Anda di halaman 1dari 16

BIMBINGAN KONSELING

FORMAT KEGIATAN BK

Dosen Pengampu :

Frischa Meivilona Yendi, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 11 :

ELSHA GITA FITRIANI 17018072

GITO RUSDIANTO 17018077

GEMA MILLENIA PANI 17018105

REZY HIDAYATI 17018156

UNIVERSTITAS NEGERI PADANG

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Atas segala kemudahan yang diberikan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang diharapkan dapat bermanfaat
bagi para pembaca.
Ucapan terimakasih dosen penbimbing yang telah memberikan doronngan dan
bimbingan untuk penyelesaian tugas ini dengan sebaik-baiknya. Ucapan terimakasih
juga penulis ucapkan kepada kedua orang tua, kakak dan adik penulis yang telas
memotivasi dan ikut berpartisipasi.
Makalah ini dibuat dalam rangka penyelesaian tugas mata kuliah Bimbingan
Konseling. Konsep kajian makalah ini disusun dengan efektif dan menarik serta
beruntun mulai dari latar belakang hingga penyelesaian tugas berupa kesimpulan.
Sistematika penyajiannya diharapkan dapat memberikan pemahaman yang maksimal.
Waktu, tenaga,pikiran yang telah kami berikan agar makalah ini selesai dengan
baik. Namun, dalam usaha yang maksimal tersebut penulis menyadari tiada gading
yang tak retak. Saran dan kritikan yang konstruktif sangat diharapkan untuk
perbaikan makalah ini selanjutnya.

Padang, 20 April 2019

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................2

C. Tujuan Penulisan................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Format Kegiatan Klasikal...................................................................................3

B. Format Kegiatan Kelompok...............................................................................5

C. Format Kegiatan Individual................................................................................5

D. Format Kegiatan Lapangan................................................................................7

E. Format Kegiatan Jarak Jauh...............................................................................8

F. Format Kegiatan Kolaboratif............................................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................11

B. Saran.................................................................................................................11

KEPUSTAKAAN.......................................................................................................12

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan pekerjaan pelayanan yang
professional, yang menguraikan pemahaman, penanganan dan penyikapan
tentang keadaan seseorang yang meliputi unsur kognisi, afeksi, dan
psikomotori.Pekerjaan ini sangat penting sekali dalam dunia pendidikan, agar
tercipta keserasian atau keharmonisan antara guru dengan siswa. Hal ini
sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 Ayat 1 dan 6 : Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,  kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya,
serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat ditentukan
oleh program yang dirancang oleh konselor. Program ini dirancang oleh
konselor dalam bentuk format kegiatan bimbingan konseling. Format ini
dibuat dalam berbagai bentuk yang mempunyai fungsi yang berbeda, baik itu
pelaksanaan, langkah-langkah dan serta tujuan dari bentuk format kegiatan
bimbingan konseling.
2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimakah bentuk format kegiatan klasikal bimbingan dan konseling ?
2. Bagaimakah bentuk format kegiatan kelompok bimbingan dan
konseling ?
3. Bagaimakah bentuk format kegiatan individual bimbingan dan
konseling ?
4. Bagaimakah bentuk format kegiatan lapangan bimbingan dan konseling ?
5. Bagaimakah bentuk format kegiatan jarak jauh bimbingan dan
konseling ?
6. Bagaimakah bentuk format kegiatan kolaboratif bimbingan dan
konseling ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuannya adalah untuk
mendeskripsikan
1. Bentuk Format kegiatan klasikal bimbingan dan konseling
2. Bentuk Format kegiatan kelompok bimbingan dan konseling
3. Bentuk Format kegiatan individual bimbingan dan konseling
4. Bentuk Format kegiatan lapangan bimbingan dan konseling
5. Bentuk Format kegiatan jarak jauh bimbingan dan konseling
6. Bntuk Format kegiatan kolaboratif bimbingan dan konseling
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Format Kegiatan Klasikal


Format kegiatan klasikal yaitu suatu kegiatan bimbingan dan
konseling yang melayani klien dalam satu kelas. Misalnya jika ada suatu
masalah yang timbul didalam suatu kelas, maka seorang konselor harus
berperan untuk dapat membantu menyelesaikan masalah yang sedang terjadi
tersebut, namun cara menyelesaikannya yaitu dengan cara dikumpulkan
semua klien yang ada didalalam kelas tersebut karena masalah yang dihadapi
itu akan didiskusikan secara bersama-sama dengan dibimbing oleh seorang
konselor tersebut.
Kegiatan layanan format klasikal bertujuan untuk memberi bantuan
kepada seluruh peserta didik atau klien melalui kegiatan penyiapan
pengalaman terstruktur agar klien memiliki kesadaran tentang diri dan
lingkungannya dan mampu mengembangkan keterampilan untuk
mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak
penyesuaian diri dengan lingkungan mampu memenuhi kebutuhan dan
menangani masalahnya dan mampu mengembangkan diri secara tumbuh dan
produktif. Layanan format klasikal memilih nilai efisiensi dalam kaitan
antara jumlah peserta didik atau klien yang dilayani dengan guru BK atau
konselor serta layanannya yang bersifat pencegahan, pemeliharaan dan
pengembangan.
Menurut Santoso (2011:139) bimbingan kelas (klasikal) adalah
program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak
langsung dengan para peserta didik di kelas. Secara terjadwal, konselor
memberikan pelayanan bimbingan kepada para peserta didik. Kegiatan
bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau brain storming (curah
4

pendapat). Layanan bimbingan klasikal mempunyai berbagai fungsi, antara


lain sebagai berikut :
a. Dapat terjadinya interaksi sehingga saling mengenal antara Guru
Bimbingan dan Konseling atau konselor dengan peserta didik atau
konseli
b. Dapat sebagai wadah atau adanya media terjadinya komunikasi
langsung antara Guru Bimbingan Konseling dengan peserta didik,
khusus bagi peserta didik dapat menyampaikan permasalahan
kelas atau pribadi atau curhat di kelas.
c. Dapat terjadinya kesempatan bagi Guru Bimbingan Konseling
melakukan tatap muka, wawancara dan observasi terhadap
kondisi peserta didik dan suasana belajar di kelas.
d. Sebagai upaya pemahaman terhadap peserta didik dan upaya
pencegahan, penyembuhan, perbaikan, pemeliharaan, dan
pengembangan pikiran, perasaan, dan kehendak serta prilaku
peserta didik.
Untuk dapat melaksanakan layanan bimbingan klasikal secara baik, ada
beberapa langkah yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
a. Melakukan pemahaman peserta didik ( menetukan kelas layanan,
menyiapkan instrument pemahaman peserta didik, pengumpulan
data, analisis data, dan merumuskan pemahaman ).
b. Menentukan kecenderungan kebutuhan layanan bimbingan
klasikal bagi peserta didik/konsli atas dasar hasil pemahaman
peserta didik.
c. Memilih metode dan teknik yang sesui untuk memberian layanan
bimbingan klasikal ( ceramah-diskusi; atau ceramah-simulasi-
diskusi, atau ceramah-tugas-diskusi ).
d. Persiapan pemberian layanan bimbingan klasikal dapat disiapkan
secara tertulis merupakan suatu bukti administrasi kegiatan,
dengan demikian materi layanannya disajikan secara terencana
5

dengan harapan mencapai hasil yang optimal, sebab disusun atas


dasar kebutuhan dan literature yang relevan.
e. Memilih sistematika persiapan yang dapat disusun oleh Guru
Bimbingan dan Konseling atau Konselor, dengan catatn telah
mencerminkan adanya kesiapan layanan bimbingan klasikal dan
persiapan diketahui oleh Koordinator Bimbingan dan Konseling
dan atau Kepala sekolah.
f. Mempersiapkan alat bantu untuk melaksanakan pemberian
layanan bimbingan klasikal sesuai dengan kebutuhan layanan.
g. Evaluasi pemberian layanan bimbingan klasikal perlu dilakukan
untuk mengetahui bagaimana proses, tepat tidaknya layanan yang
diberikan atau perkembangan sikap dan prilaku atau tingkat
ketercapaian tugas-tugas perkembangan. Secara umum aspek
yang dievaluasi meliputi : kesesuaian program dalam
pelaksanaan, keterlaksanaan program, hambatan-hambatan yang
dijumpai, dampak terhadap kegiatan belajar mengajar, dan respon
peserta didik personal sekolah, dan orang tua serta perubahan
perkembangan peserta didik ( tugas-tugas perkembangan ) atau
perkembangan belajar, pribadi, sosial, dan karirnya.
Format layanan klasikal terbagi dalam tiga bagian yaitu permulaan,
pencegahan dan akhir atau pendahuluan, inti dan penutup. Pada tahap
permulaan peserta didik melakukan review terhadap tujuan mencatat
perkembangan dan dikaitkan dengan kebiasaaan dalam kehidupan sehari-hari
peserta didik. Pada tahap pertengahan peserta didik belajar keterampilan dan
strategi baru yang bermanfaat dalam kehidupannya. Pada tahap akhir layanan
format klasikal konselor harus mampu mengajak peserta didik untuk
melakukan refleksi berbagai pengetahuan dalam membuat desain atas tujuan
yang diinginkan.
6

B. Format Kegiatan Kelompok


Format kegiatan kelompok yaitu suatu format kegiatan bimbingan dan
konseling yang melayani sejumlah klien dalam bentuk kelompok melalui
dinamika kelompok tersebut. Misalnya seorang konselor mengarahkan atau
membimbing klien dalam sejumlah kelompok, yang ketika ada permasalahan
diwaktu itu maka diselesaikan melalui secara kelompok, yang dibantu oleh
seorang konselor yang sudah prefesional.
Prayitno (2008: 61) bahwa “Bimbingan kelompok adalah memanfaatkan
dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling, bimbingan
kelompok lebih menekankan suatu upaya bimbingan kepada individu melalui
kelompok”.
Tujuan konseling kelompok meliputi:
a. Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang
banyak.
b. Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang
banyak.
c. Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota
kelompok.
d. Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok.

C. Format Kegiatan Individual


Layanan format individu merupakan format kegiatan BK yang
melayani siswa secara perorangan. Format ini memungkinkan peserta didik /
klien mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan atau
individu) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya.
Dalam format individual ini, seorang konselor hanya menuntaskan
pelayanan masalah yang dihadapi oleh seorang konselor tersebut, karena
dengan pormat laayanan individual inilah seorang konselor bisa memberikan
masukan-masukan, seperti memberikan masukan motivasi biar klien tersebut
bisa mendiri.
7

Format layanan individual ini akan diaplikasikan kedalam layanan


perorangan, yang mana seorang klien untuk menyelesaikan masalahnya
diperlukan dengan cara bertatap muka antara konselor dan klien.
Dan disinilah perlu pemahaman konselor tentang pemahaman individu
kliennya, yang mana Pemahaman individu merupakan awal dari kegiatan
bimbingan dan konseling. Tanpa adanya pemahaman terhadap individu,
sangat sulit bagi Guru Pembimbing untuk memberikan bantuan karena pada
dasarnya bimbingan adalah bantuan dalam rangka pengembangan pribadi.
Adapun hal-hal yang perlu dipahami dari seorang individu dalam rangka
pelaksanaan bimbingan dan konseling, adalah sebagai berikut :
1. Identitas diri, yaitu berbagai aspek yang secara langsung menjadi
keunikan pribadi
2. Kondisi jasmaniah dan kesehatan
3. Kapasitas ( umum/Intligensi dan khusus/Bakau) dan kecakapan
4. Sikap dan minat
5. Watak dan tempramen
6. Cita-cita sekolah dan pekerjaan
7. Aktivitas social
8. Hobi dan pengisian waktu luang
9. Kelebihan atau keluarbiasaan dan kelainan-kelainan yang dimiliki
10. Latar belakang keluarga siswa.

D. Format Kegiatan Lapangan


Format kegiatan BK adalah kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani kepentingan kliennya melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.
Contoh dari format lapangan seperti teknik orientasi dimana orientasi adalah
proses pengenalan lingkungan yang baru dan dalam teknik orientasi ini bisa
menggunakan format lapangan melalui kegiatan diluar kelas atau dilapangan
dalam rangka mengakses objek-objek tertentu yang menjadi isi layanan.
8

Tujuan dari format lapangan ini adalah agar klien atau peserta didik dapat
mengakses objek-objek tertentu yang menjadi isi layanan.
Dalam hal ini kegiatan bimbingan konseling lapangan, bisa kita lakukan
dengan cara Praktek Lapangan Bimbingan dan Konseling Luar Sekolah yaitu
disebut dengan PLBK Luar Sekolah. Maksud dari kegiatan ini adalah untuk
meningkatkan wawasan, keterampilan, dan sikap dari siswa atau klien
tersebut. Dan disilah konselor atau guru bisa memberikan bimbingan dan
konselingnya pada siswa atau kliennya tersebut.
Manfaat PLBK Luar Sekolah Bagi siswa tersebut adalah untuk dapat
mencegah dan mengatasi terjadinya masalah-masalah pribadinya dalam
bersosialisasi pada teman, guru, orang tua dan lain-lainnya, supaya anak
tersebut dapat menjadi siswa yang suka bersosialisasi pada dilinkungan
sekolah, dirumah dan masyarakat sekitar.

E. Format Kegiatan Jarak Jauh


Format jarak jauh merupakan format kegiatan BK yang melayani
kepentingan siswa melalui media dan atau saluran jarak jauh seperti surat dan
sarana elektronik. Tujuan dari format jarak jauh adalah untuk memudahkan
konselor dalam pengentasan masalah yang dialami peserta didik atau klien
juka terjadi jarak jauh maka dapat digunakan media seperti surat dan
elektronik misalnya handphone.
Disini Internet merupakan hal yang sangat dinikmati oleh orang dewasa,
orang yang berusia lanjut, remaja dan termasuk anak-anak. Salah satu layanan
Format kegiatan Jarak Jauh bimbingan dan konseling sebagai alat komunikasi
antara konselor dengan konseli adalah sebagai berikut :
1. Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Videoconference
Videoconference atau konferensi video merupakan bagian dari
dunia teleconference. Video conference dapat diartikan sesuai dengan
suku katanya, yaitu video = video, conference = konferensi, maka video
conference adalah konferensi video dimana data yang ditransmisikan
9

dalam bentuk video atau audiovisual. Videoconference adalah


telekomunikasi dengan menggunakan audio dan video sehingga terjadi
pertemuan ditempat yang berbeda-beda. Ini bisa berupa dua lokasi yang
berebeda (point to point) atau mengikutsertakan beberapa lokasi
sekaligus di dalam satu ruangan konferensi (multi-point).
Sudah tentunya untuk menjalankan layanan ini, pada masing-
masing sekolah disediakan sarana internet, komputer dengan camera
(webcam) atau laptop sebagai piranti utama untuk menjalankan
program ini.
Melalui video conference ini antar kosnelor serta siswa/ konseli
bisa bertatap muka secara langsung walaupun bersifat virtual, maka
bentuk layanan yang bisa diupayakan adalah tergantung kreasi dari
konselor itu sendiri. Bentuk layanan bimbingan dan konseling yang
bisa diupayakan yaitu: layanan konsultasi, layanan informasi, layanan
konseling individual, layanan konseling kelompok, beserta layanan lain
yang bisa dikembangkan oleh masing-masing konselor dan sesuai
dengan kebutuhan konseli.
2. Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Telepon
Pada prinspinya, kita hidup dalam dunia yang selalu
berkembang, istilah teelpon tidak asing lagi terdengar di telinga
kita. Bahkan benda tersebut sudah menjamur ke pelosok-pelosok
negeri sebagai alat komunikasi canggih jarak jauh. Dan telepon
merupakan pelayanan komunikasi yang sangat bagus dalam aspek
pelayanan bimbingan dan konseling, yang merupakan suatu cara
inovatif dalam mendukung sesuatu kegiatan layanan jarak jauh.
Telepon berasal dari suku kata “tele” artinya jauh dan
“phone” artinya suara. Jadi telepon adalah suara jarak jauh. Seperti
kita kenal di zaman yang semodern ini, bahwa telepon merupakan
barang elektronik yang mempermudah telewicara dan pengiriman
pesan secaraa otomatis. Dan oleh sebab itu, Layanan Bimbingan
10

dan Konseling jarak jauh, bukan saja bekembang tetapi sudah


banyak dipakai dan diminati oleh manusia seperti acara tv, vidio,
internet, telepon, dan sebagainya.

F. Format Kegiatan Kolaboratif


Format kegiatan Pendekatan Khusus/Kolaboratif yaitu format kegiatan
bimbingan dan konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui
pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan atau
masukan dan hal-hal yang bermanfaat kepada peserta didik tersebut.
Kolaboratif dalam kamus Bahasa Indonesia sama dengan kolaborasi.
Jadi, kolaborasi adalah suatu bentuk kerjasama, interaksi, kompromi
beberapa elemen yang terkait baik individu, lembaga dan atau pihak-pihak yang
terlibat secara langsung dan tidak langsung yang menerima akibat dan manfaat.
Nilai-nilai yang mendasari sebuah kolaborasi adalah tujuan yang sama,
kesamaan persepsi, kemauan untuk berproses, saling memberikan manfaat,
kejujuran, kasih sayang serta berbasis masyarakat.
Tujuan Kolaborasi adalah sebagai berikut :
1. Menjalin hubungan baik antar konselor, konseli serta pihak lain
sehingga ketika terjadi permasalahan, maka dibutuhkan pihak ahli
konselor untuk dapat melakukan penanganan bimbingan konseling.
2. Konselor mampu membantu siswa menyelesaikan masalah yang
dihadapi dengan baik.
3. Memberikan berbagai informasi bimbingan konseling yang
dibutuhkan konseli, melalui ahli-ahli lain.
11

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Format kegiatan klasikal yaitu suatu kegiatan bimbingan dan


konseling yang melayani klien dalam satu kelas, sedangkan Format kegiatan
kelompok yaitu suatu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani sejumlah klien dalam bentuk kelompok melalui dinamika kelompok
tersebut, sedangkan Format kegiatan individual Yaitu suatu format kegiatan
bimbingan dan konseling yang melayani klien secara perorangan, sedangkan
Format kegiatan lapangan yaitu kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani kepentingan kliennya melalui kegiatan diluar kelas atau lapangan,
sedangkan Format kegiatan Jarak Jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan
konseling yang melayani kepentingan siswa melalui media atau saluran jarak
jauh, seperti surat dan sarana elektronik, dan sedangkan Format kegiatan
Pendekatan Khusus/Kolaboratif yaitu format kegiatan bimbingan dan
konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan
kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan atau masukan dan
hal-hal yang bermanfaat kepada peserta didik tersebut.

B. Saran
Dari uraian tersebut di atas, asas bimbingan dan konseling merupakan
hal yang sangat penting yang harus dipegang teguh oleh para konselor/ guru
pembimbing dalam memberikan pelayanan pada konseli/ siswa.Maka dari itu
penulis dapat memberikan saran kepada semua pihak yang terlibat sebagai
pelaksana pendidikan atau bisa disebut sebagai seorang guru (pembimbing)
12

dan calon guru (mahasiswa jurusan pendidikan), agar tetap selalu


bertanggungjawab atas keberhasilan siswa dalam rangka mencetak
kepribadian yang luhur. Dan bagi calon guru diharapkan mencari refrensi lain
yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling, karena kami (penulis)
merasa isi makalah ini ada kekurangan.
KEPUSTAKAAN

Prayitno. 2008. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia


Indonesia.

Prayitno, dkk. 2014. Pembelajan melalui Pelayanan Bimbingan dan Konseling di


Satuan Pendidikan. Padang: UNP
.
Prayitno dan Erman Amti, 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan
Konseling. Jakarta:Rineka Cipta.

Santoso, Djoko Budi. 2011. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Malang:


Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Yusuf, Syamsu, dan A. Juntika Nurihsan. 2009 Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

12

Anda mungkin juga menyukai