Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KIMIA KOLOID

Disusun oleh :
Irsyad Putra M
Muhammad Fikri
Muhammad Farras Haidar Yusuf
Shamimah S

Kelas : XI MIPA 9

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 8 BANDUNG


2019/2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nyalah
sehingga  penulis dapat menyelesaikan tugas Kimia, yaitu berjudul “ koloid “
Dalam penulisan ini, penulis sangat banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihakyangtidak  bisa disebutkan satu persatu. Untuk itu, dalam kesempatan ini, penulis meng
ucapkan terima kasih yang kepada pihak-pihak yang telah membantu keberhasilan jalannya
tulisan ini. Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah
pengetauandanpengalamanbagi  para pembaca, sehingga penulis dapat meperbaiki bentuk maupu
n isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
 Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis
miliki sangat kurang, oleh karena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. 

Bandung, 9 Mei 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................…………………...…1

DAFTAR ISI..........................................................................................………...……………2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................……….…...………...3
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................……...………………3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Koloid..............................................................................……………………...4
2.2 Jenis-Jenis Koloid.............................................................................……………………...5
2.3 Sifat-Sifat Koloid..............................................................................……………………...6
2.4 Pembuatan Koloid.............................................................................……………………...7

BAB  III PENUTUP


3.1 Kesimpulan........................................................................................……………………...9

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................…………………….10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1         LATAR BELAKANG

Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang bersifat
homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm),
sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh
oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi
pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki
oleh campuran biasa (suspensi).

Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan
merupakan contoh-contoh koloid yang dpat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga
merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena
kepentingannya.

1.2         RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Larutan?


2. Apa saja Jenis-Jenis Koloid?
3. Bagaimana Sifat-Sifat Koloid?
4. Bagaimana cara Pembuatan Koloid

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KOLOID
Apa itu larutan?
Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih zat. Hal ini disebut campuran
homogen, karena komposisi adalah seragam di seluruh larutannya. Komponen larutan
terutama dari dua jenis, zat terlarut dan pelarut. Pelarut melarutkan zat terlarut dan
membentuk larutan yang seragam.
Jadi, jumlah pelarut biasanya lebih tinggi dari jumlah zat terlarut. Semua partikel
dalam larutan memiliki ukuran molekul atau ion, sehingga mereka tidak dapat diamati
dengan mata telanjang. Larutan dapat memiliki warna jika pelarut atau zat terlarut dapat
menyerap cahaya tampak. Namun, larutan biasanya transparan. Pelarut dapat berada dalam
keadaan cair, gas atau padat.
Kebanyakan pelarut umum adalah cairan. Di antara cairan, air dianggap sebagai
pelarut universal, karena dapat melarutkan banyak zat daripada pelarut lainnya. Gas, padat
atau cair zat terlarut lainnya dapat dilarutkan dalam pelarut cair. Dalam pelarut gas, hanya
larutan gas dapat dilarutkan. Ada batas untuk jumlah zat terlarut yang dapat ditambahkan ke
sejumlah pelarut.
Larutannya dikatakan jenuh jika jumlah maksimum zat terlarut ditambahkan ke
pelarut. Jika ada jumlah yang sangat rendah zat terlarut, disebut larutan diencerkan, dan jika
ada jumlah tinggi zat terlarut dalam larutan, itu adalah larutan terkonsentrasi. Dengan
mengukur konsentrasi suatu larutan, kita bisa mendapatkan gagasan tentang jumlah zat
terlarut dalam larutan.
Apa itu koloid?
Larutan koloid dipandang sebagai campuran homogen, tetapi juga bisa menjadi
heterogen (misalnya: susu, kabut). Partikel dalam larutan koloid adalah ukuran menengah
(lebih besar dari molekul) dibandingkan dengan partikel dalam larutan dan suspensi. Tapi,
seperti partikel dalam larutan, mereka tidak terlihat dengan mata telanjang dan tidak dapat
disaring dengan menggunakan kertas saring.
Partikel dalam koloid ini disebut sebagai bahan tersebar, dan media pendispersi
analog dengan pelarut dalam larutan. Menurut bahan terdispersi dan medium, ada berbagai
jenis koloid. Sebagai contoh, jika gas yang tersebar dalam media cair, koloid dihasilkan
adalah ‘busa’ (misalnya: susu kental yang dikocok). Jika dua cairan yang digabungkan
bersama-sama, koloid yang dapat dihasilkan dikenal sebagai emulsi (misalnya: susu). Partikel
didistribusikan dalam media koloid tidak menetap jika dibiarkan tetap. Larutan koloid yang
bening atau buram. Kadang-kadang partikel dalam koloid dapat dipisahkan dengan
sentrifugasi atau koagulasi. Misalnya, protein dalam susu yang dikoagulasi dengan panas atau
ditambahkan asam.

5
Suspensi
Suspensi merupakan campuran zat heterogen (Misalnya: air berlumpur, tepung
dilarutkan dalam air). Ada dua komponen dalam suspensi, bahan yang tersebar dan media
dispersi. Ada partikel padat yang lebih besar (bahan terdispersi) didistribusikan dalam media
pendispersi. Media bisa menjadi cair, gas atau padat.
Namun, bahan tersebar biasanya padat. Namun, jika suspensi diperbolehkan untuk
berdiri diam selama beberapa waktu, partikel dapat menjadi turun ke bawah. Dengan
pengadukan, suspensi dapat dibentuk lagi. Partikel-partikel dalam suspensi akan terlihat
dengan mata telanjang, dan melalui filtrasi mereka dapat dipisahkan. Karena partikel yang
lebih besar, suspensi cenderung buram dan tidak transparan, karena mereka tidak
memancarkan cahaya.
Perbedaan larutan, Suspensi dan Koloid
1. Partikel dalam koloid sering lebih besar dari partikel zat terlarut dalam suatu larutan.
2. Larutan adalah benar-benar homogen dibandingkan dengan koloid, yang juga bisa
menjadi campuran heterogen.
3. Campuran koloid tampak buram atau transparan, tetapi larutan adalah transparan.
4. Suspensi merupakan campuran heterogen, namun koloid bisa homogen atau
heterogen.
5. Perbedaan utama antara suspensi dan koloid adalah diameter partikel yang tersebar;
partikel dalam suspensi lebih besar dari partikel dalam koloid.
6. Partikel dalam suspensi dapat menetap di bawah pengaruh gravitasi, jika terganggu.
Namun partikel dalam koloid tidak menetap dalam kondisi normal. Namun, dengan
kekuatan tambahan endapan dapat diperoleh, seperti di sentrifugasi.
7. Partikel dalam suspensi tidak bisa melewati kertas saring, namun partikel koloid bisa.
Koloid dapat menghamburkan cahaya, dan suspensi tidak memancarkan cahaya. Oleh karena
itu, koloid bisa buram atau tembus, tapi suspensi buram.

2.2 JENIS KOLOID

Sistem koloid tersusun atas fase terdispersi dan fase pendispersi. Fase terdispersi
maupun fase pendispersi dapat berupa gas, cair, atau padat. Tetapi campuran gas dengan gas
tidak membentuk sistem koloid, sebab semua gas akan bercampur homogen dalam segala
perbandingan. Jenis-jenis koloid dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: sol, emulsi, dan buih.

1. Sol
Sol adalah jenis koloid yang memiliki fase terdispersi padat. Sol dibedakan menjadi 3 jenis,
yaitu:

 Sol padat, ditandai dengan adanya fase pendispersi padat. Contoh koloid sol padat
yaitu intan, paduan logam, dan gelas berwarna
 Sol cair, ditandai dengan adanya fase pendispersi cair. Contoh koloid sol cair yaitu
tinta, tanah liat, cat, dan tepung dalam air.
 Sol gas atau aerosol, ditandai dengan adanya fase pendispersi gas. Contoh koloid sol
gas atau aerosol yaitu asap dan debu di udara.

6
2. Emulsi
Emulsi adalah jenis koloid yang memiliki fase terdispersi cair. Emulsi dibedakan menjadi 3
jenis, yaitu:
 Emulsi padat atau gel, ditandai dengan adanya fase pendispersi padat. Contoh koloid
emulsi padat yaitu, mentega, keju, agar-agar.
 Emulsi cair atau emulsi, ditandai dengan adanya fase pendispersi cair. Contoh koloid
emulsi cair yaitu, mayones, susu, dan krim tangan.
 Emusli gas atau aerosol cair, ditandai dengan adanya fase pendispersi gas. Contoh
koloid emulsi gas atau aerosol cair yaitu, kabut, hairspray, dan awan.

3. Buih
Buih adalah jenis koloid yang memiliki fase terdispersi cair. Buih dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu:
 Buih padat, yang memiliki fase pendispersi padat. Contoh koloid buih padat yaitu
karet busa, batu apung, dan styrofoam.
 Buih cair, yang memiliki fase pendispersi cair. Contoh koloid buih cair yaitu putih
telur dan buih sabun.

2.3 SIFAT SIFAT KOLOID


1. Efek Tyndall
Efek tyndal adalah penghamburan cahaya ketika mengenai koloid. Misalnya adalah
penghamburan cayara matahari atau lampu mobil ketika mengenai kabut. Kabut adalah
koloid dengan bentuk aerosol, yaitu fase terdispersi cair (air) dengan medium pendispersi
gas (udara)
2. Gerak Brown
Adalah gerak tidak beraturan partikel terdispersi di koloid. Misalnya adalah gerakan pasir
yang terlarut sebagai koloid di air mentah.
3. Muatan Koloid
Partikel di dalam koloid memiliki muatan. Muatan ini menjaga partikel terdispersi agar
stabil sehingga tidak menggumpal.
4. Adsorpsi Koloid
Adalah penyerapan partikel terdispersi koloid. Sifat ini dimanfaatkan untuk pengobatan
penyakit perut dengan norit. Ini karena kandungan karbon aktif dinorit dapat menyerap
partikel terdispersi di koloid yaitu larutan lambung.
5. Koagulasi Koloid
 Koagulasi adalah penggumpala koloid karena muatan partikel terdispersinya hilang. Ini
misalnya adalah penjernihan air dengan menggumpalkan kotoran terdispersi di dalamnya
dengan menggunakan tawas.

7
6. Dialisis
Adalah perbedaan kemampuan partikel terdispersi dan medium pendispersi dalam
melewati membran semi permeable. Ini misalnya adalah penjernihan darah bagi orang
gagal ginjal, dengan melewatkan darah ke membrane sehingga kotoran darah basuk ke
membran dan darah bisa bersih
7. Elektroforesis
Adalah sifat koloid dimana partikel terdispersi yang memiliki muatan tadi bergerak
dengan kecepatan beda ketika koloid dialiri arus listrik, karena ukuran dan muatan yang
berbeda. Contohnya adalah pemisahan protein di darah berdasarkan ukurannya. Darah
adalah koloid dengan partikel terdispersi berbagai protein termasuk DNA.

2.4 PEMBUATAN KOLOID

1. Pembuatan Koloid Dengan Cara Kondensasi

Pada cara ini, partikel-partikel kecil (partikel larutan) bergabung menjadi partikel-partikel
yang lebih besar (partikel koloid), yang dapat dilakukan melalui:

 Reaksi redoks

Contoh: pembuatan sol belerang

2H2S(g) + SO2(aq) → 3S(koloid) + 2H2O(l)

 Hidrolisis

Contoh: pembuatan sol Fe(OH)3 dengan menambahkan larutan FeCl3 ke dalam air mendidih

FeCl3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)

 Dekomposisi rangkap

Contoh: pembuatan sol AgCl

AgNO3(aq) + HCl(aq) → AgCl(koloid) + HNO3(aq)

8
 Penggantian pelarut

Contoh: bila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol akan terbentuk suatu
koloid berupa gel

2. Pembuatan Koloid Dengan Cara Dispersi

Pada cara ini, partikel-partikel besar (partikel suspensi) dipecah menjadi partikel-partikel
yang lebih kecil (partikel koloid), yang dapat dilakukan melalui:

 Cara mekanik

Pada cara ini, butiran-butiran kasar digerus ataupun digiling dengan penggiling koloid hingga
tingkat kehalusan tertentu lalu diaduk dalam medium pendispersi. Contoh: sol belerang dapat
dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan gula pasir, kemudian serbuk
yang sudah halus tersebut dicampur dengan air.

 Cara peptisasi

Pada cara ini, partikel-partikel besar dipecah dengan bantuan zat pemeptisasi (pemecah).
Contoh: endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3; endapan NiS oleh H2S; dan agar-agar
dipeptisasi oleh air.

 Cara busur Bredig

Cara ini digunakan untuk membuat sol-sol logam seperti Ag, Au, dan Pt. Logam yang akan
dijadikan koloid digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan dalam medium pendispersi
lalu kedua ujung elektroda diberi loncatan listrik

9
BAB  III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
o      Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang melalui sistem
koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini disebut efek Tyndall.
o      Jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata partikel koloid senantiasa bergerak dengan gerak
patah-patah yang disebut gerak Brown. Gerak Brown terjadi karena tumbukan tak simetris
antara molekul medium dengan partikel koloid.
o      Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh karena luas
permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar.
o      Adsorpsi ion-ion oleh partikel koloid membuat partikel koloid menjadi bermuatan listrik.
Muatan koloid menyebabkan gaya tolak-menolak di antara partikel koloid, sehingga menjadi
stabil (tidak mengalami sedimentasi).
o      Muatan partikel koloid dapat ditunjukkan dengan elektroforesis, yaitu pergerakan partikel
koloid dalam medan listrik.
o      Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi karena berbagai hal,
misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan elekrolit  akan menetralkan muatan
koloid, sehingga faktor yang menstabilkannya hilang.
o      Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob.
Koloid liofil mempunyai interaksi yang kuat dengan mediumnya; sebaliknya, pada koloid
liofob interaksinya tersebut tidak ada
o      Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi. Pada cara dispersi, bahan kasar
dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium dispersinya. Pada cara kondensasi,
koloid dibuat dari larutan di mana atom atau molekul mengalami agregasi (pengelompokan),
sehingga menjadi partikel koloid.
o      Asbut adalah suatu bentuk pencemaran yang merupakan sistem koloid

10
DAFTAR PUSTAKA

Purba, Michael.2010.Kimia Untuk SMA Kelas XI . Jakarta: ERLANGGA

Parning, dkk. 2006. Kimia SMA Kelas XI Semester Kedua. Jakarta : Yudhistira.

Suharsini, Maria. 2005. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganesa Exact.

https://materikimia.com/jenis-jenis-koloid-dan-contohnya/
https://usaha321.net/perbedaan-larutan-koloid-dan-suspensi.html
https://brainly.co.id/tugas/2762952

11

Anda mungkin juga menyukai