalah kelompok dengan berat molekul rendah berbasis inti 2-fenil-
kromon yang merupakan biosintesis dari turunan asam asetat / fenilalanin.Secara
tradisional, flavonoid diklasifikasikan dengan tingkat oksidasi, annularitas cincin C,
dan sambungan posisi cincin B. Cincin A dari struktur flavonoid berasal dari jalur
poliketida sedangkan cincin B berasal dari jalur fenilpropanoid (jalur sikimat).
Identifikasi flavonoid dapat dilakukan dengan kromatografi dan spektrofotometri
UV-Vis. Kemampuan bioaktifitas beberapa golongan senyawa flavonoid terutama
dalam hal antioksidan, dimana aktivitas antioksidan invitro flavonoid bergantung
pada penataan gugus fungsi pada struktur intinya.
3.2 Saran
Diharapkan makalah ini membantu untuk yang sedang tertarik atau mencari
informasi mengenai senyawa flavanoid mengingat banyaknya manfaat dan aktivitas
yang berpotensi untuk dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Geissman TA. The chemistry of flavonoid compounds. New York: The Mac Millan
Co. 1962; pp.154-60.
Tian-yang., Wang., Qing Li., Kai-shun Bi. (2018). Bioactive flavonoids In Medicinal
Plants: Structure, Activity And Biological Fateasian. Journal Of Pharmaceutical
Sciences, 13, 12–23
Wilson G. Kimia farmasi dan medisinal organic. edisi ke-8. terj oleh Achmad
Mustofa Fatah. Jakarta: Dirjen Dikti dan Kebudayaan. 1982; hal 25-32.