Anda di halaman 1dari 5

LINTASAN ELEKTRON DALAM MEDAN MAGNET

Albert Agung Yohanes Hutapea (140310120034)


Program Studi Fisika, FMIPA Universitas
Padjadjaran 07 November 2014
Asisten : Utari Handayani

ABSTRAK

Elektron merupakan suatu muatan negatif yang mengelilingi elektron. Hal ini bisa kita umpamaakan
dengan benda- benda langit yang mengelilingi matahari. Sama seperti benda langit, elektron bergerak
mengelilingi inti atom dengan adanya suatu lintasan. Lintasan ini menentukan tingkat energi atom. Atom yang
bergerak keluar lintasan disebut elektron bebas dan elektron bebas ini menimbulkan suatu energi bila diberi
suatu pengaruh dari luar. Elektron bebas menentukan kuat suatu bahan dapat menghantarkan listrik atau
tidaknya. Seperti yang dikatakan tadi elektron bergerak dalam suatu lintasan dan elektron yang berpindah
bahkan keluar dari lintasan dipengaruhi pengaruh dari luar, salah satunya medan magnet (B). Jika suatu
magnet diberi arus maka arah medan magnet akan berubag seiring bertambahnya arus. Elektron yang bergerak
dalam lintasan dapat kita gambarkan dengan gaya sentripetal dimana elektron bergerak melingkar menuju inti
atom dan gaya tarik menarik yang terjadi adalah inti atom dengan elektron.Pada percobaan ini kami mencari
pengaruh medan magnet terhadap lintasan elektron. Dengan menggunakan alat peraga, kami memberi
tegangan dan arus masukan. Parameter ini kemudian menghasilkan lingkaran cahaya biru yang sebenarnya
merupakan lintasan elektron. Hasil percobaan kami menunjukan pengaruh medan magnet terhadap lintasan
elektron adalah semakin besar medan magnet maka semakin kecil jari – jari lintasan elektron yang terbentuk.
Selain mencari hubungan medan magnet terhadap lintasan elektron kami juga mecari besar muatan spesifik
(e/m) untuk mengetahui sifat-sifat medan magnet yang ditimbulkan oleh kumparan. Kumparan Helmholtz
digunakan agar medan magnet yang dihasilkan seragam. kemudian membandingkannya dengan muatan spesifik
berdasarkan grafik. Besar error yang kami dapatkan pada percobaan ini adalah berkisar 5 % - 15 %.
Kata Kunci : Atom, Lintasan Elektron, Medan Magnet, Gaya Lorentz, Muatan Spesifik

I. Pendahuluan muatan elektron bergerak di dalam ruang yang


Perhitungan e/m berawal dari percobaan berada di bawah pengaruh medan magnet atau
terkenal yang dilakukan oleh J.J Thomson medan listrik maka muatan tersebut akan
dimana ia menunjukan bahwa sinar dalam mengalami gaya sehingga pergerakan elektron
tabung katoda dapat dibelokan oleh medan akan menyimpang. Adanya gejala fisis ini
listrik dan medan magnetik sehingga dapat dipertimbangkan sebagai pergerakan muatan
diketahui bahwa sinar tersebut mengandung elektron didalam medan magnet maupun medan
partikel-partikel yang bermuatan listrik. listrik persis seperti partikel yang dilemparkan
Dengan mengukur besarnya penyimpangan horizontal didalam medan gravitasi bumi[1].
partikel sinar yang disebabkan oleh medan Yang mendasari percobaan ini adalah untuk
listrik dan medan magnetik ini, Thomson dapat mengetahui sifat-sifat medan magnet yang
menunjukan bahwa semua partikel memiliki ditimbulkan oleh kumparan Helmholtz
perbandingan muatan terhadap massa (e/m) sekaligus untuk menentukan nilai e/m elektron.
relatif sama. Ia juga menunjukan bahwa Kumparan Helmholtz digunakan agar medan
partikel dengan perbandingan muatan terhadap magnet yang dihasilkan seragam.
massa ini dapat diperoleh dengan menggunakan
sembarang bahan untuk katodanya. Partikel II. Tinjauan Pustaka
yang terkandung dalam sinar ini, sekarang Sebuah partikel bermuatan listrik yang
disebut elektron dan merupakan bahan dasar bergerak dalam daerah medan magnet homogen
seluruh materi. akan mendapatkan gaya. Gaya ini juga
Prinsip yang digunakan Thomson dalam dinamakan gaya Lorentz. Gerak partikel akan
melakukan pengukuran ini adalah jika suatu menyimpang searah dengan gaya lorentz yang
1
mempengaruhi. Arah gaya Lorentz pada Keterangan:
muatan yang bergerak dapat juga ditentukan R = jari-jari lintasan partikel dalam meter ( m )
dengan kaidah tangan kanan dari gaya Lorentz m = massa partikel dalam kilogram ( kg )
(F) akibat dari arus listrik, I dalam suatu medan v = kecepatan partikel dalam ( m/s )
magnet B. Ibu jari, menunjukan arah gaya B = kuat medan magnet dalam Wb/m2 atau T)
Lorentz . Jari telunjuk, menunjukkan arah q = muatan partikel dalam coulomb ( C )
medan magnet ( B ). Jari tengah, menunjukkan
arah arus listrik ( I ). Untuk muatan positif arah
gerak searah dengan arah arus, sedang untuk
muatan negatif arah gerak berlawanan dengan
arah arus. Jika besar muatan q bergerak dengan
kecepatan v, dan I = q/t maka persamaan gaya
adalah:
FL = I . ℓ . B sin θ
= q/t . ℓ . B sin θ Gambar 2.2 Skema Lintasan Elektron
= q . ℓ/t . B sin θ
= q . v . B sin θ..................(2.1) Jika elektron awalnya diam dan bergerak
Keterangan: melalui beda potensial V, energy kinetik
F = Gaya Lorentz (Newton) elektron ketika memasuki medan magnetik
B = Medan Magnet (Tesla) sama dengan kehilangan energi potensialnya :
q = muatan listrik ( Coulomb)
v = arah kecepatan muatan (m/t)
...........................2.3

........................2.4[2]
Gambar 2.1 Kaidah Tangan Kanan
III. Percobaan
Bila sebuah partikel bermuatan listrik Percobaan dilakukan dengan memberikan
bergerak tegak lurus dengan medan magnet arus masukan dan tegangan masukan. Pada
homogen yang mempengaruhi selama percobaan pertama dengan arus masukan tetap
geraknya, maka muatan akan bergerak dengan akan dilihat bagaimana pengaruh tegangan
lintasan berupa lingkaran. Sebuah muatan yang divariasikan. Percobaan selanjutnya
positif bergerak dalam medan magnet B dengan tegangan tetap akan dilihat bagaimana
(dengan arah menembus bidang) secara terus pengaruh arus yang divariasikan terhadap
menerus akan membentuk lintasan lingkaran diameter lintasan elektron yang terbentuk.
dengan gaya Lorentz yang timbul menuju ke Percobaan terakhir adalah melihat arus dan
pusat lingkaran. Demikian juga untuk muatan tegangan yang diperlukan untuk mendapatkan
negativ. Persamaan-persamaan yang memenuhi diameter lintasan elektron yang tetap. Skema
pada muatan yang bergerak dalam medan alat percobaan dapat dilihat pada gambar
magnet homogen sedemikian sehinga dibawah ini :
membentuk lintasan lingkaran adalah :

Gambar 3.1 Skema Alat Percobaan


....................(2.3)

2
magnet

IV. Data dan Analisis


Percobaan dilakukan dengan menggunakan
alat peraga seperti pada subbab tiga.

Tabel 4.1 Percobaan Pada Arus Tetap


Arus (A) Tegangan Diameter (m) B (T) e/m e/m (grafik) KSR (%)
(V)
2.7 119.2 0.107 0.00228 15985972486 2509662296 5.37
2.7 192.8 0.128 0.00228 18068306597 2509662296 6.20
2.7 121.7 0.108 0.00228 16020402692 2509662296 5.38
2.7 154.2 0.121 0.00228 16171265008 2509662296 5.44
2.7 178.2 0.126 0.00228 17234431833 2509662296 5.87
Tabel 4.2 Percobaan Pada Tegangan Tetap
Tegangan (V) Arus (A) Diameter (m) B (T) e/m e/m (grafik) KSR (%)
105 4.8 0.107 0.004026 206967631.7 7886603441 9.738
105 3.2 0.128 0.002698 214716253.2 17562896293 9.878
105 4.2 0.108 0.003528 231490460.3 10270523364 9.775
105 3 0.121 0.002532 255770426.1 19941649043 9.872
105 2.7 0.126 0.002283 261127755 24529664988 9.894
Tabel 4.3 Percobaan Pada Jari – Jari Lintasan
Elektron Tetap
Tegangan (V) Arus (A) Diameter (m) B (T) e/m e/m (grafik) KSR (%)
92.8 3.9 0.06 0.00328 806260204.1 1.30242E+11 9.938
199.4 5.9 0.06 0.00494 537566001.3 57401115398 9.906
121.4 4.5 0.06 0.00378 701129148 98158080723 9.929
106.3 4.2 0.06 0.00353 750029091.5 1.12504E+11 9.933
93 3.6 0.06 0.00303 871604377.5 1.52531E+11 9.943

Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa arus masukan


yang diberikan adalah konstan. Tegangan yang
divariasikan memberikan pengaruh terhadap
jari- jari lintasan elektron yang terbentuk. Dari
data Tabel 4.1 jari – jari lintasan elektron yang
terbentuk semakin besar ketika tegangan
masukan semakin besar. Dari Tabel 4.1 dapat
kita ketahui bahwa tegangan berbanding lurus
dengan jari- jari lintasan elektron yang
terbentuk (V ≈ r). Medan magnet pada Tabel
4.1 besarnya sama karena pada percobaan ini
arus masukan tetap, dan besar medan

3
ditentukan dengan persamaan : B = 0.83 I + lintasan elektron yang terbentuk semakin besar.
0.046, sehingga besar medan magnet adalah Medan magnet kita ketahui berbanding lurus
tetap/sama. Besar muatan spesifik (e/m) dengan arus (persamaan induksi magnetik).
ditentukan dengan persamaan 2.4 untuk Selain itu dari persamaan B = 0.83 I + 0.046
mengetahui pengaruh sifat- sifat medan dapat kita lihat di tabel bahwa semakin besar
magnet dan pengaruh tegangan. Karena medan arus masukannya maka semakin besar medan
magnet yang ada besarnya sama dan hanya magnet. Pengaruh medan magnet terhadap jari
tegangan yang divariasikan maka terlihat pada – jari lintasan dapat kita ketahui pada
Tabel 4.1 besarnya e/m semakin besar seiring percobaan ini dimana semakin kecil medan
besarnya tegangan. Muatan spesifik (e/m) juga magnet maka semakin besar jari- jari lintasan
kami dapat dari grafik yang terbentuk. Bila elektron yang terbentuk (B ≠ r). Medan magnet
dibandingkan antara keduanya, besar error yang besar akan membelokkan elektron dengan
yang kami dapat untuk menentukan muatan kuat sehingga diameter lintasan elektron
spesifik ini berkisar 5 % - 7 %. semakin kecil karena diameter elektron
Pada Tabel 4.2 merupakan kebalikan dari berbanding terbalik dengan medan magnet.
tabel sebelumnya. Pada tabel ini tegangan Pengaruh medan magnet (B) terhadap muatan
merupakan parameter yang konstan sedangkan spesifik bila dilihat dalam tabel maka dapat kita
arus divariasikan untuk mengetahui ketahui semakin besar medan magnet maka
pengaruhnya terhadap jari- jari lintasan semakin kecil muatan spesifiknya ( B ≠ e/m).
elektron yang terbentuk. Pada percobaan ini Pada percobaan ini kami mendapatkan besar
data yang kami dapatkan arus berbanding error dari muatan spesifik berkisar 9 % - 10 %.
terbalik dengan jari – jari lintasan elektron. Besar error ini kami dapatkan dari
Pada Tabel 4.2 terlihat semakin kecil arus perbandingan dengan besar muatan spesifik
masukan yang diberikan maka jari- jari dari grafik. (e/m grafik = 2 at
/B²).
Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa diameter
lintasan elektron yang terbentuk sama besarnya.
Dengan besar yang sama ini dicari besar arus
masukan dan tegangan masukan yang sesuai.
Dari data yang kami dapatkan dan dapat dilihat
pada Tabel 4.3 jari- jari lintasan elektron yang
sama akan terbentuk ketika tegangan semakin
diperbesar dan arus diperkecil, atau sebaliknya Grafik 4.3 Hubungan Tegangan terhadap
dengan memperkecil tegangan dan Medan Magnet pada Diameter tetap
memperbesar arus.

Grafik 4.1 Hubungan V terhadap r² pada Arus


tetap

Titik tertinggi pada Grafik 4.1 menunjukan


titik tersebut berada pada (jari- jari)² yang besar
dan tegangan yang besar. Maka dapat kita lihat
Grafik 4.2 Hubungan B terhadap 1/r² pada dari grafik hubungan tegangan dengan jari- jari
Tegangan tetap lintasan elektron adalah berbanding lurus.
Grafik 4.2 didapat dari percobaan dengan
4
tegangan masukan tetap dan arus yang maka besar medan magnetnya pun berbeda
divariasikan. Karena arus nilainya berbeda sehingga Grafik 4.2 adalah untuk mengetahui
hubungan medan magnet terhadap jari- jari
lintasan elektron yang terbentuk. Dari grafik
terlihat semakin besar medan magnet maka
semakin besar (1/ jari- jari)² lintasan
elektronnya. Hal ini menunjukan ketika medan
magnet semakin besar maka semakin kecil jari-
jari lintasan elektron yang terbentuk.
Grafik 4.3 menunjukan hubungan tegangan
dengan medan magnet untuk setiap diameter
lintasan elektron yang sama. Dapat kita lihat
besar tegangan dengan (medan magnet)² adalah
berbanding lurus.

V. Kesimpulan
Lintasan elektron yang berbentuk lingkaran
pada alat percobaan untuk menentukan harga
muatan spesifik (e/m) dikarenakan adanya
perubahan arah dan kecepatan elektron yang
bergerak dalam medan magnet. Lintasan yang
berbentuk lingkaran tersebut akan berubah
menjadi lebih kecil jika tegangan yang
diberikan tetap dan arus dinaikan, dan akan
berubah menjadi lebih besar jika diberi kuat
arus tetap dan tegangan diperbesar.
 Besar e/m pada arus tetap : 1.59 x 10 11
c/kg
 Besar e/m pada tegangan tetap : 2.06 x
10 11 c/kg
Besar error yang kami dapatkan dengan
membandingkan nilai e/m berdasarkan
persamaan 2.4 dengan nilai e/m dari grafik
adalah berkisar 5 % - 15 %.

Daftar Pustaka
[1] Krane, Kenneth S. 1992. Fisika Modern.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
[2] Munawaroh, Evi. 2014. Gaya Lorentz.
(http://www.slideshare.net/mardianaae/gaya-
lorentz). Diakses tanggal 06 November 2014
pukul 19.17 WIB

Anda mungkin juga menyukai