Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH:
Nadila ( 183110223)
2B
( Ns.Tisnawati,S.Kep,S.SiT,M.Kes ) ( )
TAHUN 2020
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut hasil penelitian Osharinanda, (2012) gejala klinis yang di tampak pada
anak dengan pneumonia yaitu demam, batuk, muntah, pilek, berak encer,
sianosis, kejang, tidak mau menyusu, sesak napas, tersedak, keluar cairan dari
telinga dan bintik kemerahan di kulit.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit bronkopneumoni
(BP)
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan penyakit
bronkopneumoni
2. Tujuan Khusu
a. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengkajian pada pasien BP
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang diagnosa keperawatan pda pasien
BP
c. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang intervensi keperawatan pada
pasien BP
d. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tindakan keperawatan pada
pasien BP
e. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang edukasi keperawatan pada pasien
BP
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
B. Klarifikasi
Berdasarkan pedoman MTBS (2015), pneumonia dapat diklasifikasikan secara
sederhana berdasarkan gejala dan umur.
1. Umur 2 bulan – 5 tahun:
a. Pneumonia berat atau penyakit sangat berat, apabila gejala:
1) Ada tanda bahaya umum
2) Terdapat tarikan dinding dada ke dalam.
3) Terdapat stridor (suara nafas bunyi’grok-grok’ saat inspirasi).
b. Pneumonia, apa bila terdapat gejala napas cepat. Batasan napas cepat
adalah:
1) Anak usia 2 bulan - 5 tahun apabila frekuensi napas 40x/ menit
atau lebih.
2) Riwayat kejang
7) Merintih
8) Demam ≥ 37,5 C
C. Etiologi
Pada umumnya tubuh terserang Bronchopneumonia karena disebabkan oleh
penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organism patogen.
Penyebab Bronchopneumonia yang biasa di temukan adalah :
1. Bakteri : Diplococus pneumonia, Pneumococus, Stretococus, Hemoliticus
Aureus, Haemophilus influenza, Basilus Frienlander (Klebsial Pneumonia),
Mycobakterium Tuberculosis.
2. Virus : Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik.
3. Jamur : Citoplasma Capsulatum, Criptococus Nepromas, Blastomices
Dermatides, Aspergillus Sp, Candida Albicans, Mycoplasma Pneumonia,
Aspirasi benda asing.
D. Patofisiologi
Virus,jamur,bakteri masuk
melalui saluran atas
Frekuensi BAB
>3x/ hari , stuktur hipoksia Pe
Bersihan jalan Mucus di
encer
nafas tidak bronkus kesadaran
efektif meningkat hiperventilasi
Gangguan
keseimbangan
dipsnea
anoreksia cariran tubuh Intoleransi
aktifitas
Retraksi dinding
Intake menurun dada,nafas cuping
hidung
1) Pemberian antibiotic
Tabel 2.1
AMPISILIN
UMUR Dosis : 50 mg per kg BB GENTAMISI
Atau Tambahan 4,0 ml aquadest dalam N
BERAT 1 vial Dosis : 7.5 mg per kg
BADAN 1000 mg sehingga menjadi 1000 BB sediaan 80 mg/2
mg/ ml
5 ml atau 200 mg/ml
2 bulan - <4 bulan
1.25 ml = 250 mg 1 ml = 40 mg
(4 - < 6 kg)
4 bulan - <9 bulan
1.75 ml = 350 mg 1.25 ml = 50 mg
(6 - < 8 kg)
9 bulan - <12 bulan
2.25 ml = 450 mg 1.75 ml = 70 mg
(8- < 10 kg)
12 bulan - < 3
3 ml = 600 mg 2.5 ml = 100 mg
tahun
(10 - < 14 kg)
3 tahun - < 5 tahun
3.75 ml = 750 mg 3 ml = 120 mg
(14 – 19 kg)
Tabel 2.3
PARASETAMOL
UMUR atau TABLET TABLET SIRUP
3) Terapi cairan
4. Non Farmakologi
2. Kebutuhan istirahat
5. Mencegah komplikasi
2. Keluhan Utama
a. Bronkopneumonia virus
5. Riwayat pertumbuhan
Biasanya anak cenderung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena keletihan
selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi
penyakit.
a. Kepala-leher
Pada umumnya tidak ada kelainan pada kepala, kadang ditemukan pembesaran
Kelenjer getah bening.
b. Mata
Biasanya pada pasien dengan Bronchopneumonia mengalami anemis
konjungtiva.
c. Hidung
Pada pemeriksaan hidung secara umum ada tampak mengalami nafaspendek,
dalam, dan terjadi cupping hidung.
d. Mulut
Biasanya pada wajah klien Brochopneumonia terlihat sianosis terutama pada
bibir.
e. Thorax
Biasanya pada anak dengan diagnosa medis Bronchopneumonia, hasil inspeksi
tampak retraksi dinding dada dan pernafasan yang pendek dan dalam, palpasi
terdapatnya nyeri tekan, perkusi terdengar sonor, auskultasi akan terdengar suara
tambahan pada paru yaitu ronchi,weezing dan stridor. Pada neonatus, bayi akan
terdengar suara nafas grunting (mendesah) yang lemah, bahkan takipneu.
f. Abdomen
Biasanya ditemukan adanya peningkatan peristaltik usus.
g. Kulit
Biasanya pada klien yang kekurangan O2 kulit akan tampak pucat atau sianosis,
kulit teraba panas dan tampak memerah.
h. Ekstremitas
Biasanya pada ekstremitas akral teraba dingin bahkan bahkan crt > 2 detik karena
kurangnya suplai oksigen ke Perifer, ujung-ujung kuku sianosis.
i. Kebiasaan sehari-hari
C. Intervensi
Gangguan
pertukaran gas Pertukaran gas
1.tingkat kesadaran meningkat Pemantauan respirasi
2. dispnea menurun 1.monitor
3. gelisah menurun frekuensi,irama,kedalaman dan
4. pco2 membaik upayanafas
5. po2 membaik 2. monitor kemampuan batuk
6. sianosis membaik efektif
7. pola nafas membaik 3. monitor adanya sumbatan jalan
8. warna kulit membaik nafas
5. monitor nilai AGD
6. monitor hasil nilai x-ray torax
Atur interval pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
7. dokumentasikan hasil
pemantauan
8. jelaskan tujuan dari pemantauan
9. informasikan hasil pemantauan ,
Intoleransi jika perlu
aktifitas
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, dkk. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak ( untuk Perawat dan
Bidan ).jakarta: Salemba Medika.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Cetakan II. Jakarta.