Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DAMPAK COVID-19 TERHADAP PEREKONOMIAN

DISUSUN OLEH :

MISNARTI
NIM.

DOSEN PENGAMPU:

Dr. FAHMI OEMAR, SE,MM.Ak

UNIVERSITAS LANCANG KUNING


FAKULTAS PASCA SARJANAMAGISTER MANAJEMEN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul Dampak Covid-19 terhadap
Perekonomian.
Adapun Dampak Covid-19 terhadap Perekonomian ini telah penulis
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak,
sehingga dapat memperlancar pembuatan karya tulis ini. Untuk itu penulis tidak
lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh
karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-
lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada penulis.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang Dampak
Covid-19 terhadap Perekonomian dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga
dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Pkl. Kerinci, 21 September 2020


Penyusun

MISNARTI

i|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 1

BAB II. PEMBAHASAN............................................................................... 2


A. Covid-19.................................................................................................. 2
B. Dampak Covid-19 terhadap Perekonomian............................................ 2
C. Upaya Pemulihan Perekonomian pada masa Covid-19.......................... 4

BAB III. KESIMPULAN & SARAN............................................................ 9


A. Kesimpulan.............................................................................................. 9
B. Saran........................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 10

ii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hal terpenting dalam kehidupan manusia adalah kesehatan. Namun
yang terjadi di Indonesia saat ini adalah maraknya penyakit Covid-19 yang
disebabkan oleh virus corona yang mampu mengakibatkan kematian. Virus ini
terdeteksi muncul pertama kali di Wuhan China pada bulan Desember 2019.
Virus corona merupakan virus yang menyerang saluran pernafasan dan
menyebabkan demam tinggi, batuk, flu, sesak nafas serta nyeri tenggorokan.
Penyebaran virus ini sangatlah cepat hingga memakan banyak nyawa
di berbagai negara. Awal mulanya, warga Indonesia yang positif terkena virus
corona hanya 2 orang, namun penyebaran virus ini sangat cepat sehingga
setiap hari ada orang yang terkena atau terjangkit virus ini. Hingga pemerintah
mengambil keputusan untuk mempersiapkan rumah sakit daerah sebagai
rumah sakit rujukan bagi setiap orang yang terjangkit Covid-19.
Akibat dari maraknya virus corona ini mengakibatkan berbagai hal
yang baru hampir dikerjakan dari rumah, baik sekolah, kuliah, bekerja ataupun
aktivitas yang lainnya. Bahkan tempat beribadah pun sebagian telah ditutup
demi mengurangi penyebaran virus corona ini. Berbagai cara telah dilakukan
oleh pemerintah, seperti physical distancing (jaga jarak), lock down, bahkan di
beberapa daerah pun telah diberlakukan PSBB (pembatasan sosial berskala
besar). Namun masih banyak masyarakat yang tidak mematuhi peraturan
tersebut hingga akhirnya penyebaran virus ini berjalan sangat cepat.
Dengan demikian, dibutuhkan pemahaman yang intensif mengenai
virus corona serta cara menanggulanginya agar angka penyebaran tidak
semakin meningkat. Mengingat banyak sekali masyarakat yang masih
meremehkan adanya virus corona ini serta belum tersedianya vaksin yang
dapat membantu kesembuhan pasien karena masih dalam pencarian dan
penelitian oleh para ahli. Sehingga perlu untuk dikaji lebih dalam mengenai
permasalahan penanggulangan dan pencegahan Covid-19 ini.

1|Page
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana menanggulangi covid-19?
2. Bagaimana dampak covid-19 terhadap kondisi perekonomian?
3. Bagaimana upaya pemulihan ekonomi pada masa pandemi covid-19?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui cara menanggulangi covid-19
2. Untuk mengetahui hubungan covid-19 dengan perkekonomian
3. Untuk mengetahui dan memahami dampak covid-19 terhadap
perekonomian masyarakat
4. Upaya-upaya pemulihan ekonomi pada masa pandemic covid-19

2|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. COVID-19
Penyakit Coronavirus 2019 ( COVID-19 ) adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh sindrom pernafasan akut parah coronavirus 2 (SARS-
CoV-2). Ini pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di Wuhan, Hubei,
Cina, dan telah mengakibatkan pandemi yang sedang berlangsung. Pada 21
September 2020, lebih dari 30,9 juta kasus telah dilaporkan di 188 negara dan
wilayah dengan lebih dari 959.000 kematian ; lebih dari 21.1 juta orang telah
pulih.
Gejala umum termasuk demam, batuk, kelelahan, sesak napas atau
kesulitan bernapas, dan hilangnya penciuman dan rasa. Sementara kebanyakan
orang memiliki gejala ringan, beberapa orang mengembangkan sindrom
gangguan pernapasan akut (ARDS) yang mungkin dipicu oleh badai sitokin,
kegagalan multi-organ, syok septik, dan pembekuan darah. Masa inkubasi
dapat berkisar dari satu hingga empat belas hari.
Penyakit ini terutama menyebar di antara orang-orang saat mereka
berada dalam jarak dekat. Penyakit ini menyebar dengan sangat mudah dan
berkelanjutan, terutama melalui tetesan yang terkontaminasi yang dihasilkan
saat bernapas, batuk, bersin, berbicara dan bernyanyi. Banyak tetesan yang
lebih besar dengan cepat jatuh ke tanah, namun beberapa dapat tersuspensi di
udara sebagai aerosol, terutama di ruang dalam ruangan. Ini juga dapat
ditularkan melalui permukaan yang terkontaminasi, meskipun hal ini belum
dibuktikan secara meyakinkan. Penyakit ini dapat menyebar hingga dua hari
sebelum timbulnya gejala, dan dari orang yang tidak menunjukkan gejala.
Orang tetap menular dalam kasus sedang selama 7-12 hari, dan hingga dua
minggu dalam kasus yang parah. Metode standar diagnosis adalah dengan
real-time reverse transcription polymerase chain reaction (rRT-PCR) dari
swab nasofaring . Pencitraan CT dada juga dapat membantu untuk diagnosis
pada individu yang memiliki kecurigaan tinggi terhadap infeksi berdasarkan

3|Page
gejala dan faktor risiko, namun pedoman tidak merekomendasikan
penggunaannya untuk skrining rutin.
Gejala COVID-19 bervariasi, tetapi biasanya termasuk demam dan
batuk. Orang dengan infeksi yang sama mungkin memiliki gejala yang
berbeda, dan gejalanya dapat berubah seiring waktu. Misalnya, satu orang
mungkin mengalami demam tinggi, batuk, dan kelelahan, dan orang lain
mungkin mengalami demam rendah pada awal penyakit dan mengalami
kesulitan bernapas seminggu kemudian. Semua gejala COVID-19 tidak
spesifik , yang berarti juga terlihat pada beberapa penyakit lain. Demam
adalah gejala COVID-19 yang paling umum. Demam bisa tinggi atau rendah.
Kebanyakan orang dengan COVID-19 mengalami demam di beberapa titik.
Kebanyakan orang dengan COVID-19 juga mengalami batuk, yang bisa
berupa batuk kering atau batuk produktif . Gejala khas lainnya termasuk
kelelahan, sesak napas dan nyeri otot dan sendi . Beberapa gejala, seperti
kesulitan bernapas, lebih sering terjadi pada pasien yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit. Sesak napas cenderung berkembang di kemudian
hari saat sakit.
COVID-19 adalah penyakit baru, dan banyak detail penyebarannya
sedang diselidiki. Ini menyebar dari orang ke orang, melalui beberapa mode
berbeda, terutama ketika orang berada dalam jarak dekat satu sama lain. Ini
menyebar dengan sangat mudah dan berkelanjutan, dengan satu orang yang
terinfeksi umumnya menginfeksi antara 2 dan 3 orang lainnya. Ini lebih
menular daripada influenza, tetapi lebih ringan daripada campak. Penyakit ini
dapat ditularkan saat orang menunjukkan gejala, juga hingga dua hari sebelum
timbulnya gejala, dan bahkan jika seseorang tidak pernah menunjukkan gejala
(transmisi tanpa gejala ), tetapi tidak jelas seberapa sering hal ini terjadi.
Sebuah tinjauan sistematis baru-baru ini memperkirakan bahwa proporsi kasus
yang benar-benar asimtomatik berkisar antara 6% hingga 41%, dengan
beberapa batasan ("asimtomatik" tidak didefinisikan dengan baik). Sebuah
studi terbaru dari China dengan definisi yang jelas tentang infeksi tanpa gejala
memperkirakan proporsi sebesar 23%. Orang tetap menular dalam kasus

4|Page
sedang selama 7-12 hari, dan hingga dua minggu dalam kasus yang parah.
WHO merekomendasikan setidaknya 1 meter (3 kaki) jarak sosial; Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS merekomendasikan 2
meter (6 kaki).
WHO telah menerbitkan beberapa protokol pengujian untuk penyakit
tersebut. Metode standar pengujian adalah reaksi berantai polimerase
transkripsi balik secara real-time (rRT-PCR). Tes ini biasanya dilakukan pada
sampel pernapasan yang diperoleh dari usap nasofaring ; Namun, sampel usap
hidung atau sputum juga dapat digunakan. Hasil biasanya tersedia dalam
beberapa jam hingga dua hari. Tes darah dapat digunakan, tetapi tes ini
membutuhkan dua sampel darah yang diambil dengan jarak dua minggu, dan
hasilnya hanya memiliki sedikit nilai. Ilmuwan China mampu mengisolasi
strain virus corona dan mempublikasikan urutan genetik sehingga
laboratorium di seluruh dunia dapat secara mandiri mengembangkan tes
polymerase chain reaction (PCR) untuk mendeteksi infeksi oleh virus. Mulai 4
April 2020, tes antibodi (yang dapat mendeteksi infeksi aktif dan apakah
seseorang pernah terinfeksi di masa lalu) sedang dalam pengembangan, tetapi
belum digunakan secara luas. Tes antibodi mungkin paling akurat 2–3 minggu
setelah gejala mulai muncul. Pengalaman Cina dengan pengujian
menunjukkan keakuratannya hanya 60 sampai 70%. Badan Pengawas Obat
dan Makanan AS (FDA) menyetujui tes tempat perawatan pertama pada 21
Maret 2020 untuk digunakan pada akhir bulan itu. Tidak adanya atau ada
tanda dan gejala COVID-19 saja tidak cukup dapat diandalkan untuk
diagnosis yang akurat. Skor klinis yang berbeda dibuat berdasarkan gejala,
parameter laboratorium, dan pencitraan untuk menentukan pasien dengan
kemungkinan infeksi SARS-CoV-2 atau stadium COVID-19 yang lebih parah.

B. DAMPAK COVID-19 TERHADAP PEREKONOMIAN


Indonesia mengonfirmasi kasus pertama infeksi virus corona
penyebab Covid-19 pada awal Maret 2020. Sejak itu, berbagai upaya
penanggulangan dilakukan pemerintah untuk meredam dampak dari pandemi

5|Page
Covid-19 di berbagai sektor. Hampir seluruh sektor terdampak, tak hanya
kesehatan. Sektor ekonomi juga mengalami dampak serius akibat pandemi
virus corona. Pembatasan aktivitas masyarakat berpengaruh pada aktivitas
bisnis yang kemudian berimbas pada perekonomian. Laporan Badan Pusat
Statistik (BPS) Agustus ini menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada kuartal II 2020 minus 5,32 persen. Sebelumnya, pada kuartal I 2020,
BPS melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh
sebesar 2,97 persen, turun jauh dari pertumbuhan sebesar 5,02 persen pada
periode yang sama 2019 lalu. Kinerja ekonomi yang melemah ini turut pula
berdampak pada situasi ketenagakerjaan di Indonesia.
Terhambatnya aktivitas perekonomian secara otomatis membuat
pelaku usaha melakukan efisiensi untuk menekan kerugian, Akibatnya,
banyak pekerja yang dirumahkan atau bahkan diberhentikan (PHK).
Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) per 7 April 2020,
akibat pandemi Covid-19, tercatat sebanyak 39.977 perusahaan di sektor
formal yang memilih merumahkan, dan melakukan PHK terhadap pekerjanya.
Total ada 1.010.579 orang pekerja yang terkena dampak ini. Rinciannya,
873.090 pekerja dari 17.224 perusahaan dirumahkan, sedangkan 137.489
pekerja di-PHK dari 22.753 perusahaan. Sementara itu, jumlah perusahaan
dan tenaga kerja terdampak di sektor informal adalah sebanyak 34.453
perusahaan dan 189.452 orang pekerja. Namun, dalam catatan kebijakannya,
tim riset SMERU menyebut bahwa angka ini belum menggambarkan tingkat
pengangguran secara keseluruhan karena belum memasukkan pengangguran
dari sektor informal dan angkatan kerja baru yang masih menganggur.
Ada 4 poin utama yang akan mendorong terjadinya perubahan lanskap
pasar tenaga kerja pasca krisis ekonomi dan pandemi Covid-19, yaitu:
1. Tingkat penyerapan tenaga kerja tidak akan sebesar jumlah tenaga kerja
yang terkena PHK. Selisih tenaga kerja yang tidak terserap ini, kemudian
akan masuk ke dalam kelompok pengangguran. Kemungkinan besar
pengangguran, baik angkatan kerja baru dan mereka yang ter-PHK karena
krisis, akan bekerja pada sektor-sektor informal.

6|Page
2. perusahaan hanya akan merekrut tenaga kerja yang memiliki produktivitas
tinggi dan mampu mengerjakan beberapa tugas sekaligus (multitasking).
3. Lapangan usaha yang akan berkembang pasca pandemi Covid-19 adalah
usaha yang berhubungan dengan teknologi. Tenaga kerja yang dibutuhkan
juga adalah tenaga kerja yang memiliki kemampuan di bidang teknologi.
Hal ini terbukti dengan terjadinya pergeseran pola kerja selama pandemi.
Jika sebelumnya pekerja diharapkan untuk bekerja di tempat kerja, maka
selama pandemi ini perusahaan juga pekerja harus beradaptasi untuk
mengurangi aktivitas mereka, terutama yang melibatkan bertemunya
banyak orang. Salah satu caranya adalah dengan penerapan pola kerja
work from home (WFH).
4. Sistem alih daya (outsourcing) dan pekerja kontrak akan lebih diminati
oleh pelaku usaha. Sebab, keduanya memberikan fleksibilitas tinggi
kepada perusahaan dalam hubungannya dengan tenaga kerja. Fleksibilitas
yang dimaksud adalah hubungan ketenagakerjaan yang non-standard
seperti tenaga kerja paruh waktu atau tenaga kerja dengan kontrak harian.
Fleksibilitas ini dinilai menjadi menarik bagi para pelaku usaha untuk
mengimbangi dengan situasi dunia usaha yang masih dinamis di masa
mendatang.

C. UPAYA PEMULIHAN PEREKONOMIAN PADA MASA COVID-19


Penanganan Covid-19 tidak bisa lagi dipisah dengan upaya pemulihan
ekonomi. Condong ke salah satunya bisa berdampak buruk terhadap
ketahanan negara. Suka tidak suka, pandemi Covid-19 merupakan kenyataan
yang sedang dihadapi Indonesia dan dunia internasional. Masyarakat dan
pemerintah harus menyesuaikan diri. Pemulihan ekonomi tidak bisa lagi
menunggu pandemi berakhir. Aspek kesehatan dan ekonomi harus ditangani
secara paralel.
Karena itu, presiden mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres)
Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan
Ekonomi Nasional. Komite tersebut menggantikan gugus tugas percepatan

7|Page
penanganan Covid-19 sebelumnya. Covid harus dilawan tetapi ekonomi kita
harus tumbuh. Upaya pemulihan ekonomi dilakukan dengan melakukan
belanja-belanja pemerintah dalam penanganan Covid sekaligus dipakai untuk
mengatasi masalah ekonomi. Penanganan tidak bisa hanya dari sisi kesehatan.
Jika mengorbankan aspek ekonomi, dampaknya dua kali lipat. Semakin lama
kemampuan keuangan kita akan melemah untuk memperkuat sistem
kesehatan. Penanganan Covid-19 membutuhkan anggaran sangat besar. Mulai
dari pengadaan alat kesehatan, fasilitas rumah sakit, obat-obatan, vaksin,
hingga alat pelindung diri (APD) paramedis. ”Kalau keuangan melemah,
makin lemah juga kapasitas kita, maka akan semakin banyak lagi korban.
Dampak lainnya, ketika ekonomi melemah, krisis sosial bisa terjadi.
Saat hotel tutup, restoran tutup, pabrik dan pusat-pusat perekonomian tutup,
dampaknya jauh lebih dahsyat. Mungkin masyarakat akan lebih takut mati
kelaparan dibandingkan covid itu sendiri. Tapi bila hanya mengedepankan
aspek ekonomi saja juga tidak tepat. Apek kesehatan masyarakat
dipertaruhkan. Perjalanan penanganan Covid-19 membuat pemerintah
Indonesia banyak belajar. Mereka terus mencari pola penanganan yang tepat.
Pandemi ini sejak 1945 belum pernah, baru pemerintahan ini, bahkan ini
pandemi terluas dalam sejarah umat manusia. Karena benar-benar baru, 216
negara yang terdampak terus mencari format penanganan, termasuk Indonesia.
Kebijakan pemulihan ekonomi dilakukan dengan menerapkan paket stimulus
ekonomi dengan dana bisa sampai ratusan triliun, baik untuk menghidupkan
ekonomi sekala besar, kecil dan menengah. Bantuan juga bisa dalam bentuk
insentif kebijakan atau bantuan tunai.
Upaya konkrit yang dapat dilakukan adalah semaksimal mungkin
semua kepala daerah mencegah penyebaran Covid-19 dan dampak ekonomi
juga harus diperhatikan. Tujuannya, jangan sampai terlampau serius
memikirkan Korona tetapi tidak memikirkan ekonomi. Bisa jadi nanti selamat
dari Korona tapi kita akan keteteran dengan masalah yang lebih besar dalam
ekonomi.

8|Page
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus corona.
Virus ini menyerang saluran pernafasan. Gejala Covid-19 yang paling umum
adalah demam, kelelahan, dan batuk kering. Beberapa orang mungkin
mengalami sakit dan nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau
diare. Untuk proses penularan terjadi dari orang ke orang sehingga perlu
adanya pencegahan yang harus dilakukan.
Banyak dampak yang ditimbulkan dengan adanya covid-19 terhadap
perekonomian diantaranya melambatnya pertumbuhan ekonomi karena
aktivitas masyarakat terbatas dengan adanya pandemi ini. Hal ini disebabkan
factor Kesehatan masyarakat yang terganggu dan tentunya akan menyebabkan
melambatnya pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian antara Kesehatan dan
perekonomian harus berjalan beriringan.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah
perekonomian yang disebabkan covid-19 adalah dengan tetap memperhatikan
protocol Kesehatan selama pandemi. Selama masyarakat disiplin dalam
menerapkan protocol Kesehatan, maka angka penyebaran covid-19 dapat
ditekan dan dampaknya akan menyebabkan perkekonomian akan Kembali
bergeliat seperti sedia kala.

B. Saran
Saya berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
agar tertarik untuk terus dapat meningkatkan keingintahuannya terhadap
informasi baru yang bermanfaat. Demi kesempurnaan makalah ini, saya

9|Page
berharap kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun agar
makalah ini bisa lebih baik untuk ke depannya.

DAFTAR PUSTAKA

https://money.kompas.com/read/2020/05/10/091500226/perekonomian-indonesia-
pasca-pandemi-covid-19?page=all

https://rmco.id/baca-berita/ekonomi-bisnis/43489/hindari-resesi-pemulihan-ekonomi-
perlu-diikuti-upaya-menahan-laju-penyebaran-covid19

https://ekonomi.bisnis.com/read/20200907/9/1288237/dukung-pemulihan-ekonomi-
ini-deretan-stimulus-bagi-umkm-di-masa-pandemi

10 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai